Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Overview
Penyakit Jantung Bawaan/Congenital Heart Disease merupakan suatu malformasi pada sistem kardiovaskular yang sudah ada sejak lahir. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) terjadi pada kurang lebih 0,8% dari seluruh kelahiran hidup.
Klasifikasi
Penyakit Jantung Bawaan
Asianotik Volume load
VSD ASD PDA
Pressure load
Stenosis Aorta
Stenosis Pulmoner Koarktasio Aorta Stenosis Mitral Stenosis Trikuspid
Defek kanal AV
Truncus Arteriosus
Single Ventricle Hypoplastic left heart syndrome
Prevalensi
Sianotik
1234 5 1 Truncus Arteriosus 2 Two Great Arteries (TGA) 3 Tricuspid Insufficiency 4 Tetra ToF 5 Kata TAPVR
Embriologi Jantung
Cardiac Looping
Cardiac Septation
Cardiac Septation
Klasifikasi Anatomis
Perimembraneus (membraneus/ infrakristal) 70 80%
Muskular 5 20%
Apikal Sentral
Marginal
Multipel (Swiss cheese) Kanal AV/ Inlet 5 8% Supracristal/ subpulmonar 5 7%
(Inlet)
Etiopatogenesis VSD
Etiologi
Etiologi dan patogenesis pasti VSD belum sepenuhnya diketahui. Beberapa faktor risiko yang telah diketahui berkaitan dengan VSD antara lain: faktor maternal (teratogen), kelainan kromosom (an-
Jenis Malformasi CV
VSD dan ASD VSD VSD, ASD, dan ToF
100%
40 50% 50%
Faktor Maternal
Penyakit maternal (termasuk penyakit infeksi [TORCH]), obat-obatan, dan
paparan lingkungan.
Penyakit maternal yang diketahui berhubungan dengan VSD adalah diabetes dan fenilketonuria.
Diabetes berhubungan dengan 6 9% cacat kelahiran, 25% diantaranya adalah
CHD (VSD dan TGA). Pengendalian glikemik ketat menurunkan faktor risiko cacat kelahiran.
25% maternal dengan fenilketonuria yang tidak diobati akan melahirkan anak
dengan CHD (ToF dan VSD)
Baltimore-Washington Infant Study (BWIS) melaporkan bahwa konsumsi alkohol saat pembentukan sistem kardiovaskular (minggu
Patogenesis
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa mekanisme pasti
Patofisiologi VSD
Klasifikasi Fisiologis
Diukur berdasarkan perbandingan aliran darah pulmoner (Qp) dengan aliran darah sistemik (Qp). Rumus: Qp/Qs = (SatAO SatMV) / (SatLA SatPA)
SatAO : Saturasi Oksigen Aorta SatMV : Saturasi Oksigen Vena SatLA : Saturasi Oksigen Atrium Kiri SatPA : Saturasi Oksigen Arteri Pulmoner Shunt kecil apabila Qp:Qs < 1,5 Shunt sedang apabila Qp:Qs 1,5 2,0 Shunt besar Qp:Qs > 2,0
Aliran darah pulmoner Venous return ke atrium kiri Beban ventrikel kiri Dilatasi dan hipertrofi ventrikel kiri end-diastolic pressure Tekanan vena pulmonalis Tekanan atrium kiri
Edema Paru
Stadium 4 6 irreversibel
Failure to Thrive
Sekresi katekolamin
Diagnosis VSD
Anamnesis
Shunt Kecil :
Asimptomatik Tidak terdapat gangguan pertumbuhan. Tidak terdapat intoleransi feeding.
Shunt Sedang :
Keringat yang berlebihan, terutama saat aktivitas (termasuk minum pada bayi). [Akibat aktivitas simpatis yang meningkat] Tampak lelah saat diberi minum. [Minum membutuhkan peningkatan curah jantung] Gangguan pertumbuhan. [Kebutuhan kalori meningkat, bayi tidak mampu mendapatkan asupan yang adekuat] Infeksi saluran napas berulang. [Akibat kongesti paru] Gejala mulai muncul saat usia 2-3 bulan pada bayi cukup bulan dan lebih awal pada bayi kurang bulan.
Shunt Besar : Gejala serupa pada shunt sedang, namun lebih berat.
Pemeriksaan Fisik
Shunt Kecil :
Tanda vital dan status gizi normal. Pada auskultasi jantung didapatkan :
Split s2
Murmur sistolik holosistolik high pitch yang terdengar paling baik di SIC 3-4 sternal kiri
Shunt Sedang :
Status gizi : PB normal, BB kurang.
Shunt Besar :
Status gizi : gizi kurang atau buruk
Tanda vital : takikardi, takipnea Respirasi : Retraksi otot pernapasan Pada pemeriksaan jantung didapatkan :
Batas jantung melebar Split s2
Murmur sistolik holosistolik harsh yang terdengar paling baik di SIC 3-4 sternal kiri
Murmur diastolik pada area mitral (stenosis mitral) Thrill
Hepatomegaly
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thoraks
Pada defek kecil tampak ukuran jantung dan vaskuler paru normal. Pada defek sedang tampak bayangan jantung melebar ke arah bawah dan kiri (hipertrofi ventrikel kiri) dan peningkatan vaskular paru. Pada defek besar dapat ditemukan pembesaran jantung (hipertrofi kedua ventrikel) yang disertai peningkatan vaskularisasi paru.
Elektrokardiografi (EKG)
Pada bayi, gambaran EKG sering tidak jelas menunjukkan kelainan.
Pada defek kecil, EKG biasanya normal. Pada defek sedang, sering didapatkan hipertrofi ventrikel kiri. Pada defek besar selain tampak gambaran hipertrofi ventrikel kiri juga dapat ditemukan hipertrofi ventrikel kanan.
Ekokardiografi
Ekokardiografi dua dimensi dengan Doppler dapat dilakukan untuk mengetahui lokasi dan ukuran defek.
Penatalaksanaan VSD
Prinsip Penatalaksanaan
VSD yang asimptomatik tidak memerlukan pengobatan medis maupun pembedahan. Tindakan penutupan dapat dipertimbangkan pada usia 2 4 tahun. VSD dengan gagal jantung simptomatik, diberikan pengobatan medis gagal jantung. Bila pengobatan medis gagal, dilakukan tindakan penutupan pada usia berapa pun. Bila berespon dengan pengobatan medis, penutupan dapat dilakukan pada usia 12 18 bulan. Pada shunt besar, nutrisi adekuat hingga 150 200 kkal/kgBB/hari diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang normal.
Digoksin
Dosis awal dosis digitalisasi total. 8 jam kemudian dosis digitalisasi total, sisanya 8 jam kemudian. Dosis rumatan diberikan 12 jam setelah dosis digitalisasi selesai.
Komplikasi VSD
Sindrom Eisenmenger
Prognosis VSD
baik.
VSD simptomatik yang memerlukan terapi medis, sebagian besar menunjukkan perbaikan antara usia 6 24 bulan.
keseluruhan PJB.
Secara anatomis ASD dibagi menjadi tiga, yakni: ASD primum (30%), ASD sekundum (50% 70%), dan ASD sinus venosus (10%).
Ostium Sekundum
Ostium Primum
Sinus Venosus
Etiopatogenesis ASD
Etiologi
Terjadi secara sporadis namun juga dapat muncul berkaitan dengan beberapa
kelainan genetik.
ASD primum : Penggabungan yang tidak sempurna antara septum primum dengan endocardial cushion. ASD sekundum : Resorpsi berlebihan dari septum primum saat pembentukan ostium sekundum yang menyebabkan septum primum tidak menutupi foramen ovale. ASD sinus venosus : Penggabungan abnormal antara katup sinus venosus embriologik dan atrium.
Gen
TBX5
Lokasi Kromosom
12q2
EVC
4p16
Nkx2.5 GATA4
5q35 8p22-23
Patofisiologi ASD
VS
Aliran darah pulmoner tinggi, namun tekanannya normal. Tekanan vena pulmoner normal. Tidak terjadi hubungan antara sirkulasi sistemik dan pulmoner.
Diagnosis ASD
Anamnesis
napas berulang, dan sedikit penurunan berat badan. Namun gejala tersebut
ringan, sehingga menjadi tidak khas dan sulit diketahui. ASD tunggal (tanpa anomali lain) sangat jarang menimbulkan gejala gagal
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
EKG : Deviasi axis ke kanan (hipertrofi ventrikel kanan dan atrium kanan) dan
kadang ditemukan inkomplet RBBB. Foto thoraks : Kardiomegali (hipertrofi ventrikel kanan dan atrium kanan) dan
Penatalaksanaan ASD
Prinsip Penatalaksanaan
Pada pasien ASD dengan gagal jantung, diberikan pengobatan gagal jantung (seperti
Tindakan intervensi penutupan defek dilakukan bila hipertensi pulmonal belum terjadi,
bila telah muncul sindrom eisenmenger maka hanya diberikan terapi konservatif.
Prognosis ASD