Você está na página 1de 27

Alat Alat Klimatologi 1. Penakar Hujan 1.

1 Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann

Alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan, dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan luas penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat sebuah silinder jam sebagai tempat pemasangan pias, sehingga akan dapat diketahui curah hujan maksimum dan minimum serta waktu terjadinya. Prinsip kerja alat ini yaitu air hujan masuk melalui corong kemudian akan terkumpul dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan tangkai pena, sehingga air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung, maka pelampung akan naik dan tangkai pena turut bergerak keatas. Gerakan pena tersebut akan mencatat pada pias yang dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai skala 10 mm pada pias maka secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon dan jatuh kedalam bejana plastik. Air dalam tabung

terkuras habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun sampai pena menunjuk skala nol, jika hujan masih turun pena akan naik lagi, demikian seterusnya. 1.2 Penakar Hujan Otomatis Type Typping Bucket.

Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan pada periode waktu tertentu, dipasang dengan ketinggian 140 cm dari permukaan tanah dan luas penampang corong 400 cm2. Alat ini terdiri dari sensor yang berupa bucket (semacam timbangan) dan dihubungkan dengan menggunakan kabel ke recorder/pencatat yang ditempatkan dalam ruangan observasi, kerja alat ini memerlukan arus AC yang diubah menjadi DC 7,5 9,0 Volt. Prinsip kerja alat ini yaitu air yang masuk melalui corong akan jatuh kedalam alat semacam timbangan, dimana satu jungkitan pada alat ini akan direspon oleh recorder sehingga akan terbentuk lukisan satu anak tangga pada pias dan angka counter bertambah satu. Perubahan satu angka counter menunjukkan lukisan satu anak tangga pada pias dan satu jungkitan pada sensor nilainya akan setara dengan 0,5 mm curah hujan.

1.3 Penakar Hujan Manual Type Observatorium

Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong penaka r, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curah hujan 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm. Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka kran dan menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan jumlah curah hujan yang terjadi selama 24 jam.

2. Thermometer Tanah.

Berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman yang berbeda, yaitu : 0 cm (permukaan tanah), 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Thermometer ini menggunakan cairan air raksa dan diletakkan di tanah yang permukaan tanahnya berumput pendek, dan tanah gundul. Untuk thermometer dengan kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm dipasang dengan sudut kemiringan 60 dan dipasang pada penahan besi untuk memudahkan pembacaan. Untuk thermometer dengan kedalaman 50 cm dan 100 cm digunakan thermometer berselubung/ tabung logam tembaga/kuningan. Bagian bawah bola thermometer diisi dengan parafin/lilin, hal ini dimaksudkan untuk memperlambat perubahan suhu ketika diangkat saat pengamatan/ pembacaan.

3. Thermometer Minimum Rumput.

Berfungsi untuk mengukur suhu terendah/ minimum rumput pada suatu periode pengamatan. Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa kapiler berisikan indeks (batang kaca kecil). Thermometer ini dipasang dengan posisi horizontal di permukaan tanah berumput pendek dan dijepit pada tempat khusus yang terbuat dari alumunium yang bagian atasnya dihalangi semacam atap supaya tidak terkena langsung sinar matahari. Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu turun, alkohol akan menyusut dan permukaan alkohol akan menarik indeks ke arah skala lebih kecil, sebaliknya jika suhu naik, permukaan alkohol akan naik sedangkan indeks tetap tertinggal menunjukkan skala yang terendah yang dicapai suhu udara.

4. Campbell Stokes.

Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari . Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari. Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa lamanya matahari bersinar terang / cerah. Pias akan mulai terbakar bila sinar matahari > 0.3 cal/cm2 atau 209,34 WM2. Pias Campbell Stokes ada 3 macam, yaitu : Pias lengkung panjang dipasang antara tanggal 11 Oktober 28/ 29 Pebruari.

Pias lengkung pendek dipasang antara tanggal 11 April 31 Agustus. Pias lurus dipasang antar tanggal 1 Maret 10 April dan 1 September 10 Oktober.

5. Aktinograf Bimetal.

Berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dalam waktu satu hari, dipasang pada tempat terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm. Alat ini dinamakan bimetal karena prinsip kerja alat terdiri dari dua buah lempengan logam yang berbeda warna sebagai sensor, yaitu lempengan berwarna putih mengkilat dan warna hitam gelap. Perbedaan selisih nilai pemuaian kedua lempengan tersebut dipakai sebagai dasar pengukuran dan perbedaan ini akan mengakibatkan beda pemuaian pada kedua lempengan tersebut, sehingga menimbulkan gerak pada pena dan akan melukis pada kertas pias yang dipasang pada silinder jam. Arah lempeng logam dipasang searah dengan peredaran matahari yaitu arah Timur Barat. Pias dipasang pada jam 07.00 dan diangkat jam 18.00 WIB. Besarnya total radiasi matahari dapat diketahui dengan menghitung luas lukisan pada kertas pias dengan menggunakan alat Planimeter. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus : Total Radiasi = Luas x Bilangan Tetapan Pias X Konstanta Alat

6. Gun Bellani Integrator.

Fungsi alat ini sama dengan alat aktinograf yaitu untuk mengukur total radiasi matahari selama satu hari sejak matahari terbit hinga terbenam. Alat ini tidak secara langsung mengukur radiasi matahari, tetapi melalui suatu proses penguapan zat cair terlebih dahulu. Jumlah zat cair yang diuapkan berbanding lurus dengan total radiasi matahari yang diterima. Alat Gun Bellani ini terdiri dari bagian sensor berbentuk bulat hitam yang berisikan air dan dihubungkan dengan tabung buret yang berskala dalam satuan milimeter. Radiasi yang diterima oleh sensor mengakibatkan sensor menjadi panas sehingga zat cair yang ada dalam sensor menguap, kemudian uap air ini akan mengkondensasi dibagian bawah tabung buret. Pengamatan dilakukan dengan membaca jumlah air yang

terkondensasi pada tabung buret, kemudian alat dibalik sehingga posisi bola hitam berada dibagian bawah dan air akan masuk ke dalam sensor. Selanjutnya alat dibalik kembali, sensor ada dibagian atas dan zat cair tetap berada dalam bola hitam. Sedikit Zat cair yang tumpah kedalam tabung buret dibaca sebagai skala awal kemudian alat diletakkan kembali kedalam silinder pelindung. Besarnya penambahan volume air yang terkondensasi dapat diketahui dengan cara, yaitu : Jumlah pembacaan hari ini dikurangi dengan skala awal hari sebelumnya.

7. Open Pan Evaporimeter

Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat dengan garis tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm. Panci ini ditempatkan diatas tanah berumput pendek dan tanah gundul, dimana alat tersebut diletakkan diatas pondasi terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih gunanya untuk mengurangi penyerapan radiasi. Tinggi air dari bibir panci 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan sesuai.

Penguapan Panci Terbuka pada tanah berumput pendek dilengkapi dengan alat Hook Gauge, Still Well dan Thermometer Air.

Penguapan Panci Terbuka pada tanah gundul dilengkapi dengan alat Hook Gauge, Still Well, Thermometer Air, Flaoting Thermometer maksimum/ minimum dan Cup Counter Anemometer. Alat pengukur penguapan tersebut diatas dilengkapi dengan : a. Hook Gauge

Yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci, terdiri dari sebuah batang yang berskala dan sebuah skrup berada pada batang tersebut yang digunakan sebagai pengatur, letak ujung alat berupa pancing sampai tepat menyentuh pada permukaan air panci. Besarnya perubahan volume air dapat dihitung dengan membaca skala milimeter pada batang mikrometer, dan skala seperseratus milimeter dibaca dari mur yang mengelilingi batang mikrometer. Perhitungan dilakukan dengan rumus : Eo = (Po P1) + CH

dimana : Eo = Jumlah air yang dievaporasikan Po = Pembacaan awal dari permukaan air yang ditunjukkan oleh mikrometer P1 = Pembacaan akhir setelah terjadi evaporasi CH = Curah Hujan

b. Still Well

Berupa bejana yang terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki, dimana tiap kaki terdapat sebuah skrup untuk menyetel/ mengatur kedudukan bejana agar letaknya horizontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang, sehingga permukaan air dalam bejana sama tinggi dengan permukaan air dalam panci. Bejana digunakan selain untuk tempat meletakkan hook gauge, juga membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan dengan air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing dapat lebih mudah dilakukan.

c. Thermometer Air

Thermometer air ini adalah thermometer air raksa yang dipasang tegak lurus dengan menggunakan klem, letak bola thermometer dibawah permukaan air, sehingga suhu air dapat dibaca pada saat dilakukan pengamatan.

d. Floating Thermometer Maksimum dan Minimum

Digunakan untuk mencatat suhu maksimum dan minimum air yang terjadi selama 24 jam. Pada umumnya alat ini terdiri dari sebuah pipa gelas yang berbentuk U dengan dua buah bola pada ujungnya. Thermometer dipasang pada rangka baja non magnetis yang terapung sedikit dibawah permukaan air oleh pelampung alumunium. Suhu maksimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam thermometer atas dan suhu minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks

dalam tabung bawah. Untuk menyetel kedudukan indeks kembali, setelah suhu dibaca digunakan magnet batang e. Cup Counter Anemometer

Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin selama periode waktu tertentu. Alat ini dipasang disebelah selatan dekat pusat panci, dengan ketinggian 0,5 meter dari permukaan tanah. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin, dimana bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut. Untuk mengetahui kecepatan angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan. 8. Lysimeter

Berfungsi untuk mengukur jumlah evapotranspirasi pada sebidang tanah bervegetasi secara langsung. Alat ini berupa sebuah bejana penampang berukuran 1 m x 1 m yang dibagian atasnya ditanami vegetasi (rumput atau tanaman lain). Unsur yang diamati adalah besarnya penguapan yang berlangsung pada sebidang tanah yang bervegetasi. Prinsip kerja alat tersebut diatas adalah dengan mengukur jumlah air yang menguap dihitung berdasarkan persamaan kesetimbangan air, yaitu dengan rumus persamaan : C + S = Pk + P + E dimana : C = Curah hujan S = Air siraman E = Evapotranspirasi Pk = Air perkolasi P = Jumlah air untuk penjenuhan tanah sampai tercapai kapasitas. Air perkolasi merupakan jumlah air yang terhisap oleh pompa dan diukur dengan tabung yang berskala. Penyiraman dilakukan sebanyak 10 liter air sesaat setelah dilakukan penghisapan, sehingga besarnya evapotranspirasi selama 24 jam dapat diketahui. 9. Wind Vane Anemometer

Berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Alat ini dipasang pada pipa besi dengan ketinggian 10 meter, dimana alat ini terdiri dari sensor dan alat penunjuk yang dihubungkan melalui kabel. Cara kerja alat tersebut diatas, adalah sebagai berikut : Vane (balingbaling) yang berbentuk anak panah mempunyai tahanan yang melingkar merupakan lingkaran, tahanan tersebut dihubungkan dengan 3 buah saluran ke alat penunjuk, pada tiap titik yang satu sama lain berjarak sama. Arus rata dialirkan tahanan tersebut pada 2 titik, dan jika vane berputar maka kedua kotak tersebut ikut berputar, kumparan penunjuk arah angin dibuat sedemikian rupa sehingga putaran sama dengan putaran vane. Tahanan pada vane ini dihubungkan dengan 3 buah kawat pada kumparan penunjuk, ditengah dipasang sebuah magnit yang mempunyai jarum penunjuk, dan alat ini memerlukan arus DC 12 Volt.

Cup anemometer terdiri dari 3 buah mangkok yang dipasang simetris pada sumbu vertical, dimana pada bagian bawah sumbu vertikal dipasang sebuah generator, dan jika tertiup angin ketiga mangkok tersebut akan berputar. Tegangan dari generator sebanding dengan kecepatan putaran ketiga mangkok, yang kemudian diteruskan ke jarum penunjuk. Pengamatan dilakukan dengan cara : - untuk menentukan kecepatan angin, dapat dibaca langsung pada alat penunjuk, dan satuan kecepatan angin yaitu dalam knot ( 1 knot = 1,8 km/jam). - untuk menentukan arah angin, yaitu menekan tombol yang ada pada alat penunjuk dan kemudian membaca jarum penunjuk yang menunjukkan arah berapa derajat. (Arah angin 90 = arah timur, 180 = arah selatan, 270 = arah barat, dan 360 = arah utara).

10. Cup Counter Anemometer.

Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu. Alat ini terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila tertiup angin , pada bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat perputaran mangkok tersebut, dan alat ini dipasang diatas tiang pipa besi setinggi ( m, 2 m, 10 m) dari permukaan tanah. Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada periode waktu tertentu dilakukan dengan mengurangi hasil pembacaan pada angka counter saat pengamatan dengan hasil pembacaan sebelumnya, kemudian dibagi dengan periode waktu pengamatan. 11. Sangkar Meteorologi

Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara. Ada empat jenis sangkar yang sama, diantaranya tiga sangkar dengan ketinggian 120 cm, dan satu sangkar dengan tinggi 20 cm dari permukaan tanah, yaitu : Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan tanah gundul, didalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan minimum). Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan tanah berumput , didalamnya terdiri dari alat ( Thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan minimum) Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 120 cm yang ditempatkan pada permukaan tanah gundul, didalamnya terdapat alat Kessner Evaporimeter, dan Piche Evaporimeter) . Sangkar Meteorologi dengan ketinggian 20 cm yang ditempatkan pada permukaan tanah gundul, didalamnya terdiri dari alat (Thermometer bola basah, bola kering, maksimum, dan minimum).

12. Psychrometer Standard

Psychrometer standard ini ditempatkan didalam sangkar meteorologi dengan ketinggian berbeda seperti yang tersebut diatas, yaitu terdiri dari : Thermometer Bola Basah dan Bola Kering. Themometer bola basah dan bola kering ini berfungsi untuk menentukan kelembaban udara, suhu udara, dan titik embun embun. Alat ini terdiri dari 2 buah thermometer air raksa yang dipasang berdampingan secara vertikal. Bola dari salah satu thermometer dibungkus dengan kain kasa/ muslin yang tergantung pada bejana kecil berisi air murni, sehingga bola thermometer selalu basah dan disebut sebagai bola basah, sedangkan yang lain tidak dibungkus disebut sebagai bola kering. Suhu udara dapat dibaca pada thermometer bola kering, penguapan air dari kain kasa basah menyebabkan suhu bola basah lebih rendah dari pada suhu bola kering. Dari hasil pembacaan bola basah dan bola kering akan dapat diketahui kelembaban udara dan titik embun.

13. Thermometer Maksimum.

Berfungsi untuk mengukur suhu udara maksimum. Cairan yang digunakan pada thermometer maksimum ini adalah air raksa, adanya penyempitan pada pipa kapiler yang berdekatan dengan reservoir merupakan ciri thermometer maksimum. Thermometer ini dipasang dengan kemiringan 2 secara horizontal didalam sangkar meteorologi. Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu udara naik , maka air raksa dalam bola akan memuai mendorong cairan air raksa keluar melalui pipa yang menyempit, suhu udara terus naik sampai mencapai nilai maksimum. Jika suhu udara turun, cairan air raksa dalam bola akan menyusut sehingga alur air raksa dalam pipa kapiler terputus, namun ujung air raksa tetap menunjukkan nilai skala yang maksimum. 14. Thermometer Minimum

Berfungsi untuk mengukur suhu terendah/ minimum pada suatu periode pengamatan. Cairan yang digunakan pada thermometer ini adalah alkohol. Pada pipa kapiler berisikan indeks (batang kaca kecil). Thermometer ini dipasang secara horizontal didalam sangkar meteorogi. Prinsip kerja thermometer ini, yaitu jika suhu turun, alkohol akan menyusut dan permukaan alkohol akan menarik indeks ke arah skala lebih kecil, sebaliknya jika suhu naik, permukaan alkohol akan naik sedangkan indeks tetap tertinggal menunjukkan skala yang terendah yang dicapai suhu udara. 15. Piche Evaporimeter

Berfungsi untuk mengukur banyaknya penguapan dari permukaan basah (kertas filter). Alat ini terdiri dari tabung gelas yang berskala 0 sampai 30 cc dengan pembagian skala 0.1 cc, pada salah satu ujung tabung yang terbuka diberi jepitan logam dan tabung gelas ini diisi air destilasi, antara tabung gelas dan jepitan logam disisipkan kertas filter dengan diameter 3 cm. Alat piche ini digantung secara vertical, dan penempatannya digabung dengan kessner evaporimeter pada sangkar meteorologi dengan posisi ujung tabung yang tertutup

kertas filter di bagian bawah. Setelah kertas filter basah semua baru dibaca skala sebagai skala awal (misal y). Jika terjadi penguapan, air dalam tabung akan berkurang sehingga permukaan air dalam tabung akan turun, pada waktu pengamatan dibaca skala (misal x) maka penguapan ( x y ) cc. 16. Kessner Evaporigraph

Yaitu alat untuk mengukur evaporasi/ penguapan selama 24 jam. Alat ini mencatat sendiri secara terus menerus penguapan yang terjadi setiap saat, sehingga dapat diperoleh jumlah penguapan dalam waktu tertentu, juga dapat diketahui nilai maksimum dan minimum serta waktu terjadinya. Alat ini penempatannya digabung dengan Piche Evaporimeter pada sangkar meteorologi ketinggian 120 cm. Penggantian pias dilakukan setiap jam 07.00 WIB. 17. Lightning Counter

Berfungsi untuk mencatat frekuensi dan waktu terjadinya kilat secara otomatis. Alat ini terdiri dari sensor berupa 4 buah bentangan kawat tembaga yang masingmasing kawat panjangnya 10 meter, dan dipasang pada 2 buah tiang kayu, kemudian oleh sebuah kawat dihubungkan ke recorder/pencatat yang ada dalam ruang observasi. Alat listrik udara tersebut menggunakan arus DC dari batterey dan dapat merekam kejadian kilat sampai radius 30 km. 18. Menara Cuaca (Towering Climatology)

Berfungsi sebagai tempat alat - alat untuk mengukur profil iklim mikro pada ketinggian 4 m, 7 m, dan 10 m dari permukaan tanah. Pada masing masing ketinggian terdapat sangkar meteorologi dan cup counter anemometer. Dalam masing - masing sangkar, juga dilengkapi dengan alat-alat yaitu thermometer bola basah, bola kering, maksimum, minimum, dan piche evaporimeter .

19. Automatic Weather Station (AWS)

Fungsi alat AWS ini untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca secara otomatis. AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur cuaca tersebut akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data dari Lodger tersebut dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data yang sudah tercatat pada PC Computer program AWS diarsipkan kemudian dikirim ke BMG Jakarta. Alat ini dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu Suhu udara, Suhu tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, Kelembaban udara, Titik embun, Tekanan udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan, dan Radiasi matahari.

20. Telemetered Meteorological Observation Station (TMOS)

Fungsi alat TMOS ini untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca dan dikirim langsung secara otomatis ke pusat prakiraan cuaca BMG Jakarta secara real time. Alat ini dapat mengamati dan mencatat unsur-unsur cuaca, yaitu Suhu udara, Tekanan udara, Kelembaban udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan, dan Radiasi matahari. Hasil pengamatan yang tercatat dari alat TMOS ini kemudian data tersebut dipancarkan oleh VSAT (Very Small Apperture Terminal) melalui Satelit Palapa B4 ke NCC (National Control Centre) di BMG pusat Jakarta untuk diproses lebih lanjut pada NPC (National Processing Centre).

Sumber Bacaan : Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap

Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.


Anonim. 1999. Kapita Selekta Agroklimatologi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi Fakultas MIPA IPB. Bogor. Bayong Tjasyono HK. 2004. Klimatologi. Penerbit ITB. Bandung. Statsiun Klimatologi Bogor.BMKG.2007. Panduan Praktis Mengenai Alatalat

Klimatologi.Bogor

Você também pode gostar