Você está na página 1de 6

BAB IV ANALISIS

Pada praktikum kali ini, praktikum EDM tidak dapat dilaksanakan sehingga pada analisis, saya akan mencoba menganalisis dan membahas mengenai tes pendahuluan beserta dengan tugas tambahan.

EDM (Electrical Discharge Machining) merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk melakukan pemotongan dengan memanfaatkan cairan dielektrik dan beda potensial antara elektroda dan benda kerja yang dapat menimbulkan loncatan bunga api listrik sehingga memotong benda kerja.

Cara kerja dari mesin EDM adalah, dari sumber tegangan kemudian tegangan disalurkan ke rectifier. Rectifier sendiri akan mengubah tegangan dari AC menjadi DC. Dan kemudian arus diatur di current control. Arus disini diatur untuk mengatur laju pengurangan materialnya. Lalu terdapat juga servo control yang digunakan untuk mengatur posisi naik turun dari elektroda serta juga setting-nolnya sesuai dengan kondisi, dimana harus terdapat celah antara elektroda dan benda kerja namun tidak boleh terlalu jauh agar beda potensial yang terjadi antara dua permukaan dapat menjadi besar sehingga menghasilkan bunga api listrik. Dapat dilihat bahwa elektroda berfungsi sebagai katoda (kutub negatif) dan benda kerja sebagai katoda (kutub positif). Hal ini disebabkan EDM menggunakan prinsip spark dimana akan adanya loncatan elektron elektron yang diakibatkan adanya beda potensial antara katoda dengan anoda, dimana prinsipnya adalah elektron bergerak dari katoda ke anoda.

Material elektroda harus memiliki titik leleh yang lebih tinggi sehingga terkikisnya elektroda dapat lebih sedikit dibandingkan terkikisnya benda kerja. Benda kerja dan elektroda sendiri tercelup dalam cairan dielektrik.Pada celah antara anoda dan katoda, terdapat cairan dielektrik yang memiliki dielektrik breakdown. Dielektrik breakdown merupakan batas tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh suatu dielektrik untuk mempertahankan sifat insulatornya

(Insulator merupakan material yang memiliki konduktivitas listrik sangat kecil, tidak dapat menghantarkan arus listrik tapi suatu saat dapat menghantarkan). Saat beda potensial antara anoda dan katoda cukup tinggi sehingga melewati dielektrik breakdown, maka dielektrik akan berubah menjadi konduktor dan menghantarkan arus listrik, sehingga akan muncul spark atau loncatan api listrik. Spark tersebut muncul diantara permukaan elektroda dan benda kerja yang paling dekat, sehingga saat mulai terkikis benda kerjanya, maka akan ada bagian permukaan lain yang lebih dekat jaraknyamaka bagian permukaan lain akan bergantian terkikis, dan seterusnya, sehingga permukaan tersebut akan terkikis seluruhnya. Spark tersebut muncul sangat banyak berupa loncatan loncatan api listrik dan peloncatannya tidak menyebar terlalu jauh terhadap benda kerja tetapi terpusat sehingga hasil dari proses EDM ini cukup akurat, walaupun memang sangat lama.

Dapat dilihat bahwa benda kerja yang dihasilkan dapat berupa berbagai macam bentuk seperti alur, bentuk gear, lubang, dan lain sebagainya. Tingkat akurasi dari proses ini cukup tinggi, namun sangat lama menjadi kekurangannya. Untuk menghasilkan kedalaman yang paling besar digambar tersebut, membutuhkan waktu 10 menit (cukup lama). Cairan dielektrik disini berfungsi sebagai insulator (sampai beda potensial yang ckup tinggi), lalu juga sebagai media tempat penyulingan atau pembuangan geram melalui celah

antara elektroda dan benda kerja hingga ke filter, dan juga sebagai media pendingin. Cairan dielektrik antara lain adalah mineral oil, kerosene, dan air deionisasi. Di laboraturium menurut saya cairan dielektrik yang digunakan adalah minyak tanah. Cairan dielektrik yang menguap akibat pemanasan (loncatan api listrik) kemudian menjadi semakin sedikit, lalu akan ada pompa yang akan memompa kembali cairan dielektrik untuk masuk ke ruang kerja tersebut, apabila cairan dielektrik telah mencapai batas bawah tertentu.

Sedangkan elektroda yang berfungsi sebagai katoda yang akan memunculkan loncatan api listrik (spark) memiliki beberapa persyaratan, yaitu tahan aus, kemudian juga harus tahan panas dan memiliki titik leleh yang tinggi secara mutlak dikarenakan agar dapat mengurangi pengikisan yang dapat terjadi, sehingga yang terkikis hanya benda kerja. Elektroda juga harus merupakan konduktor yang baik. Dalam hal ini, elektroda yang dapat digunakan antara lain adalah grafit, tungsten, tembaga, kuningan-seng, dan lain sebagainya. Khusus untuk grafit, elektroda grafit memiliki titik leleh yang tinggi (meleleh di temperatur 3000 derajat celcius keatas) dan berubahnya menjadi fase gas bukan cair. Sehingga grafit merupakan elektroda yang baik untuk proses EDM. Sedangkan tembaga sendiri titik lelehnya lebih rendah sehingga akan lebih mudah terkikis.

Di gambar sebelah kiri, terlihat elektroda yang digunakan sudah mulai terkikis, hal ini dapat disebabkan karena titik leleh elektroda itu yang tidak terlalu jauh dibandingkan dengan benda kerja, dan juga dikarenakan elektroda tersebut sudah cukup lama dipakai sehingga kemungkinan terkikis lebih besar . EDM dapat menghasilkan bentuk bentuk benda kerja EDM dapat dengan mudah mengerjakan benda kerja dengan detail dan kontur yang rumit & kompleks, lubang-lubang berukuran sangat kecil. Produk benda kerja dan istilah yang digunakan untuk benda kerja tersebut antara lain adalah plastic mould, blind cavities, sharp corners, thin walls dan cross sections, blind keyways, internal splines, squares, hexes, dan lain sebagainya sesuai dengan bentuk elektrodanya. Salah satu dari bentuk hasil EDM adalah bentuk seperti gear seperti yang terlihat diatas, yang dapat disebut juga stamping. Lalu produk yang dihasilkan selain itu adalah lubang dengan diameter dan kedalaman yang kecil, stamping profil sesuai dengan elektroda yang digunakan. roda gigi (stamping), lubang yang dalam dengan diameter kecil, stamping profil bintang, dan berbagai bentuk lainnya sesuai profil elektroda yang digunakan. Untuk perbedaan ECM dengan EDM adalah sebagai berikut. Definisi dari ECM sendiri adalah sebuah proses elektrolit dan didasarkan pada fenomena elektrolisis sebagaimana hukum faraday (1883). Mesin ECM sering diartikan sebagai mesin yang menyepuh dengan listrik dan serupa dengan pengerjaan menggunakan mesin dalam suhu tinggi yang diposisikan seperti elektroda dan benda. Melalui sebuah bahan elektrolit dalam proses pemakanan yang

menggunakan katode, elektrolit dan anode sehingga dalam ECM tidak menggunakan pahat. Peralatan potong ECM dikontrol sepanjang alur yang diinginkan dan sangat dengan dekat dengan pengerjaan tetapi tidak sampai menyentuh. Pemakanan bahan yang memiliki tingkat kekerasan tinggi sangat mungkin dilakukan oleh ECM. Sepanjang tidak ada perubahan panas atau tegangan mekanik yang dipindahkan ke benda dan dimungkinkan pula untuk penyelesaian permukaan. Skematik prosesnya seperti sebuah katode yang direaksikan dengan anoda (elektrolit positif). Tekanan elektrolitenya diinjeksikan pada temperature tertentu ke area pemakanan. Tingkat pemekanannya sama pada tingkat pencairan bahan. Ataupun disesuaikan dengan titik lebur dari benda yang akan dibuat.untuk toleransi yang digunakan didalam dan diluarnya adalah 0,03 inci. Perbedaan utama dari EDM dengan ECM adalah terlihat dari penggunaan cairan atau medium untuk menghantarkan listrik dan sebagai pendingin, sekaligus sebagai media pembuangan geram. EDM menggunakan cairan dielektrik sebagai media tersebut, sedangkan ECM menggunakan elektrolit.

Website :
http://www.pudak-machinery.com/edm.php http://fariedpradhana.wordpress.com/category/mesin-non-konvensional/

Você também pode gostar