Você está na página 1de 2

BAB I PENDAHULUAN

Anak adalah buah hati yang sangat berharga bagi setiap keluarga, sebagai pewaris dan penerus kedua orang tuanya. Sedangkan, seorang ibu adalah sosok yang penuh kasih sayang, apapun dikorbankan demi anaknya. Oleh karena itu, seorang anak harus mendapatkan perlindungan baik saat masih dalam kandungan maupun setelah dilahirkan. Namun, sekarang ini berita-berita tentang

ditemukannya bayi yang baru lahir dalam keadaan meninggal karena dibunuh oleh ibunya, seringkali dijumpai di media massa. Kasus pembunuhan terhadap bayi yang baru lahir telah dikenal sejak dahulu dan terjadi dimana saja. Firaun di zamannya telah memerintahkan membunuh setiap bayi laki-laki yg lahir, karena takut munculnya seorang raja baru. Pada zaman dahulu di tanah arab lazimnya terjadi setiap bayi perempuan yang dianggap membawa sial bagi

keluarganya.Masih banyak lagi alasan lain yang mendorong seseorang sampai hati merampas nyawa seorang bayi yang baru dilahirkan. Pembunuhan anak sendiri adalah suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa dimana kejahatan ini bersifat unik. Keunikan tersebut dikarenakan pelaku pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan tersebut adalah karena ibu kandungnya takut ketahuan bahwa dia telah melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut adalah hasil hubungan gelap. Selain itu, keunikan lainnya adalah saat dilakukannya tindakan menghilangkan nyawa anaknya, yaitu saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian. Patokannya dapat dilihat apakah sudah atau belum ada tanda-tanda perawatan, dibersihkan, dipotong tali pusat, atau diberikan pakaian. Kematian bayi yang terjadi di Indonesia bisa dimasukan ke dalam kategori Kinderdoodslag yaitu tanpa rencana atau Kindermoord yaitu dengan rencana, tergantung dari motif tersangka yang bukan lain adalah ibu kandungnya sendiri saat melakukan pembunuhan bayi. Pembunuhan bayi yang dilakukan dengan rencana dan dilakukan lebih dari 24 jam setelah bayi lahir maka disebut

pembunuhan bayi biasa sedangkan pembunuhan tanpa rencana yang dilakukan kurang dari 24 jam setelah bayi lahir maka disebut dengan infanticide. Saat dilakukannya kejahatan tersebut, dikaitkan dengan keadaan mental emosional dari ibu, seperti rasa malu, takut, benci, serta rasa nyeri bercampur aduk menjadi satu sehingga perbuatannya dianggap dilakukan tidak dalam keadaan mental yang tenang, sadar, serta dengan perhitungan yang matang. Untuk dapat menuntut seorang ibu telah melakukan tindak pidana pembunuhan anak sendiri, haruslah terbukti bahwa bayi tersebut hidup pada saat dilahirkan. Sebagai dokter forensik, dokter yang melakukan investigasi dari kasus yang diduga sebagai infanticide harus menentukan jawaban dari beberapa pertanyaan ini: (1) apakah bayi itu viable? (2) apakah lahir hidup yang ditentukan dari kenyataan bahwa bayi tersebut bernafas setelah dilahirkan? (3) tanda-tanda perwatan? (4). Apakah penyebab kematian. Kasus-kasus PEMBUNUHAN ANAK dapat dihubungkan dengan pasal 341, 342, dan 343 KUHP. Pemeriksaan terhadap wanita tersangka meliputi adanya bekas-bekas kehamilan, adanya bekas-bekas persalinan,dan adanya hubungan genetik antara suspek dan korban.

Você também pode gostar