Você está na página 1de 6

Apakah yang dimaksud "reshus"?n apa dampak bagi anak dari penderita rhesus?

6 tahun lalu Lapor Penyalahgunaan

IMAM kamandanu

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak


reshus adalah istilah dalam golongan darah Reshus artinya berlawanan atau bertolak belakang.

materi referensi:
kmdn

6 tahun lalu Lapor Penyalahgunaan

83% 5 Suara

1 orang menilai ini bagus 0 bintang - tandai ini sebagai Pertanyaan Menarik! Email Beri Komentar (0) Simpan
o o

Jawaban Lain (3)

heripl Ketika orang bertanya, Golongan darahnya apa? Kemudian jawabannya bisa golongan darah A, B, AB atau O. Sebenarnya apa sih golongan darah dan perlunya kita mengetahui golongan darah kita? Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.

Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina. Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D). Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+) Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan satu set 21 antigen. Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH. Akibat dari ketidakcocokan Rh: Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit. Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas. Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengah dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesus negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada perkawinan antar bangsa. Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu. Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan

menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan. Pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada kulit). Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran. Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan. Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan bagi ibu yang ingin memiliki bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksa kesehatannya. Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkan untuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karena keduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+. Jadi, sudah tahu kan, bahwa golongan darah itu sangat penting untuk diketahui dan berguna untuk kehidupan. Ketahui golongan darah anda sekarang juga.

materi referensi:
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.a http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006 http://www.eramuslim.com/konsultasi/sht/
o o

6 tahun lalu Lapor Penyalahgunaan

0% 0 Suara

utt rhesus tuh ada (+) dan (-).. kalau org indo kebanyakan (+) dan orang bule kebanyakan (-).. kalau pria rh(+) nikah sama wanita rh(-) anaknya bakal punya kelainan darah..

kalau pria rh(-) nikah sama wanita rh(+) anaknya normal.. makanya kita jarang ngeliat cowo indonesia nikah sama cewe bule.. dan sebaliknya, banyak cewe indonesia nikah sama cowo bule:D ps: kalo salah maap ya, abis itu kata guru saya ^_^y
o o

6 tahun lalu Lapor Penyalahgunaan

17% 1 Suara

cia2 SETIAP orang memiliki turunan jenis darah yang disebut rhesus (Rh). Untuk melahirkan bayi yang sehat, Rh ibu dan ayah harus sama. Bila tidak? Setiap orang memiliki jenis darah sendiri-sendiri yang lebih dikenal dengan golongan darah. Ada empat golongan darah yaitu A, B, atau O. Keempat golongan darah itu memiliki turunan jenis darah yang disebut rhesus atau Rh yang terdiri dari Rh positif dan Rh negatif. Status Rh ini menggambarkan adanya partikel protein di dalam sel darah seseorang. Bagi yang ber-Rh negatif berarti ia kekurangan faktor protein dalam sel darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif memiliki protein yang cukup. Jenis darah diturunkan oleh kedua orangtua kepada anaknya. Calon ibu yang ber-Rh positif, atau bersama-sama ayah ber-Rh negatif, bayi yang dikandung ibu pun memiliki Rh yang sama. Masalah akan muncul bila calon ibu misalnya memiliki Rh negatif, sedangkan Rh ayah positif. Ketidaksamaan ini bisa menjadi cikal bakal ketidakcocokan Rh yang sangat berbahaya bagi bayi. Kemungkinan besar bayi akan terkena penyakit Rh atau hemolitik. Menurut Dr. Judi Januadi Endjun Sp.Og., bila ibu mempunyai Rh negatif dan ayah positif, kehamilan dan janin dalam kandungan bisa dihadang masalah. Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika Rh janin tak sama dengan Rh ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan 'benda asing' tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang dikandung. Zat anti-Rh yang beredar dalam darah ibu akan melintasi plasenta dan menyerang sel darah merah janin yang disebut red cellalloimunization (RCA). Setelah masuk ke dalam peredaran darah janin, zat tersebut akan 'membungkus' sel-sel darah merah janin. Sel-sel yang terbungkus (coated cells) akan pecah (hemolisis) di dalam organ limpa janin. Salah satu hasil hemolisis ini adalah pigmen kuning yang disebut bilirubin. Pigmen ini bersifat racun bila tertimbun di dalam tubuh, dan akan membuat

bayi berwarna kuning saat dilahirkan. Selain itu, banyaknya sel darah merah bayi yang rusak dapat membuat bayi mengalami anemia. Semakin banyak zat anti-Rh masuk ke dalam tubuh janin, semakin parahlah kondisi janin. Proses RCA ini, lanjut Judi, juga dapat mengakibatkan keguguran dan hamil di luar kandungan (kehamilan ektopik). Karena itu, "Mintalah dokter kandungan untuk melakukan tes Rh selama kehamilan. Agar ibu cepat mengetahui apakah darahnya mengandung Rh negatif atau tidak," saran Judi. Tes Rh juga dapat dilakukan untuk melihat apakah ibu telah memiliki zat anti-Rh sebelumnya. Bila memang ada zat anti-Rh dalam tubuh ibu hamil, sebaiknya dilakukan pemeriksaan jenis darah janin melalui pengambilan cairan ketuban (amniosentesis). Dapat juga melalui pengambilan cairan dari tulang belakang Chorionic Villi Sampling (CVS), dan pengambilan contoh darah dari tali pusat janin (kordosentesis) Waspada di Kehamilan Selanjutnya Sebenarnya, perbedaan Rh ibu dan janin, jelas Judi, tak terlalu berbahaya pada kehamilan pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat anti-Rh pada kehamilan pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk, jumlahnya tidak banyak. Sehingga, bayi pertama dapat lahir sehat. Pembentukan zat anti Rh baru benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau keguguran) pada kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh darah yang menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel darah merah bayi dapat masuk ke dalam peredaran darah ibu dalam jumlah yang lebih besar. Peristiwa ini disebut //transfusi feto-maternal//. Selanjutnya, 48-72 jam setelah persalinan atau keguguran, tubuh ibu dirangsang lagi untuk memproduksi zat anti-Rh lebih banyak lagi. Demikian seterusnya. Saat ibu mengandung lagi bayi kedua dan selanjutnya, barulah zat anti-Rh di tubuh ibu akan menembus plasenta dan menyerang sel darah merah janin. "Sementara itu buat ibu perbedaan rhesus ibu dan janin sama sekali tidak mengganggu dan mempengaruhi kesehatan ibu," terang dokter rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta ini. Menangani Ketakcocokan Rhesus Untuk mencegah penyakit rhesus, Judi menyarankan setiap pasangan untuk selalu melakukan konsultasi pranikah. Pemeriksaan kesehatan sangat penting dilakukan sebelum menikah. Sebab, banyak penyakit yang diturunkan karena faktor genetik. Bila setelah menikah, pasangan suami istri masih belum mengetahui jenis Rh maupun golongan darah (A-B atau O), Judi mengingatkan agar segera memeriksakan diri ke Palang Merah Indonesia (PMI). Lembaga ini memang biasa memeriksa golongan darah maupun turunannya (Rh). Saat ini, calon ibu yang memiliki Rh negatif tak perlu khawatir lagi, meski bersuami seorang Rh positif. Dokter bisa memberikan tindakan pencegahan. Saat ini ada obat untuk mencegah terbentuknya zat anti-Rh. Obat itu bernama anti-Rho gamma

globulin (RhoGAM), atau anti-D Immunoglobin, atau Rh Immunoglobulin. RhoGAM yang berupa suntikan ini diberikan ketika usia kehamilan 28 minggu dan saat persalinan. Umumnya penyuntikan RhoGAM diberikan saat usia kehamilan 28 minggu dan juga setelah persalinan. Bila Rh negatif pada ibu, atau ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan janin baru diketahui usai persalinan, suntikan RhoGAM untuk ibu sebaiknya diberikan dalam waktu 72 jam setelah persalinan. Proses terbentuknya zat anti dalam tubuh ibu sendiri sangat cepat sehingga akan lebih baik lagi jika setelah 48 jam melahirkan langsung diberi suntikan RhoGAM agar manfaatnya lebih terasa. Sayangnya, perlindungan RhoGAM hanya berlangsung 12 minggu. Setelah lewat batas waktu, suntikan harus diulang setiap kehamilan berikutnya. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan kordosentesis terhadap janin atau pengambilan darah dan tranfusi darah melalui tali pusat, dengan bimbingan ultrasonografi. Ini antara lain dilakukan untuk menambah darah janin. Saat ini kirakira 80% janin yang menderita kelainan akibat ketidakcocokan Rh, sudah dapat diselamatkan dengan transfusi tersebut. (cbn)

materi referensi:

Você também pode gostar