Você está na página 1de 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Meningitis Ensefalitis merupakan penyakit yang menyerang system saraf.Kebanyakan penyakit ini menyerang pada anak-anak. Banyak yang tidak mengetahui sesungguhnya kedua penyakit ini berbeda meskipun sebenarnya mirip. Meningitis adalah radang membran pelindung system saraf pusat.Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat dengan otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran,bahkan kematian. Kebanyakan ksus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme,seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. edangkan ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus.!erkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri,seperti meningitis,atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies "disebabkan oleh virus# atau sifilis "disebabkan oleh bakteri#. Penyakit parasit dan proto$oa seperti toksoplasmosis,malaria,atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang system kekebalan tubuhnya kurang. Kerysakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian. 1.2 Rumusan Masalah %. Bagaimana proses pengkajian pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis& '. (pakakah diagnosa kepera)atan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis& *. Bagaimana perencanaan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis& +. Bagaimana evaluasi pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis& 1.3 Tujuan %. Mengetahui proses pengkajian pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis '. Mengetahui diagnosa kepera)atan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis *. Mengimplementasikan perencanaan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis +. Mengetahui evaluasi pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis 1. Man!aat

,ntuk mengetahui asuhan kepera)atan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis yang meliputi pengkajian, diagnose kepera)atan, perencanaan dan evaluasi

BAB II TIN"AUAN TE#RI

2.1 MENIN$ITI% 2.1.1 De!&n&s& Merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. -nflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan proto$oa juga terjadi. ".onna ..,%///#. Meningitis adalah radang pada meningen "membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis# dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur" melt$er, '00%#. Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, tafilokok, treptokok, 1emophilus influen$a dan bahan aseptis "virus# "2ong, %//3#. Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat " uriadi 4 5ita, '00%#.

2.1.2 Et&'l'g& %. Meningitis Bakterial "Meningitis sepsis# ering terjadi pada musim dingin, saat terjadi infeksi saluran pernafasan. 6enis organisme yang sering menyebabkan meningitis bacterial adalah streptokokus pneumonia dan neisseria meningitis. Meningococal meningitis adalah tipe dari meningitis bacterial yang sering terjadi pada daerah penduduk yang padat, spt7 asrama, penjara. Klien yang mempunyai kondisi spt7 otitis media, pneumonia, sinusitis akut atau sickle sell anemia yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadi meningitis. 8raktur tulang tengkorak atau pembedahan spinal dapat juga menyebabkan meningitis . elain itu juga dapat terjadi pada orang dengan gangguan sistem imun, spt7 (-. dan defisiensi imunologi baik yang congenital ataupun yang didapat. !ubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. 9airan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. .an

pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. 1al ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark. '. Meningitis :irus "Meningitis aseptic# Meningitis virus adalah infeksi pada meningen; cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. :irus biasanya bereplikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi a)al "misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna# dan kemudian menyebar kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler. -ni terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus spt7 campak, mumps, herpes simplek dan herpes $oster. :irus herpes simplek mengganggu metabolisme sel sehingga sell cepat mengalami nekrosis. 6enis lainnya juga mengganggu produksi en$im atau neurotransmitter yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan gangguan neurologic. *. Meningitis 6amur Meningitis 9ryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada klien dengan (-. . <ejala klinisnya bervariasi tergantung dari system kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi 5espon inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan menurunnya sistem imun antara lain7 bisa demam=tidak, sakit kepala, mual, muntah dan menurunnya status mental. 8aktor resiko terjadinya meningitis 7 %. -nfeksi sistemik .idapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis, pneumonia, !B9, perikarditis, dll. Pada meningitis bacterial, infeksi yang disebabkan olh bakteri terdiri atas faktor pencetus sebagai berikut diantaranya adalah 7 %. >titis media '. Pneumonia *. +. inusitis ickle cell anemia

?. 8raktur cranial, trauma otak 3. >perasi spinal @. Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh seperti (-. . '. !rauma kepala Bisanya terjadi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis cranii yang memungkinkan terpaparnya 9 8 dengan lingkungan luar melalui othorrhea dan rhinorhea

*. Kelainan anatomis !erjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran telinga tengah, operasi cranium

%. !erjadinya peningkatan !-K pada meningitis, mekanismenya adalah sebagai berikut 7 %. (gen penyebab A reaksi local pada meninges A inflamasi meninges A pe B permiabilitas kapiler A kebocoran cairan dari intravaskuler ke interstisial A pe B volume cairan interstisial A edema A Postulat Kellie Monroe, kompensasi tidak adekuat A pe B !-K '. Pada meningitis jarang ditemukan kejang, kecuali jika infeksi sudah menyebar ke jaringan otak, dimana kejang ini terjadi bila ada kerusakan pada korteks serebri pada bagian premotor. '. 1idrosefalus pada meningitis terjadi karena mekanisme sebagai berikut 7-nflamasi local A scar tissue di daerah arahnoid " vili # A gangguan absorbsi 9 8 A akumulasi 9 8 di dalam otak A hodrosefalus *. Bila gejala yang muncul campuran kemungkinan mengalami Meningo-ensefalitis.

2.1.3 Man&!estas& (l&n&s !anda dan gejala meningitis secara umum7 %. (ktivitas = istirahat ;Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan, hipotonia '. irkulasi ;5i)ayat endokarditis, abses otak, !. B, nadi C, tekanan nadi berat, takikardi dan disritmia pada fase akut *. Eliminasi ; (danya inkontinensia atau retensi urin +. Makanan = cairan ; (noreDia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering ?. 1igiene ; !idak mampu mera)at diri 3. Eeurosensori ; akit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, F1iperalgesiaGmeningkatnya rasa nyeri, kejang, gangguan penglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori, sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, , hemiparese, hemiplegia, tandaGBrud$inskiGpositif,

rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada laki-laki @. Eyeri = kenyamanan ; akit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler, fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh=mengeluh H. Pernafasan ; 5i)ayat infeksi sinus atau paru, nafas B, letargi dan gelisah /. Keamanan ; 5i)ayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru berlangsung, campak, chiken poD, herpes simpleks. .emam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi. %0. Penyuluhan = pembelajaran ; 5i)ayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis, diabetes mellitus

!anda dan gejala meningitis secara khusus7 %. (nak dan 5emaja a# b# c# d# e# f# g# h# .emam Mengigil akit kepala Muntah Perubahan pada sensorium Kejang "seringkali merupakan tanda-tanda a)al# Peka rangsang (gitasi

i# .apat terjadi7 8otophobia "apabila cahaya diarahkan pada mata pasien "adanya disfungsi pada saraf ---, -:, dan :-##, .elirium, 1alusinasi, perilaku agresi, mengantuk, stupor, koma. '. Bayi dan (nak Kecil <ambaran klasik jarang terlihat pada anak-anak usia * bulan dan ' tahun. a# b# c# .emam Muntah Peka rangsang yang nyata

d# e# *. Eeonatus7

ering kejang "sering kali disertai denagan menangis nada tinggi# 8ontanel menonjol.

a# !anda-tanda spesifik7 ecara khusus sulit untuk didiagnosa serta manifestasi tidak jelas dan spesifik tetapi mulai terlihat menyedihkan dan berperilaku buruk dalam beberapa hari, seperti b# c# d# e# f# g# h# i# j# k# l# Menolak untuk makan. Kemampuan menghisap menurun. Muntah atau diare. !onus buruk. Kurang gerakan. Menangis buruk. 2eher biasanya lemas. !anda-tanda non-spesifik7 1ipothermia atau demam. Peka rangsang. Mengantuk.

m# Kejang. n# o# p# Ketidakteraturan pernafasan atau apnea. ianosis. Penurunan berat badan.

2.1. Path'!&s&'l'g& >tak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu7 duramater, arachnoid, dan piamater. 9airan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak=mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid. >rganisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di ba)ah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. 6aringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. 5adang

juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. 9airan hidung "sekret hidung# atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan "dunia luar#, mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. (danya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak "barier oak#, edema serebral dan peningkatan !-K. 8aktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. aluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. -nfeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi "pada sindromIaterhouse-8riderichssen# sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus. elain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun proto$oa, point dJentry masuknya kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak yang pecah, penyebab lainnya adalah adanya rinorrhea, otorrhea pada fraktur bais cranii yang memungkinkan kontaknya 9 8 dengan lingkungan luar.

2.1.) Pemer&ksaan D&agn'st&k Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. (nalisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa 2umbal Pungsi. 2umbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan !-K. 2umbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial.. %. Meningitis bacterial7 tekanan meningkat, cairan keruh=berkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis bakteri. '. Meningitis virus 7 tekanan bervariasi, 9 8 jernih, leukositosis, glukosa dan protein normal, kultur biasanya negative. Kaku kuduk pada meningitis bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan fleksi pada kepala klien yang akan menimbulkan nyeri, disebabkan oleh adanya iritasi meningeal khususnya pada nervus cranial ke K-, yaitu (sesoris yang mempersarafi otot bagian belakang leher, sehingga akan menjadi hipersensitif dan terjadi rigiditas. edangan pada pemeriksaan Kernigs sign "L# dan Brud$insky sign "L# menandakan bah)a infeksi atau iritasi sudah mencapai ke medulla spinalis bagian ba)ah.

Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal. erum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Eormalnya kadar glukosa cairan otak adalah '=* dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal. <lukosa serum7 meningkat "meningitis# 2.1 serum7 meningkat "meningitis bakteri# el darah putih7 sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil "infeksi bakteri# Elektrolit darah7 (bnormal E 5=2E.7 meningkat pada meningitis M5-=9!-scan7 dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran=letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor Kultur darah= hidung= tenggorokan= urine7 dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi 5onsen dada=kepala= sinus7 mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial (rteriografi karotis 7 2etak abses 2.1.* ('m+l&kas& Komplikasi serta seMuelle yang timbul biasanya berhubungan dengan proses inflamasi pada meningen dan pembuluh darah cerebral "kejang, parese nervus cranial,lesi cerebral fokal, hydrasefalus# serta disebabkan oleh infeksi meningococcus pada organ tubuh lainnya "infeksi okular, arthritis, purpura, pericarditis, endocarditis, myocarditis, orchitis, epididymitis, albuminuria atau hematuria, perdarahan adrenal#. .-9 dapat terjadi sebagai komplikasi dari meningitis. Komplikasi dapat pula terjadi karena infeksi pada saluran nafas bagian atas, telinga tengah dan paru-paru, eMuelle biasanya disebabkan karena komplikasi dari nervous system.

2.1., Penatalaksanaan 8armakologis (. >bat anti inflamasi 7 %# Meningitis tuberkulosa 7 %. -sonia$id %0 N '0 mg=kg='+ jam oral, ' kali sehari maksimal ?00 gram selama % O tahun. '. 5ifamfisin %0 N %? mg=kg= '+ jam oral, % kali sehari selama % tahun. *. treptomisin sulfat '0 N +0 mg=kg='+ jam sampai % minggu, % N ' kali sehari, selama * bulan.

'# Meningitis bacterial, umur P ' bulan 7

a#

efalosporin generasi ke *

b# ampisilina %?0 N '00 mg "+00 gr#=kg='+ jam -:, + N 3 kali sehari. c# Koloramfenikol ?0 mg=kg='+ jam -: + kali sehari. *# Meningitis bacterial, umur Q ' bulan 7 a# (mpisilina %?0-'00 mg "+00 mg#=kg='+ jam -: +-3 kali sehari. b# efalosforin generasi ke *.

B. Pengobatan simtomatis 7 %# .ia$epam -: 7 0.' N 0.? mg=kg=dosis, atau rectal 0.+ N 0.3=mg=kg=dosis kemudian klien dilanjutkan dengan. '# 8enitoin ? mg=kg='+ jam, * kali sehari. *# !urunkan panas 7 a# (ntipiretika 7 parasetamol atau salisilat %0 mg=kg=dosis. b# Kompres air P(M atau es 9. Pengobatan suportif 7 %# 9airan intravena. '# Rat asam, usahakan agar konsitrasi >' berkisar antara *0 N ?0S. Pera)atan (. Pada )aktu kejang %# 2onggarkan pakaian, bila perlu dibuka. '# 1isap lender *# Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi. +# 1indarkan penderita dari rodapaksa "misalnya jatuh#. B. Bila penderita tidak sadar lama. %# Beri makanan melalui sonda. '# 9egah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah posisi penderita

sesering mungkin. *# 9egah kekeringan kornea dengan boor )ater atau saleb antibiotika. 9. Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi. Pada inkontinensia alvi lakukan lavement. .. Pemantauan ketat. %# !ekanan darah '# 5espirasi *# Eadi +# Produksi air kemih ?# 8aal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya .9.

2.2 EN%E-ALITI% 2.2.1 De!&n&s& Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai 9E organisme lain yang non purulent. yang disebabkan oleh virus atau mikro

Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. !erkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies "disebabkan oleh virus# atau sifilis "disebabkan oleh bakteri#. Penyakit parasit dan proto$oa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian. 2.2.2 Et&'l'g& %. Ensefalitis upurativa Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah 7 staphylococcus aureus, streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa. Patogenesis7 Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media, mastoiditis, sinusitis, atau dari piema yang berasl dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema, osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan tromboflebitis. 5eaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema, kongesti yang disusul

dengan pelunakan dan pembentukan abses. .isekeliling daerah yang meradang berproliferasi jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula pecah terbentuklah abses yang masuk ventrikel. Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya tekanan intracranial yaitu 7 nyeri kepala yang kronik dan progresif,muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil. '. Ensefalitis iphylis Patogenesis .isebabkan oleh !reponema pallidum. -nfeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya se)aktu kontak seksual. etelah penetrasi melalui epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. 1al ini berlangsung beberapa )aktu hingga menginvasi susunansaraf pusat !reponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks serebri dan bagianbagian lain susunan saraf pusat. *. Ensefalitis :irus :irus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia 7 a. :irus 5E( Paramikso virus 7 virus parotitis, irus morbili 5abdovirus 7 virus rabies !ogavirus 7 virus rubella flavivirus "virus ensefalitis 6epang B, virus dengue# Picornavirus 7 enterovirus "virus polio, coDsackie (,B,echovirus# (renavirus 7 virus koriomeningitis limfositoria b. :irus .E( 1erpes virus 7 herpes $oster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus, virus Epstein-barr PoDvirus 7 variola, vaksinia 5etrovirus 7 (-. +. Ensefalitis Karena Parasit a. Malaria serebral Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral. <angguan utama terdapat didalam pembuluh darah mengenai parasit. el darah merah yang terinfeksi plasmodium falsifarum akan melekat satu sama lainnya sehingga menimbulkan penyumbatan-penyumbatan. 1emorrhagic petechia dan nekrosis fokal

yang tersebar secara difus ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak. Kelainan neurologik tergantung pada lokasi kerusakan-kerusakan. b. !oDoplasmosis !oDoplasma gondii pada orang de)asa biasanya tidak menimbulkan gejala-gejala kecuali dalam keadaan dengan daya imunitas menurun. .idalam tubuh manusia parasit ini dapat bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak. c. (mebiasis (moeba genus Eaegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika berenang di air yang terinfeksi dan kemudian menimbulkan meningoencefalitis akut. <ejalagejalanya adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun.

d. istiserkosis Cysticercus cellulosae ialah stadium larva taenia. 2arva menembus mukosa dan masuk kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. 2arva dapat tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk kista di dalam ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya tumbuh didalam meninges atau tersebar didalam sisterna. 6aringan akan bereaksi dan membentuk kapsula disekitarnya. <ejaja-gejala neurologik yang timbul tergantung pada lokasi kerusakan. ?. Ensefalitis Karena 8ungus 8ungus yang dapat menyebabkan radang antara lain 7 candida albicans, 9ryptococcus neoformans, 9occidiodis, (spergillus, 8umagatus dan Mucor mycosis. <ambaran yang ditimbulkan infeksi fungus pada sistim saraf pusat ialah meningo-ensefalitis purulenta. 8aktor yang memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang menurun."',+# 3. 5iketsiosis erebri 5iketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan Ensefalitis. .i dalam dinding pembuluh darah timbul noduli yang terdiri atas sebukan sel-sel mononuclear, yang terdapat pula disekitar pembuluh darah di dalam jaringan otak. .idalam pembuluh darah yang terkena akan terjadi trombosis. <ejala-gejalanya ialah nyeri kepala, demam, mula-mula sukar tidur, kemudian mungkin kesadaran dapat menurun. <ejala-gejala neurologik menunjukan lesi yang tersebar.

2.2.3 Man&!estas& (l&n&s Meskipun penyebabnya berbeda-beda, gejala klinis Ensefalitis lebih kurang sama dan khas, sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnosis. ecara umum, gejala berupa !rias

Ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran menurun. "Mansjoer, '000#. (dapun tanda dan gejala Ensefalitis sebagai berikut7

%. uhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia '. Kesadaran dengan cepat menurun *. Muntah +. Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau t)itching saja "kejang-kejang di muka# ?. <ejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya "1assan, %//@# -nti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi tanda dan gejala 7 kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia, hemiparesis dengan asimetri refleks tendon dan tanda Babinski, gerakan involunter, ataDia, nystagmus, kelemahan otot-otot )ajah.

2.2. Pat'!&s&'l'g& :irus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara7 %. etempat7 virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau organ tertentu. '. Penyebaran hematogen primer7 virus masuk ke dalam darah kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut. *. Penyebaran melalui saraf-saraf7 virus berkembang biak di permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf. 2.2.) Pemer&ksaan D&agn'st&k %. Biakan7 %. .ari darah viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk mendapatkan hasil yang positif. '. .ari likuor serebrospinalis atau jaringan otak "hasil nekropsi#, akan didapat gambaran jenis kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika. *. .ari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif +. .ari s)ap hidung dan tenggorokan, didapat hasil kultur positif. ?. Pemeriksaan serologis 7 uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh. -gM dapat dijumpai pada a)al gejala penyakit timbul.

3. Pemeriksaan darah 7 terjadi peningkatan angka leukosit. @. Punksi lumbal 2ikuor serebospinalis sering dalam batas normal, kadangkadang ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa. H. EE<= Electroencephalography EE< sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. (danya kejang, koma, tumor, infeksi sistem saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut otak, dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola normal irama dan kecepatan." melt$er, '00'# '. 9! scan Pemeriksaan 9! scan otak seringkali didapat hasil normal, tetapi bisa pula didapat hasil edema diffuse, dan pada kasus khusus seperti Ensefalitis herpes simpleD, ada kerusakan selektif pada lobus inferomedial temporal dan lobus frontal. 2.2.* ('m+l&kas& Komplikasi jangka panjang dari ensefalitis berupa sekuele neurologikus yang nampak pada *0 S anak dengan berbagai agen penyebab, usia penderita, gejala klinik, dan penanganan selama pera)atan. Pera)atan jangka panjang dengan terus mengikuti perkembangan penderita dari dekat merupakan hal yang krusial untuk mendeteksi adanya sekuele secara dini. Ialaupun sebagian besar penderita mengalami perubahan serius pada susunan saraf pusat " P#, komplikasi yang berat tidak selalu terjadi. Komplikasi pada P meliputi tuli saraf, kebutaan kortikal, hemiparesis, Muadriparesis, hipertonia muskulorum, ataksia, epilepsi, retardasi mental dan motorik, gangguan belajar, hidrosefalus obstruktif, dan atrofi serebral. 2.2., Penatalaksanaan -solasi -solasi bertujuan untuk mengurangi stimuli=rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan. !erapi antimikroba 7 %. Ensefalitis supurativa %. (mpisillin + D *-+ g per oral selama %0 hari. '. 9loramphenicol + D %g='+ jam intra vena selama %0 hari. *. Ensefalitis syphilis %. Penisillin < %'-'+ juta unit=hari dibagi 3 dosis selama %+ hari '. Penisillin prokain < ',+ juta unit=hari intra muskulat L probenesid + D ?00mg oral selama %+ hari. Bila alergi penicillin 7

%. !etrasiklin + D ?00 mg per oral selama *0 hari '. Eritromisin + D ?00 mg per oral selama *0 hari *. 9loramfenicol + D % g intra vena selama 3 minggu +. eftriaDon ' g intra vena=intra muscular selama %+ hari.

?. Ensefalitis virus %# Pengobatan simptomatis7 - (nalgetik dan antipiretik7 (sam mefenamat + D ?00 mg - (nticonvulsi 7 Phenitoin ?0 mg=ml intravena ' D sehari. '# Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab herpes $oster-varicella7 - (siclovir %0 mg=kgBB intra vena * D sehari selama %0 hari atau '00 mg peroral tiap + jam selama %0 hari. %. Ensefalitis karena parasit %# Malaria serebral - Kinin %0 mg=KgBB dalam infuse selama + jam, setiap H jam hingga tampak perbaikan. '# !oDoplasmosis ulfadiasin %00 mg=KgBB per oral selama % bulan

- Pirimetasin % mg=KgBB per oral selama % bulan piramisin * D ?00 mg=hari

*# (mebiasis - 5ifampicin H mg=KgBB=hari. '. Ensefalitis karena fungus - (mfoterisin 0,%- 0,'? g=KgBB=hari intravena ' hari sekali minimal 3 minggu - Mikona$ol *0 mg=KgBB intra vena selama 3 minggu. %# 5iketsiosis serebri - 9loramphenicol + D % g intra vena selama %0 hari - !etrasiklin +D ?00 mg per oral selama %0 hari.

Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, management edema otak 7 a# Mempertahankan hidrasi, monitor balance cairan 7 jenis dan jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan anak. b# <lukosa '0S, %0ml intravena beberapa kali sehari disuntikkan.

c# Kortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk menghilangkan edema otak 2.3 Per.e/aan Ense!al&t&s /engan Men&ng&t&s En0e+hal&t&s Kesadaran C .emam C 2okasi terinfeksi di jaringan otak Banyak disebabkan virus Men&ng&t&s Kesadaran relatif masih baik .emam B 2okasi terinfeksi di selaput otak Banyak disebabkan bakteri

WOC MENINGITIS

,efinisi Pengertian meningitis adalah radang atau inflamasi pada selaput otak atau meningen -termasuk dura, arachnoid dan *iamater.

(enis "lasifikasi meningitis . M. bakterial -purulen'septik.

Penyebab . Infeksi sekunder dari !acteri sinusitis, OMA, OM" Pneumonia, endokarditis, osteomylitis

Faktor resiko Fx. Predesposisi mencakup ISPA, OMA, anemia sel sabit, hemoglobinopatilain. Prosedur bedah saraf baru, trauma kepala, pengaruh imonologie.

#. M. /irus -serosa'antiseptik.

#. Organisme bakteri Streptococcus group ! $nterococus %olli Streptococus Pneumonia &!%. Fungi ' (amur Pat)ay

Fx. Predesposisi ISPA, OMA, mastoiditis, anemia sel sabit, hemoglobinopatilain, prosedur syarat baru dan pengaruh imunobiologi

In*ansi kuman ke +aringan serebral *ia saluran *ena supaing posterior, telinga bagian tengah, saluran mastoid

0eaksi Peradangan (aringan %erebral

$xudat meningo

1angguan metabolisme cerebral

2ypopertusi

&rombus darah korteks dan penurunan aliran darah

Infeksi atau septicemia +aringan otak Sakit kepala Iritasi meningen ,emam Perubahan fisiologi intarkranial 3. 2ipertermi

Perubahan system pernafasan chynestokes

6. "etidakefektifan pola nafas 7. "etidakefektifan bersihan +alan nafas

4. 5yeri

$dema serebral Peningkatan &I"

Peningkatan permiabilitas darah otak

!radikardia . Perubahan perfusi +aringan otak #. 0esiko gangguan perfusi perifer

Penekanan area *ocal cortikal

Adhesi kelumpuhan saraf

Perubahan tingkat kesabaran Perubahan perilaku ,isorientasi Fotophobia Peningkatan sekresi A,2

Perubahan gastro intestinal

0igditas *ocal "erngsign 8

%oma

Mual dan muntah

"ematian "e+ang . &akut 0esiko nyeri #. "ecemasan

9. resiko defisit cairan

"elemahan fisik

Prosedur In*asif lumbal punksi

:. gangguan A,;

Peningkatan permeabilitas kapiler dan retensi

<. 0esiko kelebihan *olume

A%UHAN (EPERA1ATAN PA%IEN MENIN$ITI% /an E%E-ALITI%N 3.1 Pengkaj&an Men&ng&t&s /an Ense!al&t&s %. (namnesa %. -dentitas7 Eama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis. -dentitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan yang lain. 6enis kelamin, umur dan alamat dan kotor dapat mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi. ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur. '. Keluhan utama7 Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun. *. 5i)ayat penyakit sekarang7 Mula-mula anak re)el ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan meningkat kurang lebih %-+ hari, sakit kepala. +. 5i)ayat penyakit dahulu7 Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih %-+ hari, pernah menderita penyakit 1erpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan. ?. 5i)ayat Kesehatan Keluarga7 Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh7 1erpes dan lain-lain. Bakteri contoh7 taphylococcus (ureus, treptococcus , E. 9oli , dan lainlain. 3. -munisasi7 kapan terakhir diberi imunisasi .!P karena ensafalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis. @. Pemeriksaan fisik "5> # B% "Breathing# 7 Perubahan-perubahan akibat peningkatan tekanan intra cranial menyebabakan kompresi pada batang otak yang menyebabkan pernafasan tidak teratur. (pabila tekanan intrakranial sampai pada batas fatal akan terjadi paralisa otot pernafasan "8. ri usilaningsih, %//+#. B' "Blood# 7 (danya kompresi pada pusat vasomotor menyebabkan terjadi iskemik pada daerah tersebut, hal ini akan merangsaang vasokonstriktor dan menyebabkan tekanan darah meningkat. !ekanan pada pusat vasomotor menyebabkan meningkatnya transmitter rangsang parasimpatis ke jantung.

B* "Brain# 7 Kesadaran menurun. <angguan tingkat kesadaran dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme dan difusi serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat prosses peradangan otak. B+ "Bladder# frekuensi normal. 7 Biasanya pada pasien Ensefalitis kebiasaan mictie normal

B? "Bo)el# 7 Penderita akan merasa mual dan muntah karena peningkatan tekanan intrakranial yang menstimulasi hipotalamus anterior dan nervus vagus sehingga meningkatkan sekresi asam lambung. .apat pula terjadi diare akibat terjadi peradangan sehingga terjadi hipermetabolisme "8. ri usilanigsih, %//+#. B3 "Bone# 7 Kelemahan

3.2

E2aluas& %. Mencapai masa penyembuhan tepat )aktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain. '. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya=membaik dan fungsi motorik=sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil. *. !idak mengalami kejang=penyerta atau cedera lain. +. ?. Melaporkan nyeri hilang=terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur=istirahat dengan tepat. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.

3. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi. @. !ampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

3ENTILA%I ME(ANI( 43ENTILAT#R5 I. Pengert&an. :entilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi. II. In/&kas& Pemasangan 3ent&lat'r %. Pasien dengan respiratory failure "gagal napas# '. Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi. *. Post !repanasi dengan black out. +. 5espiratory (rrest. III. Pen6e.a. $agal Na+as %. Penyebab sentral a. !rauma kepala b. 5adang otak c. <angguan vaskuler d. >bat-obatan '. Penyebab perifer a. Kelaian Eeuromuskuler7 <uillian Bare symdrom !etanus !rauma servikal. >bat pelemas otot. b. Kelainan jalan napas. >bstruksi jalan napas. (sma broncheal. c. Kelainan di paru. 7 7 7 7 9ontusio cerebri. Encepalitis. Perdarahan otak, infark otak. Earkotika, >bat anestesi.

Edema paru, atlektasis, (5. d. Kelainan tulang iga = thorak. 8raktur costae, pneumothorak, haemathorak. e. Kelainan jantung. Kegagalan jantung kiri. I3. (r&ter&a Pemasangan 3ent&lat'r Menurut Pontopidan seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik "ventilator# bila 7 8rekuensi napas lebih dari *? kali per menit. 1asil analisa gas darah dengan >' masker Pa>' kurang dari @0 mm1g. Pa9>' lebih dari 30 mm1g (a.>' dengan >' %00 S hasilnya lebih dari *?0 mm1g. :ital capasity kurang dari %? ml = kg BB. 3. Ma0am7ma0am 3ent&lat'r. Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu7 %. :olume 9ycled :entilator. Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten. '. Pressure 9ycled :entilator Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. ehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan. *. !ime 9ycled :entilator Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan )amtu ekspirasi atau )aktu inspirasi yang telah ditentukan. Iaktu inspirasi ditentukan oleh )aktu dan kecepatan inspirasi "jumlah napas permenit# Eormal ratio - 7 E "inspirasi 7 ekspirasi # % 7 '

3I.

M'/e7M'/e 3ent&lat'r. Pasien yang mendapatkan bantuan ventilasi mekanik dengan menggunakan ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin ventilator, tetapi tergantung dari mode yang kita setting. Mode mode tersebut adalah sebagai berikut7 %. Mode 9ontrol. Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. -ni diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frek)ensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk menga)ali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting "tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi#, tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothoraD. 9ontoh mode control ini adalah7 95 "9ontrolled 5espiration#, 9M: "9ontrolled Mandatory :entilation#, -PP: "-ntermitten Positive Pressure :entilation# '. Mode -M: = -M:7 -ntermitten Mandatory :entilation= incroni$ed -ntermitten Mandatory :entilation. Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode -M: pernafasan mandatory diberikan pada frek)ensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. >leh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode -M:nya disinkronisasi " -M:#. ehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode -M:= -M: diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan. *. Mode ( B = P 7 "(ssisted pontaneus Breathing = Pressure uport Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan. +. 9P(P 7 9ontinous Positive (ir Pressure. Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang

sudah bisa bernafas dengan adekuat. !ujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.

3II.

%&stem Alarm

:entilator digunakan untuk mendukung hidup. istem alarm perlu untuk me)aspadakan pera)at tentang adanya masalah. (larm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien "ventilator terlepas dari pasien#, sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi fighting, dll. (larm volume rendah menandakan kebocoran. (larm jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap.

3III. Pelem.a.an /an suhu. :entilasi mekanis yang mele)ati jalan nafas buatan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh unmtuk pelembaban dan penghangatan. .ua proses ini harus digantikan dengan suatu alat yang disebut humidifier. emua udara yang dialirkan dari ventilator melalui air dalam humidifier dihangatkan dan dijenuhkan. uhu udara diatur kurang lebih sama dengan suhu tubuh. Pada kasus hipotermi berat, pengaturan suhu udara dapat ditingkatkan. uhu yang terlalu itnggi dapat menyebabkan luka bakar pada trachea dan bila suhu terlalu rendah bisa mengakibatkan kekeringan jalan nafas dan sekresi menjadi kental sehingga sulit dilakukan penghisapan.

I8.

-&s&'l'g& Perna+asan 3ent&las& Mekan&k

Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif. Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan sselama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thoraD paling positif.

8.

E!ek 3ent&las& mekan&k

(kibat dari tekanan positif pada rongga thoraD, darah yang kembali ke jantung terhambat, venous return menurun, maka cardiac output juga menurun. Bila kondisi penurunan respon simpatis

"misalnya karena hipovolemia, obat dan usia lanjut#, maka bisa mengakibatkan hipotensi. .arah yang le)at paru juga berkurang karena ada kompresi microvaskuler akibat tekanan positif sehingga darah yang menuju atrium kiri berkurang, akibatnya cardiac output juga berkurang. Bila tekanan terlalu tinggi bisa terjadi gangguan oksigenasi. elain itu bila volume tidal terlalu tinggi yaitu lebih dari %0-%' ml=kg BB dan tekanan lebih besar dari +0 9m1'>, tidak hanya mempengaruhi cardiac output "curah jantung# tetapi juga resiko terjadinya pneumothoraD. E!ek +a/a 'rgan la&n9 (kibat cardiac output menurun; perfusi ke organ-organ lainpun menurun seperti hepar, ginjal dengan segala akibatnya. (kibat tekanan positif di rongga thoraD darah yang kembali dari otak terhambat sehingga tekanan intrakranial meningkat.

8I.

('m+l&kas& 3ent&las& Mekan&k 43ent&lat'r5 :entilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, tapi bila pera)atannya tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti7 %. Pada paru a. Baro trauma7 tension pneumothoraD, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler. b. (telektasis=kolaps alveoli diffuse c. -nfeksi paru d. Keracunan oksigen e. 6alan nafas buatan7 king-king "tertekuk#, terekstubasi, tersumbat. f. (spirasi cairan lambung g. !idak berfungsinya penggunaan ventilator h. Kerusakan jalan nafas bagian atas '. Pada sistem kardiovaskuler 1ipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan menurunnya aliran balik vena akibat meningkatnya tekanan intra thoraD pada pemberian ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi.

*. Pada sistem saraf pusat a. :asokonstriksi cerebral !erjadi karena penurunan tekanan 9>' arteri "Pa9>'# diba)ah normal akibat dari hiperventilasi. b. >edema cerebral !erjadi karena peningkatan tekanan 9>' arteri diatas normal akibat dari hipoventilasi.

c. Peningkatan tekanan intra kranial d. <angguan kesadaran e. <angguan tidur.

+. Pada sistem gastrointestinal a. .istensi lambung, illeus b. Perdarahan lambung. ?. <angguan psikologi

8II.

Pr'se/ur Pem.er&an 3ent&lat'r ebelum memasang ventilator pada pasien. 2akukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. edangkan pengesetan a)al adalah sebagai berikut7 %. 8raksi oksigen inspirasi "8i>'# %00S '. :olume !idal7 +-? ml=kg BB *. 8rek)ensi pernafasan7 %0-%? kali=menit +. (liran inspirasi7 +0-30 liter=detik ?. PEEP "Possitive End EDpiratory Pressure# atau tekanan positif akhir ekspirasi7 0-? 9m, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah "Blood <as#

. 8III. (r&ter&a Pen6a+&han Pasien yang mendapat bantuan ventilasi mekanik dapat dilakukan penyapihan bila memenuhi kriteria sebagai berikut7 Kapasitas vital %0-%? ml=kg BB :olume tidal +-? ml=kg BB Kekuatan inspirasi '0 cm 1'> atau lebih besar 8rek)ensi pernafasan kurang dari '0 kali=menit.

-I%I#L#$I PERNAPA%AN 3ENTILA%I ME(ANI( Na+as %+'ntan diafragma dan otot intercostalis berkontraksi rongga dada mengembang terjadi tekanan "-# aliran udara masuk ke paru dan berhenti pada akhir inspirasi fase ekspirasi berjalan secara pasif

Perna+asan /engan 2ent&las& mekan&k udara masuk ke dalam paru karena ditiup, sehingga tekanan rongga thoraD "L# pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thoraD paling positif ekspirasi berjalan pasif.

E-E( 3ENTILA%I ME(ANI( Pa/a (ar/&'2askuler (kibat dari tekanan posistif pada rongga thoraD darah yang kembali ke jantung terhambat venous return menurun maka cardiac out put menurun. .arah yang le)at paru juga berkurang karena ada kompresi microvaskuler akibat tekanan "L# sehingga darah berkurang cardiac out put menurun. Bila tekanan terlalu tinggi bisa terjadi eD oksigenasi.

Pa/a 'rgan La&n (kibat cardiac out put menurun perfusi ke organ lainpun akan menurun seperti, hepar, ginjal, otak dan segala akibatnya. (kibat tekanan "L# di rongga thoraD darah yang kembali dari otak terhambat !-K meningkat.

TERAPI #8I$EN etelah jalan nafas bebas, maka selanjutnya tergantung dari derajat hipoksia atau hiperkabinya serta keadaan penderita. Pontiopidan memberi batasan mekanik, oksigenasi dan ventilasi untuk menentukan tindakan selanjutnya "lihat tabel# PARAMETER A::APTABLE RAN$E 4TIDA( PERLU TERAPI (HU%U%5 -I%I#TERAPI DADA; TERAPI #(%I$EN; M#NIT#RIN$ (ETAT '? - *? *0 - %? ?0 - '? INTUBA%I TRA:HE#%T#MI 3ENTILA%I ME(ANI(.

%. MEK(E-K 8rek)ensi nafas :ital "ml=kg# -nspiratori 9m1'> '. >K -<EE( ( - a.>' %00S >' mm1g Pa>' mm1g %00 - @? "(ir# *. :EE!-2( :. = :! Pa9>' 0,* *? 0,+ +? 0,+ - 0,3 ? - 30 0,3 30 '00 - @0 " >' Mask# P @0 " >' Mask # ?0 - '00 '00 - *?0 Q *?0 force, %00 - ?0 P '? %' - '? Q *? P %? capacity @0 - *0

A%UHAN (EPERA1ATAN PADA PA%IEN DEN$AN BANTUAN 3ENTILA%I ME(ANI( 43ENTILAT#R5 I. Pengkaj&an 1al-hal yang perlu dikaji pada psien yang mendapat nafas buatan dengan ventilator adalah7 %. Biodata Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, agama, alamt, dll. Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang status sosial ekonomi, adat kebudayaan dan keyakinan spritual pasien, sehingga mempermudah dalam berkomunikasi dan menentukan tindakan kepera)atan yang sesuai. '. 5i)ayat penyakit=ri)ayat kepera)atan -nformasi mengenai latar belakang dan ri)ayat penyakit yang sekarang dapat diperoleh melalui oranglain "keluarga, tim medis lain# karena kondisi pasien yang dapat bentuan ventilator tidak mungkin untuk memberikan data secara detail. Pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui kemungkinan penyebab atau faktor pencetus terjadinya gagal nafas=dipasangnya ventilator. *. Keluhan ,ntuk mengkaji keluhan pasien dalam keadaan sadar baik, bisa dilakukan dengan cara pasien diberi alat tulis untuk menyampaikan keluhannya. Keluhan pasien yang perlu dikaji adalah rasa sesak nafas, nafas terasa berat, kelelahan dan ketidaknyamanan. B. %. istem pernafasan a. etting ventilator meliputi7 Mode ventilator 95=9M:=-PP: "9ontrolled 5espiration=9ontrolled Mandatory :entilation=-ntermitten Positive Pressure :entilation# -M: " yncroni$ed -ntermitten Mandatory :entilation# ( B=P "(ssisted pontaneus Breathing=Pressure uport# 9P(P "9ontinous Possitive (ir Presure#

8i>'7 Prosentase oksigen yang diberikan PEEP7 Positive End EDpiratory Pressure 8rek)ensi nafas b. <erakan nafas apakah sesuai dengan irama ventilator c. EDpansi dada kanan dan kiri apakah simetris atau tidak d. f. uara nafas7 adalah ronkhi, )he$ing, penurunan suara nafas ekret7 jumlah, konsistensi, )arna dan bau e. (dakah gerakan cuping hidung dan penggunaan otot bantu tambahan g. 1umidifier7 kehangatan dan batas aMua h. !ubing=circuit ventilator7 adakah kebocoran tertekuk atau terlepas i. 1asil analisa gas darah terakhir=saturasi oksigen j. 1asil foto thoraD terakhir B. '. istem kardiovaskuler Penkajian kardiovaskuler dilakukan untuk mengetahui adanmya gangguan hemodinamik yang diakibatkan setting ventilator "PEEP terlalu tinggi# atau disebabkan karena hipoksia. Pengkajian meliputi tekanan darah, nadi, irama jantung, perfusi, adakah sianosis dan banyak mengeluarkan keringat. B. *. istem neurologi Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk, gelisah dan kekacauan mental. B. +. istem urogenital (dakah penurunan produksi urine "berkurangnya produksi urine menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal# B. ?. tatus cairan dan nutrisi tatus cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila ada gangguan status nutrisi dn cairan akan memperberat keadaan. eperti cairan yang berlebihan dan albumin yang rendah akan memperberat oedema paru. +. tatus psycososial Pasien yang dira)at di -9, dan dipasang ventilator sering mengalami depresi mental lyang dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan orientasi, merasa terisolasi, kecemasan dan ketakutan akan kematian.

II.

D&agn'sa (e+era<atan

.iagnosa kepera)atan yang sering terjadi pada pasien yang mendapat bentuan nafas mekanik=dipasang ventilator diantaranya adalah7 %. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret '. <angguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakitnya *. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, obstruksi selang endotracheal +. 9emas berhubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian ?. <angguan pemenuhan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan selang endotracheal 3. 5esiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas berhubungan dengan pemasangan selang endotracheal @. 5esiko tinggi terjadinya trauma atau cedera berhubungan dengan ventilasi mekanis, selang endotracheal, ansietas, stress H. <angguan rasa nyaman berhubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang endotracheal

III.

Peren0anaan %. .iagnosa Kepera)atan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan peningkatan produksi sekret !ujuan7 Meningkatkan dan mempertahankan keefektifan jalan napas. Kriteria hasil7 Bunyi napas terdengar bersih. 5onchi tidak terdengar. !racheal tube bebas sumbatan. !indakan kepera)atan7 INTER3EN%I % RA%I#NAL Mengevaluasi napas. keefetifan jalan

(uskultasi bunyi napas tiap '-+ jam % dan kalau diperlukan.

'

2akukan pengisapan bila terdengar ' ronchi dengan cara7 a. jelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan pengisapan. b. Berikan oksigen dengan >' %00 S sebelum dilakukan pengisapan, minimal + - ? K pernapasan. c. Perhatikan teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, kateter pengisap steril. d. Masukan kateter kedalam selang E! dalam keadaan tidak mengisap "ditekuk#, lama pengisapan tidak lebih dari %0 detik. e. (tur tekanan isap tidak lebih dari %00 - %'0 mm1g. f. 2akukan oksigenasi lagi dengan >' %00 S sebelum melakukan pengisapan berikutnya. g. 2akukan pengisapan berulangulang sampai suara napas bersih. * Pertahankan suhu humidifer tetap hangat "*? - *@,H o 9 Monitor statur hidrasi pasien +

a. b. c.

.engan mengertinya tujuan tindakan yang akan dilakukan pasien bisa berpartisipasi aktif. Memberi cadangan >' untuk menghindari hipoksia. Mencegah infeksi nosokomial.

d.

e. f.

(spirasi lama dapat menimbulkan hipoksia, karena tindakan pengisapan akan mengeluarkan sekret dan >'. !indakan negatif yang berlebihan dapat merusak mukosa jalan napas. Memberikan cadangan oksigen dalam paru. Menjamin napas. keefektifan jalan

g.

Membantu mengencerkan skret.

Mencegah sekresi menjadi kental.

+ Melakukan fisioterapi napas = dada ? sesuai indikasi dengan cara clapping, fibrasi dan pustural drainage. Memudahkan pelepasan sekret.

Berikan obat mukolitik indikasi = program.

sesuai 3

Mengencerkan sekret.

Kaji suara napas sebelum dan sesudah melakukan tindakan pengisapan.

Menentukan lokasi penumpukan sekret, mengevaluasi kebersihan tindakan .eteksi dini adanya kelainan.

>bservasi tanda-tanda vital sebelum H dan sesudah melakukan tindakan.

'. .iagnosa Kepera)atan <angguan pertukaran gas sehubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakitnya !ujuan7 Pertukaran gas kembali normal. Kriteria hasil7 1asil analisa gas darah normal yang terdiri dari7 P1 "@,*? - @,+?# P>' "H0 - %00 mm1g# P9>' "*? - +? mm1g# BE "-' - L '# !idak sianosis

!indakan kepera)atan7 -E!E5:EE % 5( ->E(2 Evaluasi keefektifan setting ventilator yang diberikan Evaluasi bernapas kemampuan

9ek analisa gas darah setiap %0 - % *0 menit setelah perubahan setting ventilator. Monitor hasil analisa gas darah ' "blood gas# atau oksimeteri selama periode penyapihan. * Pertahankan jalan napas bebas dari skresi. Monitor hipoksia tanda dan gejala +

'

ekresi menghambat kelancaran udara napas. .iteksi dini adanya kelainan.

*. .iagnosa Kepera)atan Ketidak efektifan pola nafas sehubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, obstruksi selang endotracheal !ujuan7 Pola napas efektif. Kriteria hasil7 Eapas sesuai dengan irama ventilator. :olume napas adekuat. (larm tidak berbunyi.

!indakan kepera)atan7 -E!E5:EE % 5( ->E(2 .iteksi dini adanya kelainan atau gg. fungsi ventilator. Bunyi alarm menunjukan adanya gg. 8ungsi ventilator.

2akukan pemeriksaan ventilator % tiap % - ' jam. Evaluasi semua alarm tentukan penyebabnya. dan '

'

Pertahankan alat resusitasi * manual "bag 4 mask# pada posisi tempat tidur sepanjang )aktu. + Monitor selang = cubbing ventilator dari terlepas , terlipat, bocor atau tersumbat.

Memudahkan melakukan pertolongan bila se)aktu=)aktu ada gangguan fungsi ventilator.

Mencegah berkurangnya aliran udara napas.

Evaluasi tekanan atau kebocoran ? balon cuff. 3 Masukan penahan gigi "pada pemasangat E!! le)at oral#

Mencegah berkurangnya aliran udara napas. Mencegah tergigitnya selang E!!

(mankan selang E!! dengan @ fiksasi yang baik. H Monitor suara dan pergerakan dada secara teratur.

Mencegah terlepas tercabutnya selang E!!. Evaluasi napas. keefektifan

= jalan

+. .iagnosa Kepera)atan 9emas sehubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian !ujuan7 9emas berkurang atau hilang Kriteria hasil7 Mampu mengekspresikan kecemasan, tidak gelisah, kooperatif. !indakan kepera)atan7 -E!E5:EE % 2akukan komunikasi terapiutik. 5( ->E(2 % Membina percaya. hubungan saling

'

.orong pasien agar mampu ' mengekspresikan perasaannya. * Berikan sentuhan kasih sayang. + ?

Menggali perasaan dan permasalahan yang sedang dihadapi klien. Mengurangi cemas. Mengurangi cemas. Kehadiran orang-orang yang dicintai meningkatkan semangat dan motivasi untuk sembuh.

Berikan support mental.

Berikan kesempatan pada keluarga dan orang-orang yang 3 dekat dengan klien untuk mengunjungi pada saat-saat tertentu. Berikan informasi realistis pada tingkat pemahaman klien

Memahami tujuan pemberian atau pemasangan ventilator.

?. .iagnosa Kepera)atan <angguan pemenuhan komunikasi verbal sehubungan dengan pemasangan selang endotracheal !ujuan7 Mempertahankan komunikasi Kriteria hasil7 Klien dapat berkomunikasi dgn menggunakan metode alternatif.

!indakan kepera)atan7 -E!E5:EE % 5( ->E(2 Mempermudah klien untuk mengemukakan perasaan = keluhan dengan berkomunikasi. Mengurangi cemas.

'

Berikan papan, kertas dan pensil, % gambar untuk komunikasi, ajukan pertanyaan dengan ja)aban ya atau tidak. ' Takinkan klien bah)a suara akan kembali bila E!! dilepas.

3. .iagnosa Kepera)atan 5esiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas sehubungan dengan pemasangan selang endotracheal !ujuan7 !idak terjadi infeksi saluran napas s=d pemasangan selang E!! = ventilator Kriteria hasil7 uhu tubuh normal "*3 - *@,? 9#

Iarna sputum jernih. Kultur sputum negatif. !indakan kepera)atan7 -E!E5:EE % Evaluasi )arna, jumlah, konsistensi dan bauh sputum setiap kali pengisapan. 2akukan pemeriksaan kultur sputum dan test sensitifitas sesuai indikasi. 5( ->E(2 % -ndikator untuk menilai adanya infeksi jalan napas.

'

'

Menentukan jenis kuman dan sensitifitasnya terhadap antibiotik.

Pertahanakan teknik aseptik pada saat melakukan pengisapan "succion#

Mencegah infeksi nosokomial.

6aga kebersihan bag 4 mask.

2ingkungan kotor merupakan media pertumbuhan kuman. 2ingkungan kotor merupakan

2akukan pembersihan mulut, hidung dan rongga faring setiap shitf. <anti selang = tubing ventilator '+ - @' jam. Monitor tanda-tanda vital yang menunjukan adanya infeksi. Berikan antibiotika sesuai program dokter.

media pertumbuhan kuman.

3 @

Menjamin selang ventilator tetap bersih dan steril. .iteksi dini.

(ntibiotika bersifat baktericide.

@. .iagnosa Kepera)atan 5esiko tinggi terjadinya trauma atau cedera sehubungan dengan ventilasi mekanis, selang endotracheal, ansietas, stress !ujuan7 Bebas dari cedera selama ventilasi mekanik. Kriteria hasil7 !idak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan napas. !idak terjadi barotrauma. !indakan kepera)atan7 -E!E5:EE % Monitor ventilator terhadap peningkatan secara tajam. 5( ->E(2 % Peningkatan secara tajam dapat menimbulkan trauma jalan napas "barutrauma# Eapas yang berla)anan dengan mesin dapat menimbulkan trauma. Eapas yang berla)anan dengan mesin dapat menimbulkan trauma. .iteksi dini.

' ' Takinkan napas pasien sesuai dengan irama ventilator * * Mencegah terjadinya fighting kalau perlu kolaborasi dengan dokter untuk memberi sedasi. >bservasi tanda dan gejala barotrauma. 2akukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan gunakan kateter succion yang lunak dan +

Mencegah iritasi mukosa jalan napas.

ujungnya tidak tajam. 2akukan restrain = fiksasi bila pasien gelisah. (tur posisi selang = tubing ventilator dengan cepat. @ @

Mencegah terekstubasinya E!! "ekstubasi sendiri# Mencegah trauma akibat penekanan selang E!!.

H. .iagnosa Kepera)atan <angguan rasa nyaman sehubungan dengan ventilasi mekanis, letak selang endotracheal !ujuan7 Merasa nyaman selama dipasang ventilator. Kriteria hasil7 Klien tidak gelisah. Klien dapat istirahat dan tidur dengan tenang. !indakan kepera)atan7 -E!E5:EE % (tur posisi selang E!! dan !ubing ventilator. (tur sensitivitas ventilator. 5( ->E(2 % Mencegah penarikan dan penekanan. Menurunkan upaya pasien melakukan pernapasan.

'

'

(tur posisi tidur dengan menaikkan bagian kepala tempat tidur, kecuali ada kontra indikasi. Kalau perlu kolaborasi dengan kokter untuk memberi analgesik dan sedasi.

Meningkatkan rasa nyaman.

Mengurangi rasa nyeri

BAB III TIN"AUAN (A%U% Asuhan ke+era<atan +a/a +as&en sau/ara ER /enagan /&an'ksa men&ng&t&s ense!al&t&s h6/r'se+alus /engan +emaka&an 2ent&lat'r /& R#I R%UD Dr. %'et'm' %ura.a6a. I. I/ent&tas +as&en. %. Eama=reg '. ,mur *. (gama +. Pendidikan ?. tatus perka)inan 3. .iagnosa medis @. !gl mrs H. !gl pengkajian /. BB II. 7 dr Erlanda d)i prasetyo. 7 '0 th 7 -slam 7 2!( 7 blm menikah 7 Meningitis encefalitis hidrosefalus. 7 '%-%%-'0%' 7 '%-%'-'0%' jam 0% oo)i 7 30 K<

R&<a6at kesehatan %. Keluhan utama Pasien terpasang E!! sambung ventilator,saat dikaji kesadaran pasien tidak sadar=<9 %D-' Parameter ventilator !: +?+ 8rek)ensi total '0-*0 kali=menit '. 5i)ayat kesehatan sekarang Pasien dirujuk dari 5 Kediri dengan keluhan nyeri kepala ' mgg,mual -,tumpah-,panas naik turun,kesadaran sering menurun tapi cepat pulih,sesak-,pandangan double,kadang kabur,pelupuk mata kanan cenderung menutup,pasien mulai ngomel' bicara tidak jelas,timbul kejang hanya sesaat,sakit gigi-,tato-,free seD& Pasien di rujuk dari 5 Kediri tgl '0-%%-'0%' jam '*.00 dan masuk 5>- tgl '%-%%-'0%' jam 0%.00 pasang respirator mode P -M: P9 %3 P %? 8->' 30S 5(!E '0 *. 5i)ayat kesehatan dahulu Pasien sering terkena infeksi saluran nafas atas,kedua telinga pernah keluar cairan )arna putih ,pendengaran tidak ada gangguan,pasien sering batuk dahak banyak kental kekuningan,pasien biasa berobat ke puskesmas selalu di beri antibiotik"nama obat tdk tahu# +. 5i)ayat kesehatan keluarga .i dalam keluarga pasien tidak pernah sakit parah hanya batuk pilek ringan,cukup berobat kepuskesmas. ?. 5i)ayat alergi !idak ada

III. Pemer&ksaan -&s&k %&st&m +erna!asan B%.(ir)ai bebas,nafas dengan E!! no @ BB'%cm sambung ventilatordengan mode P -M: P %? P9%3 8->' 3>S 5(!E '0 PEEP H flo) triger '.Parameter yang muncul di layar !: +?+ 8total '0kali=menit P>' /H-%00S,gerakan dada simetris,suara nafas vesikuler,)h L= L,rh-=-,produksi sekret kental banyak purulen cukup banyak.

%&stem 0ar/&'2askuler. B'. aat di kaji perfusi periver dingin dan pucat crt P' detik,ts %*0=/Hmmhg,suhu *Hc,gambaran EK< irama sinus tackikardi dengan 15%?0-%?? kali=menit,suara jantung dan ' tunggal.

%I%TEM PERNA-A%AN B*.Kesadaran <9 E% :K M',kaku kuduk -,pupil unisokor diameter ?=3 59 dol eyes -=- lateralisasi -.

cornea -=-,

%&stem Ur'gen&tal B+.Pasien B(K menggunakan .9 no %+ balon %0 ml,terpasang tgl '0-%%-'0%',produksi urine @0 ml mulai jam '*.oos=d jam 0%.oo pg +00 agak keruh. %I%TEM PEN:ERNAAN B?.Pasien terpasang E<! no %3 dengan retensi -,sementara pasien masih puasa,perut supel B, %? kali=menit. %&stem &nntegumen=muskul'skeletal B3.!urgor kulit baik dan pucat,kekuatan otot lemah eDtermitas ka=ki skor '=',tidak ada oedem. .ata psikologis,sosiologis dan spiritual tidak dapat di kaji.

I3. Data +enunjang 1. Has&l la.'rat'r&um tgl 2171172>12 1B %%.3 19! *?.' P2! *00 MP: 3.@ IB9 %3.* HA%IL B$A P1 @.?30 P9>' '/.@ P>' %//.*

BE +.+ 0' //.H B<( dengan 8io' 30S HA%IL TH#RA( -#T# (esan e!!us& +leura 6ang se.ag&an 'rgan&sas&. 1( -2 M 9! Multiple subacute iscemic cerebral infarction dibasal ganglia kanan dan kiri,kapsula internal kanan dan kiri ,kapsula eDterna kanan dan kiri,lepto meningen maupun siraentercement di sertai non comuniti hydrocephalus menyokong meningoencephalitis.

2. Tera+& 9eftriaDon ' D 'gr Penithoin *D %00 mg Progesol *D%amp >$id 'D+0mg :it k 'D%amp .iasepam *D%amp k=p kejang. -nfus p$ %?00='+jam. 3. RUMU%AN MA%ALAH %. Bersihan jalan nafas tidak efektif sehubungan dengan akumulasi sekret yang berlebih. '. <angguan perfusi jaringan serebral sehubungan dengan edema cerebral yang mengubah=menghentikan darah arteri=virus. *. 1ipertermi sehubungan dengan proses inflamasi. +. <angguan mobilits fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler,penurunan kekuatan. ?. 5esiko tinggi infeksi sehubungan dengan sepsis. 3I. ANALI%A DATA Eama Eo. 5eg 7 dr E 7 %'%/3%?

N' %

DATA .s 7 .> 7 Eapas di bantu dengan E!! Eo. @ BB '% cm. -Mode respirator P -M: P9. %3, P . %? 8i>' 30 U9 5ate '0 = Peep H. 8lo) friger ' po' /HS - putum E!! L kekuningan kental banyak bau L -5h L=L, Ih -=-<erakan cuping hidung N -!!: . B . %'3=@+ mmhg 15 . %*3 D=m uhu *H,3 U9 55 *+ D=m -Batuk L .s 7 .o 7 disorentasi penurunan kesadaran, Perubahan motorik, dekortikasi, dilatasi pupil, edema pupil, perfusi !!:. ! . %'3=@+ mmhg hr

ETI#L#$I !erpasang 5espirator Benda asing dalam trachea Merangsang produksi sekret (kumulasi skeret yang berlebihan Bersihan jalan napas tidak efektif

MA%ALAH Bersihan jalan napas tidak efektif s=d akumulasi sekret yang berlebihan.

'

9o' 1ipoksia cerebri Permiabilitas vaskule !ransudasi cairan Edema cerebri :olume tengkorak !ik :asospasme pembuluh darah serebri irkulasi terhenti <angguan perfusi jaringan

<angguan perfusi jaringan cerebral

. 7.>. h.*H,3.15.%*3y=m P5.*+T=m

Peradangan uhu !ubuh 1ipertermi Kejang Kelemahan <angguan mobilitas fisik Peradangan uhu !ubuh Metabolisme !ubuh Penyebaran !oksin kejaringan !ubuh epsis 5esiko tinggi inpeksi

1ypertermi

. 7.>.Pasien terlihat pucat,lemah.

<angguan mobilitas fisik

. 7.>. h tubuh*H,3. 2ekosit7 +0.000 !erdapat bengkak di kepala

5esiko !inggi !erjadi -npeksi

3II. D&agn'sa (e+era<atan %. Bersihan jalan napas tidak efektif sehubungan dengan akumulasi secret yang berlebihan. '. <angguan perfusi jaringan cerebral sehubungan dengan edema cerebral yang mengubah=menghentikan aliran darah arteri firus. *. 1ipertermi sehubungan dengan proses inflamasi +. <angguan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuro muskuler pada kekuatan ?. 5esiko infeksi sehubungan dengan sepsis

3III. REN:ANA (EPERA1ATAN Eama Eo. 5eg 7 dr E 7 %'%/3%?

T$L '%%%='0%'

N'. D&agn's ke+era<atan %

Tujuan=kr&ter&alase !ujuan7dalam jangka )aktu %?-*0menit setelah dilakukan tindakan kepera)atan diharapkan napas kembali efektif. kriteria hasil7 -5onch -=-spo' /?-%00% -!.. .%*0-%?0 mmhg ..H0-/0 mmhg 15./0-%%0D=m 55.%3-'0D=m -!rachea !ube tidak ada sumbatan -!idak ada suara napas tambahan.

Inter2ens& 1.Arskultasi bunyi napas 2,4 jam. 2.Lakukan penghisapan bila terdengar ronchi dengan cara: !elaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan penghisapan. "erikan oksigenasi o2 1##% sebelum $ilakukan penghisapan minimal 4 % kali pernapasan. &erhatikan tehnik aseptic gunakan sarung tangan stiri.l cath.section steril. 'asukkan cath section kedalam selang ()) dalam keadaan menghisap lama pengisapan tidak lebih dari 1#. Atur tekanan penghisapan tidak lebih dari 1## 12# mmhg. Lakukan penghisapan berulang ulang sampai suara napas bersih. *.&ertahankan suhu hu midifier tetap hangat+*% *,,-oc..

Ras&'nal %.mengetahui keefektifan napas. '.Partisipasi dalam memberikan cadangan o' untuk menghindari hipoksi. Mencegah inpeksi & (spirasi lama .apatmenimbulkan hipoksemia berat penghisapan akan mengeluarkan secret 'o'. !ekanan negative yang berlebihan dapat merusak mukosa jalan napas.

*.Membantu mencegah secret.

4.'onitor status hidrasiklin. %.Lakukan fisio terapi napas sesuai indikasi dengan cara claping,/ibrating,dan postunal drainage. 0."erikan obat mukolitis sesuai indikasi dan progam. ,.1aji suara napas sebelum dan sesudah melakukan tindakan penghisapan. -.2bser/asi tanda tanda fital sebelum dan sesudah melakukan tindakan. ' !ujuan7perfusi jaringan menjadi adekuat setelah dilakukan tindakan kepera)atan *K'+jam Kriteria hasil7 Kesadaran Komposmentis dan oksigenasi baik. -95! P'detek. !idak terjadi dilatasi pupil. Perfusi 1KM.

+.Mencegah sekresi menjadi kental. ?.Mempermudah sekresi menjadi kental.

3.Mengencerkan secret.

@.Menentukan lokasi penumpukan secret dan mengevaluasi kebersihan tindakan. H..eteksi dini adanya kelainan.

%.Menilai tingkat kesadaran dan melihat perkembangan penyakit.

%.observasi kesadaran dan '..Peningkatanaliranven perfusi jaringan pasien. a dari kepala akan '.beri posisi head up %?menurunkan !-K. *0U *.monitor tanda tanda !-K meningkat selama perjalanan penyakit.

+.monitor !!: %?-*0 menit.

+.mendeteksi secara dini tanda tanda syock yang harus dilaporkan ke .r untuk intervensi a)al. ?. ebagai deteksi dini bila ada perubahan,mencegah

?.Kolaborasi dengan .r dalam pemberian therapy

dan cairan.

bertambah parahnya penyakit.

!ujuan7 suhu tubuh kembali normal setelah dilakukan tindakan kepera)atan. Kriteria hasil. - uhu *3,?-*@,? o9. -tidak ada tanda-tanda infeksi " dolor,rubor,kalor fungsidesa#. -lekosit dalam batas normal.

%.Berikan kompres .ingin '.(njurkan klien untuk tidak menggunakan baju yang tipis. *.>bservasi suhu tubuh kolaborasi. +.Berikan obat penurun panas. %.Bantu latihan rentang gerak.

%.Pengeluaran panas secara konduksi. '.pengeluaran panas secara eraporasi. *.Menentukan keberhasilan tindakan. +.Membantu menurunkan suhu tubuh. %.Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi=posisi normal eksternitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis. '.Meningkatkan sirkulasi,elastisitas kulit dan menurunkan resiko terjadinya ekskosiasi kulit. *.Menyeimbangkan !ekanan jaringan, meningkatkan sirkulasi dan membantu meningkatkan arus vena untuk enurunkan resiko terjadinya trauma jaringan. +.Proses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala dan pemulian secara fisik merupakan bagian yang amat penting dari suatu

!ujuan7 setelah di lakukan tindakan kepera)atan 'D'+ jam di harapkan klien dapat beraktifitas kembali dengan normal.

'.Berikan pera)atan kulit, message dengan pelembab.

*.Berikan matras udara=air,perhatikan kesejajaran tubuh secara funsional.

+.Berikan progam pelatihan dan penggunaan mobilisasi.

progam pemulian tersebut.

I8. :ATATAN PER(EMBAN$AN DAN E3ALUA%I

N' %

Tgl=jam '% %%='0%' 0@.00

:ATATAN PER(EMBAN$AN .D -. - lym L,dilakukan suction sesuai prosedur,produksi slym kental banyak )arna kekuningan dan kental,di E!! dan di mulut pasien.. -Melakukan fisioterapi "clapping# %? menit. -Melakukan suction dengan teknik aseptic. ecret banyak. Mendengarkan suara nafas setelah melakukan tindakan suction. -Menambahkan aMua steril pada humidifier sampai batas garis maksimal. ->bservasi dan mencatat !!: !. 7%*0=/Hmmhg. 15 7%?0D=menit. 5r 7'0D=menit. 7*HUc

E3ALUA%I 7>7Pasien menggunakan E!! dengan mode P -M: P %?.P9 %3 8i>' 30S5ate '0 peep H !v +?+ 8total '0D=menit. po' /HS rhonci-=)hee$ing -=-E!! bebas dari sumbatan suara nafas bersih,secret L=-. ( Masalah teratasi sebagian. P.5encana dilanjutkan intervensi %-H.

TTD

'

'% %%='0%' 0@.00

.D. ' ->bservasi ts %*0=/Hmmhg,suhu *HUc,nadi

7>7perfusi perifer

%*?K=menit,M(P @Hmmhg. -perfusi perifer masih dingin,pucat dan kering,<9 E%:KM'. -Kedua tangan dan kedua kaki masih lemah kekuatan '='. -Membantu pasien untuk membatasi gerak=mobilisasi mika miki='jam. -Kolaborasi 7 Berikan cairan infus dengan observasi ketat. Monitor (<. Berikan tD sesuai program dokter.

masih dingin pucat kering,tidak terjadi peningkatan !-K,mobilisasi dibantu penuh. (7Masalah teratasi sebagian. P.5encana dilanjutkan intervensi %-?.

'%=%%='0%' 0@.00

.K * ->bservasi kondisi pasien masih panas suhu *HUc,nadi %*HD=menit.5r *?D=menit. -observasi lokasi infus "dolor,rubor,kalor,fungsidesia#,tidak terdapat tanda tanda tsb. -mengganti kasa infus secara aseptic. -kompres dingin di dahi, dan lipatan ketiak dan daerah dada pasien. -kolaborasi dengan dr dalam pemberian antipyretic dan antibiotic. -injeksi pragesol % gr=iv. -injeksi cefriaDon ' gr=iv. -%? menit post injeksi observasi alergi -

; > 7 -Pasien terpasang tube in. -produksi slym masih banyak,kental kekuningan,infus lancar,tanda infeksi N -kompres dingin diberikan. ( 7masalah teratasi sebagian P 7intervansi dilanjutkan.

+.

''-%%-'0%' %+.00

.iagnose -mendengarkan suara nafas,5hL=L Ih-=-Eebulei$er menggunakan PR. -suction dengan tehnik aseptic. V ekret banyak.

VMendengarkan suara nafas setelah melakukan tindakan suction. -Menambahkan aMua steril pada humidifier sampai batas garis maDimal. ->bservasi !!: V!. 7%'H=H+ mmhg V15 7%*'D=menit. V55 7'H-*0D=menit. V 7*H.+Uc

> .Pasien terpasang E!! mode P -M: P %+,P9%3,PEEPH, 5ate%',8i>' *0S, P>' %00S,!: +'0,8 total '+D=menit. -5onchi -=)hee$ing -=-E!! bebas dari sumbatan -suara nafas bersih. -sekret N

( 7Masalah teratasi sebagian. P 75encana dilanjutkan intervensi % s=d H. %+.00 .D ' -Pasien posisi tidur terlentang head up *0U,perfusi perifer dingin,kering,pucat. -<9 E%:DM',pupil unisokorW ?=3,5eflek cahaya -=-,dol eyes -=-. -!. 7%'H=H+mmhg -15 7%*'D=menit. -55 7'+-*0D=menit. XM(P 7@+mmhg. - uhu 7*H.+c 7

> 7Pasien terlihat tenang,posisi terlentang head up *0U -Posisi tubing ventilator baik,)ater trap bersih. ( 7masalah teratasi sebagian. P75encana intervensi di

lanjutkan.

.K * -Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan. -observasi !!: 7 V!. 7%'H=H+mmhg. V15 7%*'D=menit. V55 7%*'D=menit. VM(P 7@+mmhg. V 7*H.+c

>7-!erpasang E!! - ekret berkurang. -lekosit %3*00 -infus menetes lancer. -mencatat dan observasi !!: 7 V!. %'H=H+mmhg V15 %*'D=menit. V55 '+*0D=menit. V 7*H.+c

->bsevasi pada daerah drainage,tidak ada tanda tanda infeksi,baik dolor ,kalor,rubor. -Mengganti kasa infus secara aseptic. -Melakukan secara aseptic. -lekosit 7%3*00.

(7Masalah teratasi sebagian.

P 75encana intervensi dilanjutkan. .

BAB 3 (E%IMPULAN DAN %ARAN

A. (es&m+ulan impuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah 7 Meningitis adalah radang membran pelindung systim syaraf pusat yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme,luka fisik,kanker,dan obat obatan tertentu. Klasifikasi meningitis. Menurut etiologi,meningitis ada * macam 7 VMeningitis bakterial"Meningitis sepsis# ering terjadi pada musim dingin,saat terjadi infeksi saluran pernafasan.6enis organisme yang sering menyebabkan menigitis bacterial adalah streptokokus dan neisseria meningitis. VMeningitis :irus"Meningitis aseptic# Meningitis virus adalah infeksi pada meningen ,cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. VMeningitis 6amur. Meningitis 9ryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi system saraf pusat pada klien dengan (-. . <ejala klinis bervariasi tergantung dari system kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan menurunnya sistem imin antara lain demam,sakit kepala,mual,muntah,dan menurunnya status mental. Meningitis adalah penyakit yang sering menyerang anak anak bahkan remaja dan de)asa,maka dengan itu program pemerintah pada balita untuk imunisasi secara dini dan lengkap.Pencegahan penyakit ini adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh baik pada balita,anak,remaja dan de)asa B. %aran

%. Karena banyaknya kasus meningitis diharapkan peran pera)at untuk mampu memberikan asuhan kepera)atan sesuai standart mulai B%-B3 secara lengkap dan sistematika. '. Bagi peneliti lain diharapkan mampu membuat dan mengembangkan asuhan kepera)atan pada pasien meningitis sehingga hasilnya lebih bagus .

BAB 3I HA%IL DAN PEMBAHA%AN

.alam hal ini penulis membandingkan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus meliputi pengkajian, analisa data,catatan perkembangan dan evaluasi.

A. Pengkaj&an %. Keluhan utama .ari hasil pengkajian keluhan utama pada pasien dengan meningitis tidak bisa di kaji secara menyeluruh karena pasien terpasang tube in. .ari hasil pengkajian di temukan adanya kesamaan dalam keluhan pasien yaitu adanya demam=panas naik turun,bisa disertai kejang,sakit kepala hilang timbul sampai terjadinya penurunan kesadaran. '. 5i)ayat penyakit sekarang .ari hasil pengkajian di dapatkan kesamaan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dimna pasien sering sakit kepala,demam bisa sampai kejang dan penurunan kesadaran. *. 5i)aayat penyakit dahulu .ari hasil pengkajian didapatkan pasien pernah menderita=terserang - P(,otitis media akut bahkan sampai kronis juga adanya keluhan sakit kepala,dalam hal ini ada persamaan dengan tinjauan teori yang menyebutkan tanda tanda tersebut diatas. +. Pemeriksaan fisik. !erdapat perbedaan dan persamaan pemeriksaan fisikyang terdapat pada tinjauan teori dengan tinjauan kasus. a. B %. !erdapat persamaan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dimana terdapat ronchi L=L dan terjadi gagal napas sampai pemakaian ventilator.

b. B '. (danya perbedaan dimana pada tinjauan teori adanya kompresipada pusat vasomotor yang menyebabkan iskhemik dan merangsang vasokontriksi dan menyebabkan peningkatan !-K sedang pada pengkajian tidak terjadi peningkatan !-K karena pasien <9 %K'. c. B *. (danya kesamaan yaitu terjadinya penurunan kesadaran dan terjadi peradangan otak sesuai saat dilakukan pengkajian pada pasien. d. B +. (danya persamaan dimana tidak terjadi gangguan pada bladder baik pola dan frek)ensi. e. B ?. (da perbedaan dimana pada teori terjadi mual dan muntahkarena peningkatan !-K, sedang pada pada tinjauan kasus tidak terjadi mual dan muntah, persamaan terpasang E<!, B, sedikit lemah. f. B 3. !erjadi tetraplegi.

?. (nalisa data. (danya persamaan pada tinjauan teori dan tinjauan kasus dimana terdapat analisa data. 3. .iagnosa kepera)atan. !erdapat persamaan diagnosa kepera)atan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori.!etepi pada tinjauan teori ada beberapa diagnosa,sedang pada yang tinjauan kasus penulis hanya mengangkat diagnosa sesuai dengan masalah kepera)atan saat dikaji. @. Perencanaan. Perencanaan mengacu pada diagnosa kepera)atan tidak banyak perbedaan perencanaan pada tinjauan teori dan tinjauan kasus ..alam tinjauan teori penulis melaporkan intervensi kepera)atan pada pasien meningitis encefalitis dengan penggunaan ventilator,sedang pada tinjauan kasus penulis menggabungkan intervensi kepera)atan pada pasien meningitis dengan pemakaian ventilator,selain itu penulis hanya mengintervensi tiga diagnosa kepera)atan.

BAB 3II DA-TAR PU%TA(A

Erathenurse. '00@. (skeppada meningitis. http7==erathenurse.blogspot.com= '00@=%'=askep-padameningitis.html. .i aksestanggal ' .esember '00/ pukul %H.+0 8arinMhustank. '00H. Meningitis .http7==one.indoskripsi.com=judul-skripsi-tugasmakalah=kedokteran=meningitis. .i aksestanggal ' .esember '00/ pukul %H.+0 (nonymous. '0%0. .isitasi http7==nursingbegin.com=askep-meningitis=. .iaksestanggal %' .esember '0%0. 8arly, (ugus. '0%0. .isitasi http7==augusfarly.)ordpress.com='0%0=0@='/=asuhan-kepera)atanmeningitis=. .iaksestanggal %' .esember '0%0

Você também pode gostar