Você está na página 1de 2

Latar Belakang TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.

Sumber penularan TBC adalah dahak penderita TBC dengan BTA(+). TBC dapat menular secara langsung bila dahak tersebut terhirup secara langsung orang yang sehat, dahak tersebut dapat terhirup ketika berada di dekat penderita TBC yang sedang batuk, bersin, atau berbicara. TBC paling sering menyerang paru-paru dengan gejala klinis batuk terus-menerus selama tiga minggu atau lebih,selain gejala tersebut, gejala klinis TBC lainnya adalah batuk berdarah, sesak nafas, dan berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan akivitas. Selain menyerang paru-paru TBC juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti selaput otak, kelenjar getah bening, usus, tulang, dan kulit. Secara global, berdasarkan data dari global tuberculosis control 2011 yang diterbitkan oleh WHO, estimasi angka kejadian TBC mencapai 8,8 juta kasus, atau setara dengan 128 kasus per 100.000 penduduk. Angka kejadian diatas terjadi di asia (59%), afrika (26%), timur tengah (7%), eropa (5%), dan amerika (3%). Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2010 terdapat lima negara teratas dengan angka kejadian TBC tertinggi, keliama negara tersebut r india (2 juta2,5 juta), cina (0,91,2 juta), afrika selatan (0,4 juta0,59 juta), indonesia (0,37 juta0,54 juta), dan pakistan (0,33 juta-0,48 juta) Di indonesia TBC masih merupakan suatu penyakit yang endemik. Angka kejadian TBC dari tahun 1990-2010 mengalami peningkatan dan penurunan. berdasarkan Laporan Subdit TB Depkes RI, 2000-2010 menyebutkan bahwa terjadi penurunan prevalesi TBC pada tahun 2007 sebesar 82 per 100.000 penduduk dibanding tahun 2006, sementara pada tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan sebesar 7 per 100.000 penduduk dibanding tahun 2008 dan 2009. Berdasarkan data terbaru dari WHO tahun 2010, indonesia ada pada peringkat keempat dari 5 negara dengan angka insidensi terbesar. prevalensi TB semua kasus adalah 289 per 100.000 penduduk, dengan insidensi 296.272 kasus baru per tahunnya, dan angka kematian akibat TB diperkirakan 27 per 100.000 penduduk per tahunnya Peningkatan dan penurunan angka kejadian TBC di indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah faktor pengobatan yang dijalani oleh pasien. Salah satu strategi pemerintah guna menunjang keberhasilan tersebut adalah strategi DOTS (Directly Observed treatment shortcourse), strategi ini mulai diterapkan pada tahun 1994 oleh pemerintah setelah indonesia melakukan kerjasama dalam hal penanggulangan TBC dengan WHO. Strategi DOTS terdiri dari 5 kunci utama yaitu komitmen, diagnosa yang benar dan baik, ketersedian dan lancarnya distribusi obat, pengawasan penderita dalam menelan obat, dan yang terakhir yaitu pencatatan dan pelaporan penderita dengan sistem kohort Strategi ini dinilai berhasil dalam menekan angka kejadian TBC, hal ini dibuktikan dengan angka keberhasilan yang mencapai 89% pada tahun 1998 Keberhasilan dalam menggulangi TBC dipengaruhi oleh kesuksesan dalam pengobatannya. Kesuksesanpengobatan itu sendiri dipengaruhi oleh bebrapa faktor, diantaranya faktor sarana, faktor penderita, faktor keluarga, dan faktor lingkungan. selain itu pemerintah

bersama penyedia jasa layanan kesehatan juga perlu menetapkan strategi yang sesuai, strategi yang sesuai di indonesia yang sudah terbukti berhasil adalah strategi DOTS Oleh karena itu sebagai penyedia jasa layanan kesehatan harus mengetahui dan apa yang dimaksud straetgi DOTS, bagaimana pelaksanaan strategi DOTS di lapangan, beserta kelebihan dan kekurangan dari strategi DOTS intu sendiri.

Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Você também pode gostar