Você está na página 1de 29

Laporan Kasus : Manejemen Nyeri pada Pasien Kanker

Oleh : Ahmad Zaki C111 09 320 Pembimbing : dr. Kaisar Razak Supervisor : dr. Alamsyah A. A. Husain, Sp.An

BAGIAN ILMU ANESTESI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Identitas Pasien

Nama RM Tgl Lahir/Umur Jenis Kelamin Alamat

Pekerjaan Agama Status Tgl Masuk RS Ruangan

: Ny. M : 644776 : 16-08-1978 (35 th) : Perempuan : Jl. Arungkeke Kabupaten Jeneponto : Ibu rumah tangga : Islam : Menikah : 10 Januari 2014 jam 10.30 : Lontara 2 Bangsal Onkologi

Anamnesis
Keluhan

Utama : Nyeri pada dada kanan Anamnesis Terpimpin : Dialami sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu, sebelum masuk RS. Awalnya muncul rasa panas di daerah dada, dan kemudian nyeri dirasakan seperti rasa terbakar. Nyeri tidak menjalar dan nyeri dirasakan hilang timbul.

Anamnesis
Pasien tidak merasakan kegelisahan dan nyerinya tidak mengganggu tidur. Pasien juga mengeluhkan adanya luka di daerah dada, yang dialami sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya, muncul benjolan seperti kelereng yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan dirasakan makin lama makin membesar.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis : Sakit sedang / gizi cukup / composmentis Vital sign: TD : 110/70 mmHg N : 80 kali/menit P : 20 kali/menit S : Afebris VAS : 5/10

Status Lokalis: Mamma Dekstra I : tampak benjolan sebesar bola takraw, ulkus ada, pus ada, perdarahan aktif dan hiperemis tidak ada. P : teraba benjolan kurang lebih 25x20 cm, konsistensi padat keras, immobile, permukaan berbenjol-benjol, nyeri tekan ada. Regio Axilla Dekstra I : tidak tampak benjolan, edema tidak ada. P : teraba benjolan 3x2 cm, konsistensi padat keras, mobile, permukaan rata, nyeri tekan tidak ada.

Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi WBC : 13,89 103/ul RBC : 3,13 106/ul HGB : 8,7 g/dl HCT : 26,3 % PLT : 256^103/ul Fungsi ginjal Ureum : 23 mg/dl Kreatinin : 0,6 mg/dl Kimia hati SGOT : 18 u/L SGPT : 12 u/L Albumin : 3,0 gr/dl

Resume
Perempuan umur 35 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mammae dekstra, dialami sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya nyeri dirasakan rasa panas dan kemudian terasa seperti terbakar. Nyeri tidak menjalar dan hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan adanya ulkus di daerah mammae dekstra. Pada pemeriksaan fisis didapatkan: TD : 110/70 mmHg N : 80x/menit P : 20x/menit S : afebris VAS : 5/10

Resume
Hematologi Fungsi

WBC RBC HGB HCT PLT

: 13,89 103/ul : 3,13 106/ul : 8,7 g/dl : 26,3 % : 256^103/ul

ginjal Ureum : 23 mg/dl Kreatinin : 0,6 mg/dl Kimia hati SGOT : 18 u/L SGPT : 12 u/L Albumin : 3,0 gr/dl

DIAGNOSIS KERJA Cancer Pain

PENATALAKSANAAN Fentanyl Patch 12,5 mcg Paracetamol tablet 6x500 mg

Pembahasan
Nyeri Kanker perasaan tidak nyaman yang menyangkut fisik dan emosi yang terjadi akibat kerusakan jaringan. Nyeri tersebut dapat bersifat akut (kurang dari 3 bulan), dan dapat bersifat kronik (Lebih dari 3 6 bulan).

Klasifikasi Nyeri
NYERI
DURASI MEKANISME KRONIS NOSISEPTIF NEUROPATIK

AKUT

VISERAL

SOMATIK

PERIFER

SENTRAL

SOMATIK DALAM

KUTANEUS

Lintasan Nyeri
Transduksi Transmisi Modulasi
proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik transfer impuls noksious dari nosiseptor perifer menuju sel dalam kornu dorsalis medula spinalis proses interaksi antara mediator yang menyebabkan eksitasi dan efek inhibisi dari analgesik endogen proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut

Persepsi

Pada kasus ini, nyeri yang terjadi merupakan nyeri kronis karena nyeri berlangsung lebih dari 3 bulan, serta termasuk pula nyeri neuropatik-nosiseptik akibat adanya lesi primer pada daerah dada.
Kerusakan saraf Sinyal Abnormal

Lesi

Stimulus Noksious

Nyeri

Pengukuran Intensitas Nyeri


Visual

Analogue Scale: Nilai VAS, 0 - <4 = nyeri ringan Nilai VAS, 4 - <7 = nyeri sedang Nilai VAS, 7-10 = nyeri berat

Verbal

1
2 3

=
= =

Rating Scale Tidak ada nyeri atau perasaan tidak enak ketika ditanya Nyeri yang ringan yang dilaporkan pasien ketika ditanya Nyeri sedang yang dilaporkan pasien ketika ditanya Nyeri dihubungkan dengan respon suara, tangan atau lengan tangan, wajah merintih atau menangis

Wong

Baker Faces Pain Scale Banyak digunakan pada pasien pediatrik dengan kesulitan atau keterbatasan verbal.

Numerical

Rating Scale (NRS) pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan dengan menunjukkan angka 0 5 atau 0 10, dimana angka 0 menunjukkan tidak ada nyeri dan angka 5 atau 10 menunjukkan nyeri yang hebat.

Pada pasien ini, digunakan pengukuran intensitas nyeri berupa VAS (Visual Analog Scale). Hasil dari pengukuran tersebut didapatkan 5/10, dimana merupakan nyeri sedang.

Prinsip Penanganan
Prinsip

Farmako terapi: By mouth. By the clock. By the ladder. For the individual. With attention to detail.

Penatalaksanaan

nyeri :

Tahap pertama, dengan menggunakan obat analgetik nonopiat Tahap kedua, diberikan obat-obat golongan opioid lemah (misalnya codeine, hydrocodone). Obat-obatan ini dapat dikombinasi dengan non opioid dan dapat diberikan bersama-sama Tahap ketiga, digunakan memberikan obat opioid kuat

Pada

kasus ini didapatkan pemberian durogesic patch 12,5 mg dan Paracetamol tablet 6x500 mg, sesuai dengan step 3 tahap pemberian terapi menurut step ladder pain WHO. Namun dari hasil pengukuran intensitas nyeri dengan memakai VAS didapatkan 5/10 (nyeri sedang), yang dimana menurut step ladder pain WHO terapinya harus melalui step 2.

Jadi

terapi yang baik dengan mengacu pada step ladder pain WHO pada pasien ini, diawali dengan pemberian obat-obat golongan opioid lemah (misalnya codeine, hydrocodone) dan dikombinasi dengan non opioid. Bisa dengan pemberian codein tablet 5x60 mg dan paracetamol tablet 4x500 mg

Interfensi Penanganan Nyeri


Modalitas

ablatif Dilakukan dengan cara memblok transmisi nosiseptif dengan suntikan neurolitik atau bedah lesi (blokade saraf). augmentatif Modalitas ini menggunakan cara metode infus.

Modalitas

Kesimpulan
Nyeri

merupakan salah satu keluhan pada penderita kanker dan memiliki dampak pada fungsi fisiologis tubuh dan juga mempengaruhi kualitas hidup penderita. Pengelolaan nyeri yang tidak adekuat bukan saja akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas, namun dipandang sebagai suatu hal yang tidak manusiawi. Oleh sebab itu, nyeri kanker harus ditangani dengan adekuat.

Terima Kasih

Você também pode gostar