Você está na página 1de 9

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan ke-0 PENGENALAN SPEKTROFOTOMETER SPECTRONIC-20

Nama NIM Kelompok Tanggal Percobaan Tanggal Pengumpulan Asisten : Ade Tria : 10511094 :6 : 20 September 2013 : 24 September 2013 : Lita (23010304) Robby (23011041)

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETER SPECTRONIC-20 I. Tujuan Menentukan panjang gelombang maksimal dan konsentrasi sampel dengan menggunakan Spectronic-20. II. a. Data Pengamatan Penentuan Panjang Gelombang Maksimum (m) Larutan Merah (nm) Standar 10 ppm 380 400 420 440 460 480 500 510 Larutan Kuning (nm) Standar 10 ppm 380 400 415 417 420 423 b. %T 50,6 41,6 37,2 37,4 37,0 36,4 (nm) Standar 10 ppm 425 426 427 430 440 460 %T 35,8 36,2 36,5 37,0 38,0 48,8 %T 79,2 79,0 76,6 71,4 62,8 52,4 41,8 38,8 (nm) Standar 10 ppm 517 520 523 525 530 535 540 560 %T 38,1 37,6 38,2 38,8 39,4 40,4 43,2 53,0

Persen Transmitan dari Larutan Standar dan Sampel Larutan Merah Konsentrasi (ppm) 4 7 10 13 16 Sampel %T 66,4 50,0 37,6 28,8 21,0 42,2

Larutan Kuning (i) Larutan Kuning I Konsentrasi (ppm) 5 7 10 12 20 Sampel (ii) Larutan Kuning II Konsentrasi (ppm) 5 6 10 14 16 Sampel III. Pengolahan Data a. Larutan Merah Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Panjang gelombang maksimum dapat ditentukan dengan melihat persen transmitan minimum. Karena pada saat transmitan dalam keadaan minimum, maka absorbansinya maksimum. Oleh karena itu, panjang gelombang yang dipilih adalah panjang gelombang yang menunjukkan persen transmitan terendah. Jadi, dari kurva di bawah dapat ditentukan panjang gelombang maksimumnya adalah 520 nm. %T 60,0 54,2 37,2 24,4 20,2 38,8 %T 61,6 48,4 35,8 33,2 13,8 38,8

Larutan Standar Merah 10 ppm


100 % Transmitan 80 60 40 20 0 380 400 420 440 460 480 500 520 540 560 Panjang Gelombang (nm)

Kurva Kalibrasi dari Larutan Standar Dari persen transmitan pada data pengamatan di atas, ditentukan absorbansi larutan

merah dan didapatkan nilainya adalah sebagai berikut. Konsentrasi (ppm) 4 7 10 13 16 Sampel %T 66,4 50,0 37,6 28,8 21,0 42,2 Absorbansi (-log T) 0,178 0,301 0,425 0,541 0,678 0,375

Dari tabel di atas dibuat kurva kalibrasi absorbansi terhadap konsentrasi larutan standar seperti berikut.

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Merah


0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 4 5 6 7 y = 0.0413x + 0.0113 R = 0.9994

Absorbansi

10

11

12

13

14

15

16

Konsentrasi (ppm)

Dengan menggunakan kurva kalibrasi di atas, didapatkan persamaan garis adalah y = 0,0413x + 0,0113, dengan y = absorbansi dan x = konsentrasi. Untuk mendapatkan konsentrasi sampel, nilai absorbansi sampel larutan merah = 0,375 disubstitusikan ke dalam persamaan di atas sebagai nilai y. y = 0,0413x + 0,0113 0,375 = 0,0413x + 0,0113 x = (0,375 0,0113)/ 0,0413 x = 8,806 ppm Sehingga diperoleh konsentrasi sampel larutan merah adalah 8,806 ppm.

b.

Larutan Kuning Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Dari kurva di bawah dapat ditentukan panjang gelombang maksimumnya adalah 425 nm.

Larutan Standar Kuning 10 ppm


60 50 % Transmitan 40 30 20 10 0 380 395 410 425 440 455 Panjang Gelombang (nm)

Kurva Kalibrasi dari Larutan Standar Dari persen transmitan pada data pengamatan di atas, ditentukan absorbansi dari

larutan kuning dan didapatkan nilainya adalah sebagai berikut. Larutan Kuning I Konsentrasi (ppm) 5 7 10 12 20 %T 61,6 48,4 35,8 33,2 13,8 Larutan Kuning II Konsentrasi (ppm) 5 6 10 14 16 Sampel %T 60,0 54,2 37,2 24,4 20,2 38,8 Absorbansi (-log T) 0,222 0,266 0,429 0,613 0,695 0,411 Absorbansi (-log T) 0,210 0,315 0,446 0,479 0,860

Dari tabel di atas dibuat kurva kalibrasi absorbansi terhadap konsentrasi larutan standar seperti berikut.

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Kuning I dan II


1 0.8 Absorbansi 0.6 0.4 0.2 0 0 5 10 15 20 25 Konsentrasi (ppm) y2 = 0,0431x2 + 0,0052 R = 0,9996 y1 = 0,0424x1 + 0,0044 R = 0,9927

Kuning I Kuning II

Untuk mendapatkan konsentrasi sampel dengan menggunakan persamaan dari larutan kuning I (y1 = 0,0424x1 + 0,0044), disubstitusikan nilai absorbansi sampel = 0,411 ke dalam persamaan di atas sebagai nilai y. y1 = 0,0424x1 + 0,0044 0,411 = 0,0424x1 + 0,0044 x1 = (0,411 0,0044)/ 0,0424 x1 = 9,590 ppm Untuk mendapatkan konsentrasi sampel dengan menggunakan persamaan dari larutan kuning II (y2 = 0,0431x2 + 0,0052), disubstitusikan nilai absorbansi sampel = 0,411 ke dalam persamaan di atas sebagai nilai y. y2 = 0,0431x2 + 0,0052 0,411 = 0,0431x2 + 0,0052 x2 = (0,411 0,0052)/ 0,0431 x2 = 9,415 ppm Jadi, konsentrasi sampel yang didapatkan dengan menggunakan 2 larutan standar kuning adalah 9,590 ppm dan 9,415 ppm. IV. Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum dan konsentrasi sampel dengan menggunakan Spectronic-20. Prinsip percobaan dengan menggunakan alat ini adalah mengukur transmitan atau absorban suatu contoh yang

dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometer adalah jika cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium. Pada alat ini terdapat tempat untuk menaruh sampel yaitu kuvet. Sebelum menggunakan Spektrofotometer, kedua kuvet yang digunakan yaitu untuk larutan blanko dan sampel harus di-matching-kan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar tebal kuvet yang digunakan sama sehingga dalam perhitungan yang menggunakan persamaan LambertBeer, tebal kuvet tidak memberi pengaruh dan nilai absorbansi yang diperoleh lebih akurat. Penggunaan kuvet diharapkan tidak menyentuh bagian kuvet yang bening. Hal ini dikarenakan lemak yang terdapat di tangan dapat menempel pada permukaan kuvet. Lemak yang menempel ini dapat menyerap sinar dan larutan pada kuvet tidak secara sempurna dilewati oleh sinar sehingga nilai absorbansi yang terukur dapat menjadi kurang akurat. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data panjang gelombang maksimum (kelas 02) adalah sebagai berikut. Larutan Merah merah (nm) A[merah]=10 ppm 520 0,380 520 0,398 517 0,378 523 0,572 520 0,657 520 0,370 520 0,366 520 0,365 520 0,425 517 0,405 517 0,409 Larutan Kuning kuning (nm) A[kuning]=10 ppm 427 0,408 428 0,443 418 0,383 420 0,335 430 0,387 430 0,390 428 0,391 425 0,446 425 0,429 420 0,402

Dalam penentuan panjang gelombang maksimum diperoleh nilai atau besar panjang gelombang yang berbeda-beda dari setiap kelompok. Hal ini dapat dikarenakan pengenceran yang dilakukan pada masing-masing kelompok berbeda sehingga untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan (misalnya 10 ppm), tidak semua larutan dapat

memiliki konsentrasi yang tepat 10 ppm. Kemungkinan terdapat sedikit perbedaan dari konsentrasi yang diinginkan dengan konsentrasi yang sebenarnya. Selain itu, spektrometer yang digunakan juga berbeda-beda atau dengan kata lain tidak menggunakan satu alat yang sama sehingga sensitivitas dari alat yang digunakan pun berbeda-beda. Perbedaan sedikit sensitivitas ini juga mempengaruhi dalam penentuan panjang gelombang maksimum dan persen transmitan yang diukur pada konsentrasi 10 ppm yang juga berpengaruh pada perhitungan absorbansinya. Pada percobaan ini, panjang gelombang maksimum larutan merah dan kuning dari kelompok 6 adalah 520 nm dan 425 nm. Dengan menggunakan panjang gelombang maksimum tersebut, maka dapat ditentukan persen transmitan dari masing-masing larutan. Dalam menentukan absorbansi digunakan larutan blanko dan larutan yang akan diukur %T-nya. Kuvet larutan blanko dimasukkan pertama kali ke spektrometer dan dari nilai %T yang muncul diubah menjadi 100. Kemudian larutan yang ingin diukur dimasukan ke secara bergantian. Larutan blanko ini digunakan untuk kalibrasi sebagai larutan pembanding
dalam analisis fotometri.

Dari % T yang didapatkan, dapat diperoleh nilai absorbansi dari setiap larutan dengan menggunakan rumus A = (-log T). Nilai absorbansi dari masing-masing larutan standar kemudian digunakan untuk membuat kurva kalibrasi yaitu kurva kalibrasi larutan standar merah dan kuning. Nilai absorbansi sampel yang telah dihitung sebelumnya, kemudian disubtitusikan ke dalam persamaan kurva kalibrasi tersebut. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan konsentrasi sampel larutan merah adalah 8,806 ppm, sedangkan konsentrasi sampel larutan kuning adalah 9,590 ppm dan 9,415 ppm. Besar kesalahan yang diperoleh untuk sampel larutan merah kurang dari 2%, sedangkan untuk sampel larutan kuning adalah 5,9% dan 4,2%. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan pada saat melakukan pengenceran yang terdapat pada kedua larutan standar. V. Simpulan Dari percobaan ini didapatkan panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan dengan Spectronic-20 adalah 520 nm untuk larutan merah dan 425 nm untuk larutan kuning. Konsentrasi yang diperoleh sampel larutan merah adalah sebesar 8,806 ppm dengan galat 2%. Sementara itu, untuk larutan kuning konsentrasi yang diperoleh adalah sebesar 9,590 ppm dan 9,415 ppm dengan galat 5,9% dan 4,2%.

VI. Daftar Pustaka Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia. Hlm. 215-218. Skoog, D.A., Holler F.J., dan Nieman, T. A. 1998. Principles of Instrumental Analysis 5th Edition. USA: Thomson Learning, Inc. Hlm. 300-303. http://www.chm.davidson.edu/vce/spectrophotometry/Spectrophotometry.html, diakses tanggal 22 September 2013 pukul 17.28 WIB.

Você também pode gostar