Você está na página 1de 14

1

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan
memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam
kepada seluruh umat manusia Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah
di tengah-tengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi
hidup setiap manusia Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad
saw, untuk menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah, jalan keselamatan
dunia akherat.
Disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.Keharusan
tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah yang merupakan tugas sebagai manusia
Muslim sudah tercantum dalam kitab suci al-Quran surat al- Imron ayat 104
Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang
mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.Dalam melaksanakan tugas
untuk mengajak manusia ke jalan Allah,tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan, seringkali jalan yangditempuh tidak mulus, dan selalu menemui hambatan
dan rintangan.
Untuk itu dalam melaksanakan dakwah Islamiyah, diperlukan adanya
siasat cermat dan strategi dakwah yang jitu, diantaranya dengan memahami
kondisi madu yang dihadapi, dengan begitu dakwah yang kita sampaikan akan
mudah diterima oleh madu. Untuk menunjang keberhasilan dakwah, perlu
diusahakan usaha-usaha yang cepat dan konkrit, baik dalam bentuk metode atau
alat yang akan dipakai untuk berdakwah. Salah satu usaha untuk dapat memenuhi
harapan itu, yang perlu diperhatikan adalah semakin lajunya ilmu pengetahuan
dan tehnologi.


2

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan makalah ini akan
difokuskan pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat pendidikan Islam (pengertian, tujuan, karakteristik, dsb)?
2. Mengapa diperlukan pendidikan Islam?
3. Bagaimana langkah-langkah menanamkan pendidikan Islam?
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui dan memahami hakikat dari pendidikan islam.
2. Mengetahui dan memahami sangat diperlukannya pendidikan islam.
3. Mengetahui langkah- langkah menanamkan pendidikan islam











3

BAB II
Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam
2.1 Sumber dan Metode Ilmu
Kehidupan agama islam di panggung sejarah peradaban manusia memiliki
arti tersendiri, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Islam memberi warna-
warna khas corak peradaban yang diwarisi Romawi-Yunani yang pernah berjaya
selama satu melenium sebelumnya. Walaupun pada awalnya karakteristik ini tidak
mudah bekerja,karena pengaruh peradaban helenisme yang begitu kuat namun
dalam waktu yang tidak begitu panjang akhirnya kaum muslimin dapat
memainkan sendiri peran peradaban yang unik selama beberapa abad. Ilmu dalam
islam berdasarkan paham kesatupaduan yang merupakan inti wahyu Allah swt.
Sebangaimana seni islam murni yang melahirkan bentuk plastis yang dapat
membuat orang merenungkan keesaan ilahi, begitu pula semua Ilmu. Yang pantas
disebut bersifat islam menujukkan kesatupaduan alam. Tujuan dari semua ilmu
dikembangkan berdasarkan islam ialah untuk menunjukkan kesatupaduan yang
saling berhubungan dari segala yang ada dengan merenungkan kesatupaduan alam
orang dapat menunjukkan arah keagungan dan keesaan ilahi.
Sebelum Nabi Muhammad saw. Diutus untuk menjalankan
danmenyebarkan risalah-Nya, sumber-sumber dari dunia ilmu pengetahuan
hanyalah pengembaraan akal yang dikuasai oleh naluri dalam berbangai nafsu
manusia. Dengan berbekal hal ini manusia mengembangkanpemikiran
induktifnyadan kemudian melahirkan karya-karya yang dianggap besar pada
zamannya. Namun demikian pengaruh-pengaruh pemikiran mitos masih saja
bekerja dan meliputi batas-batas yang telah digariskan.
Turunnya wahyu Allah swt. Kepada Nabi Muhammad saw. Membawa
semangat baru bagi dunia ilmu pengetahuan. Ditinjau dari peranan kewahyuan
dalam kehidupan manusia, sebenarnya apa yang terjadi pada diri beliau bukanlah
suatu hal yang baru. Para nabi Allah sebelumnya pernah berutus ke


4

berbangaigenerasi manusia dalam satu kurun waktu yang sangat panjang namun
keunikan ajaran Islam yang membawa Nabi Muhammad saw. Membawa
semangat baru memecahkan kebekuan zaman. Lahirnya islam membawa manusia
kepada sumber-sumber pengetahuan lain dengan tujuan baru,yakni lahirnya tradisi
intelek induktif.

)_C)ON6Ec4Lg4C-47O)-
E-EO)4jgO^_/4EO4
E-4lE4C_+O^^O-O4^-
4-'4CEl)4O)+O^^_
O>4N]7 a 7/E*NOjgE+^)@
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di
segenap ufuk dan pada diri merekan sendiri, sehingga jelaskan bagi mereka
bahwa Al-quan itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi
kamu)bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. (Fus Silat, 41:53)

Alquran menganggap anfus (ego) dan afak (dunia) sebagai sumber
pengetahuaan. Tahun menampakkan tanda-tanda-Nya dalam pengalaman batin
dan juga pengalaman lahir. Pengalaman lahir. Ilmu dalam Islam memiliki
kapasitas yang sangat luas karena ditimbang dari berbangai sisi pengalaman ini.
Pengalaman batin merupakan pengembaraan manusia terhadap seluruh potensi
jiwa dan inteleknya yang atmosfernya telah dipenuhi oleh nuansa wahyu ilahi.
Sedangkan Alquran membimbing pengalaman manusia ke arah objek alam dan
sejarah
Alquran melihat tanda-tanda kebenaran dalam matahari,bulan,
pemandangan banyang-banyang, pengantian malam dan siang, aneka macam
warna kulit dan bahasa manusia, dan peredaran sejarah di antara bangsa-bangsa
sebangai mana disebut dalam surat Ali Imran, 3:140. Pengarahan kepada objek
yang konkret ini telah melahirkan tradisi induksi yang kritis, dinamis dan intelek.


5

Metode ini melepaskan ilmuwan muslimin dari kungkungan pengaruh filsafat
yunani.
Jelas bahwa kebudayaan islam yang diarahkan kepada yang konkret dan
terbatas dan yang telah melahirkan metodi observasi dan eksperimen bukanlah
sebuah hasil kompromi dengan pikiran Yunani. Oleh karna itu, setelah melalui
pergulatan panjang, ilmuan muslim dan akhirnya mampu memperbaiki dan
mengoreksi karya-karya Yunani. Ilmu-ilmu muslimin memiliki jati diri yang
tegas. Ibn haysam (Alhazen) mengkritik teori penglihatan yunani,dan ibn khaldun
meletakkan landasan filsafat sejarah yang kokoh. Dalam kaitan ini salah besar jika
ada pendapat yang menyatakan. Teori-teori ibn khaldun lahir dari satu sisi saja,
pengalaman batin beliau dalam menghayati Alquran telah mempengruh cara
berpikirnya. Ini terlihat jelas dari pencantuman ayat-ayat yang senantiasa
menghiasi akhir pembahasan pada tiap-tiap bab dari bukunya yang terkenal
Muqqadimah.

2.2 Keterbatasan Ilmu
Manusia diberi anugerah oleh Allah dengan alat-alat kognitif yang alami
terpasang pada dirinya. Dengan alat ini manusia mengadakan observasi,
eksperimentasi, dan rasionalisasi.

+.-47E_4Ou=}g)`pO7C+
7gE_E`q]OUu>6*^OE
-EE_4N7E7;OO-4O=
-4EEg*^-47+UE
]NO7;=>^_g
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan yang tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia berikamu pendengeran, penglihatan dan hati
yang agar kamu bersyukur. (An-nahl, 16:78)


6

Namun demikian alat-alat ini bukanlah sesuatu yang sempurna dan tidak
memiliki cacat. Pandanganmata dan stuktur ingatan manusia memiliki
kemampuan terbatas yang dapat menyababkan distrosi baik dalam pengambilan
data beservasi,aksperimen, dan rasionalisasi.
;7_O-4O=^4l^-u->OE
U)UL4CEl^O)+O=^4l^-
4c~4O-4OOOEO^j
Kemudian pandangan sekalilagi niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu dengan tidak menemukan seuatu cacat dan penglihatan itu pun dalam
keadaan payah. (Al-Mulk, 67:4)
Kebenaran pengetahuan yang bisa dicapai manusia melalui alat-alat
kognisinya dengan demikian juga memiliki kelemahan atau kenisbian. Tingkat-
tingkat realitas yang didekati oleh ilmu pengetahuan juga menentukan kualitas
kebenaran yang dihasilkannya. Realitas yang bersifat-fisik dan kasar berada pada
tingkat yang mudah terjangkau oleh ilmu dibandingkan dengan realitas yang
sangat halus, rinci, dan abstrak seperti pada hukum-hukum alam. Buktinya, alam
telah bergerak bermiliyar-liyar tahun yang lalu, tapi baru seribu tahun manusia
mendeteksi keturunan demi keteraturannya dan baru satu abad manusia bicara
global berbangai hukum yang mengetahuinya kenyataan ini tergambar dalam
ayat:


ENO^~qE)4p+O^:>^@
g4`44p+O^:>^@_
Maka Aku besumpah dengan apa yang, kamu lihat dengan apa yang kamu
tidak lihat. (Al-Haaqaqah, 69:38-39)


7

4-UE=g4OEOO-)OO4)l
4EOg4+u4O>W
Dia menciptakan langit dan bumi tanpa tiang yang kamu melihatnya
....(luqman, 31:10)
Dalam kaitan ini sangat wajar jika sejarah ilmu pengetahuan manusia tidak
pernah akan berakhir. Menangkap segala hakikat alam semesta yang sangat luas
ini yang mustahil terjadi. Bahkan semakin banyak hal yang diketahui oleh para
ilmuwan semakin banyak pula pertanyaan baru yang muncul. Penemuan ilmiah
bagai tak habis-habisnya karena senantiasa dikoreksi atau dikoreksi dari zaman
kezaman.
_7O4^eE_4OE1}E`+7.4=4e-
O4]OgOUg_1)U4^_g
Kami tinggikan derajat orang yang kami hendaki dan diatas tiap-tiap orang
yang berpengetahuan itu ada lagi yang maha mengetahui (Yusuf, 12:76)
~O-4p~ENO4l^--41-Eg
`geE)UgO).4OEg4LNO
4:^-l~pEEL>eE)UE
O).4OO44Lu_g)-u1g
)-41E4`^_
Katakanlah: Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-
kaliamt Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). (Al-
Kahfi, 18:109)
Keterbatasan ilmu manusia tidak menghilangkan makna ayat-ayat Allah di
alam semesta yang diciptakan agar manusia dapat mengenal eksistensi-Nya.
Sesungguhnya pengalaman empiris yang sederhana sekalipun dapat mengantar


8

manusia kepada pangkuaan keberadaan Allah. Karena pada dasarnya manusia
memang telah memiliki potensi pengalaman batin yang mengalaminya secara
fitriah. Maka ayat-ayat Allah tetap relevan mengantarkan manusia kepada tauhid
dan dahulu hingga sekarang, dari zaman batu hingga pada zaman komputer.
Secara relatif semakin relatif ilmu seseorang akan mengantarkan kepada
penglihatan akan keberedaan dan keagungan Allah yang semakin dalam pula.


E^^)/E^C-.-;}g`jg14:
gNW-^EUN^-])-.-NOC
jG4NNOOEN^gg
sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambanya hanyalah
ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha pengampun.(faatir,
35:28)

2.3 Ilmu-ilmu Semu
Apakah untuk menyingkap ilmu berbangai fenomena alam yang ada akan
senantiasa membawa manusia kepada tujuan-tujuan islam? Apakah pendalaman
seseorang kepada sebuah cabang ilmu otomatis membawanya kepada
penghanyatan yang mendalam kepada kekuasaan dan keesaan Allah? Kenyataan
tidak demikian. Banyak orang yang mempelajari ilmu pengetahuan tetapi dirinya
bersikap sukarela. Tak terkesan sedikitpun kecenderungannya kepada islam. Ilmu-
ilmu seperti inilah yang disebut sebangai ilmu yang semua karena.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Allah swt. Menggambarkan bahwa fenomena
diatas disebabkan oleh beberapahal:

pertama, sikap apriori dari para pencuri ilmu dengan tidak menyakini bahwa
ajara-ajaran dari Allah swt. Dan berguna bagi kehidupan manusia didunia ini.



9

~W-NOO^--O4`O)V4O
EOO-^O-4_4`4/j_^
>e4CE-+O7O4-4}4NlO
~4pONLg`uNC^
katakanlah: perhatikan apa yang ada dilangit dan dibumi. Tidaklah
bermemfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul, yang memberi peringtan bagi
orang-orang yang tidak beriman.(Yunus, 10:101)


Kedua, sikap kesombongan terhadap kebenaran dengan membiarkan hawa nafsu
mengusai cara berfikir merika.
}4_/E@O>El44N1Og4O^-
4O4O=E4-_/4EOE7):4>
g4^Ug`~])OE-*.-4O-
OE+-'4=eu4lE>-
-47.-4Ou-Eu4Og~-.-E47
.~E}=}g`Ug^-4`El=}g`
*.-}g`]Oj44OO4^^g
Orang orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
agama mereka. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petujuk (yang
benar), Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti hawa nafsu (kemauan) mereka
setelah pengetahuan datang kepada kamu maka Allah tidak lagi menjadi
perlindungan dan penolong bagimu. (Al Baqarah, 2:120)
;74Lu_--O4^)O}
474O4^--EUg4pO
-@OE^_g


10

Sesungguhnya kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu
tetapi kebanyakan diantara kamu bend kebenaran itu. (Az-Zikhrul, 43:78)
*g^47.~E}E4+-4C-47LE
4O^lN`W-O7~-EOE-EOcg-
-)lG`^@W-EE_4Ogj.E
_uE4^OEc-4gO^
VU-+OUN4_OO^E-^OE
4p~EO4l4N4gO^^
-^j
maka tatkal ayat-ayat (muldjizat-muldjizat) kami yang jelas itu sampai kepada
mereka berkata mereka: ini adalah sihir yang nyata. Dan mereka menyingkarinya
karena kezaliman dan kesobongan (mereka) padahal hati mereka menyakini
(kebenaran)-nya.
Maka perhatikanlah betapa kesudahannya orang orang yang berbuat
kebinasaan.
(An-Nami, 27:13-14)

Ketiga, terbelengkungnya akal pikiran karena peniruan yang membabibatu
terhadap karya-karya pendahuluan (nenek moyang) mereka. Juga terbelengu
orang-orang yang memiliki otoritas terhadap diri mereka.

W-O7~4.E4+4O.^^)4Lu
C4L>E1Ec4^47.-4OE7
44^OwU=_EO):OO-^g_


11

dan mereka berkata: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah nenaati
pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari
jalan (yang benar).(Al-Ahzab, 33:67)
-O)41g~N_W-ON)l4>-.
4`44O^+.-W-O7~47)
:44^.4`4L^OE^gO^OU4N.
4^47.4-47O4]~E-
74.4-47]OUu4C6*^OE-
44p4-;_4C^_
Dan apabila dikatakan kepada mereka: ikutilah apa yang telah diturunkan
Allah. Mereka menjawab. (tidak) tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah
kami dapati dari (perbutan) apa mereka akan mengikuti juga? Walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu apapun yang tidak mendapat
petunjuk. (Al-Baqarah, 2:170)
Keempat, mengikuti persangkaan yang tidak memiliki landasan ilmiah yang
kokoh, hanya bersifat spekulatif bekala.
4`4e+OgO);}g`UgWp)4
pON)l+4C)O}--WEp)4O}
--/j_^NC=}g`--O4^-6
*^OE-^gg
Dan mereka tidak mempunyai sesuwatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka
tidak lain hnyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu
tidak berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. (An-Najm, 53:28)
2.4 Klasifikasi Ilmu
Upaya mengklasifikasi ilmu pengetahuan telah berlangsung selama
berabad-abad dikalangan ilmuwa muslim. Ilmuwan yunani telah melakukan upaya
ini yang kemudian dilanjutkan oleh ilmuwan peninjauan dan penghanyatan


12

terhadap ilmu-ilmuan nya berkembang. Di antaranya klasifikasi oleh Al-Kindi
(801-873M), Al Farabi (870-950 M), Al-Ghazali (1058-1111 M) dan ibn khaldun
(wafat 1406).
Pada dasarnya ilmu itu dibagi atas dua bagian besar yakni ilmu-ilmu
tanziliyah yaitu ilmu-ilmu yang dikembangkan akal manusia terkait dengan nilai-
nilai yang diturunkan Allah baik dalam kitabnya maupun hadis-hadis Rasullah
saw., dan ilmu-ilmu kauniyah yaitu ilmu-ilmu yang dikembangkan akal manusia
karena interaksinya dengan alam.
-Bersumber Alquran dan hadis, ilmu-ilmu tanziliyah telah berkembang
sedemikian rupa kedalam cabang-cabang yang sangat banyak di antara ulumul
Quran, ulumul hadis, usul flqh, tarikhul anbiya, sirah nabawiya, dan lain-lainnya.
Masing-masing ilmu tersebut melahirkan ilmu-ilmu, seperti dalam ulumul Quran
dan ilmu qiraat, ilmu asbabun nuzul, ilmu tajwid dan lain-lainnya.
-Bersumber pada ayat-ayat Allah swt. Di alam raya ini akan manusia melahirkan
banyak sekali cabang-cabang ilmu. Ilmu-ilmu yang terkait dengan benda-benda
mati melahirkan ilu kealaman, terkait dengan pribadi manusia melahirkan ilmu-
ilmu kemanusia (humaniora) dan terkait dengan antara manusia lahir ilmu-ilmu
sosial. Ilmu-ilmu kealaman melahirkan ilmu astronomi,fisika,kimia, biologi dan
lainnya. Ilmu-ilmu humaniora melahirkan fisikologi, bangsa dan lainnya. Ilmu-
ilmu sosial melahirkan ilmu politik,ekonomi,hukum dan lainnya.
Antara ilmu tanziliya dan kauniliyah tidak bisa dipisahkan karena
keduanya saling melengkapi bagi kehidupan manusia. Ilmu tanziliyah berfungsi
menuntun jalan kehidupan manusia,sedangkan ilmu kauniliyah menjadi sarana
manusia dalam memakmurkan alam ini. Kadangkala ayat-ayat Alquran atau teks-
teks hadis memberikan rangkasan bagi manusia untuk lebih menekuni lagi ilmu-
ilmu kauniyah. Sabaliknya ilmu-ilmu kauniyah memperkuat bukti-bukti
keagungan dan kebesaran ayat-ayat Allah.




13







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehidupan agama islam di panggung sejarah peradaban manusia memiliki
arti tersendiri,termasuk dalam ilmu pengetahuan .Islam memberi makna khas
corak perdaban yang diwarisi Romawi-Yunani yang pernah berjaya selama satu
milenium sebelumnya
Keterbatasan ilmu manusia tidak menghilangkan makna ayat-ayat Allah
dialam semesta yang diciptakan agar manusia dapat mengenal eksitensinya.
Pada dasarnya ilmu dibagi dua bagian besar yakni ilmu-ilmu tanziliyah
yaitu ilmu-ilmu dikembangkan akal manusia terkait dengan nilai-nilai yang
diturunkan Allah baik dalam kitapnya maupun hadis-hadis Rasulullah saw.

3.2 Saran


14

Setelah membahas Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam ini. Maka kami
berharap pendidikan islam lebih di utamakan dan di pelajari lebih mendalam,
khususnya dalam kehidupan sehari- hari dan menanamkannya pada generasi muda
agar syariat dan ajaran islam dapat di mengerti dan di pahami oleh generasi muda
dalam mengaplikasikannya didalam kehidupan sehari- hari





DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, H.A. Malik,Tauhid membina pribadi Muslim dan Masyarakat, Jakarta,
Al-Hidayah,1980

Ali, Muhammad Daud, Prof, S.H. Pendidikan Agama Islam, Jakarta,PT Raja
Grafindo Perkasa, 1980

Al-Bana, Hasan, Majmu ar-Rasail, Mesir, Daaru. Ad-Dawah,

Você também pode gostar

  • Cattembok: Kebanggaan Orang
    Cattembok: Kebanggaan Orang
    Documento4 páginas
    Cattembok: Kebanggaan Orang
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Deck®
    Deck®
    Documento2 páginas
    Deck®
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • R Deck®
    R Deck®
    Documento2 páginas
    R Deck®
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Ukuran 210 200 X 60cm: / Size
    Ukuran 210 200 X 60cm: / Size
    Documento2 páginas
    Ukuran 210 200 X 60cm: / Size
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Katalog Rumah
    Katalog Rumah
    Documento18 páginas
    Katalog Rumah
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Lembar
    Lembar
    Documento1 página
    Lembar
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • MAKALAH ASKEP KELUARGA
    MAKALAH ASKEP KELUARGA
    Documento58 páginas
    MAKALAH ASKEP KELUARGA
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Daftar
    Daftar
    Documento3 páginas
    Daftar
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Under
    Under
    Documento5 páginas
    Under
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Surat Pernyataan Ukm
    Surat Pernyataan Ukm
    Documento1 página
    Surat Pernyataan Ukm
    Gervisor Mulia
    Ainda não há avaliações
  • Daftar
    Daftar
    Documento2 páginas
    Daftar
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Draf
    Draf
    Documento8 páginas
    Draf
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Darkness
    Darkness
    Documento1 página
    Darkness
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Penerima Sepatu Bola
    Penerima Sepatu Bola
    Documento2 páginas
    Penerima Sepatu Bola
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • 4 .Desk
    4 .Desk
    Documento72 páginas
    4 .Desk
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Kuasa
    Kuasa
    Documento1 página
    Kuasa
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Cover Tugas Akhir
    Cover Tugas Akhir
    Documento1 página
    Cover Tugas Akhir
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Riwayat Hidup I. Personal Data
    Daftar Riwayat Hidup I. Personal Data
    Documento2 páginas
    Daftar Riwayat Hidup I. Personal Data
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Cover Charpy
    Cover Charpy
    Documento1 página
    Cover Charpy
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Spark Test
    Spark Test
    Documento1 página
    Spark Test
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Lembaran
    Lembaran
    Documento7 páginas
    Lembaran
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Bab V
    Bab V
    Documento1 página
    Bab V
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Documento1 página
    Abs Trak
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • La Farce
    La Farce
    Documento6 páginas
    La Farce
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Daftar
    Daftar
    Documento2 páginas
    Daftar
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • BAB L
    BAB L
    Documento3 páginas
    BAB L
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Cover Charpy
    Cover Charpy
    Documento1 página
    Cover Charpy
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka 1
    Daftar Pustaka 1
    Documento2 páginas
    Daftar Pustaka 1
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Mesjid
     Mesjid
    Documento15 páginas
    Mesjid
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações
  • Jenis
    Jenis
    Documento8 páginas
    Jenis
    Xi Imam
    Ainda não há avaliações