Você está na página 1de 50

Anizatun Nuskiyati

SGD-1 PERDARAHAN DN DEMAM SETELAH MELAHIRKAN

Definisi

Masa nifas atau masa puerpurium adalah masa

setelah partus selesai dan berakhir setelah 6 minggu. adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu. SINOPSIS OBSETRI JILID 1 EGC

Periode Berdasarkan periode:


(1) Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. (2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu. (3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa bermingguminggu, bulanan, atau tahunan. Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Lochea terbagi menjadi tiga jenis yaitu :


Lochea rubra Lochea sanguilenta Lochea serosa Lochea alba

Merah warna

merah kecoklatan

merah jambu
lalu menjadi kuning

putih

waktu

2 3 hari pp sisa selaput ketuban, sel desidua, verniks

3 7 hari pp Sisa darah dan jaringan desidua

7 14 hari pp cairan serum, jaringan desidua, leukosit dan eritrosit

Setelah 14 hari pp leukosit dan selsel desidua

Berisi

caseosa, lanugo dan mekonium

Involusi alat-alat kandungan Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas


Sistem reproduksi

Uterus
Serviks Vulva dan Vagina

Perineum
Payudara

Sistem Perkemihan

Alat-alat genitalia interna dan eksterna akan berangsur

pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil, yang disebut involusi. 1. Fundus uteri - Setinggi pusat setelah janin dilahirkan. - Setinggi 2 jari bawah pusat segera setelah plasenta lahir. - Setinggi 7 cm atas simfisis ossis pubis atau setengah simfisis-pusat pada hari ke-5. - Tidak dapat diraba diatas simfisis ossis pubis setelah 12 hari. 2. Bekas implantasi plasenta - Merupakan luka kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm. - Sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal. - Diameternya menjadi 3,5 cm sesudah 2 minggu - Diameternya mencapai 2,4 cm pada 6 minggu.

3. Berat uterus

- Berat uterus normal kira-kira 30 gram. - Berat uterus gravidus aterm kira-kira 1000 gram. - Beratnya menjadi 500 gram, 1 minggu pasca persalinan. - Beratnya menjadi 300 gram, 2 minggu pasca persalinan. - Beratnya menjadi 40-60 gram setelah 6 minggu pasca persalinan. 4. Pembukaan serviks - Serviks agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan konsistensinya lunak. - Tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri segera setelah melahirkan. - 2-3 jari tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri setelah 2 jam pasca persalinan. - 1 jari tangan pemeriksa hanya dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri setelah 1 minggu.

Apa hubungan seorang wanita g6p6a0 usia 40 th dengan riwayat keluhan demam dan perdarahan dari jalan lahir 5 hari yg lalu?

Wanita G6P6A0 : grand-multipara predisposisi ATONIA UTERI Umur Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar (Faisal, 2008).

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau

dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian perdarahan pascapersalinan lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.
Universitas Sumatera Utara

Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu (Manuaba, 1998) :

Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.

Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan pascapersalinan yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal.

PERDARAHAN POST PARTUM


perdarahan yang lebih dari normal dimana

telah menyebabkan perubahan tanda vital (Sarwono; 2001) seperti: Pasien mengeluh lemah, limbung Berkeringat dingin Menggigil Hipernea Sistolik < 90 mm Hg Nadi > 100 x/mnt Kadar Hb < 8 gr %

Perdarahan post partum adalah perdarahan

lebih 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. (www.gynecology.com). Perdarahan post partum adalah perdarahaan dalam kala IV lebih 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir

Riwayat hemorraghe postpartum pada persalinan

sebelumnya merupakan faktor resiko paling besar untuk terjadinya hemorraghe postpartum sehingga segala upaya harus dilakukan untuk menentukan keparahan dan penyebabnya. Beberapa faktor lain yang perlu kita ketahui karena dapat menyebabkan terjadinya hemorraghe postpartum : 1. Grande multipara 2. Perpanjangan persalinan 3. Chorioamnionitis 4. Kehamilan multiple 5. Injeksi Magnesium sulfat 6. Perpanjangan pemberian oxytocin

KAUSAL PERDARAHAN POST PARTUM

PERDARAHAN DARI TEMPAT IMPLANTASI PLASENTA -HIPOTONIA Akibat anastesi Distensi berlebihan Partus lama Partus presipitatus -SISA KOTILEDON /PLASENTA - Plasenta acreta, inkreta, perkreta

PERDARAHAN KARENA ROBEKAN -episiotomi -robekan pada perineum Ruptura uteri

GANGGUAN KOAGULASI

Gejala dan Tanda Uterus tidak berkontraksi dan lembek. Perdarahan segera setelah anak lahir

Penyulit Syok Bekuan darah pada serviks atau posisi telentang akan menghambat aliran darah keluar Pucat Lemah Menggigil

Diagnosis Kerja Atonia uteri

Darah segar mengalir segera setelah bayi lahir Uterus berkontraksi dan keras Plasenta lengkap Plasenta belum lahir setelah 30 menit Perdarahan segera Uterus berkontraksi dan keras

Robekan jalan lahir

Tali pusat putus akibat traksi berlebihan Inversio uteri akibat tarikan

Retensio plasenta

Perdarahan lanjutan Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang Perdarahan segera Uterus tidak teraba Lumen vagina terisi massa Neurogenik syok Pucat dan limbung

Retensi sisa plasenta

Inversio uteri

Tampak tali pusat (bila plasenta belum lahir)


Sub-involusi uterus Nyeri tekan perut bawah dan pada uterus Perdarahan sekunder Anemia Demam Endometritis atau sisa fragmen plasenta (terinfeksi atau tidak)

Gambaran dan dugaan penyebab retensio plasenta


Gejala Konsistensi uterus Tinggi fundus Sepusat 2 jari bawah pusat Sepusat Separasi / akreta parsial Kenyal Plasenta inkarserata Keras Plasenta akreta Cukup

Bentuk uterus
Perdarahan Tali pusat Ostium uteri Separasi plasenta Syok

Diskoid
Sedang-banyak Terjulur sebagian Terbuka Lepas sebagian Sering

Agak globuler
Sedang Terjulur Konstriksi Sudah lepas Jarang

Diskoid
Sedikit/tidak ada Tidak terjulur Terbuka Melekat seluruhnya Jarang sekali

Penilaian Klinik untuk Menentukan Derajat Syok


Volume Kehilangan Darah 500-1.000 mL Normal (10-15%) Penurunan ringan (80-100 mm Hg) Penurunan sedang (70-80 mm Hg) Penurunan tajam (50-70 mm Hg)

Tekanan Darah (sistolik)

Gejala dan Tanda

Derajat Syok

Palpitasi, takikardia, pusing

Terkompensasi

1000-1500 mL (15-25%)

Lemah, takikardia, berkeringat Gelisah, pucat, oliguria Pingsan, hipoksia, anuria

Ringan

1500-2000 mL (2535%) 2000-3000 mL (3550%)

Sedang

Berat

Demam post partum

Definisi

meningkatnya suhu badan 38 derajat C/lebih selama 2 hari

dalam 10 hari post partum.

Etiologi

Infeksi akibat adanya luka saat persalinan Akibat dari proses persalinan (penolong, alat dan tempat) yang

kurang steril Kurang memperhatikan kebersihan luka Daya tahan tubuh ibu menurun karena anemia, malnutrisi, DM

patofisiologi

adanya luka, proses persalinan yang kurang steril, kurang

memperhatikan kebersihan luka kuman masuk daya tahan tubuh ibu menurun kuman tidak dapat di fagosit gejala inflamasi rubor, kalor, tumor, dolor, fungsiolesa sakit

Tempat yang baik sebagai tempat tumbuhnya kuman

adalah di daerah bekas insersio (pelekatan) plasenta. Insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjolbenjol karena banyaknya vena yang ditutupi oleh trombus. Selain itu, kuman dapat masuk melalui servik, vulva, vagina dan perineum.

Apa hubungannya melahirkan ditolong oleh dukun dengan keluhan?


Karena dukun kurang memperhatikan risiko yang

terjadi pada ibu dari segi sterilitas dan komplikasikomplikasi pada grand-multipara .

Infeksi

Definisi

Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan

pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari

Etiologi
1)

Streptococcus haemoliticus anaerobic Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain). 2) Staphylococcus aureus Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum. 3) Escherichia Coli Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius 4) Clostridium Welchii Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit

klasifikasi
Infeksi nifas dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu :

1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium - Vulvitis - Vaginitis - Servisitis - Endometritis

Penyebaran dari tempat-tempat tersebut melalui vena-

vena, jalan limfe, dan melalui permukaan endometrium Penyebaran melalui pembuluh darah : - Septikemia - Piemia Penyebaran melalui jalan limfe dan jalan lain : - Peritonitis - Parametritis Penyebaran melalui permukaan endometrium - Salpingitis - Ooforitis

Mengapa payudara terasa keras dan nyeri?

Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman,

terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu atau melalui peredaran darah Pembagian mastitis : -Yang berada dibawah areola mammae -Ditengah areola mammae -Mastitis yang lebih dalam antara payudara dan otot2 Keluhan2 Payudara membesar, keras, nyeri, kulit kemerahan dan membisul(abses), dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur air susu. Dapat disertai suhu badan naik dan menggigil Profilaksis : pemeriksaan ANC dan perawatan puting susu selama dalam kehamilan

Mengapa pada pemerikasaan VT didapatkan nyeri goyang portio?

Mengapa didapatkan lokea purulenta (+), berbau busuk dan nyeri pada uterus?
Kuman-kuman memasuki endometritis, biasanya

pada luka insersio plasenta dan dalam waktu singkat mengikuti seluruh endometrium, infeksi dengan kuman yang tidak beberapa potogen radang terbatas pada endometrium. Jaringan desi dua bersama-sama dengan bekuan dari menjadi nekrolis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keeping-keping nekrolis serta cairan. Infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran, penyebaran melalui pembuluh darah, septikemia dan piemia.

Apa tindakan dokter untuk menghentikan perdarahan?


Pasien dengan perdarahan post partum

harus ditangani dalam 2 komponen, yaitu: (1) resusitasi dan penanganan perdarahan obstetri serta kemungkinan syok hipovolemik dan (2) identifikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post partum

Jenis uterotonika dan cara pemberiannya


Jenis dan Cara Dosis dan cara pemberian awal Oksitosin IV: 20 U dalam 1 L larutan garam fisiologis dengan tetesan cepat IM: 10 U Dosis lanjutan IV: 20 U dalam 1 L larutan garam Ulangi 0,2 mg IM setelah 15 menit Bila masih diperlukan, beri IM/IV setiap 2-4 jam 400 mg 2-4 jam setelah dosis awal Ergometrin IM atau IV (lambat): 0,2 mg Misoprostol Oral atau rektal 400 mg

fisiologis dengan
40 tetes/menit

Dosis maksimal per hari Kontraindikasi atau hati-hati

Tidak lebih dari 3 L larutan fisiologis Pemberian IV secara cepat atau bolus

Total 1 mg (5 dosis)
Preeklampsia, vitium kordis, hipertensi

Total 1200 mg atau 3 dosis Nyeri kontraksi


Asma

Mengapa dokter memberikan obat paracetamol?


Farmakodinamik: Efek analgesik Parasetamol dan

Fenasetin serupa dengan Salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat . Efek antiinflamasinya sangat lemah, oleh karena itu Parasetamol dan Fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.(Mahar Mardjono 1971).

Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih

kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas. Parasetamol hanya mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan Parasetamol hanya menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol tidak mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini menunjukkan bahwa parasetamol menghambat sintesa prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat sintesa prostaglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan fisik. (Aris 2009).

Pemeriksaan laboratorium?
PEMERIKSAAN PENUNJANG PERDARAHAN POSTPARTUM

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan : 1. Pemeriksaan Laboratorium Kadar Hb, Ht, Masa perdarahan dan masa pembekuan 2. Pemeriksaan USG Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi intrauterine 3. Kultur uterus dan vaginal Menentukan efek samping apakah ada infeksi yang terjadi 4. Urinalisis Memastikan kerusakan kandung kemih 5. Profil Koagulasi Menentukan peningkatan degradasi kadar produk fibrin, penurunan fibrinogen, aktivasi masa tromboplastin dan masa tromboplastin parsial

Apa saja kelainan pada masa nifas?


Endometritis Infeksi yang paling sering ialah endometritis. Patofisiologi Kuman-kuman memasuki endometritis, biasanya pada luka insersio plasenta dan dalam waktu singkat mengikuti seluruh endometrium, infeksi dengan kuman yang tidak beberapa potogen radang terbatas pada endometrium. Jaringan desi dua bersama-sama dengan bekuan dari menjadi nekrolis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keeping-keping nekrolis serta cairan. Infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran, penyebaran melalui pembuluh darah, septikemia dan piemia. Penyebab : Infeksi umumnya disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat patogen. Streptoeoceus baemolyticus golongan A D sangat berbahaya 50 %. Dari semua kematian karena nifas. Septikomia kuman-kuman dan sarangnya di uterus langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum dan dibawa oleh aliran darah ke tempat-tempat lain antara lain : paru-pari, ginjal, jantung, dll, dan menyebabkab terjadi abses.

Penyebaran Melalui Jalan Limpe Dan Jalan Lain : Peritonitis Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limpe di dalam uterus langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis atau melalui jaringan diantara kedua ligamentum latum dan menyebabkan parametritis (Sellulisis Pelvika). Peritonitis mungkin terbatas pada rongga pelvis saja (pelvio peritonilis). Peritonilis umum merupakan komplikasi yang berbahaya dan mrupakan sepertiga dari sebab kematian infeksi. Patofisiologis : Infeksi jaringan ikat pelvis dalap terjadi melalui tiga jalan, yakni : 1. Penyebaran melalui limpe dari luka serviks yang terinfeksi atau endometritis. 2. Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum. 3. Penyebaran sekunder dari tromboflebilis pelvik, proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum/menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan.

Penyebaran Melalui Permukaan Endometrium Salpingitis Ooforitis Kadang-kadang jaringan infeksi menjalar ketuba fallopii dan ovarium disini terjadi salpingitis dan/ abfritis yang sukar dipisahkan dari polvio peritonitis Gambar Klinis Infeksi pada perineum, pulva, vagina dan serviks

kelainan lain dalam nifas

kelainan pada uterus subinvolusi uterus involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40 60 gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi Penyebab : infeksi (endometritis) sisa uri mioma uteri bekuan2 darah, dsb Penegakan diagnosis palpasi : uterus teraba masih besar, fundus masih tinggi, lokia banyak, dapat berbau dan terjadi perdarahan

Pengobatan : Memberikan injeksi methergin setiap hari ditambah dengan ergometrin peroral Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase Berikan antibiotika sbg pelindung infeksi

Perdarahan nifas sekunder

yaitu yang terjadi setelah > 24 jam postpartum dan

biasanya terjadi pada minggu kedua nifas. Frekuensinya kira2 1% dari semua persalinan. Faktor2 penyebab : -Sisa plasenta -Mioma uteri -Kelainan uterus -Inversio uteri -Mioma uteri

Kelainan pada mamma Pembendungan air susu

Adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar2 tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu Keluhan ibu payudara bengkak, keras, panas, dan nyeri Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan2. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara (bukan ditekan) dengan BH Sebelum menyusukan pengurutan dulu atau dipompa sehingga sumbatan hilang Kalau perlu berikan stil bestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung sementara produksi air susu

Mastitis

Adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama

Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu atau melalui peredaran darah

Pembagian mastitis : Yang berada dibawah areola mammae Ditengah areola mammae Mastitis yang lebih dalam antara payudara dan otot2 Keluhan2 Payudara membesar, keras, nyeri, kulit kemerahan dan membisul(abses), dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur air susu. Dapat disertai suhu badan naik dan menggigil Profilaksis : pemeriksaan ANC dan perawatan puting susu selama dalam kehamilan

Galaktokel Air susu membeku dan terkumpul pada suatu bagian payudara menyerupai tumor kistik. Terjadi karena sumbatan air susu. Hanya dengan pengurutan dan tekanan ketat pada payudara dapat hilang sendirinya

Kelainan puting susu Puting susu bundar dan menonjol Puting susu terbenam dan cekung sehingga menyulitkan bayi untuk menyusu. Bila tidak dapat diperbaiki terpaksa air susu dipijat atau dipompa Luka puting susu, segera diobati dengan salep sememntara menunggu sembuh, air susu dipompa

Jumlah air susu Tidak ada air susu (agalaksia) Air susu sedikit keluar (oligogalaksia) Air susu keluar melimpah ruah (poligalaksia) Air susu tetap keluar terus menerus dan dalam waktu lama walaupun sudah menyapih : galaktorea Pada sindrom Chiari-Fromme dijumpai trias yang terdiri dari galaktorea, amenorea, dan atrofi rahim

kelainan kelainan lain pada nifas

Flegmasia Alba Dolens


Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau

kedua vena femoralis. Hal ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embolus yang disebabkan : adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi

Faktor predisposisi terhadap timbulnya trombosis : bedah kebidanan usia lanjut multi paritas varises infeksi nifas Gejala : suhu badan naik pada daerah yang terkena dijumpai nyeri kaki dan betis bila berjalan atau ditekan (tanda homan) disebut dolor; panas (kalor) dan bengkak(tumor) yang kalau ditekan menjadi cekung Penegakan diagnosis flebografi atau dengan ultrasonografi

Necrosis pars anterior hipofisis postpartum

Necrosis pars anterior hipofisis (sindrom sheehan) terjadi tidak lama sesudah persalinan sbg akibat syok karena perdarahan. Hipofisis berinvolusi sesudah persalinan dan diduga bahwa pengaruh syok pada hipofisis yang sedang dalam involusi dapat menimbulkan nekrosis pada pars anterior. Nekrosis timbul pada syok yang disertai kelainan pembekuan darah seperti pada eklampsia dan solusio plasenta Tanda2 sindrom sheehan : Agalaktia Amenorea Gejala2 insufisiensi pada alat2 lain yang fungsinya dipengaruhi oleh hormon2 pars anterior hipofisis (glandula tiroidea, glandula suprarenalis) Pengobatan : Pemberian hormon2 untuk mengganti hormon2 yang tidak lagi atau kurang dikeluarkan oleh glandula tiroidea, glandula suprarenalis, dan ovarium

Você também pode gostar