Você está na página 1de 4

Dhesa Hidayatulloh 2113100009 ALIRAN DAN GERAKAN DALAM ISLAM Hasib Amrullah M.

A Pada mulanya kaum muslimun adalah ummat yang satu, mereka saling mendukung satu sama lain dalam satu atap kebersamaan, tidak ada terjadi perbedaan yang membuat perselisihan dalam agama, sebab setiap kali ada masalah yang rumit mereka mengembalikan permasalahan tersebut kepada rasulullah sampai kemudian Nabi wafat, terjadilah perbedaan diantara mereka berkaitan dengan siapa yang berhak menggantikan kedudukan nabi, dari sanalah bermula lahirnya madhzhab dan kolompok-kelompok dalam Islam. PERGERAKAN SEJARAH ISLAM 1. JAMAN KLASIK 650 - 1250 Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan 650-1000 M: Islam meluas dari Afrika Utara sampai Spanyol di barat, dari Persia sampai India di timur; Melahirkan ulama-ulama hebat, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam SyafiI dan Imam Ibn Hambal dalam bidang hukum. Imam Asyari, Imam al-Maturidi, pemuka-pemuka Mutazilah, Wasil Ibn Ata, Abu al-Huzail, AL-Nazzam dan al-JubbaI dalam bidang Teologi, Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan al-Hallaj dalam tasawuf. Al Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Maskawaih dalam Falsafat, dan Ibn Al-Haysam, Ibn Hayyan, Al-Khawrizmi, al-Masudi dan al-Razi dalam bidang Ilmu pengetahuan Fase disintegrasi (1000 -1250 M). Kekuasaan umat Islam dalam politik menurun akhirnya Baghdad dapat ditaklukan oleh Hulagu tahun 1258 M. Khilafah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam hilang. 2. JAMAN PERTENGAHAN 1250 1800 M FASE KEMUNDURAN; 1250 1500 M: Terjadi perbedaan semakin tajam antara Sunni Syiah, antara Arab Persia; Wilayah Islam terpecah menjadi dua; (1) Arab terdiri atas: Arabai, Irak, Suria, Palistina, Mesir dan Afrikan Utara. Mesir sebagai pusat pemerintahan. (2) Persia terdiri atas; Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia tengah, Iran sebagai pusat. Pendapat bahwa pintu ijtihad tertutup meluas di kalangan umat Islam, perhatian terhadap pengetahuan berkurang, umat Islam di sepanyol dipaksa masuk Kristen atau keluar dari daerah itu Fase tiga kerajaan besar; (1500 1700 M) Kerjaan Utsmani (otaman empire) di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, Kerjaan Mughal di India. Ketiga kerajaan besar ini mempunyai kejayaan masing-masing terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Fase Kehancuran tiga kerajaan besar Islam 1700 1800 M, Kerjaan Usmani terpukul di Eropa, Kerajaan Safawi dihancurkan suku Afghan, Kerajaan Mughal dilemahkan kerajaan kerajaan kecil India 3. JAMAN MODERN 1800 M - DST Jatuhnya Mesir (1798) ke tangan Barat (Napoleon Bonaparte-Prancis) menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Di Periode Modern inilah

timbulnya ide-ide pembaharuan dalam Islam dan melahirkan aliran-aliran dan gerakan baru dalam Islam.

TANTANGAN KONTEMPORER Perang enam hari terjadi pada tahun 1967 antara Israel menghadapi gabungan tiga negara Arab; Mesir, Yordania, Suriah ketiganya mendapatkan bantuan aktif dari Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan dan Al-Jazair. Perang tersebut berlangsung selama 132 jam 30 menit (kurang dari enam hari), hanya fi front Suriah saja perang berlangsung enam hari penuh. Sebab perang adalah kekalahan Arab atas Israel tahun 1948 dan 1957, mereka tetap tidak bersedia mengakui keberadaan negara Israel dan menyerukan penghancuran negara Yahudi tersebut dan mengusir penduduknya ke laut. Kekalahan dari Israel itulah yang menggerakan beberapa orang pemikir Islam untuk melihat kembali hubungan tradisi vis a vis modernitas ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM di INDONESIA 1. ISLAM TRADISIONAL Ciri khas dari kelompok ini adalah upaya yang sangat kuat untuk mempertahankan tradisi, kendati mereka sadari bahwa pikiran yang mereka miliki tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman, meskipun mengaku sebagai pemeluk yang taat aliran madhab syafiiyah namun kenyataannya mereka juga melakukan kegiatan ritual yang berakar pada tradisi paganistik yang terlebih dahulu telah berkembang di tengah masyarakat Indonesia pra Islam. 2. ISLAM MODERNIS, ISLAM MODERAT Adalah jawaban atas persoalan bagaiamana memposisikan tradisi, modernitas, dan konteks? Jika revavalis dan neo-revivalis cenderung merespon modernitas secara negatif, maka Islam Modernis, Neo-Modernis, Islib dan Post-Tradisionalis meresponnya secara positif. Islam Moderat adalah gerakan Islam yang memiliki spirit progresif yang memiliki orientasi kuat ke masa depan daripada ke masa lalu dan responsif terhadap perkembangan kemanusiaan. Sebuah aliran Islam yang terbuka, ramah, menghargai pluralitas dan kedamaian. 3. Neo Modernisme Neo Modernisme mulai dihembuskan sekitar akhir tahun 1960 awal 1970, oleh Nur cholish Majid, menyerukan pembaharuan Islam sebagai sebuah agenda yang mendesak. Di Yogyakarta Djohan Effendi dan Ahmad Wahib berusaha membongkar wacana Islam dengan mengupayakan sebuah pencarian rasional yang kontinyu serta tidak terikat pada batasan-batasan tabu dan kebiasaan dogmatik. 4. ISLAM TRANSFORMATIF Adalah gerakan pemikiran Islam Transformatif yang dipopulerkan dan dikembangkan oleh Moeslim Abdurrahman. Gerakan yang mengalami penyegaran kembali melalui Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), mempersentasikan madzhab kritis terhadap modernitas, dimana teori-teori sosial kritis

itu dipinjam dari Barat digunakan untuk membaca teks dan fenomena sosial guna mendialogkan doktrin Islam dan Problem modernitas. 5. ISLAM RADIKAL, ISLAM FUNDAMENTAL, ISLAM LITERAL Fenomena radikalisasi Agama berakar pada benturan antara modernitas dan nilai-nilai agama. Kecenderungan itu dapat dinilai sebagai radikalisme karena mereka berupaya mengganti tatanan negara yang sudah ada dengan yang lain. Istilah Radikal adalah apatisme masyarakat barat terhadap agama yang dilatari oleh ketidak sukaan terhadap klaim kebenaran dan keselamatan yang mereka duga berasal dari cara beragama yang eksklusif. 6. PRIBUMI ISLAM Pribumisasi Islam, atau Islam Pribumi, adalah wacana yang digelontorkan oleh KH. Abdurrahman Wahid dalam rangka mencairkan pola dan karakter Islam sebagai suatu yang normatif dan praktik agama menjadi sesuatu yang kontekstual, dalam gagasan ini tergembar bagaimana Islam sebagai ajaran normatif yang berasal dari Tuhan diakomodasikan ke dalam kebudayaan yang berasal dari manusia tanpa kehilangan identitasnya masing-masing. 7. ISLAM INKLUSIF Salah satu pengembang gagasan Islam Inklusif adalah Alwi Shihab, sebagai respon atas hubungan kristen islam sejak kedatangannya di indonesia sebagai sejarah panjang ketidak saling percayaan dan ketiadaan sikap saling terbuka. Secara umum, masing-masing memahami dirinya sebagai agama yang mutlak, yang tidak bisa mengakui bahwa agama lain di samping dirinya mempunyai nilai yang sama. 8. ISLAM LIBERAL Menurut Kurzman, sejarah panjang dalam Islam diwarnai tiga tradisi. Tradisi pertama, disebut Islam Adat (customary Islam) yang ditandai pencampur adukan antara tradisi lokal (little tradition) dengan tradisi besar (Great Tradition) yang diandaikan sebagai Islam yang asli dan islam yang murni. Islam yang sudah bercampur dengan berbagai tradisi lokal dianggap sebagai Islam yang penuh bidah dan khurafat. 9. ISLAM POST-TRADISIONAL Sebagai suatu gerakan lompat tradisi karena ia berangkat dari suatu tradisi yang secara turus menerus berusaha memperbarui tradisi tersebut dengan cara mendialogkan dengan modernitas, inilah yang membedakan dengan gerakan pribumisasi islam gus dur yang justru mendialogkan Islam dengan tradisi lokal dan kurang tertarik untuk mendialogkan dengan modernitas. GERAKAN BERBASIS AGAMA 1. Kelompok Sekuler : Islam terpisah dengan Negara / politik (kaum muslimin yang terpengaruh dengan paham Sosialis, Komunis, Liberal, Neo Liberal)

2. Kelompok substantif : Misalnya NU dan Muhammadiyah (Islam dan Negara/politik saling berhubungan dan saling membutuhkan. Negara Pancasila bukan Negara agama, bukan Negara sekuler tapi Negara yang beragama) 3. Kelompok Islam Kaffah / Syumul / Negara Islam. Kelompok ini dibagi 3: a. Dawah/non kekerasan. Negara Islam akan terbentuk jika Islam menguasai ilmu pengetahuan/teknologi ( Said Nursi) b. Tadriji/Bertahap, Ikhwanul Muslimin Hasan Al Banna, Hasan Hudaiby Hizbut Tahrir Taqyudin Nabbany c. Tsauri/Revolusi Pecahan Ikhwanul Muslimin yakni, 1. Quthbiyah, Sayyid Qutb/Abdullah Azzam 2. Tandzimul Jihad, Abdussalam Faraj 3. Takfir wal Hijrah, Syukri Mustafa Jamaah Islamiyah, Omar Abdurrahman 4. Al Qaeda, Usama bin Ladin NILAI-NILAI ISLAM 1. 2. 3. 4. ANTI TERORISME ANTI KEKERASAN ANTI BERLEBIHAN DALAM BERAGAMA ANTI EKSTRIMISME

KESIMPULAN Kita harus mengetahui sejarah munculnya golongan-golongan dalam islam. Sebagai umat muslim kita harus berpikir kedepan untuk mengembalikan kejayaan islam. Harus mempunyai wawasan yang luas agar tidak terjerumus oleh golongan-golongan yang menyesatkan.

Você também pode gostar