Você está na página 1de 11

MAKALAH KONSEPSI, NIDASI, PERKEMBANGAN JANIN DAN EMBRIO BIOMEDIK I ( BIOLOGI & GENETIKA MANUSIA ) SEMESTER II Desen Pengampu:

Retno Kurniasih, S.Pd

1. 2. 3. 4. 5.

DISUSUN OLEH : MEGA FEBRINSARI PRIYANINGRUM SATYA ADI PRATAM APRILIA MAFIDAH RULI DWI PANGESTIKA RIZKA FENI

(12.304.005 / TERM A3/12) (12.304.006 / TERM A3/12) (12.304.009 / TERM A3/12) (12.304.020 / TERM A3/12) (12.304.028 / TERM A3/12)

POLITEKNIK DHARMA PATRIA KEBUMEN Jl. Letjend Suprapto No. 73 Kebumen 2013 KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Sangat disadari bahwa tanpa adanya dukungan baik itu moril maupun materil dari berbagai pihak tugas ini tidak dapat terselesaikan. Olehnya itu melalui kesempatan ini penyusun ingin menghaturkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada : 1. Ibu Retno Kurniasih, S. Pd selaku dosen Biomedik I (Biologi & Genetika Manusia). 2. Serta seluruh pihak yang telah membantu penyusun baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Disadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dan penyempurnaan dari keseluruhan isi tugas yang penyusun sajikan ini. Akhir kata kiranya segala bantuan dan budi baik yang penyusun peroleh mendapat imbalan dari Allah SWT, dan besar harapan penyusun semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................. Kata Pengantar .................................................................................................................. Daftar Isi ........................................................................................................................... Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................................. C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... Bab II Pembahasan A. Konsepsi ................................................................................................................ B. Nidasi .................................................................................................................... C. Proses Nidasi ......................................................................................................... D. Uraian Perkembangan Embrio Manusia ............................................................... E. Perkembangan Embrio Tingkat Lanjut ................................................................. Bab III Kesimpulan ........................................................................................................... Daftar Pustaka ................................................................................................................... 2 2 3 5 5 7 9 1 1 1 i ii iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Periode perkembangan awal manusia saat di rahim merupakan sebuah fase kehidupan yang didalamnya terdapat berbagai macam makna yang membuat manusia selalu berdecak kagum akan penciptaaan awal manusia yang begitu mengagumkan. Pada awal mula fase kehidupan manusia terdapat di rahim seorang wanita yang dalam perkembangannnya terdapat fase konsepsi, nidasi, perkembangan janin dan embrio. Semua fase tadi pada kala dahulu dianggap sebagai tabu karna terbatasnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi tentang biologi manusia hingga pada saat ini semuanya telah menjadi pengetahuan yang dapat memperkaya ilmu manusia. B. Rumusan Masalah 1. Konsepsi 2. Nidasi 3. Perkembangan Janin dan Embrio C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui Konsepsi 2. Mengetahui Nidasi 3. Mengetahui Perkembangan Janin dan Embrio

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsepsi Pembuahan (konsepsi =fertilisasi). Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh juta sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melintas uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelisuda mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan ke dua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetic dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan xx zigot menurunkan bayi perempuan dan xy zigot menurunkan bayi laki laki. Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama tiga hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkat blastula. (Rustam Mochtar, 1998 : 18-19) B. Nidasi. Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh sutu sampai disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel sel desidua yaitu sel sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya kadang kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi , dimulailah diferensiasi sel sel blastula. Sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac sedangkan sel sel yang tumbuh besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embrional plate) diantara amnion dan yolk sac. Sel sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionik membrane) yang kelak menjadi korion. Sel- sel trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan yaitu sitotrofoblas (sebelah dalam) dan sinsitio trofoblas (sebelah luar) Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang cabang dan disebut korion krondosum sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis 5

kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon hormon chorionic gonadotropin (HCG). (Rustam Mochtar, 1998 : 19-21) C. Proses Nidasi Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista (blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi), produksi hormone kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasentan dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa emdometrium akan menerina (resesif) dalam proses implantasi embrio. Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di satu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, disisi lain endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif setempat (local) yaitu inhibitor cytokines dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium. Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dalam berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Sinsiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormon 2. Trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel pada endometrium 3. Trofoblas yang invasif Infasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsiotrofoblas menghasilkan hCG yang akan mengubah sitotrofoblas menyekresi hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin dekat dengan endometrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang menghasilkan protein perekat plasenta yaitu trophouteronectin. Trofoblas-trofoblas invasif lain yang melepas dan bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi proses invasi ke dalam jaringan maternal. Kelainan dalam optimalisasi aktivitas trofoblas dalam proses nidasi akan berlanjut dengan berbagai penyakit dalam kehamilan. Apabila invasi trofoblas ke arteri spiralis maternal lemah atau tedak terjadi, maka arus darah uteroplasenta rendah dan menimbulkan sindrom preeklamsia. Kondisi ini juga akan menginduksi plasenta menyekresikan substansi vasoaktif yang memicu hipertensi maternal. Kenaikan tekanan 6

darah ibu dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat, sehingga menjadi infark plasenta. Sebaliknya, invasi trofoblas yang tidak terkontrol akan menimbulkan penyakit trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa dan koriokarsinoma. Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormone human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke- 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya adalah mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesterone sampai plasenta dapat membuat cukup progesterone sendiri. Hormone korionik gonadotropin inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormone tersebut dapat ditemukan dalam air kemih ibu hamil. Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian menutup kembali. Kadangkadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartam). Pada umunya blastokista masuk ke endometrium dengan bagian dimana massa inner cell berlokasi. Dikemukakan bahwa hal ini ialah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau parasentral. Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista memasuki endometrium , maka terdapatlah tali pusat dengan insersio valementosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan. Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear trophoblas) di sisi bagian dalam dan sinsiotrofoblas (multinuclear trophoblas) di sisi bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya untuk pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan imunologik maternal. Bila nidasi telah terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk endoterm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan membentuk ruang amnion.denga ini, di dalam blastokista terdapat suatu embrional plate yang membentuk antara dua ruangan, yakni ruangan amnion dan yolk sac. Pertumbuhan embrio terjadi dari embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsure lapisan, yakni sel-sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara ruang amnion dan embrio dan dinding trofoblas. Body stalk menjadi tali pusat. Yolk sac dan alantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat. Dalam tali pusat sendiri yang berasal dari bodu stalk, terdapat pembuluhpembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian bawah tali pusat berasal dari lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, selei Wharton, yang berfungsi untuk melindungi 2 arteria umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang berada di dalam tali pusat. Kedua arteri dan satu vena tersebut menghubungkan satu sistem kardiovaaskular janin dengan plasenta. Sistem kardiovaskular janin dibentuk pada kira-kira minggu ke-10. 7

Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke-12, dan disusul oleh massa fetal dan perinatal. Ciri-ciri tersebut perlu diketahui jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan. D. Uraian Perkembangan Embrio Manusia 1. Pembelahan / Perkembangan Awal Embrio 2. Setelah terbentuk zigot, maka beberapa jam kemudian terjadi pembelahan zigot sehingga terbentuk dua blastomer. Dalam tiga hari selama perjalanan ke tuba, akan terbentuk sekelompok blastomer yang sama besar sehingga, hasil konsepsi berada dalam stadium morula. 3. Setelah sampai di stadium Morula, terjadi akumulasi cairan sehingga terjadi blastula yang akhirnya terbentuk blastokista. Sekumpulan sel yang ada didalam blastokista disebut massa sel dalam (Inter cell mass). Blastokista diluarnya dikelilingi oleh sel-sel yang lebih kecil yang disebut trofoblas (Trophoblast) yang mempunyai kemampuan menerobos kedalam endometrium. E. Perkembangan Embrio Tingkat Lanjut 1. Perkembangan bulan pertama sampai ke 2 Ada tonjolan di jantung dan bengkak dikepala, karena otak sedang berkembang. Jantung mulai berdetak, dan dapat dilihat detakannya pada suatu alat ultra sonic scan. Lesung pipit pada sisi kepala akan menjadi telinga. Dan terjadi pengentalan yang nantinya akan membentuk mata. Pada bagian atas badan akan terjadi pembengkakan yang akan membentuk tulang dan otot. Dan bengkak kecil menunjukan lengan dan kaki mulai tumbuh. 2. Perkembangan Embrio Bulan Ke 3 Pada tahap ini, bagian muka pelan-pelan mulai terbentuk. Mata terlihat lebih jelas dan mempunyai beberapa warna. Juga telah terbentuk mulut dengan lidah. Pada tahap ini calon tangan dan kaki mulai terlihat menonjol pada sisi lateral corpus dan distal. Selanjutnya akan terlihat garis-garis bakal terbentuknya jari-jari tangan dan kaki. Juga mulai terbentuk organ-organ dalam utama seperti jantung, otak, paru-paru, hati, ginjal, usus. 3. Perkembangan Embrio Pada Bulan Ke 4 Dua belas minggu setelah proses pembuahan, janin telah terbentuk sepenuhnya. Semua organ badannya, otot, lengan dan tulang telah lengkap. Janin mengalami pertumbuhan yang lebih matang. Saat minggu ke 14, denyut jantung berdetak lebih kencang dan dapat etrdengar menggunakan alat ultrasonic detector. Denyut jantung berdetak sangat cepat sekitar dua kali lebih cepat dari denyut jantung orang dewasa. 4. Perkembangan bulan ke 5-6 8

Pada masa ini janin tumbuh dengan cepat. Bagian tubuh tumbuh lebih besar sehingga badan dan kepala lebih proporsional. Garis-garis pada kulit jari kini telah terbentuk, sehingga janin memiliki sidik jari sendiri. Pada minggu ke 21 hingga minggu ke 25, anda akan merasakan gerakan janin untuk pertama kali. Pada mulanya akan terasa suatu denyutan atau sedikit peregerakan, dan mungkin terasa seperti gangguan pencernaan. Selanjutnya, anda akan merasakan janin anda menendang. 5. Perkembangan bulan ke 7-8 Janin kini bergerak dengan penuh semangat dan bereaksi terhadap sentuhan dan bersuara. Janin juga mempunyai kebiasaan untuk bangun dan tidur. Kebiasaan ini sering berbeda dengan kebiasaan anda. Ketika anda istirahat pada malam hari, janin mulai bangun dan menendang. Pada minggu ke 29, kelopak mata janin terbuka untuk yang pertama kali. Pada minggu ke 30, panjang janin normal Indonesia sekitar 33 cm. 6. Perkembangan bulan ke 9 sampai lahir Pada minggu ke 35 terjadi proses penyempurnaan kulit, yang sebelumnya berkerut, pada tahap ini lebih lembut dan halus. Pada minggu ke 38, janin pada umumnya terbaring turun, siap untuk proses kelahiran. Kadang-kadang sebelum kelahiran, kepala berpindah masuk ke panggul dan disebut masuk pintu atas panggul, namun, terkadang kepala janin belum masuk pintu atas panggul sampai kelahiran dimulai.

Bab III Kesimpulan


1. Pembuahan (konsepsi =fertilisasi). Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi. 2. Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. 3. Proses Nidasi

4. Perkembangan Embrio Manusia a. Pembelahan / Perkembangan Awal Embrio b. Setelah terbentuk zigot, maka beberapa jam kemudian terjadi pembelahan zigot sehingga terbentuk dua blastomer. Dalam tiga hari selama perjalanan ke tuba, akan terbentuk sekelompok blastomer yang sama besar sehingga, hasil konsepsi berada dalam stadium morula. c. Setelah sampai di stadium Morula, terjadi akumulasi cairan sehingga terjadi blastula yang akhirnya terbentuk blastokista. Sekumpulan sel yang ada didalam blastokista disebut massa sel dalam (Inter cell mass). Blastokista diluarnya dikelilingi oleh sel-sel yang lebih kecil yang disebut trofoblas (Trophoblast) yang mempunyai kemampuan menerobos kedalam endometrium.

10

DAFTAR PUSTAKA 1. http://choiriatu.blogspot.com/2011/07/konsepsi.html

11

Você também pode gostar