Você está na página 1de 6

RBS AKUNTANSI DAN PERADABAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional yang dibina oleh Ibu ari Kamayanti

Oleh : Putri Mayang Anata Dewi S. (NIM. 115020300111049)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

AKUNTANSI DAN PERADABAN

Terdapat pertanyaan mengenai apakah akuntansi mempengaruhi peradaban ataupun apakah akuntansi dapat membentuk suatu peradaban? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya jika mengetahui terlebih dahulu bagaimana perkembangan akuntansi dari masa ke masa. Menurut sejarah, akuntansi sebagai seni yang mendasar pada logika matematik (dikenal dengan pembukuan berpasangan) dikenalkan di Italia oleh Luca Pacioli pada sekitar tahun 1495. Pembukuan berpasangan tersebut yang mendasari akuntansi modern saat ini. Tetapi akuntansi telah ada jauh sebelum Luca Pacioli memperkenalkan sistem tersebut. Berikut penjelasan mengenai perkembangan akuntansi dari zaman ke zaman : Zaman Mesopotamia Pada zaman mesopotamia ini, atau dikenal juga dengan zaman Babilonia kurang lebih 8000 SM, pencatatan transaksi dilakukan dalam bentuk tablet-tablet tanah liat yang diberi tanda titik-titik sebagai pengganti angka yang disebut dengan clay. Kumpulan tablet tanah liat tersebut berfungsi mengungkapkan nilai aset dan transaksi ekonomis secara simbolis. Menurut Orville keister (1986) untuk mencatat transaksi, terdapat dua macam tablet, yaitu tablet penerimaan dan tablet pengeluaran. Zaman Yunani Kuno dan Romawi Kuno Peradaban ini terjadi sekitar tahun 3600 SM. Pada tahun 1000 SM ditemukan koin sebagai alat tukar di Yunani, sedangkan di Romawi ditemukan seorang arsitek yang menilai gedung tidak hanya sebesar nilai costnya namun harus dikurangi seperdelapannya setiap tahun, yang jika kita hubungkan dengan sistem akuntansi saat ini, hal tersebut seperti depresiasi. Pada masa Yunani mulai dipernalkannya akuntansi pertanggung jawaban dan akuntansi mengenai pembayaran pajak di Roma. Zaman Cina Pada zaman dinasti Chou (1122-256 SM) cina memperkenalkan akuntansi pemerintahan. Dimana pada masa tersebut akuntansi digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk merencanakan ekspansi wilayah dan juga menagtur negara.

Zaman Evolusi Pembukuan Selain bangsa-bangsa diatas, yang mempunyai peran tidak kalah penting adalah bangsa Arab yang memberikan sumbangan berupa sistem numerik yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sistem numerik bangsa romawi. Jika menurut sejarah, sistem akuntansi double entry pertama ditemukan oleh pedagang, maka tidak dapat disangkal bahwa bangsa Arab adalah pedagang ulung. Peradaban Mesir juga memegang kendali perdagangan dunia pada masanya. Jika dipikirkan sebuah peradaban dengan perdagangan yang diterima dunia seperti bangsa Mesir, tidak mungkin tidak mempunyai sistem perakuntasian yang memadai. Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa sistem pembukuan berpasangan (double entry) dikenalkan oleh Luca Pacioli yang dikenal sebagai bapak akuntansi. Tetapi sebenarnya sistem pembukuan berpasangan ini telah diperkenalkan jauh sebelum itu. Menurut Prof. Dr. Omar Abdulllah Zaid sekitar tahun 1363 M terdapat sebuah manuskrip yang berisi mengenai penggunaan akuntansi dan pengembangannya di negara muslim (Ditulis oleh Abdullah bin Muhammad bin Kayak Al Mazindarani dengan judul risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat). Tulisan-tulisan mengenai akuntansi double entry tidak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika dan penemuan angka nol. Yang keduanya ditemukan oleh cendekiawan muslim. Sehingga sebenarnya sistem double entry diperkenalkan lebih dulu oleh bangsa muslim, bangsa Arab, karena masa-masa sebelum Luca Pacioli menerbitkan buku perdagangan barat tidak menonjol yang berbanding dengan perdangan bangsa Arab. Perkembangan Pembukuan Berpasangan Cushing menggambarkan secara garis besar rangkaian tahapan perkembangan pembukuan berpasangan sebagai berikut: 1. Sekitar abad ke-16 teknik pembukuan sedikit mengalami perubahan. Perubahan tersebut yaitu adanya pengenalan jurnal khusus untuk mencatat tipe-tipe transaksi yang berbeda dan juga penggunaan buku-buku pembantu khusus. 2. Evolusi praktik pelaporan keuangan periodik pada abad ke-16 dan ke-17. Terjadi juga evolusi personifikasi akun dan transaksi sebagai upaya untuk membuat aturan debit dan kredit menjadi lebih masuk akal. 3. Penerapan sistem berpasangan diperluas dalam tipe organisasi yang berbeda. Peragallo menyebutkan pada periode 1559-1795 perluasan pembukuan berpasangan juga

diterapkan dalam negara dan biara. Kritik terhadap pembukuan berpasangan sudah mulai terlihat luas yang mendorong dimulainya riset teoritis. 4. Pada abad ke-17 penggunaan akun persediaan terpisah untuk tipe barang yang berbeda. Contohnya barang persediaan konsinyasi terpisah dengan yang lain, demikian juga dengan barang dalam perjalanan dan barang dalam persekutuan (Yamey). 5. Dimulai dengan East India Company dalam abad ke-17 dan pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan akibat dari revolusi industri, menjadikan akuntansi mendapat perhatian yang lebih lagi. Terbukti adanya pengembangan akuntansi biaya, pengakuan pada konsep continuity, periodicity, dan sistem accrual. 6. Metode perlakuan aset tetap yang dikembangkan sebelum abad ke-18. Menurut Yamey: Pertama, aset dibawa ke periode berikutnya dan selisih antara pendapatan dan beban secara umum dimasukkan ke dalam aset, ditransfer ke akun profit and loss pada tanggal neraca. Kedua, pengeluaran awal dan pengeluaran lainnya serta penerimaan di tutup pada tanggal neraca dan selisih antara debit dan kredit dibawa ke periode berikutnya. Ketiga, aset dinilai kembali naik dan turunnya pada tanggal neraca, kemudian hasilnya dibawa ke periode berikutnya dan perbedaan saldonya di poskan ke akun profit and loss. 7. Sampai dengan abad ke-19, depresiasi kekayaan diperlakukan sebagai barang dagangan yang tidak terjual. Meskipun tidak banyak digunakan, Saliero pada tahun 1915, membuktikan adanya metode depresiasi garis lurus, metode menurun, sinking fund dan anuitas serta metode cost unit. Setelah tahun 1930-an beban depresiasi menjadi lebih umum. 8. Akuntansi biaya hadir pada abad ke-19 sebagai akibat revolusi industri. Akuntansi biaya dimulai pada industri-industri tekstil pada abad ke-15.D. R. Scott mencatat konsekuensi pabrik tekstil dalam The Cultural Significance of Account yang menyebutkan munculnya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur. 9. Perkembangan teknik akuntansi untuk pembayaran di muka dan akrual untuk memungkinkan dilakukannya komputasi profit periodik terjadi pada paruh kedua abad ke-19. 10. Perkembangan laporan dana terjadi pada paruh kedua abad ke-19 dan abad ke-20. 11. Pada abad ke-20 terjadi perkembangan metode-metode akuntansi yang menyangkut isuisu kompleks, dari masalah komputasi earnings per lembar saham, akuntansi untuk komputasi bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa guna jangka panjang dan pensiun, sampai masalah akuntansi yang krusial untuk produk baru dari rekayasa keuangan.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bagaimana perkembangan akuntansi dari masa ke masa. Ketika peradaban manusia masih sederhana seperti di zaman babilonia, sistem akuntansi yang berkembang pun masih sederhana, yaitu terbatas pada pencatatan di tablet batu yang di beri titik-titik sebagai penanda. Ketika peradaban sudah berkembang dan sudah mulai kompleks seperti pada peradaban yunani dan romawi, maka akuntansi pun berkembang menjadi lebih kompleks. Seperti mulai adanya akuntansi pertanggung jawaban dan akuntansi pajak. Kembali ke pertanyaan awal, apakah akuntansi dapat mempengaruhi/membentuk peradaban? Jawabannya adalah bisa. Seperti yang kita ketahui akuntansi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK merupakan salah satu bagian dari budaya manusia, dan budaya dapat membentuk peradaban. Kemudian timbul pertanyaan, apakah akuntansi membentuk peradaban atau justru akuntansi berkembang karena peradaban. Maka pertanyaan tersebut sama seperti pertanyaan Dahulu mana ayam atau telur? jawabannya tergantung pada dari sisi mana kita melihatnya. Menurut saya pribadi, akuntansi berkembang karena adanya tuntutan kebutuhan manusia. Ketika permasalahan kebutuhan manusia semakin kompleks, maka akuntansi pun akan mengikuti. Sebagai contoh, dahulu pencatatan akuntansi hanya single entry saja, maka pada masa perdagangan Arab pencatatan lebih berkembang, mereka mulai menggunakan double entry. Dan ketika masuk abad ke-20 dimana permasalahan semakin kompleks maka akuntansi pun semakin berkembang dan semakin disempurnakan. Terjadi perubahan pada metode mulai dari masalah komputasi earnings per lembar saham, akuntansi untuk komputasi bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa guna jangka panjang dan pensiun, sampai masalah akuntansi yang krusial untuk produk baru dari rekayasa keuangan. Ditambah lagi saat ini perekonomian masuk pada era global, dimana negara atau perusahaan terlibat dalam bisnis internasional. Dengan adanya bisnis internasional, maka diperlukanlah suatu standar yang sama agar memudahkan masing-masing negara/perusahaan dalam menjalin kerjasaman bisnis. Maka dibuatlah standar yang menjadi acuan dalam sistem akuntansinya. Dan saat ini yang menjadi standar akuntansi internasional adalah IFRS. IFRS disini menuntut masing-masing individu untuk berpikir kritis dan memacu kemampuan diri sendiri agar tidak kalah saing dengan individu lain. Dengan menganutt sistem tersebut, maka manfaat yang diperoleh adalah kemampuan individu akan meningkat, tetapi tiap-tiap individu tersebut akan menjadi lebih egois, tidak terlalu peduli terhadap

lingkungan sekitar. Dan kemungkinan mereka hanya akan melakukan sesuatu yang menurutnya mendatangkan manfaat bagi dirinya. Jika seperti itu, maka akan terbentu sebuah peradaban baru dimana manusianya akan menjadi lebih kompeten tetapi nilai sosial dan religiusitasnya akan berkurang. Indonesia, merupakan salah satu negara yang menerapkan IFRS sebagai standar akuntansinya. Tetapi di Indonesia saat ini, juga berkembang akuntansi yang berbasis syariah, dimana sistem pencatatan akuntansinya berdasarkan Al-Quran dan Hadist. Saat ini mulai bermunculan entitas-entitas syariah dimana-mana. Mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, dan entitas-entitas syariah yang lainnya. Jika dilihat maka sistem akuntansi, kembali lagi menggunakan sistem seperti pada masa perdagangan Arab dahulu, dimana semua berbasis Al-Quran dan Hadist. Hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan keadaan sat ini. Walaupun belum semuanya berbasis syariah, tetapi perlahan-lahan akuntansi syariah semakin dikembangkan dan disempurnakan. Dan menurut saya akuntansi syariah merupakan salah satu alternatif yang baik bagi sistem pencatatan akuntansi, dimana individu manusianya akan berkompeten tetapi tidak menghilangkan nilai sosial dan religinya. Berdasarkan hal diatas, saya berpendapat bahwa, sistem akuntansi muncul karena kebutuhan manusia untuk melakukan pembukuan atas transaksi yang dilakukannya. Ketika kebutuhan dan permasalahan manusia semakin kompleks maka akuntansi pun menjadi lebih komplek. Dan akuntansi muncul menyesuaikan dengan peradaban manusia yang ada, dan ketika sistem/standar telah terbentuk maka manusia akan menyesuaikan diri dengan standar tersebut dan membentuk peradaban baru yang lebih baik, dan ketika kebutuhan dan tuntutan manusia bertambah lagi maka proses tersebut akan berulang. Peradaban dapat membentuk sebuah sistem akuntansi yang baru yang kemudian sistem tersebut menuntun manusia ke perdaban lain yang lebih baik lagi, dan seterusnya proses tersebut akan berulang.

Você também pode gostar