Você está na página 1de 17

Menu Skip to content Home About Dewi Sri Wulandari's Cases another site about medical cases

Laporan Kasus Anestesi Posted on July 3, 2012 by shigenoiharuki under Uncategori ed !AP"#A$ %ASUS &A$AJ'&'$ A$'S('S) PA*A +A#+)$"&A &A&&A S)$)S(#A (,-$1&0 P"S( $'"A*JU.A$ %'&"('#AP) PA#()A! #'SP"$ *isusun "leh / *e0i Sri 1ulandari 0210310031 Pembimbing / dr4 %armini 5upono, Sp4An !A-"#A("#)U& A$'S(H'S)"!"6) *A$ ('#AP) )$('$S)7 7A%U!(AS %'*"%('#A$ U$).'#S)(AS -#A1)JA5A #U&AH SA%)( SA)7U! A$1A# &A!A$6 2012 !AP"#A$ %ASUS 14 )dentitas Pasien $ama / $y4 S Usia / ,3 th Jenis %elamin / Perempuan Alamat / Ampelgading -erat -adan / 80 kg

#egister / 1203999 Jenis Pembedahan / &odi:ied #adikal &astektomi ; *iseksi kelen<ar aksila #encana Anestesi / 6eneral Anesthesia = )ntubasi 24 Persiapan Pre "perasi 241 Anamnesis >1? &aret 2012@ A A / tidak ada ri0ayat alergi obatBobatan, makanan dan penyakit C & / telah men<alani pengobatan kemoterapi neoad<uDan dengan cyclo:os:amid E00 mg, do9orubicin 30 mg, 8B7U 380 mg sebanyak 29 tiap 3 minggu se<ak Agustus 20114 C P / ri0ayat *& >B@, H( >B@, asma >B@ C ! / puasa mulai <am 22400 >2 <am sebelum operasi@ C ' / ben<olan pada payudara kiri se<ak 3 tahun yang lalu dan semakin membesar, muncul luka pada ben<olan se<ak beberapa bulan yang lalu4 242 Pemeriksaan 7isik PreBoperasi >1? &aret 2012@ A -1 / Air0ay Paten, na:as spontan, ## 1E9Fmnt, #h >B@, 1h>B@, mallampati 1, leher bebas, <arak tiromental G 2 cm, buka mulut H 3<ari, gigi goyang >B@, gigi palsu >B@, :oto thora9 normal A -2 / Akral hangat, kering, merah, nadi E, 9 Fmnt, (* 120FE0, +#( 2 <am lalu4 Jenis pembedahan / &odi:ied #adikal &astektomi ; *iseksi kelen<ar aksila ,4 !aporan Anesthesi *urante "perasi Jenis anestesi / 6A = )ntubasi (eknik anesthesia / )ntubasi "ral Sleep Apneu, '(( si e 3, cu:: >;@, oropharyngeal air0ay >;@ !ama anestesi 10420 = 18418 1)!ama operasi / 104,8 = 18400 1),41 (indakan Anestesi Umum *engan )ntubasi Pasien diposisikan pada posisi supine &emastikan kondisi pasien stabil dengan Dital sign dalam batas normal "bat mida olam dosis 248 mg diberi intraDena untuk tu<uan premedikasi "bat berikut dimasukkan secara intraDena/ I 7entanil 100Jg I Propo:ol E0mg C Pasien diberi oksigen 100K 10 liter dengan metode oDer :ace mask C Pemberian oksigen >preoksigenasi@ 100K 10 liter dilan<utkan dengan metode :ace mask selama 2B8 menit

C *ipastikan apakah air0ay pasien paten C *imasukkan muscle rela9ant atracurium 28mg intraDenous dan diberi bantuan na:as dengan Dentilasi mekanik C *ipastikan pasien sudah berada dalam kondisi tidak sadar dan stabil untuk dilakukan intubasi '(( C *ilakukan intubasi '(( L dilakukan Dentilasi dengan oksigenasi C +u:: dikembangkan, lalu cek suara na:as pada semua lapang paru dan lambung dengan stetoskop, dipastikan suara na:as dan dada mengembang secara simetris L '(( di:iksasi agar tidak lepas dan disambungkan dengan Dentilator C &aintenance dengan inhalasi oksigen 2 lpm, $2" 3 lpm, dan iso:luran &A+ 1K C &onitor tandaBtanda Dital pasien, produksi urin, saturasi oksigen, tandaB tanda komplikasi >pendarahan, alergi obat, obstruksi <alan na:as, nyeri@ C *ilakukan ekstubasi apabila pasien mulai sadar, na:as spontan dan ada re:lekBre:lek <alan napas atas, dan dapat menuruti perintah sederhana4 ,42 Pemberian +airan Jam ke ) / 3?0 cc >&;"@ Jam ke ))/ 3?0 cc >&;"@ Jam ke )))/ 3?0 cc >&;"@ Jam ke )./ 3?0 cc >&;"@ +airan masuk I Pre operati: / #! 1000 cc I *urante operati: / #! 1800 cc ; H'S 1000 cc +airan keluar I Perdarahan / M E00 cc I Produksi urin / P" 80 cc *" 200 cc '-. / 3280 cc A-! / 280 cc & / ?0 ccF<am "2 / 300 cc Analgetik durante operasi dengan cara preBemptiDe analgesia menggunakan mor:in 3 mg iD Pasca -edah di #uang Pilih Sadar N %eluhan pasien/ &ual >B@, muntah >B@, pusing >B@, nyeri >B@ N Pemeriksaan :isik -1 / Air0ay Paten, na:as spontan, ## 20 9Fmnt, #h >B@, 1h >B@

-2 / Akral hangat, kering, merah, nadi ?2 9 Fmnt, (* 130F38, +#( O 2P, S1S2 single regular, murmur >B@ -3 / sadar penuh, 6+S ,82, Pupil isokor, re:lek cahaya ;F; -, / terpasang kateter 12 :r, -A% spontan >;@, urin 0arna kuning >;@ -8 / soe:l, -U >;@ $ -2 / mobilitas >;@, edema >B@ N (erapi Pasca -edah )n:us / #! ?0ccF<am Antibiotika / sesuai (S bedah )n<4 &etoclopramid 3Q10 mg ). )n<4 #anitidin 2Q80 mg iD )n<4 %etolorac 3 9 30 mg iD bila nyeri -ila muntah, kepala dimiringkan, head do0n dan suction akti: &akanFminum dapat dimulai bila pasien sadar penuh, mual >B@, muntah >B@ P'&-AHASA$ 14 Pre "perati: Sebelum dilakukan tindakan operasi sangat penting untuk dilakukan persiapan pre operasi terlebih dahulu untuk mengurangi ter<adinya kecelakaan anastesi4 %un<ungan terhadap pasien sebelum pasien dibedah harus dilakukan sehingga dapat mengetahui adanya kelainan diluar kelainan yang akan di operasi, menentukan <enis operasi yang akan di gunakan, melihat kelainan yang berhubungan dengan anestesi seperti adanya ri0ayat hipertensi, asma, alergi, atau decompensasi cordis4 Selain itu, dengan mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan, dokter anestesi bisa menentukan cara anestesi dan pilihan obat yang tepat pada pasien4 %un<ungan pre operasi pada pasien <uga bisa menghindari ke<adian salah identitas dan salah operasi4 'Daluasi pre operasi meliputi history taking >A&P!'@, pemeriksaan :isik, dan pemeriksaan laboratorium yang berhubungan4 'Daluasi tersebut <uga harus dilengkapi klasi:ikasi status :isik pasien berdasarkan skala ASA4 "perasi yang elekti: dan anestesi lebih baik tidak dilan<utkan sampai pasien mencapai kondisi medis optimal4 Selan<utnya dokter anestesi harus men<elaskan dan mendiskusikan kepada pasien tentang mana<emen anestesi yang akan dilakukan, hal ini tercermin dalam in:orm consent4 History taking bisa dimulai dengan menanyakan adakah ri0ayat alergi terhadap makanan dan obatBobatan, alergi >mani:estasi dispneu atau skin rash@ harus dibedakan dengan dengan intoleransi >biasanya mani:estasi gastrointestinal@4 #i0ayat penyakit sekarang dan dahulu <uga harus digali

begitu <uga ri0ayat pengobatan >termasuk obat herbal@, karena adanya potensi ter<adi interaksi obat dengan agen anestesi4 #i0ayat operasi dan anestesi sebelumnya bisa menun<ukkan komplikasi anestesi bila ada4 Pertanyaan tentang reDie0 sistem organ <uga penting untuk mengidenti:ikasi penyakit atau masalah medis lain yang belum terdiagnosa4 Pemeriksaan :isik dan history taking melengkapi satu sama lain4 Pemeriksaan :isik dapat membantu mendeteksi abnormalitas yang tidak muncul pada history taking, sedangkan history taking membantu mem:okuskan pemeriksaan pada sistem organ tertentu yang harus diperiksa dengan teliti4 Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang sehat dan asimtomatik setidaknya meliputi tandaBtanda Dital >tekanan darah, heart rate, respiratory rate, suhu@ dan pemeriksaan air0ay, <antung, paruBparu, dan system musculoskeletal4 Pemeriksaan neurologis <uga penting terutama pada anestesi regional sehingga bisa diketahui bila ada de:isit neurologis sebelum diakukan anestesi regional4 Pentingnya pemeriksaan air0ay tidak boleh diremehkan4 Pemeriksaan gigi geligi, tindakan buka mulut, lidah relati: besar, leher pendek dan kaku sangat penting untuk diketahui apakah akan menyulitkan dalam melakukan intubasi4 %esesuaian masker untuk anestesi yang <elek harus sudah diperkirakan pada pasien dengan abnomalitas 0a<ah yang signi:ikan4 &ikrognatia ><arak pendek antara dagu dengan tulang hyoid@, insisiDus ba0ah yang besar, makroglosia, #ange o: &otion yang terbatas dari (emporomandibular Joint atau Dertebrae serDikal, leher yang pendek mengindikasikan bisa ter<adi kesulitan untuk dilakukan intubasi trakeal4 Pemeriksaan laboratorium rutin tidak direkomendasikan pada pasien yang sehat dan asimtomatik bila history taking dan pemeriksaan :isik gagal mendeteksi adanya abnormalitas4 $amun, karena legitimasi hukum banyak dokter yang tetap memeriksa kadar hematokrit atau hemoglobin, urinalisis, serum elekrolit, tes koagulasi, elektrokardiogram, dan :oto polos toraks pada semua pasien4 %lasi:ikasi status :isik ASA bukan alat perkiraan risiko anestesi, karena e:ek samping anestesi tidak dapat dipisahkan dari e:ek samping pembedahan4 Penilaian ASA diklasi:ikasikan men<adi 8 kategori4 %ategori keB2 selan<utnya ditambahkan untuk ditu<ukan terhadap brainBdead organ donor4 Status :isik ASA secara umum <uga berhubungan dengan tingkat mortalitas perioperati:4 %arena underlying disease hanyalah satu dari banyak :aktor yang berkontribusi terhadap komplikasi perioperti:, maka tidak mengherankan apabila hubungan ini tidak sempurna4 &eskipun

begitu, klasi:ikasi satus :isik ASA tetap berguna dalam perencanaan mana<emen anestesi, terutama teknik monitoring4 %elas ) / Pasien sehat tanpa kelainan organik, biokimia, atau psikiatri4 %elas )) Pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang, tanpa limitasi aktiDitas sehariBhari4 %elas ))) / Pasien dengan penyakit sistemik berat, yang membatasi aktiDitas normal4 %elas ). / Pasien dengan penyakit berat yang mengancam nya0a dan memerlukan terapi intensi:, dengan limitasi serius pada aktiDitas sehariB hari4 %elas . / Pasien sekarat yang akan meninggal dalam 2, <am, dengan atau tanpa pembedahan4 Hal penting lainnya pada kun<ungan pre operasi adalah in:orm consent4 )n:orm consent yang tertulis mempunyai aspek medikolegal dan dapat melindungi dokter bila ada tuntutan4 *alam proses consent perlu dipastikan bah0a pasien mendapatkan in:ormasi yang cukup tentang prosedur yang akan dilakukan dan resikonya4 (u<uan kun<ungan pre operasi bukan hanya untuk mengumpulkan in:ormasi yang penting dan in:orm consent, tetapi <uga membantu membentuk hubungan dokterBpasien4 -ahkan pada interDie0 yang dilakukan secara empatis dan men<a0ab pertanyaan penting serta membiarkan pasien tahu tentang harapan operasi menun<ukkan hal tersebut setidaknya dapat membantu mengurangi kecemasan yang e:ektiDitasnya sama dengan regimen obat premedikasi4 Pada pasien ini, dari history taking tidak didapatkan ri0ayat alergi terhadap makanan atau obatBobatan, tidak mengkonsumsi obatBobatan rutin, pasien telah men<alani pengobatan kemoterapi neoad<uDan cyclo:os:amid E00 mg, do9orubicin 30 mg, 8B7U 380 mg sebanyak 29, tidak didapatkan ri0ayat operasi sebelumnya, tidak didapatkan ri0ayat penyakit <antung, hipertensi, diabetes melitus4 *ari pemeriksaan :isik tidak didapatkan kelainan bermakna yang dapat mengganggu proses anestesi, pasien digolongkan dalam kategori &alampati 14 *an dari hasil laboratorium tidak didapatkan kelainan4 *ari seluruh hasil pemeriksaan, pasien dikategorikan sebagai ASA 2 dengan keganasan post kemoterapi4 %emoterapi memiliki beberapa e:ek samping yang dapat mempengaruhi anestesi4 *i antaranya adalah toksisitas pada paruBparu, <antung, dan sara:4 *i samping itu, pera0atan pre dan post operati: <uga dipengaruhi oleh kemoterapi4 (oksisitas paru dan <antung yang berupa :ibrosis paru yang diinduksi obat,

dengan ge<ala sesak dan batuk nonprodukti:, atau gagal <antung kongesti: dapat mempengaruhi mana<emen anestesi4 Pada pasien yang diterapi dengan bleomicin, perlu dilakukan monitoring -6A dan oksimetri, serta pemberian cairan intraDascular secara hatiBhati4 Hal ini karena pasien beresiko mengalami edema paru interstitial akibat gangguan drainase lim:atik yang disebabkan :ibrosis paru4 ':ek depresan obat anestesi terhadap kontraktilitas miokardium dapat meningkat pada pasien dengan toksisitas <antung yang diinduksi obat4 (oksisitas sara: akibat kemoterapi dapat berupa neuropati peri:er dan ense:alopati4 Alkaloid Dinca, terutama Dincristine, mempengaruhi mikrotubul sehingga menyebabkan neuropati peri:er sensorimotor4 %enyataannya, semua pasien yang diterapi dengan Dincristine mengalami parestesia pada <ariB<ari4 $europati otonom dapat mengikuti parestesia4 Perubahan ini bersi:at reDersible4 +isplatin menyebabkan neuropati tergantung dosis dengan merusak dorsal root ganglia4 Hilangnya propiosepti: pada pasien dapat cukup berat untuk mempengaruhi ambulasi4 Penggunaan anestesi regional pada pasien yang mendapat terapi cisplatin dapat dipengaruhi neurotoksisitas subklinis yang dapat menetap beberapa bulan setelah terapi dihentikan4 Penggunaan anestesi lokal dan epine:rin dalam kondisi ini dapat menyebabkan in<uri yang signi:ikan4 Paclita9el menyebabkan ata9ia tergantung dosis yang dapat mengikuti parestesia pada tangan dan kaki serta kelemahan otot proksimal4 %ortikosteroid >prednisone 20B100mgFhari@ dapat menyebabkan miopati yang ditandai dengan kelemahan otot :leksor leher dan ekstremitaas proksimal4 (anda a0al toksisitas neuromuscular akibat kortikosteroid adalah kesulitan berdiri dari posisi duduk4 "tot pernapasan <uga dapat terpengaruh4 $europati peri:er akibat kortikosteroid biasanya membaik bila pemakaian obat dihentikan4 -anyak agen kemoterapi yang menyebabkan ense:alopati4 +yclophosphamide dosis tinggi berkaitan dengan delirium akut4 +ytarabine dosis tinggi dapat menyebabkan delirium akut atau degenerasi cerebellum, yang keduanya bersi:at reDersible4 'nse:alopati akut reDersible dapat mengikuti pemberian metotre9at intraDenaa atau intratekal4 Penggunaan metotre9at <angka pan<ang, terutama bersama radioterapi, menyebabkan dementia irreDersible4 Pada persiapan preoperatiDe diperlukan koreksi de:isiensi nutrisi, anemia, koagulopati, dan gangguan elektrolit akibat e:ek samping kemoterapi4 $ausea dan Domiting merupakkan e:ek samping kemoterapi yang sering ter<adi, yang dapat dikontrol dengan obat antagonis serotonin seperti

ondansetron, droperidol, dan metoclopramide4 (ricyclic antidepresan berman:aat untuk potensiasi e:ek analgesic opioid dan menghasilkan analgesia4 "pioid yang digunakan untuk mana<emen nyeri kanker dapat digunakan untuk sedasi preoperatiDe4 Adanya dis:ungsi hepar dan renal dapat mempengaruhi pemilihan obat anestesi dan muscle relaksan4 (erdapat kemungkinan peman<angan respon terhadap suksinilkolin pada pasien yang mendapat terapi kemoterapi alkilating seperti cyclophosphamide4 (eknik aseptic <uga perlu diperhatikan karena agen kemoterapi menyebabkan imunosupresi4 )munosupresi yang ditimbulkan oleh anestesi, stimulasi bedah, atau trans:usi darah selama perioperati: dapat mempengaruhi respon pasien terhadap kanker, bahkan beberapa obat anestesi dapat membantu pertumbuhan tumor atau merangsang agregasi protein kanker4 .entilasi mekanik postoperatiDe mungkin diperlukan, terutama setelah operasi inDasiDe yang lama dan pada pasien dengan :ibrosis paru yang diinduksi obat4 Pasien dengan toksisitas <antung yang diinduksi obat beresiko mengalami komplikasi <antung postoperatiDe4 &asukan "ral #e:lek laring mengalami penurunan selama anestesi4 #egurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam <alan na:as merupakan resiko utama pada pasien yang men<alani anestesi4 Untuk meminimalkan risiko tersebut, semua pasien yang di<ad0alkan untuk operasi elekti: dengan anestesi harus dipantangkan dari masukan oral >puasa@ selama periode tertentu sebelum induksi anestesi4 Pada pasien de0asa umumnya puasa 2BE <am, anak kecil ,B2 <am dan pada bayi 3B, <am4 &akanan tak berlemak diperbolehkan 8 <am sebelum induksi anestesi4 &inuman bening, air putih, teh manis sampai 3 <am dan untuk keperluan minum obat air putih dalam <umlah terbatas boleh ) <am sebelum induksi anesthesia4 (erapi +airan (erapi cairan perioperati: termasuk penggantian de:isit cairan sebelumnya, kebutuhan maintenance dan luka operasi seperti pendarahan4 *engan tidak adanya intake oral, de:isit cairan dan elektrolit bisa ter<adi cepat karena ter<adinya pembentukan urin, sekresi gastrointestinal, keringat dan insensible losses yang terus menerus dari kulit dan paru4 %ebutuhan maintenance normal dapat diperkirakan dari tabel diba0ah/ -erat -adan Jumlah 10kg pertama , m!FkgF<am

10kg berikutnya ; 2 m!FkgF<am (iap kg di atas 20kg ; 1 m!FkgF<am Pasien yang puasa tanpa intake cairan sebelum operasi akan mengalami de:icit cairan karena durasi puasa4 *e:isit bisa dihitung dengan mengalikan kebutuhan cairan maintenance dengan 0aktu puasa4 Pada pasien ini, telah diberikan cairan maintenance sebanyak 1000cc cairan #! sebelum operasi4 -erat badan pasien adalah 80kg dimana kebutuhan cairan maintenance adalah ?0ccF<am dan pasien ini dipuasakan selama 2 <am sebelum operasi, tetapi kenyataannya pasien puasa selama 10 <am4 Jadi de:isit cairan pasien ini secara total adalah ?00cc4 Premedikasi Premedikasi ialah pemberian obat 1B2 <am sebelum induksi anestesi dengan tu<uan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya/ C &eredakan kecemasan dan ketakutan C &emperlancar induksi anesthesia C &engurangi sekresi kelen<ar ludan dan bronkus C &eminimalkan <umlah obat anestetik C &engurangi mual muntah pasca bedah C &enciptakan amnesia C &engurangi isi cairan lambung C &engurangi re:lek yang membahayakan Pada pasien ini diberikan obat premedikasi berupa in<4 &etoclopramide 10 mg, in<4 #anitidine 80 mg, in<4 mida olam 248 mg4 &etoclopramide dan ranitidine diberikan untuk pro:ilaksis dari P"$.4 &ida olam <uga bisa ber:ungsi sebagai induksi, sedasi, dan mengurangi kebutuhan obat anestesi4 &ida olam Premedication )& 0403=0418 mgFkg Sedation ). 0401=041 mgFkg )nduction ). 041=04, mgFkg 24 *urante "perasi Pemakaian "bat Anestesi Pada kasus ini induksi anestesi menggunakan propo:ol4 &ekanisme induksi general anestesi dengan propo:ol melibatkan :asilitasi dari inhibisi neurotransmitter yang dimediasi oleh 6A-A4 Propo:ol bisa mempotensiasi $ondepolari ing neuromuscular blocking agents >$&-A@ yang <uga digunakan pada kasus ini >atracurium@4 Penggunaan propo:ol bersamaan

dengan :entanyl dapat meningkatkan konsentrasi :entanyl4 Pada kasus ini analgetik yang digunakan adalah :entanyl4 -eberapa klinisi memberikan mida olam >pada kasus ini diberikan untuk premedikasi@ dengan <umlah kecil >misal 30JgFkg@ sebelum induksi dengan propo:ol, karena mereka percaya bah0a kombinasi tersebut mempunyai e:ek sinergis >onset lebih cepat dan kebutuhan dosis total men<adi turun@4 Propo:ol )nduction ). 1=248 mgFkg &aintenance in:usion ). 80=200 JgFkgFmin Sedation in:usion ). 28=100 JgFkgFmin 7entanyl )ntraoperatiDe anesthesia ). 2=180 JgFkg PostoperatiDe analgesia ). 048=148 JgFkg Pada general anestesi dibutuhkan kadar obat anestesi yang adekuat yang bisa dicapai dengan cepat di otak dan perlu di pertahankan kadarnya selama 0aktu yang dibutuhkan untuk operasi4 Hal ini merupakan konsep yang sama baik pada anestesi yang dicapai dengan anestesi inhalasi, obat intraDena, atau keduanya4 Pada kasus ini maintenance anestesi diberikan dengan anestesi inhalasi4 "bat anestesi inhalasi yang dipakai adalah iso:lurane4 )so:lurane tidak memiliki kontraindikasi khusus4 )so:luran <uga dapat mempotensiasi $&-A >pada pasien ini dipakai atracurium@4 Pada kasus ini <enis anestesi yang digunakan adalah general anestesi dengan intubasi4 Sebelum dilakukan intubasi diperlukan muscle rela9ant sehingga proses intubasi lebih mudah dilakukan4 Secara teoritis, pemberian 10=18K dosis intubasi muscle relaksan 8 menit sebelum induksi akan menempati cukup reseptor sehingga paralisis akan cepat mengikuti ketika keseimbangan rela9ant sudah diberikan4 Penggunaan priming dosis bisa menghasilkan kondisi yang sesuai untuk intubasi segera setelah 20 detik bila menggunakan rocuronium dan ?0 detik menggunakan agen intermediateBacting nondepolari ers seperti atracurium4 Setelah intubasi, paralisis otot mungkin perlu diteruskan untuk mem:asilitasi operasi misal operasi abdominal atau untuk mana<emen anestesi atau untuk kebutuhan mengontrol Dentilasi4 *osis maintenance bisa dicapai dengan intermittent bolus atau continuous in:usion, diberikan dengan monitor menggunakn nerDe stimulator atau tanda klinis >usaha atau gerakan na:as spontan@4 Pada kasus ini atracurium diulang setelah M ,8 menit pemberian atracurium yang pertama karena operasi masih dalam proses, sehigga intubasi masih tetap dipertahankan >supaya Dentilasi

terkontrol@4 *rug '*?8 :or Adductor Pollicis *uring $2F"2 Anesthesia >mgFkg@ )ntubation *ose >mgFkg@ "nset o: Action :or )ntubating *ose >min@ *uration o: )ntubating *ose >min@ &aintenance *osing by -oluses >mgFkg@ &aintenance *osing by )n:usion > gFkgFmin@ Atracurium 042 048 248=340 30=,8 041 8=12 (erapi +airan (erapi cairan intraDena dapat terdiri dari in:us kristaloid, koloid, atau kombinasi keduanya4 +airan kristaloid adalah cairan dengan ion lo0 molecular 0eight >garam@ dengan atau tanpa glukosa, sedangkan cairan koloid <uga mengandung atB at high molecular 0eight seperti protein atau glukosa polimer besar4 +airan koloid men<aga tekanan onkotik koloid plasma dan untuk sebagian besar intraDaskular, sedangkan cairan kristaloid cepat menyeimbangkan dengan dan mendistribusikan seluruh ruang cairan ekstraseluler4 %arena kebanyakan kehilangan cairan intraoperati: adalah isotonik, cairan <enis replacement yang umumnya digunakan4 +airan yang paling umum digunakan adalah larutan #inger laktat4 &eskipun sedikit hipotonik, menyediakan sekitar 100 m! :ree 0ater per liter dan cenderung untuk menurunkan natrium serum 130 m'RF!, #inger laktat umumnya memiliki e:ek yang paling sedikit pada komposisi cairan ekstraseluler danmerupakan men<adi cairan yang paling :isiologis ketika Dolume besar diperlukan4 %ehilangan darah durante operasi biasanya digantikan dengan cairan kristaloid sebanyak 3 hingga empat kali <umlah Dolume darah yang hilang4 (itik trans:usi dapat ditentukan saat preoperasi dari hematokrit and estimated blood Dolume >'-.@4 Pasien dengan hematokrit normal biasanya ditrans:usi hanya apabila kehilangan lebih dari 10B20K dari Dolume darah4 %apan harus ditrans:usi itu ditentukan oleh kondisi pasien dan prosedur operasi yang dilakukan4 Jumlah kehilangan darah yang dibutuhkan untuk menurunkan hematokrit ke 30K dihitung seperti berikut/ 14 'stimate blood Dolume Adult L &ale / 38 m!Fkg and :emale / 28 m!Fkg 24 'stimate the red blood cell Dolume >#-+.@ at the preoperatiDe hematocrit >#-+.preop@4 34 'stimate #-+. at a hematocrit o: 30K >#-+.30K@, assuming normal blood Dolume is maintained4 ,4 +alculate the red cell Dolume lost 0hen the hematocrit is 30KS #-+.lost T #-+.preop = #-+.30K4

84 Allo0able blood loss T #-+.lost 9 34 Pada pasien ini, estimated blood Dolume adalah sebanyak 3280 m! >80kg 9 28 m!Fkg@4 Allo0able blood loss diperkirakan sebanyak 280 m! >20K dari '-. pasien@4 Selain itu, pasien ini membutuhkan cairan maintenance sebanyak ?0ccF<am4 Selama durante operasi, pasien telah diberikan cairan #! sebanyak 3?0ccF<am >&T?0cc ; "2 T300cc@4 &onitoring Salah satu tugas utama dokter anestesi adalah men<aga pasien yang dianestesi selama operasi4 Parameter yang biasanya digunakan untuk monitor pasien selama anestesi adalah/ B 7rekuensi na:as, kedalaman dan karakter B Heart rate, nadi, dan kualitasnya, tekanan darah B 1arna membran mukosa, dan capillary re:ill time B %edalamanFstadium anestesi >tonus rahang, posisi mata, aktiDitas re:lek palpebra@ B %adar aliran oksigen dan obat anestesi inhalasi B Pulse o9imetry/ tekanan darah, saturasi oksigen, suhu4 Pada kasus ini selama proses anestesi, saturasi oksigen pasien tidak pernah O ?8K, tekanan darah pasien dalam batas normal >S 100B1,0, * 20BE0@, nadi ?2K on room air 2 Pale or dusky Sp"2 G ?0K on o9ygen 1 +yanotic Sp"2 80K :rom normal -lood pressure more than M 80 mm Hg o: normal 0 +onsciousness A0ake, alert, and oriented 7ully a0ake 2 Arousable but readily dri:ts back to sleep Arousable on calling 1 $o response $ot responsiDe 0 ActiDity &oDes all e9tremities Same 2 &oDes t0o e9tremities Same 1 $o moDement Same 0 -ased on Aldrete JA, %ronlik */ A postanesthetic recoDery score4 Anesth Analg 1?30S,?/?2, and Aldrete JA/ (he postBanesthesia recoDery score reDisited4 J +lin Anesth 1??8S3/E?4 )dealnya, pasien diBdischarge bila total skor minimal E4 Sebelum diBdischarge, pasien seharusnya diobserDasi apakah ada depresi na:as selama minimal 20B30 menit setelah pemberian dosis perenteral narkotik terakhir4 %riteria minimal lain untuk discharge pasien yang telah

recoDery dari general anestesi biasanya meliputi halBhal berikut ini/ N &udah dirangsang N "rientasi penuh N &ampu mempertahankan dan melindungi air0ay N (anda Dital stabil selama paling tidak 18=30 menit N &ampu untuk meminta bantuan bila ia membutuhkan N (idak ada komplikasi operasi yang bermakna >seperti perdarahan akti:@4 %ontrol nyeri postoperatiDe, mual dan muntah, dan mempertahankan normotermia sebelum pasien diBdischarge sangat dibutuhkan4 Sistem scoring untuk discharge digunakan secara luas4 %ebanyakan criteria yang dinilai adalah Sp"2 >atau 0arna kulit@, kesadaran, sirkulasi, respirasi, dan aktiDitas motorik4 %ebanykan pasien memenuhi criteria discharge dalam 0aktu M 20 menit di PA+U4 Sebagai tambahan dari kriteria diatas, pasien dengan general anestesi seharusnya <uga menun<ukkan adanya resolusi dari blokade sensoris dan motoris4 Pada kasus ini, setelah 1 <am di PA+U pasien diBassess dengan Aldrete Score 10 karena pasien sudah sadar penuh, tekanan darah relati: tetap dibanding preoperati:, pasien mampu berna:as dalam dan batuk, Sp"2 ?2K dengan udara ruangan, dan pasien mampu menggerakkan keempat ekstrimitasnya4 "leh karena itu, pasien kemudian dipindah ke ruangan biasa4 %ontrol $yeri dan P"$. Sensitisasi sentral dan hipereksitabilitas yang timbul setelah insisi menyebabkan ampli:ikasi nyeri postoperatiDe4 Salah satu cara mengontrol nyeri postoperatiDe adalah dengan preBemptiDe analgesia4 PreBemptiDe analgesia adalah pemberian analgesik sebelum insisi, yang mencegah ter<adinya sensitisasi sentral yang timbul dari in<uri karena insisi dan in:lamasi >interDensi preoperatiDe, analgesia intraoperati:, dan mana<emen nyeri postoperatiDe@4 1aktu pemberian preBemptiDe analgesia tidak terlalu berpengaruh dibandingkan dengan intensitas dan durasinya4 )n<uri insisi dan in:lamasi penting dalam inisiasi dan mempertahankan sensitisasi sentral4 -erbagai obat dan teknik telah digunakan untuk mempela<ari preBemptiDe analgesia4 &an:aat klinis maksimal tampak bila terdapat blokade komplit stimulus no9ious dengan perpan<angan blokade hingga periode postoperatiDe4 *engan mencegah sensitisasi sentral, preBemptiDe analgesia dengan interDensi analgesic multimodal ekstensi: secara teori dapat mengurangi nyeri akut postoperatiDeFhiperalgesia dan nyeri kronis setelah pembedahan4 Pemberian $SA)* preoperati: sa<a atau bersamaan dengan asetamino:en

bisa mengurangi kebutuhan terhadap opioid secara signi:ikan untuk prosedur operasi tertentu4 Penggunaan inhibitor selekti: siklooksigenaseB2 >seperti celeco9ib@ dapat mengurangi potential adDerse e::ect terhadap :ungsi platelet dan komplikasi gastrointestinal4 $yeri ringan hingga sedang >mild to moderate@ bisa diterapi dengan asetamino:en dan kodein oral4 Sebagai alternati: bisa digunakan opioid agonisBantagonis >butarphanol 1B2mg atau nalbuphine 8B10mg@ atau ketorolacmethamine 30 mg iD4 "bat tersebut sering digunakan untuk operasi ortopedi dan ginekologi4 $yeri sedangBberat >moderate to seDere@ di PA+U bisa diterapi dengan opioid parenteral atau intraspinal, anestesi regional, atau blok sara: spesi:ik4 -ila digunakan opioid, pemberian yang aman diberikan dalam titrasi dosis kecil intraDena4 "pioid yang umum digunakan opioid intermediateBlong duration seperti meperidine 10B20 mg >0428B048 mgFkg pada anakBanak@, atau mor:in 2B,mg >04028B0408 mgFkg pada anakBanak@4 ':ek analgesik mencapai peak dalam 0aktu ,B8 menit4 Sedangkan PostoperatiDe nausea and Domiting >P"$.@ merupakan masalah yang sering ter<adi setelah prosedur general anestesi, ter<adi pada sekitar 20B30K pasien4 -ahkan, P"$. bisa ter<adi ketika pasien di rumah 2, <am setelah discharge >postdischarge nausea and Domiting@4 'tiologi P"$. biasanya multi:aktorial bisa melibatkan agen anestesi, tipe atau <enis anestesi dan :aktor pasien sendiri4 (er<adi peningktan insiden mual setelah pemberian opioid selama anestesi, setelah pembedahan intraperitoneal >umumnya laparoskopi@, dan operasi strabismus4 )nsidensi tertinggi ter<adi pada 0anita muda4 &eningkatnya tonus Dagal bermani:estasi sebagai sudden bradikardi yang seringkali mendahului atau bersamaan dengan emesis4 Anestesi propo:ol menurunkan insiden P"$.4 SelectiDe 8Bhydro9ytryptamine >serotonin@ receptor 3 >8B H(3@ antagonis seperti ondansetron , mg >041 mgFkg pada anakBanak@, granisetron 0401=040, mgFkg, dan dolasetron 1248 mg >04038 mgFkg pada anakBanak@ <uga sangat e:ekti: untuk mencegah P"$. dan menerapi P"$. yang sudah ter<adi4 &etoclopramide, 0418 mgFkg intraDena, kurang e:ekti: tetapi obat ini merupakan alternati: yang bagus4 8BH(3 antagonis tidak berhubungan dengan mani:estasi akut ekstrapiramidal >dystonic@ dan reaksi dis:orik yang mungkin ditimbulkan oleh metoclopramide atau phenothia ineBtype antiemetics4 *e9amethasone, ,=10 mg >0410 mgFkg in children@, bila dikombinasikan dengan antiemetic lainnya biasanya e:ekti: untuk mual dan muntah yang re:rakter4 -ahkan e:ekti: hingga 2, <am sehingga bisa digunakan untuk postdischarge nausea and Domiting4

Pro:ilaksis non :armakologis untuk mencegah P"$. misalnya hidrasi yang adekuat >20 m!Fkg@ setelah puasa dan stimulasi P2 acupuncture point >pergelangan tangan@4 Pada kasus ini, tidak didapatkan mual muntah postoperati:, tetapi tetap diberikan metoklopramid 3910mg dan ranitidin 2980mg intraDena untuk mencegah P"$. di ruangan4 Sedangkan untuk mengontrol nyeri postoperatiDe diberikan ketorolac 3930mg intraDena4 *A7(A# PUS(A%A -arash, P4 64, +ullen, -4 74, Stoelting, #4 %4, +ahalan, &4 %4, Stock, &4 +4 200?4 Handbook o: +linical Anesthesia4 2th edition4 USA/ !ippincott 1illiams U 1ilkins4 Hines, #4 !4, &arschall, %4 '4 200E4 StoeltingVs Anethesia and +oBe9isting *isease4 8th edition4 $e0 5ork/ 'lseDier4 !atie:, S4 A4, Suryadi, %4 A4, *achlan &4 #4 200?4 Petun<uk Praktis Anestesiologi4 'disi %edua4 Jakarta/ Penerbit -agian Anestesiologi dan (erapi )ntensi: 7%U)4 &iller, #4 *4, 'rikkson, !4 )4, 7leisher, !4 A4, 1iener, J4 P4, 5oung 14 !4 200?4 &illerVs Anesthesia4 3th 'dition4 $e0 5ork/ 'lseDier4 &organ, 64 '4, &ikhail, &4 S4, &urray, &4 J4 20024 +linical Anesthesiology4 ,th 'dition4 USA/ &c6ra0BHill +ompanies, )nc4

Object 1

-ookmark the permalink4 Post navigation W Poster 7orensik Jurnal %ulit X One thought on Laporan Kasus Anestesi! Gracia Richata July 31, 2012 at 12/02 am permisi dok44 boleh saya minta <urnal laporan kasus dlm bentuk pd:nyaY kebetulan saya mahasis 0a :kg U$PA* disuruh mengumpulkan <urnal2 mengenai case report bedah yang di dalamnya terdapat kontrol nyeri dan P"$.44 <ika ada :oto2nya

14

boleh saya minta <ugaY kalau boleh, tolong dikirim ke iceblendedgreenteaZgmail4com &akasih banyak dok44 #eply Leave a "epl#

Archives Categories $logroll


*iscuss 6et )nspired 6et Polling 6et Support !earn 1ordPress4com 1ordPress Planet 1ordPress4com $e0s shigenoiharu%i

&mail Subscription 'nter your email address to subscribe to this blog and receiDe noti:ications o: ne0 posts by email4 Join 3 other :ollo0ers -log at 1ordPress4com4 [ (he -ook !ite (heme4 7ollo0

'ollow Dewi Sri Wulandari's Cases! 6et eDery ne0 post deliDered to your )nbo94
Enter your email address

Po0ered by 1ordPress4com

Você também pode gostar