Você está na página 1de 8

Analisa kasus

Faktor yang sangat berpengaruh saat kita mau melahirkan adalah factor kepercayaan dan kenyamanan pada siapa dan dimana kita akan melahirkan. Artinya pada seorang bidanpun kalau memang kondisi ibu dan bayinya tidak bermasalah dan sang ibu merasa percaya dan nyaman insya allah akan baik-baik saja. Hanya yang perlu diperhatikan adalah seorang bidan mempunyai keterbatasan dalam melakukan tindakan, walaupun dia mampu secara ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Ada beberapa tindakan yang hanya boleh dilakukan oleh seorang dokter saat menolong persalinan. Jika sang bidan tetap melakukan tindakan yang seharusnya tidak boleh dilakukan, itu sudah termasuk malpraktek kecuali bidan yang praktek ditempat yang terpencil dan tidak ada dokter atau tempat rujukan sangatlah jauh dari tempat praktek bidan dan persalinan sudah harus segera dilakukan(permenkes pasal14). Tapi jika memungkinkan maka segera lakukan tindakan rujukan karena kadang bidan apalagi yang sudah senior merasa yakin dan bisa melakukan tindakan yang dilarang dan terjadi sesuatu hal, maka itu akan jadi masalah besar. Misalnya seperti kasus bayi sungsang yang kepala putus,penolongnya adalah bidan senior yang berusia 60th dan terkenal dimasyarakat. 1. Risiko Persalinan letak Sungsang risikonya tinggi yang

Pertolongan dengan letak Sungsang yang tingkat

dikatagorikan menurut ilmu kebidanan sebagai persalinan yang tidak normal sehingga dapat menimbulkan kematian, seperti dalam contoh kasus Bidan Linda telah melakukan perbuatan tindakan melawan hukum ,berdasarkan kajian penulis sangat bertentangan dengan: Undang-Undang Kesehatan Pasal 5 Ayat (2) yang menyatakan bahwa ) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman PERMENKES RI tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pada Pasal 10 point ( d )

disebutkan bahwa Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi normal Analisis:

pertolongan persalinan

Dari dua pasal diatas dapat disimpulkan bahwa setiap orang dalam hal ini ibu yang mengalami persalinan letak Sungsang , jika ditangani oleh bidan dikatagorikan sebagai pelayanan yang tidak aman, sehingga melanggar hak orang lain, dari segi etika profesi jelas bahwa bidan Linda hanya boleh melakukan pertolongan persalinan dalam katagori normal, dalam persalinan letak sungsang dikatagorikan sebagai persalinan yang tidak normal.

2. Diagnosa Letak Sungsang Jika seorang ibu diindikasikan akan mengalami Persalinan letak Sungsang,

Bidan harus mengetahui sebelumnya ( melalui diagnosis ), dan keadaan ini harus diinformasikan kepada pasien secepatnya, dan dalam contoh kasusdiatas jelas sebenarnya telah terjadi kesalahan dalam mendiagnosis pasien sehingga Bidan Linda salah memberikan penilaian keadaan pasien dan sekaligus salah dalam memberikan informasi tentang keadaan pasien sebenarnya,sehingga salah pula dalam memberi asuhan. Kajian Ilmu Kebidanan sudah bisa mendeteksi secara lebih awal kasus ini , dan jika Bidan memaksakan untuk menolong persalinan letak Sungsang akan bertentangan dengan: Dalam Pasal 7 Undang Undang Kesehatan disebutkan bahwa: Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab, serta dalam Pasal 8 disebutkan bahwa: Setiap orang dapat memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah ataupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan Dalam paragrap kedua tentang Perlindungan Pasien Pasal 56 Ayat (1) dikatakan bahwa setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruhnya

tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima atau memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap Pada Pasal 10 disebutkan bahwa Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi: Penyuluhan dan Konseling ,Pemeriksaan fisik

Analisis: Berdasarkan empat pasal diatas jelas menolong persalinan dengan katagori letak Sungsang sudah bisa diketahui lebih awal berupa pemeriksaan fisik, dan harus segera diinformasikan kepada pasien melalui penyuluhan dan konseling, dan hal ini sudah menjadi hak pasien mengetahui informasi tentang kondisi kesehatan yang dialami dengan benar, sehingga juga mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan tenaga kesehatan selanjutnya. Dalam contoh kasus diatas jelas Bidan Linda telah melakukan perbuatan melawan hukum, antara lain Bidan Linda dalam pemeriksaan fisik tidak akurat, kurang teliti sehingga diagnosisnya salah, hasil diagnosis sebagai hasil informasi kesehatan yang seharusnya diketahui dan di informasikan ke pasien juga salah, sehingga pasien tidak mengetahui tingkat resiko dan tindakan apa yang akan dilakukan, yang seharusnya pasien juga mempunyai hak metolak terhadap tindakan yang akan dilakukan.

3.

Standard Persalinan Letak Sungsang Menolong dengan persalinan letak sungsang haruslah dengan standart pelayanan yang tinggi, prosedur serta kehati-hatian juga diperlukan, prosedur serta standard medis yang tinggi hanya di kuasai oleh Dokter, serta akan lebih amam dilakukan di Rumah Sakit, jika terjadi kegawat daruratan terhadap pasien akan dapat ditangani dengan cepat, dan tepat, maka jika Bidan memaksakan melakukan persalinan letak Sungsang akan bertentangan dengan :

Pasal 24 Ayat (1) disebutkan pula bahwa Tenaga kesehatan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik, standard profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standart pelayanan, dan standart prosedur operasional dan dalam Ayat (2) disebutkan bahwa ketentuan mengenai kode etik dan profesi sebagai mana yang dimaksud pada ayat 1 diatur oleh organisasi profesi.

Pasal 19 disebutkan bahwa Dalam menjalankan praktik, bidan mempunyai hak:Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik sepanjang sesuai dengan standard profesi dan standard pelayanan Dan dalam point (c) disebutkan bahwa Bidan melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangannya, standard profesi dan standard pelayanan

Pasal 10 ayat (3)(f) : Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

Pasal 14 ayat (3) : Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.

Pasal 18 ayat (1)(c) : Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat waktu.

Analisis: Jelas sekali tersurat dalam undang-undang tersebut jika bidan memaksakan melakukan persalinan letak Sungsang sangat bertentangan dengan standard profesi dan standard pelayanan , dalam hal ini dokter yang mempunyai wewenangnya dan dilakukan di Rumah Sakit, sehingga kehati-hatian dapat dipenuhi jika terjadi kegawat daruratan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Dan persalinan letak sungsang merupakan persalinan

yang termasuk dalam penanganan kegawatdaruratan yang seharusnya dilanjutkan dengan upaya rujukan tapi bidan Linda tidak melakukannya entah merasa karena sudah senor sehingga merasa mampu untuk menolong persalainan yang abnormal ataupn alasan yang lainnya tapi tetap saja meskipun sudah senior tetap saja bidan alam melakukan tindakan

apapun harus sesuai dengan kewenangannya. 4. Hak Pasien Dalam kasus letak Sungsang pasien diharapkan memperoleh informasi yang akurat tentang kondisi kesehatanya terutama tentang bahaya apa yang dapat ditimbulkan, serta apa tindakan yang akan dilakukan jika terjadi persalinan letak Sungsang, maka jika bidan Linda memaksa melakukan pertolongan persalinan letak Sungsang akan melanggar peraturan sebagai berikut : Dalam paragraph kedua Undang-Undang Kesehatan tentang Perlindungan

Pasien Pasal 56 Ayat (1) dikatakan bahwa setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruhnya tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima atau memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap Dalam Pasal 18 Point (a) tentang Kode etik dan profesi Bidan disebutkan bahwa Dalam menjalankan praktek Bidan berkewajiban untuk menghormati hak pasien, (d) meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan dan dalam Point (e) Meminta persetujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan. Analisis : Dari analisa kedua pasal tersebut dapat penulis katakan bawa pasien bisa menolak suatu tindakan yang akan dilakukan tenaga kesehatan walupun sudah memperoleh impormasi secara lengkap, dan hal ini adalah hak dari pasien secara penuh, Bidan Linda harus menghormati hak pasien, dan meminta persetujuan kepada pasien, impormasi tentang keadaan pasien harus diinformasikan secara akurat sehingga pasien memahami dan mau menerima segala tindakan pelayanan yang akan dilakukan tenaga kesehatan.

5.

Kerugian Pasien

Dalam kasus letak Sungsang jika Bidan memaksakan melakukan pertolongan persalinan, akan dapat menimbulkan kerugian pada pasien,yang berujung pada kematian bayi atau bahkan ibunya, maka hal ini akan bertentangan dengan : Pasal 58 Ayat (1) Undang-Undang Kesehatan bahwa Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan dan / atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimannya Pasal 21 Tentang Kode etik dan profesi kebidanan Dinyatakan bahwa dalam rangka melaksanakan pengawasaan pemerintah atau pemerintah daerah dapat memberikan tindakan administratif kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik bidan , baik teguran lisan, tertulis, pencabutan SIPB satu tahun atau selamannya Analisis :

Dari analisis kedua pasal diatas dapat disimpulkan bahwa pasien mempunyai hak untuk menuntut ganti rugi jika terjadi kesalahan prosedure pelayanan, Bidan melakukan pertolongan persalinan letak sungsang jelas telah melanggar prosedur. Dalam hal ini pemerintah dapat menuntut secara administratif berdasarkan kode etik profesi bidan.

Berdasarkan pembahasan diatas jelas sekali pertolongan persalinan oleh Bidan sangat tidak boleh baik dari segi Undang-Undang , Etika Profesi maupun dari segi prosedur pelayanan kesehatan berdasarkan Anatomi dan fisiologi pada kasus letak Sungsang.

Namun Dalam praktiknya banyak permasalahan-permasalahan yang dialami oleh tenaga kesehatan terutama oleh Bidan, karena berbagai faktor, antara lain : Tempat pelayanan persalinan yang terlalu jauh, terpencil seperti di daerah-daerah pedalaman, jangkauan sarana tempat pelayanan seperti Rumah Sakit sangat jauh terjangkau, sehingga bidan memberanikan diri untuk melakukan persalinan letak

sungsang ini. Pada kasus tertentu karena pengaruh adat istiadat atau pengetahuan tradisional, Bidan sangat sulit menerangkan bahwa persalinan dengan letak Sungsang sangat bahaya

dilakukan. Bahkan diabaikan atau ditentang. Sehingga Bidan terpaksa melakukannya. Pasien datang ketempat bidan sudah dalam keadaan bayi mau keluar,sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan rujukan. Pasien tidak mau dirujuk dengan alas an ekonomi,karena mereka tahu jika melahirkan di Rumah Sakit biaya yang dikeluarkan mahal Dalam kasus tertentu justru Bidan dengan sengaja melakukanya demi uang ataupun ketenaran, dan satu sisi pasien juga tidak mengetahui tentang hak-hak apa yang dapat diperoleh pasien tentang kondisi kesehatannya atau pasien sengaja tidak dikasih tahu informasi yang jelas tentang resiko, tindakan serta prosedur persalinan yang yang seharusnya.

Dalam contoh kasus diatas sebenarnya pasien telah pasrah pada tindakan apa yang dilakukan oleh bidan Linda karena selain sudah berpengalaman juga cukup dikenal masyrakat akan tetapi terjadi kelalaian dalam memeriksa keadaan pasien. Tindakan dilakukan Bidan Linda sangat membahayakan bagi kesehatan ibu dan bayinya sehingga bayi meninggal dengan sangat memprihatinkan dengan kepala tertinggal didalam rahim, Dengan banyaknya permasalahan yang dialami oleh tenaga kesehatan terutama bidan tersebut,agar bidan bisa terlindungi oleh hukum,maka bidan dalam kelakukan tindakan harus memberikan inform consent untuk persetujuan tindakan maupun penolakan tindakan

Você também pode gostar