Você está na página 1de 10

TUGAS SENSOR SENSOR MAGNETIK: FLUXGATE

Kelompok 3 : Ganjar Nurohman (140310100043) Marrisa A.E.P (140310100065) Yusup Gozali (140310100014) Desi Irawati (140310100036) Ronald Samuel Pasaribu (140310100044) Rani Purbasari (140310100050)

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012

Sensor Magnetik
Sensor merupakan alat untuk mendeteksi suatu rangsangan yang berasal dari lingkungan atau benda yang berada diluar sistem. Rangsangan bisa berupa besaran-besaran fisika. Rangsangan ini, kemudian diubah oleh sensor menjadi besaran listrik atau sinyal. Pada dasarnya sensor merupakan bagian dari suatu sistem yang tidak bisa berdiri sendiri. Perlu adanya rangkaian listrik pengolah sinyal, untuk membuat keluaran dari sensor menjadi bermakna dan mempunyai arti fisis. Sensor terdiri dari berbagai macam dan salah satunya adalah sensor magnetik. Sensor magnetik adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap. Sensor magnetik merupng bekerja dengan memanfaatkan perubahan induktansi. Adapun perubahan induktansi tersebut disebabkan oleh : a. Pergerakan inti feromagnetik dalam koil (kumparan) b. Bahan feromagnetik yang mendekat Sensor magnetik itu sendiri terbagi menjadi beberapa macam dan salah satunya adalah sensor fluxgate. Sensor Fluxgate adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur kekuatan medan magnet di sekitar sensor atau perbedaan kuat medan diantara dua titik yang berbeda di dalam dua inti sensor. Berdasarkan prinsip kerjanya, sensor fluxgate terdiri dari lilitan eksitasi yang berfungsi sebagai pembangkit daya luar yang akan diberikan kepada lilitan pick up untuk menghasilkan sinyal keluaran. Daya luarnya berasal dari medan magnet lingkungan (eksternal) yang dianggap oleh sistem (sensor fluxgate) sehingga keberadaan dan besarnya medan magnet dari luar dapat terditeksi. Dalam mengukur medan magnet terdapat dua cara yaitu mengukur langsung medan magnet dengan mengunakan magnetometer. Cara ini cukup sederhana, namun tidak bisa digunakan untuk mengukur medan magnet lemah. Sensor magnetik fluxgate tidak menggunakan cara langsung, tetapi menggunakan medan magnet referensi B ref untuk dibandingkan dengan medan magnet yang akan diukur B ext

menggunakan wadah (probe) yang diisi dengan bahan inti (core). Secara skema prinsip ini ditampilkan pada Gambar 1.1

Gambar 1.1: Metode Pengukuran Medan Magnet a) Secara Langsung Tanpa Menggunakan sinyal referensi b) Dengan Menggunakan Sinyal Referensi

Medan magnet referensi, bisa berbentuk sinyal bolak-balik sinusoida, persegi , atau segitiga, dieksitasikan pada inti melalui kumparan primer. Medan magnet referensi B ref disuperposisikan dengan medanmagnet yang akan diukur B ext pada bahan inti, ditangkap oleh kumparan sekunder (pick-up coil) untuk dievaluasi. Sensitivitas sensor fluxgate sangat bergantung pada permeabilitas bahan inti. Bahan inti yang digunakan berupa bahan yangdapat dimagnetisasi dengan permeabilitas yang tinggi, induksi magnetik saturasi pada 0,55 T, dan medan koersivitas yang rendah. Pemilihan bahan ini akan sangat menentukan kualitas sensor. Bahan inti yang sering digunakan adalah Metglas dan Vitrovac, tetapi Vitrovac lebih tahan terhadap suhu tinggi dan pengaruh mekanikdari luar. Sensitivitas sensor ini juga dipengaruhi oleh beberapa elemen seperi jumlah lilitan, luas penampang core dan medan magnet. Persamaan matematis dari sensitivitas sensor magnet adalah sebagai berikut : ........(1) .........(2) ........(3)

.........(4)

Di mana, B adalah medan magnet N adalah jumlah lilitan L adalah panjang core V adalah tegangan keluaran I adalah arus yang masuk pada rangkain sensor magnetik Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa yang mempengaruhi sensitivitas sensor adalah perubahan medan magnet terhadap waktu, jumlah lilitan.

Sensor

magnetik

fluxgate

dibuat

berdasarkan

karakteristik

inti

feromagnetik yang linier. Dalam bentuk yang sederhana, sensor magnetik fluxgate terdiri dari dua kumparan, yaitu kumparan primer untuk eksitasi (A) dan kumparan sekunder untuk pick-up (B), seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bentuk sederhana sensor magnetik fluxgate Kumparan eksitasi merupakan kumparan yang digunakan untuk

membangkitkan medan magnet. Prinsipyang terjadi pada kumparan eksitasi ini adalah medanmagnet yang timbul berdasarkan prinsip solinoida dimana medan magnet timbul akibat adanya medan listrik (HukumFaraday). Kumparan sekunder adalah kumparan yang berfungsi untuk menangkap perubahan medan magnet yang di timbulkan oleh kumparan eksitasi. Pada kumparan sekunder, medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan eksitasi akan diterima oleh kumparan sekunder dan menghasilkan Garis Gaya Listrik (GGL) induksi. Besarnya GGL induksi yang terjadi salah satunya ditentukan oleh banyaknya garis gaya magnet yang mampu ditangkap oleh penampang dari kumparan. Perubahan medan magnet luar yang diterima oleh kumparan sekunder ini akan menghasilkan perubahan arus. Konfigurasi lilitan yang baik akan meningkatkan ketelitian karena medan yang akan diukur tidak mengalami distorsi yang berasal dari inti. Sensor

ini merupakan salah satu sensor yang paling cocok untuk mengukur medan magnet. DC/AC frekuensi rendah dalam daerah medan magnet 1nT-1mT . Untuk mengevaluasi tegangan keluaran sensor fluxgate digunakan fungsi transfer. Fungsi transfer suatu sensor magnetik fluxgate yang mengevaluasi tegangan keluaran sensor dapat dihitung menggunakan pendekatan polinomial dan dengan mencari komponen frekuensi yang ada di dalam kerapatan fluks magnetik inti sensor. Tegangan keluaran Vout dari kumparan sekunder juga sesuai dengan turunan waktu rapat fluks di dalam inti, amplitudo tegangan keluaran induksi dilukiskan dengan hukum Faraday :

...........(5) Di mana nilai fluks magnet diperoleh dengan ................(6) Perubahan fluks magnet terhadap waktu berupa persamaan di bawah ini Dan untuk mendapatkan nilai tegangan diperloeh dengan persamaan Maka diperoleh nilai tegangan keluaran sebesar ..........(8)

............(9) Keterangan : N adalah jumlah lilitan kumparan sekunder A adalah luas bidang potong inti sensor V adalah tegangan keluaran

Elemen sensor dan rangkaian elektronika sensor fluxgate merupakan keseluruhan sistem yang terintegrasi. Rangkaian elektronik sensor fluxgate terdiri dari rangkaian eksitasi dan rangkaian pengolah sinyal. Sensor fluxgate tidak dapat

bekerja tanpa adanya rangkaian eksitasi dan sinyal yang dihasilkan oleh sensor, perlu diolah terlebih dahulu melalui rangkaian pengolah sinyal. Rangkaian eksitasi berfungsi sebagai pembangkit gelombang medan eksitasi. Rangkaian ini terdiri dari osilator, pembagi frekuensi, dan buffer. Sedangkan rangkaian pengolah sinyal terdiri dari penguat awal, detektor fasa, integrator dan penguat akhir. Keseluruhan sistem rangkaian ini dapat ditunjukan melalui diagram blok pada gambar 3. Tegangan keluaran V out dari elemen sensor diolah dengan menggunakan rangkaian pengolah sinyal. Pengolah sinyal sensor terdiri dari beberapa bagian, yaitu differensiator, detektor, sinkronisasi fasa, integrator, dan penguat akhir. Secara skematik diagram ini ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Pengolahan Sinyal Sensor Fluxgate

Osilator menghasilkan gelombang kotak yang memiliki frekuensi dengan orde MHz. Frekuensi ini kemudian dibagi oleh rangkaian pembagi frekuensi menghasilkan frekuensi fo dan 2fo yang berkode KHz. Frekuensi fo yang terlebih dahulu melalui buffer digunakan untuk membangkitkan sensor. Keluaran sensor yang berupa gelombang sinusoidal kemudian dikuatkan oleh penguat awal. Rangkaian penguat awal terdiri dari pengubah tegangan dan differensiator. Kemudian sinyal diteruskan ke detektor fasa. Detektor fasa berfungsi untuk meneruskan sinyal dengan fasa kelipatan2. Sehingga keluaran dari rangkaian ini berupa sinyal yang telah disearahkan. Sinyal yang telah disearahkan ini kemudian diratakan oleh rangkaian integrator menjadi sinyal DC. Terakhir sinyal DC ini

dikuatkan oleh rangkaian penguat akhir dalam bentuk rangkaian penguat noninverting

Aplikasi Sensor Fluxgate


Penggunaan sensor magnetik dalamdunia teknik, terutama dalam teknik pengukuran dan kontrol semakin berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi, antara lain untuk penelitian bahan-bahan magnetik, geofisika, ruang angkasa, sistem navigasi (mendeteksi barang bawaan transportasi), pemetaan medan magnet bumi, kompas elektronik, dan penentuan posisi benda atau sensor jarak dalamorde kecil. Untuk pengukuran jarak dalam orde kecil (proximity), dibutuhkan sebuah sensor rmagnetik dengan resolusi dan akurasi yang tinggi.

1. Pengukuran Jarak Pengukuran jarak dilakukan dengan meletakkan sebuah target dari bahan konduktor sebagai medan pengganggu. Sumber medan magnet yang dihasilkan oleh sensor akan mengenai target. Didalam target, medan magnet yang terjadi akan berubah menjadi listrik induksi (hukum Faraday). Akibat adanya arus induksi pada target, maka akan timbul magnet induksi di sekitarnya. Besarnya magnet induksi yang tejadi akan berpengaruh terhadap intensitas medan magnet yang diterima oleh pick-up coil. Perubahan intensitas yang terjadi sebanding dengan perubahan jarak antara target dengan sensor. Skema pengukuran yang dilakukan tampak seperti pada Gambar dibawah.

perubahan jarak yang terjadi antara target dengan sensor akan berbanding terbalik dengan perubahan tegangan yang dihasilkan.

Hal ini berarti medan magnet yang diterima oleh sensor akan sebanding dengan jarak yang terjadi, karena perubahan medan magnet akanmenyebabkan perubahan tegangan keluaran sensor. Dari data yang didapatkan dapat diketahui besarnya kesalahan absolut pengukuran dan kesalahan relatifnya. Sensor

magnetik fluxgate dapat digunakan untuk mengukur jarak yang sangat kecil tanpa sentuh.

2. SENSOR MAGNETIK GMR Sensor magnetik berbasis GMR (giant magnetoresistance) merupakan sensor yang bekerja berdasarkan efek perubahan resistansi yang sangat besar pada bahan logam bila berada dalam medan magnet luar. Material GMR memiliki magnetoresistance yang sangat besar sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi devais pendeteksi medan magnet. Penggunaan material GMR sebagai sensor medan magnet, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sensor lainnya yakni: sensitivitas yang tinggi, kestabilan temperatur tinggi, konsumsi daya rendah, ukuran kecil dan harga murah, sifat magnetik dapat bervariasi dalam rentang yang sangat luas. Prinsip dasar dari magnetoresistance (MR) adalah perubahan resistivitas material sebagai akibat dari respon terhadap keberadaan medan magnet luar. Fenomena efek GMR ini pertama kali dilaporkan oleh Baibich, dkk. (1988) erubahan resistansi GMR sebagai akibat keberadaan magnet luar secara umum dituliskan melalui persamaan : R = f (B) (10) dengan R adalah resistansi, B adalah medan magnet.

Efek GMR merupakan efek mekanika kuantum yang diamati dalam struktur lapisan tipis yang terdiri lapisanlapisan feromagnetik yang dipisahkan oleh lapisan nonmagnetik. Efek GMR ini berhubungan dengan kenyataan bahwa spin elektron memiliki dua nilai yang berbeda (spin up dan spin down). Ketika spin-spin ini melintasi material yang telah dimagnetisasi, salah satu jenis spin mungkin mengalami hambatan (resistance) yang berbeda daripada jenis spin

lainnya. Sifat ini menunjukkan adanya hamburan bergantung spin (spin-dependent scattering). Dalam multilayer magnetik terjadi dua jenis hamburan yaitu: hamburan bergantung spin (spin-dependent scattering) dan hamburan pembalikan spin (spin flip scattering) Kajian fisika dari GMR berdasarkan pada pengaruh spin terhadap sifat konduksi dan sifat penerobosan (tunneling) elektron-elektron dalam logam feromagnetik Material GMR memperlihatkan bahwa resistansinya rendah ketika arah magnetisasi dalam lapisan-lapisan feromagnetik dalam arah sejajar, namun bila arah magnetisasi dalam lapisan feromagnetik antisejajar, maka resistansinya menjadi besar. Hal ini menunjukkan bahwa momen magnetik elektron internal yang terkait dengan spinm memainkan dalam transport muatan listrik. Dalam multilayer magnetik yang terdiri dari dua lapisan feromagnetik dengan lapisan pemisah non magnetik, GMR memiliki rasio magnetoresistance yang amat besar. Prinsip Eksklusi Pauli (Larangan Pauli): Tidak ada dua elektron yang memiliki bilangan kuantum yang sama. Jadi bila n, l, dan ml kedua elektron semuanya sama, ms haruslah berbeda, sehingga kedua elektron tersebut memiliki spin berlawanan (antisejajar).

Daftar Pustaka

behaviorurldefaultvmlo.html (Diakses pada 04/10/2012;19:50) http://lemlit.unila.ac.id/file/Arsip2012/Prosiding%20Seminar%20Nasional%2 0SATEK%20IV/Buku%201/STK%201016.pdf (Diakses pada 04/10/2012;20:07)

http://elibrary.ub.ac.id/handle/123456789/26344 (Diakses pada 04/10/2012;20:15) repository.upi.edu/operator/upload/s_fis_0608504_chapter3.pdf (Diakses pada 23/10/2012;8:15) http://jusami.batan.go.id/dokumen/materi/22Jan12_162846_MitraJamal.pdf (Diakses pada 25/10/2012;13:23) http://hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/18/AbstrakSensor%20Magnetik%20GMR,%20Teknologi%20dan%20Aplikasi%20Penge mbangannya-1-8_Inv-Sp_Mitra%20Djamal.pdf (Diakses pada 25/10/2012;13:43)

Você também pode gostar