Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
=
w2
2
=
26487
2
=13243,5 N
RB
=
w2
2
=
26487
2
=13243,5 N
Seperti yang telah dijelaskam sebelumnya bahwa
bantalan dalam dalam analisa ini dianggap sebagai
beban bersama dengan moving jaw, sehingga pada
substruktur pertama di atas reaksi yang diterima oleh
masing-masing bantalan akan dijumlahkan dengan
berat bantalan yang kemudian diaplikasikan sebagi
beban pada eccentric shaft. Adapun besarnya beban
ini adalah P1 dan P2 dengan besar sebagi berikut:
P1 =berat bantalan +RA
P2 =berat bantlan +RB
Berat bantalan =massa bantalan x gravitasi
=53,5 kg x 9,81 m/s
2
=524,8 N
Jadi, P1 =524,8+13243,5 =13768,3 N
RA RB
W2=26487 N/m
W
W
P P
W
R R
W W
W
W
Seminar Nasional Teknik Mesin X 2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB ISBN 978 602 19028 0 6
SNTTM X |733
P2 =524,8 +13243,5 =13768,3 N
Dengan demikian bentuk struktur akan menjadi
seperti gambar 5.
Pembebanan Dinamis
Kondisi pembebanan dinamis merupakan gaya-
gaya yang dialami eccentric shaft saat stone crusher
bekerja, dimana gaya-gaya tersebut terjadi karena
adanya daya dari motor yang menggerakkan poros
melalui pulley dan sabuk (belt) yang selanjutnya
mengakibatkan terjadinya torsi disepanjang
penampang poros dan beban transimisi (gaya lentur
akibat transmisi) di ujung poros tempat pulley
berada.
Gambar 5. Bentuk akhir struktur kondisi
Akibat dari adanya torsi, maka di sepanjang poros
terjadi gaya torsi yang mendorong moving jaw, oleh
konstruksi poros yang eksentrik menyebabkan
moving jaw bergerak naik-turun dan maju-mundur
untuk memecahkan batu.
Dalam proses memecahkan batu tersebut eccentric
shaft menerima beban tumbuk/tekan yang besarnya
sama dengan besarnya gaya torsi yang dihasilkan
oleh eccentric shafttepat dibagian eksentrik (tempat
movimg jaw terpasang). Analisa ini didasarkan pada
asumsi bahwa besarnya gaya torsi pada poros di
bagian eksentrik akan diteruskan pada moving jaw
berupa gerak yang kemudian gaya gerak ini
digunakan untuk menekan batu sampai pecah,
sehingga dapat diasumsikan bahwa besarnya gaya
maksimum yang dapat diterima poros adalah sama
dengan gaya torsi yang dihasilkan poros
(aksi=reaksi).
Analisa Gaya pada Pembebanan Dinamis
Besarnya torsi (T)
Daya (P) =37 kW
Putaran (n) =330 rpm
I =9,74 x10
5
p
n
I =9,74 x10
5
37
330
I =1,09 x10
5
kgmm
I =10,69 x10
5
Nmm
I =1069 Nm
Gaya torsi (FN)
Akibat dari adanya torsi ini mengakibatkan
terjadinya gaya torsi pada poros yang kemudian
dinotasikan FN. FN dalam analisa ini bekerja di
bagian eksentrik poros, dan gaya ini inilah yang
digunakan untuk memecah batu.
FN =gaya akibat torsi
FN =
I
2
,
=
1069
0,10,018
=
1069
0,082
=13037 N
Maka :
FNx=FN sin 15
o
=13037 x 0,26
=3389,62 N
FNy=FN cos15
o
=13037 x 0,97
=12645,89 N
Beban transmisi
FB =
1,5I
2
=1,5 x 1069/ 0,065
=24669,2 N
FBx=FB sin 45
o
=24669,2 x 0,52
=17443,7 N
FBy=FB cos 45
o
=24669,2 x 0,52
=17443,7 N
4. KESIMPULAN
Besarnya tegangan kritis yang terjadi pada
Eccentric shaft adalah 18,9 MPa dan terletak pada
bagian tangga poros (node 58 )tepatnya dibagian
yang patah .
Kondisi perpatahan Eccentric shaft di lapangan
sudah sesuai dengan letak tegangan kritisnya, dimana
pada kondisi riil eccentric shaft mengalami
perpatahan di bagian tangga poros yang letaknya
sama dengan letak tegangan kritisnya.
Berdasarkan hasil analisa dengan software ansys
diketahui bahwa kegagalan yang terjadi pada
W
W
P P
W
R R
Seminar Nasional Teknik Mesin X 2-3 November 2011
Jurusan Mesin Fakultas Teknik UB ISBN 978 602 19028 0 6
SNTTM X |734
eccentric shaft bukan dari faktor design atau
perancangan melainkan adanya akumulasi dari
beberapa faktor dalam hal ini fatik, beban kejut, over
load, dan crack. Sehingga untuk mencegah kegagalan
serupa dimasa mendatang maka langkah preventif
yang dapat dilakukan adalah melakukan
pelunakan/anil thermal yang sesuai, menjaga
kehalusan permukaan poros, menghindari masuknya
benda-benda asing (besi dan batu yang terlalu keras)
dalam ruang kerja stone crusher serta memperhatikan
kestabilan motor penggerak agar beban kejut dari
fluktuasi beban dapat diminimalisir.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Coolr, D. Robert. Suryatmono, Bambang, 1996.
Konsep dan Aplikasi Elemen Hingga
(Terjemahan). PT. ARESCO, Bandung.
[2]. Daryl L. Logan, 1996. A First Course in the
Finite Element Method. PWS Publishing
Company, Boston.
[3]. Desai C.S. Wirjosoedirdjo, Sri Jatno. 1996.
Dasar-Dasar Metode Elemen Hingga
(Terjemahan). Penerbit Erlangga, Jakarta.
[4]. Gere, M. Jemes, Timoshenko P., Stephen, 1996.
Mekanika Bahan (Terjemahan). Edisi Keempat,
Jilid 1 dan 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[5]. Robert. 2004. Machine Elements in Mechanical
Design, Fourth Edition.Pearson Education Inc.,
Upper Saddle River, New Jersey.
[6]. Shigley. E Joseph; Harahap, Gandhi, 1984.
Perencanaan Teknik Mesin (Terjemahan). Jilid
I, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[7]. Stolarski. T, Nakasone Y, S. Yoshimoto. 1996.
Engineering Analysis With Ansys Software.
Elsevier Butterworth-Heinemann, England.
[8]. Sularso and Suga, Kiyokatsu. 1997. Dasar
Perencanaan Elemen Mesin. Cetakan IX, PT.
Pradya Paramita, Jakarta.