Você está na página 1de 2

Identifikasi dan analisis sektor ekonomi unggulan (Studi kasus di kota Surakarta kabupaten Karanganyar dan kabupaten Klaten)

Nany Indriani

Diberlakukannya otonomi daerah diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi terciptanya pemerintahan daerah yang mandiri. Salah satu faktor penentu keberhasilan otonomi daerah adalah adanya kemampuan keuangan daerah yang ditentukan oleh seberapa besar hasil penerimaan daerah terhadap sektor-sektor yang dimiliki. Pelaksanaan otonomi daerah dengan pemberdayaan potensi daerah akan bisa berjalan jika sektor unggulan daerah dapat dioptimalkan, dimana sektor unggulan ini penting untuk menentukan skala prioritas dalam pembangunan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang identifikasi dan analisis sektor ekonomi unggulan (studi kasus di Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Klaten). Dipilihnya Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Klaten sebagai obyek penelitian karena ketiga daerah tersebut merupakan bagian dari Kawasan SUBOSUKA WONOSRATEN (Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten) yang memiliki laju pertumbuhan pendapatan tertinggi pada tahun 2000 dibandingkan dengan keempat wilayah lainnya. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi tingkat kontribusi dan laju pertumbuhan, sektor basis ekonomi, pergeseran struktur ekonomi, kegiatan ekonomi potensial dan deskripsi sektor unggulan dari berbagai sektor ekonomi, sebelum dan sesudah krisis ekonomi?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji kondisi tingkat kontribusi dan laju pertumbuhan, sektor basis ekonomi, pergeseran struktural ekonomi, kegiatan sektor ekonomi potensial dan deskripsi sektor unggulan dari berbagai sektor ekonomi, sebelum dan sesudah krisis ekonomi. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah bahwa diduga tingkat kontribusi dan laju pertumbuhan, kondisi basis ekonomi, kondisi pergeseran struktural, kondisi kegiatan ekonomi yang potensial dan deskripsi sektor unggulan dari berbagai sektor ekonomi mengalami perbedaan secara meyakinkan pada masa sebelum dan sesudah krisis ekonomi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 1993 menurut lapangan usaha dan data tenaga kerja menurut lapangan usaha, dengan rentang waku tahun 1993-2001. Dimana tahun 1993-1997 dikategorikan sebagai tahun sebelum krisis ekonomi dan tahun 1998-2001 sebagai tahun sesudah krisis ekonomi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis LQ (LocationQuotient), analisis Shift-Share Klasik, analisis MRP (Model Rasio Pertumbuhan) dan analisis Over Lay. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan data PDRB diketahui telah terjadi perubahan yang cukup meyakinkan antara masa sebelum dan sesudah krisis ekonomi di Kota Surakarta yang ditunjukkan oleh terjadinya pergeseran sektor basis/dominan dan sektor potensial yaitu sektor domian pada sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor angkutan dan komunikasi berubah menjadi sektor listrik, gas dan air bersih, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa, kemudian sektor potensialnya adalah sektor pertambangan dan industri pengolahan menjadi tidak ada sama sekali sektor yang diunggulkan menjadi sektor potensial. Pada Kabupaten Karanganyar perubahan terjadi dari sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih yang merupakan sektor dominan menjadi sektor listrik, gas dan air bersih saja sektor dominannya, sedangkan sektor yang potensial adalah sektor pertambangan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran berubah menjadi sektor pertanian dan sektor bangunan sesudah krisis. Sedangkan di Kabupaten Klaten tidak terjadi perubahan sektor ekonomi dominan/basis dan sektor potensial untuk dikembangkan setelah krisis ekonomi dimana masih tetap pada sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor potensialnya adalah sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor angkutan dan komunikasi. Jika menggunakan data tenaga kerja, di Kota Surakarta sektor dominan adalah sektor

1/2

perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan yang kemudian mengalami penurunan sehingga tidak ada sektor dominan satu pun, dan untuk sektor potensial dalam penyerapan tenaga kerja baik sebelum dan sesudah krisis, Kota Surakarta tidak memilikinya. Kabupaten Karanganyar, sebelum krisis tidak memiliki sektor dominan hanya sektor potensial saja yaitu sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor jasa-jasa, kemudian sektor jasa-jasa berubah menjadi sektor dominan pada masa sesudah krisis dan sektor potensialnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor angkutan dan komunikasi. Di Kabupaten Klaten terjadi perubahan yang cukup meyakinkan dalam penyerapan tenaga kerja sektoral yaitu dominan terserap pada sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa yang kemudian bergeser ke sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan, sedangkan potensial pada sektor pertanian berubah ke sektor angkutan dan komunikasi. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian diatas yaitu: pemerintah harus dapat mempertahankan, meningkatkan serta mengembangkan baik sektor dominan maupun sektor potensial tanpa mengganggu sektor-sektor yang lainnya, memperkenalkan sektor-sektor ekonomi unggulan daerahnya ke luar daerah untuk menarik investor baik dalam negeri maupun luar negeri serta mempercepat pemulihan perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja baru dengan cara ikut mendorong proyek-proyek infrastruktur.

2/2

Você também pode gostar