Você está na página 1de 8

ANAK TIDAK MEMILIKI MOTIVASI BELAJAR Malas belajar sebenarnya tidak ada anak-anak malas belajar karena faktor

keturunan. Bila anak anda malas, maka yakinlah bahwa ada yang salah dengan hal itu. Apa yang bisa salah? Hanya satu hal yang bisa menyebabkan kemalasan anak anda, yaitu kurangnya motivasi. Tidak banyak orangtua tahu ini, apalagi memahaminya. Seorang anak malas belajar disebabkan oleh kehilangan motivasi. Seorang anak kehilangan motivasi saat mereka takut dengan kegagalan, jadi hal ini yang membuat anak urung melakukan sesuatu dengan alasan ingin menghindari kegagalan. Sebagai orangtua, Anda harus selalu berusaha untuk memotivasi anak-anak Anda, dan ketika Anda merasakan bahwa mereka sedang dalam fase malas, maka cobalah untuk mencari tahu sumbersumber demotivasi mereka. Tips cara mengatasi anak malas belajar, berikut adalah pemaparan selengkapnya: 1. Cari tahu Penyebabnya. Penyebab paling umum dari kemalasan adalah karena kurangnya kepercayaan diri pada anak Anda. Faktor lainnya adalah adanya rasa rendah diri yang tertanam pada jiwa si anak. Beberapa orang tua cenderung salah menduga penyebab kemalasan anak, seperti halnya tuduhan bahwa si anak telah melakukan hal-hal yang tidak wajar, seperti penyalahgunaan alkohol atau penyalahgunaan narkoba. Sementara penyalahgunaan zat dapat dianggap penyebab, hanya penyebab sekunder. Penyebab utama biasanya lebih berakar, kurangnya rasa percaya diri atau harga diri, yang dapat diperburuk oleh faktor-faktor seperti depresi dan kecemasan. 2. Menangani masalah-masalah kepercayaan diri. Ada banyak cara untuk memotivasi anakanak. Tak perlu dikatakan, anak dengan harga diri yang tinggi juga anak yang bermotivasi tinggi untuk mencapai sesuatu. 3. Pujian dan memuji anak Anda. Mendapatkan pujian atau dipuji untuk melakukan tanggung jawabnya juga bisa menjadi sumber motivasi untuk anak Anda dan dapat meningkatkan harga diri anak. 4. Ajarkan anak Anda bahwa kegagalan adalah kenyataan. Anda dapat melakukan ini dengan membuka kepada anak Anda tentang pengalaman Anda sendiri dengan kegagalan. Jika Anda berbagi kegagalan dan kekecewaan anda dengan anak Anda, dia

tidak hanya akan bersimpati dengan Anda, tapi juga belajar bahwa ternyata orang tuanya sendiri juga pernah mengalami kegagalan, hal ini akan membimbing dia untuk tetap belajar bahwa gagal adalah bagian dari kesuksesan. 5. Sisihkan waktu keluarga cukup. Jika Anda adalah orang tua karir dan membuat waktu anda kebanyakan jauh dari anak-anak Anda, Anda harus tahu bahwa anak-anak akan merasa ditinggalkan. Salah satu cara mereka untuk mendapatkan perhatian dari anda adalah dengan cara malas belajar. Berikanlah waktu anda kepada mereka, maka besar kemungkinan mereka akan menyerah untuk melakukan hal bermalas-malasan. Kemalasan pada anak bukan merupakan sifat bawaan. Ini adalah reaksi terhadap berbagai rangsangan dan faktor-faktor di lingkungan mereka. Sekarang bahwa Anda memiliki pemahaman yang lebih baik mengapa anak-anak menjadi malas, Anda dapat mencoba bekerja di luar saran yang dijelaskan dalam artikel ini untuk mengatasi malas belajar pada anak anda. ANAK MEMILIKI KEBIASAAN BURUK / MALAS BELAJAR Kebiasaan Baik dan Kebiasaan buruk dalam Belajar Perilaku belajar secara sederhana dapat dimaksudkan adalah cara atau strategi atau metode atau kebiasaan yang dilakukan seseorang dalam belajar. Cara/srategi/metode maupun kebiasaan belajar setiap anak berbeda-beda meskipun ada yang sama. Para ahli ada yang membagi menjadi beberapa tipe, (1) ada tipe visual, (2) ada tipe auditif, (3)ada tipe takstil dan kinestetik, dan mungkin ada tipe gabungan. Anak yang memiliki tipe visual, akan lebih muda menangkap materi yang dipelajari jika dengan banyak menggunakan bantuan indera penglihatan, misalnya banyak gambar, warna warni, tulisan yang menarik,dsb. Anak yang memiliki tipe auditif, akan lebih cepat menangkap materi yang dipelajari jika disertai dengan bantuan suara-suara, seperti audio kaset, tape, suara-suara tertentu. Anak yang memiliki tipe takstil dan kinestetik, akan lebih cepat menagkap materi yang dipelajari jika dengan banyak menggunakan peragaan atau praktek atau melakukan sesuatu, jadi bukan harus dilihat atau didengar tetapi yang penting melakukan atau mempraktekkan. Sedangkan anak dengan tipe gabungan, cenderung tidak berpola, kadang dengan bantuan visual,

auditori, maupun takstil tergantung situasional. Bagi orangtua maupun guru, ada baiknya memahami tipe-tipe atau gaya belajar setiap anak agar kita dapat membantu mereka dengan cepat. Di luar tipe atau gaya belajar sebagaimana diuraikan di atas, ada sejumlah perilaku belajar yang kemudian menjadi kebiasaan, meskipun kebiasaan itu belum tentu baik. Ada kebiasaan baik yang perlu didorong dan ada pula kebiasaan buruk yang perlu dicegah. Perilaku belajar seperti apa saja yang dapat dikategorikan sebagai kebiasaan baik, dan perilaku seperti apa saja yang dapat dikategorikan sebagai kebiasaan buruk dalam belajar? Di bawah ini ada beberapa petunjuk yang patut mendapat perhatian dari guru dan orangtua tentang beberapa perilaku yang perlu dibiasakan pada anak agar memiliki kebiasaan yang baik dan menghasilkan prestasi yang baik pula tentunya. Kebiasaan Baik dalam Belajar.

Menurut Crow & Crow (1958) perilaku belajar yang dapat dikategorikan sebagai kebiasaan baik adalah sebagai berikut : 1. Punya maksud dan tujuan 2. Ada tempat tertentu yang digunakan untuk belajar 3. Kondisi fisik yang mendukung 4. Ada rencana dan jadwal waktu belajar 5. Ada selang seling istirahat 6. Melihat kalimat pokok pada setiap paragraph 7. Menerapkan metode ulangan 8. Membuat catatan-catatan singkat 9. Menganalisis dan membetulkan setiap kesalahan

Kebiasaan Buruk dalam Belajar

Jika kita secara cermat meneliti anak-anak atau murid-murid kita dalam belajar, mungkin kita akan dapat membuat sejumlah daftar kebiasaan dan perilaku belajar anak. Dari daftar tersebut

mungkin akan ada yang dapa dikategorikan sebagai kebiasaan buruk dalam belajar. Adapun perilaku belajar yang dikategorikan sebagai kebiasaan buruk adalah : 1. Belajar hanya ketika ada PR 2. Belajar kalau akan ada ulangan 3. Belajar kalu didampingi ibu/bapak 4. Belajar sambil tiduran 5. Belajar sambil menonton TV 6. Belajar sambil main SMS 7. Belajar tanpa membawa atau menggunakan alat tulis 8. Mengerjakan soal latihan tanpa membaca materi sebelumnya 9. Belajar samapi larut malam hampir sepanjang hari 10. Belajar tanpa target dan tujuan 11. Waktu luang banyak dihabiskan untuk kegiatan yang kurang bermanfaat 12. Belajar kalau diperintahkan atau diawasi orangtua

Mengapa Anak Memiliki Kebiasaan Buruk dalam Belajar

Ada banyak faktor mengapa anak memiliki kebiasaan buruk dalam belajar. Faktor-faktor terebut adalah : 1. faktor lingkungan faktor lingkungan yang turut mendorong terjadinya kebiasaan buruk anak dalam belajar antara lain adalah : lingkungan fisik rumah yang tidak mendukung, fasilitas belajar yang terbatas, lingkungan keluarga yang tidak berpendidikan, control yang lemah dari orangtua, lingkungan sekolah yang kurang mendorong tumbuhnya semangat untuk belajar di rumah, lingkungan masyarakat yang kurang mendukung terhadap iklim belajar yang baik, anak banyak berteman dengan kelompok yang malas belajar. 2. faktor pribadi anak faktor pribadi anak mengapa memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut : motivasi yang rendah, need for achievement anak rendah, kesehatan anak yang

terganggu, tidak tahu bagaimana belajar yang baik, tidak ada kedisplinan dalam belajar, tidak bias mengatur waktu, anak salah memilih teman bergaul. 3. Mengatasi Kebiasaan Buruk dalam Belajar Dalam kehidupan sehari-hari, dari kacamata orang dewasa (orangtua maupun guru) sesunggunya perilaku anak dapat dikategorikan menjadi tiga bagian. (1) perilaku yang disukai dan ingin agar lebih sering dilakukan oleh anak, (2) perilaku yang tidak disukai dan ingin agar lebih jarang dilakukan anak, dan (3) perilaku yang tidak bias ditolerir dan ingin agar dihentikan sama sekali oleh anak. 1. Perilaku yang kita sukai dan ingin agar lebih sering dilakukan anak Beberapa perilaku berikut adalah contoh perilaku yang hampir pasti disukai oleh orang dewasa (orangtua atau guru) ketika melihat anak terbiasa seperti ini : a. mengucapkan terimakasih ketika diberi sesuatu b. menengok ke kiri dan ke kanan ketika menyeberang c. membaca buku ketika waktu longgar d. mengatakan yang sebenarnya e. mamakai sepatu dan pakaian sendiri f. membantu pekerjaan orangtua di dapur lantai atau di kebun g. bangun sendiri dengan tepat waktu h. belajar dan mengerjakan PR tanpa diminta i. menyediakan waktu khusus untuk mengaji dan beribadah j. mengatur buku pelajaran untuk esok harinya k. menata dan mengatur sendiri sepatu, tas, handuk, dan pakaian l. membuang sampah dan kotoran pada tempatnya

2. Perilaku yang tidak kita sukai dan ingin agar lebih jarang dilakukan Beberapa contoh perilaku yang tidak kita sukai dan tentu saja kita ingin agar lebih jarang dilakukan anak, antara lain sebagai berikut : a. bermalas-malasan b. bertengkar dengan adik atau kakak c. merengek d. membantah e. menggunakan kata-kata kotor f. mengabaikan perintah g. tidak mengerjakan PR h. mengata-ngatai atau mengejek orangmenyela, memotong pembicaraan orang i. membiarkan baju berserakan di lantai j. tidak sopan k. tidak ramah l. selalu telat bangun pagidan berangkat sekolah 3. Perilaku yang tidak dapat kita tolerir dan ingin agar dihentikan sama sekali oleh anak Ada beberapa perilaku yang sudah tidak dapat ditlerir, dan karenaya ingin agar dihentikan samasekali oleh anak, antara lain adalah : a. berlari ke jalan tanpa melihat bahaya b. bersepeda/sepeda mptor dengan ngebut di jalan umum c. melukai anak lain

d. bertengkar/berkelahi secara fisik e. meludahi orang lain f. menggigit teman atau orang lain g. bermain korek api atau senjata tajam h. bertindak kasar/kejam pada orang atau binatang i. tidak mau sekolah j. menyembunyikan milik orang lain, mencuri.

Tentu saja dengan klasifikasi tingkahlaku seperti diuraikan diatas, smuanya akan membawa konsekuensi sendiri-sendiri bagi anak maupun orangtua dan guru. Bagaimana cara mengatasi perlaku yang tidak disukai maupun yang tidak dapat ditolerir, kata kuncinya adalah setiap orangtua atau guru, perlu memilah-milah, mana peerilaku yang disukai, mana yang tidak disukai, dan mana yang tidak dapat ditolerir. Masing-masing penanganannya juga akan berbeda.

ANAK TIDAK TAU CARA MENEMPATKAN DIRI Apa pentingnya anak menemukan dan menyadari potensi dirinya? Berikut ini adalah efek yang terjadi: 1. Anak jadi lebih percaya diri Jika kekuatan telah dikenali, anak akan lebih percaya diri, karena sudah punya pegangan apa yang akan dikatakan tentang dirinya, apa yang mungkin dilakukan ketika bekerja, apa peran yang diambil ketika bekerjasama.

2. Anak mampu mengambil peran Jika potensi dikenali, maka anak akan bisa menempatkan diri pada posisi yang sesuai. Anak bisa mengambil peran sesuai dengan keunggulan yang dimiliknya, baik di rumah, sekolah, atau ketika nanti sudah bekerja. 3. Punya nilai jual di dunia luar Ketika dihadapkan pada persaingan, anak akan mampu menunjukkan kelebihan dirinya. Anak dapat menonjolkan apa yang dimilikinya dan tidak dimiliki oleh orang lain. 4. Tidak menggantungkan diri kepada orang lain Jika tahu potensinya, maka akan tahu pula bagaimana melakukan tugas-tugas atau tanggung jawabnya. Anak tahu, apa atau bagaimana cara yang paling efektif untuk menyelesaikan persoalannya. 5. Self branding Jika potensi diri telah dikenali dan disadari, anak akan punya merek atau brand. Anak lebih mudah mengenalkan dirinya ketika bertemu dengan teman baru atau calon atasannya. Begitulah efek positif ketika anak menyadari potensi dirinya.

Você também pode gostar