Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A3 BINTANG LINGKAN M CLAUDIA NATALIA Z MARTHA REGISNA S BEATRIX FLORA S FLAVIANUS ALVIN W AGRIPPINA P RICHARD MELDIAWAN CHE WAN NUR HAJAR
SKENARIO
Seorang dokter yang baru ditempatkan di puskesmas sedang mengevaluasi program KIA terutama gizi di Puskesmasnya. Beliau mendapatkan anak anak balita status gizinya kurang yang diketahui dari penimbangan saat berobat dan cacatan KMS, bahkan terdapat 5 kasus kwashiokor dan 3 kasus marasmus. Banyak terjadi kasus diare dan campak pada balita. Banyak kasus anemia ibu hamil dan ibu menyusui. Dan 10% anak anak mengalami buta senja. Masyarakat di wilayah kerja tersebut berpenghasilan rendah dengan pekerjaan kebanyakan buruh tani. Posyandu didaerah tersebut ada 3 buah, sedangkan jumlah balita mencapai 800 balita.
RUMUSAN MASALAH
Hasil evaluasi program KIA didapatkan anak -anak balita dengan status gizi kurang :
5 kasus kwashiorkor 3 kasus marasmus Diare Campak 10% buta senja
Anemia pada ibu hamil dan menyusui Posyandu ada 3 buah sedangkan jumlah balita 800 balita .
HIPOTESIS
Berdasarkan hasil evaluasi program KIA terjadi kegagalan dengan faktor :
Posyandu kurang Peran serta masyarakat kurang
MIND MAPPING
Syarat/sistem rujukan
Posyandu
Program KIA
GIZI MASYARAKAT
Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, kependudukan. Oleh sebab itu, penanganan atau perbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan pada gangguan gizi atau kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain. Misalnya, penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan protein) pada anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan, dan sebagainya.
PENYAKIT GIZI
KKP
Ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadinya defisiensi atau defisi energi dan protein.
KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84 -95% dari berat badan menurut standar Harvard. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44 -60% dari berat badan menurut standar Harvard. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan menurut standar Harvard.
PENYAKIT GIZI
Penyakit Gondok Endemik
Kekurangan zat iodium ini berakibat kondisi hypothyroidisme (kekurangan Iodium) dan tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok, akhirnya terjadi hypertrophi (membesarnya kelenjar thyroid), yang kemudian disebut penyakit gondok.
Kekurangan iodium juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain, yakni: kretinisme . Kretinisme adalah suatu kondisi penderita dengan tinggi badan di bawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
POSYANDU
Pengertian
Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi Satu buah Posyandu mencangkup 100 anak balita.
Tujuan
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
POSYANDU
Sasaran
Bayi Anak balita Ibu hamil, Ibu melahirkan, Ibu nifas dan Ibu menyusui Pasangan Usia Subur (PUS)
P E N E R A P A N N Y A
KMS
Fungsi utama KMS : alat untuk pemantauan pertumbuhan anak, catatan pelayanan kesehatan anak Grafik pertumbuhan normal anak sesuai umurnya pada KMS dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, memiliki risiko gangguan pertumbuhan atau kelebihan gizi. Bila grafik berat badan :
Mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh baik Tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan normal, anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan atau kelebihan gizi
KMS
SKDN
S= K= D= N= adalah jumlah balita yang ada diwilayah Posyandu jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini jumlah balita yang naik berat badannya
SKDN
Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)
berapa besar kelangsungan penimbangan di daerah tersebut yang telah tercapai.
SURVEILANS GIZI
Pengumpulan data
Kegiatan rutin yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan kasus gizi buruk, pendistribusian tablet Fe ibu hamil, pendistribusian kapsul vitamin A balita, dan pemberian ASI Eksklusif.
Indikator Proses
adanya proses pengumpulan data Adanya proses editing dan pengolahan data Adnya proses pembuatan laporan dan umpan balik hasil surveilans gizi Adanya proses sosialisasi atau advokasi hasil surveilans gizi
Indikator Output
Tersedianya informasi Tersedianya informasi Tersedianya informasi Tersedianya informasi vitamin A Tersedianya informasi Tersedianya informasi surveilans gizi gizi buruk yang mendapat perawatan balita yang ditimbang berat badannya (D/S) bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul
ibu hamil mendapat 90 tablet Fe kabupaten/kota yang melaksanakan
PROMOSI KESEHATAN
Bayi
Lingkup promosi kesehatan: Air Susu ibu (ASI), Gizi/Nutrisi, pertumbuhan, perkembangan, imunisasi, kebersihan.
Anak Balita
Lingkup promosi kesehatan: ASI, gizi /nutrisi, pertumbuhan, perkembangan, interaksi, imunisasi.
Ibu Menyusui
Lingkup promosi kesehatan : kebersihan diri, istirahat, sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan kesehatan gizi (tinggi protein, Fe) dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama menyusui.
PROMOSI KESEHATAN
Ibu Hamil
Lingkup promosi kesehatan :
Lingkup fisik meliputi gizi (Fe, asam folat, tinggi protein pada masa awal kehamilan), oksigen, personal hygiene, pakaian, sexual, mobilisasi, exercise/senam hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan persalinan dan kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan, pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Lingkup psikologis meliputi support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan menjadi orang tua .
UPGK KADARZI
UPGK
UPGK merupakan usaha keluarga untuk memperbaiki gizi seluruh anggota keluarga, dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat. Tujuan umum dari UPGK adalah untuk meningkatkan dan membina keadaan gizi anggota masyarakat, melalui pembinaan keluarga agar peningkatan gizi menjadi bagian dari pola kehidupan sehari-hari.
KADARZI
Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan air susu ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi (kapsul vitamin A dosis tinggi)
KADARZI
Tujuan Pembinaan Keluarga Sadar gizi (KADARZI) adalah a. Menimbang balita ke posyandu secara berkala. b. Mampu mengenali tanda -tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi kurang dan gizi lebih). c. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan benar, sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). d. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujukan, manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarga.
TERIMA KASIH