Você está na página 1de 41

Anatomi - Fisiologi System Pencernaan

Fisiologi Sistem Pencernaan


Secara anatomis & Fungsional : 1. Gastrointestinal tractus / alimentary canal 2. Accesory organ

Tujuh fungsi :

Ingesting Mastication Deglutition Digestion Absorbtion Peristaltis Defecation

Pengaruh SSP.
Emosi & psikis --> SSO pengaruhi GIT. Cantoh : nyeri, takut, excitemen -->
simpatis-->osbtipasi. Susah, kesal, cemas -->parasimpatis --> aktifitas GIT meningkat.

Traktus Gastrointestinal
1. Mulut
Dua cara pencernaan :
Mekanis Kimiawi Otot pengunyah diinervasi oleh cabang motorik n. trigeminus Gaya yang dihasilkan oleh seluruh otot pengunyah sebesar 90-180 kg

Manfaat mengunyah :
Memecah selaput selulosa Memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil (bolus) Cita rasa makan Mencegah ekskoriasi GIT Permudah pengosongan lambung

Kelenjar saliva memproduksi saliva 1 - 1,5 lt/hari


Kelj. Parotis 25 % ------- serous Kelj. Submamandibular 70 % --- seromukous Kelj. Sublingual 5 % ----- seromukous Kelj. Bukal -------------- mukous Sekresi serous mengandung enzim ptyalin ( amilase), mencerna amilum disakarida (3-5%). Sekresi mukous mengandung musin sebagai pelumas

Fungsi saliva :
Mencerna makanan dan membantu proses menelan Proses bicara Protektif : Membuang bakteri patogen dan metabolitnya Mengandung bakterisidal : Ion tiosianat dan Enzim proteolitik (lisozim) Cegah larutnya Ca+ gigi

Sekresi saliva :
Fase sefalik Fase bucal Fase gastrointestinal

Perangsangan sekresi saliva oleh parasimpatis


dan hormon bradikinin

2. Esophagus
Proses menelan (diglutisi) dibadakan 2 tingkat :
Tahap volunter Tahap involunter : Fase faringeal Fase esophageal Reseptor taktil untuk proses menelan terletak pada posterior mulut dan pharing Pusat menelan di pons dan medula oblongata, impuls motorik dihantarkan lewat nervus kranial V, IX, X, XII, dan saraf cervical superior

3. Lambung
Cardiac Cardiac orifice Junction of esophagus Fundus Under diaphragm Body Large midportion Pyloric Ends at the stomach Pyloric sphincter Greater curvature Lesser curvature

Fungsi lambung :
Menyimpan makanan sementara dan mengeluarkan secara periodik ke duodenum Mencampur makanan dengan HCl, pepsin dan musin, terbentuk suatu campuran seperti pasta (kimus) Mencegah masuknya kuman patogen. 99 % kuman yang masuk GIT mati oleh asam lambung Memulai pencernaan protein oleh enzim pepsin Absorbsi alkohol dan beberapa obat ttt seperti aspirin

Sekresi lambung Type kelenjar di mukosa lambung :


1. Kelenjar oksintik (gastrik), pada korpus dan
fundus. Terdiri atas 3 jenis sel : Sel parietal, mensekresi HCl dan intrinsik faktor Sel peptik (Chief cell), mensekresi pensinogen Sel leher mukus (goblet cell), mensekresi mukus dan sedikit pepsinogen

2. Kelenjar pilorik, pada bagian antrum,


mensekresi : mukus Hormon gastrin (G cell). sedikit pepsinogen

Juga didapatkan :
D cell yang menghasilkan hormon somatostatin. Enterochromafin-like cell (ECL cell) : menghasilkan histamin dan 5-hydroksitriptamin (serotonin) Hormon ghrelin, dimana sekresinya meningkat sebelum makan dan menurun setelah makan mengatur rasa lapar.

pH lambung 1,6 2,4 berfungsi :


aktif pada kondisi asam

Denaturasi protein Pepsinogen diaktifkan , dan pepsin lebih

HCl tidak secara langsung mencerna


protein

Mukosa lambung resisten terhadap HCl


dan aktifitas pepsin, karena :
Lapisan mukosa yang alkalin Tight junction Daya regenerasi tinggi

Selama periode interdigestif, bila tidak ada

pencernaan didalam usus, sekresi HClterus berlangsung lambat 1 5 meq/jam, disebut BAO (Basal Acide Output).
Terutama terdiri atas mukus dan sangat sedikit asam dan pepsin

Rangsang emosi yang kuat melalui nervus vagus


dapat meningkatkan sekresi BAO,
Salah satu faktor timbulnya tukak peptik. Tukak duodenum BAO meningkat, tukak lambung BAO normal secara klinis berbeda.

4. Usus Halus
Terdiri atas :
Duodenum 20-30 cm Jejenum 2/5 bagian Ileum 3/5 bagian

Duodenum dilindungi dari aktifitas asam

lambung oleh daya buffer bikarbonat Di duodenum

Bermuara duktus dari getah pankreas dan empedu Kelenjar brunner yang mensekresi mukus alkalis.

Enterosit mengandung enzim pencernaan :


Peptidase Aminopeptidase Dipeptidase Nucleopeptidase Nucleosidase Enterokinase , mengaktifkan tripsinogen Disakaridase Maltase Laktase Sukrase isomaltase Phospatase Lipase intestinum

Enzim-enzim ini penting untuk absorbsi sari-sari


makanan di usus halus. Pengaturan sekresi usus halus
Peregangan dinding usus Sistem extrinsik/otonom

Neural Sistem enterik, yang dirangsang oleh : Taktil, Iritasi,


Parasimpatik, meningkatkan sekresi Simpatis, menghambat sekresi

Humoral

5. Usus besar / Kolon


Fungsi kolon
Absorbsi air dan elektrolit Penimbunan feses Produksi dan absorbsi vitamin (B komplek dan K) oleh mikrobiota usus/ mikroflora usus

Fungsi valvula ileocekal


Mencegah regurgitasi isi kolon Menghambat pengosongan isi ileum, sehingga absorbsi di ileum lebih sempurna

Gerakan kolon
Gerakan mendorong, Kontraksi haustra Gerakan massa Gerakan mencampur, oleh kontraksi haustra

Appendix
Tidak mempunyai fungsi dalam sistem pencernaan Mengandung nodus limpatikus Bila radang appendicitis

Timbulnya gerakan massa sesudah makan disebabkan


oleh reflek gastrokolik dan reflek duodenokolik, yang disebabkan oleh perangsangan dalam lambung dan duodenum. Iritasi kolon dapat juga menimbulkan gerakan massa yang kuat. Sekresi kolon hanya berupa mukus yang banyak ion bikarbonat, :
Mencegah ekskoriasi Melekatkan bahan feses Melidungi dari aktifitas bakteri Melindungi dari asam yang terbentuk dalam feses

Defekasi

Sebagian besar waktu rektum tidak berisi feses, bila

gerakan massa mendorong fese masuk rektum, secara normal timbul keinginan untuk defekasi, termasuk reflek kontraksi rektum dan relaksasi sfingter ani. Pendorongan massa feses yang terus menerus dicegah oleh :
Sfingter ani internus, otot polos Sfingter ani eksternus, otot lurik.

Refflek defekasi : bila feses memasuki rektum, peregangan

dinding rektum menimbulkan sinyal aferen yang menyebar melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltik di dalam kolon descenden, sigmoid, dan rektum, mendorong feses ke arah anus. Sewaktu gelombang peristaltik mendekati anus maka sfingter ani internus relaksasi oleh sinyal penghambat dari pleksus mienterikus, dan secara sadar sfingter ani eksternus juga relaksasi.

Você também pode gostar