Você está na página 1de 30

SARTIKA SABHINAYA 1120221174

Nama Umur Agama Suku bangsa Pekerjaan Alamat Tanggal datang

: : : : : : :

Ny. K 30 tahun Islam Jawa Ibu rumah tangga Borobudur 27 Oktober 2013 (19.35)

Tanggal 27 Oktober 2013 Pukul 19.35 WIB Keluhan utama : air ketuban merembes jam 04.00 tanggal 27/10/2013

Riwayat Penyakit Sekarang : air ketuban merembes (+), kenceng (+) jarang-jarang baru dirasakan siang ini, darah (-) lendir(-) Riwayat Haid : HPHT : 30 4 - 2013, HPL : 7 11 2013, UK : 39 minggu Riwayat Obstetri : G1P0A0, hamil ini, sudah pernah USG

Riwayat Penyakit Dahulu : DM,HT, asma, alergi disangkal Riwayat Menarche : Usia 13 tahun, teratur, lamanya 7 hari Riwayat KB : (-)

20 September 2013 Status Generalis Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg N : 76 x/min S : 36.5oC RR : 20x/min Status gizi : Baik

Kepala dan leher : Conjungtiva anemis : - / Ikterik : - / Cyanosis : Kelenjar getah bening : tidak teraba Thoraks : Inspeksi : dada simetris Palpasi : perkembangan dada kanan & kiri sama Perkusi : sonor Auskultasi : vesikuler (wheezing : - , ronkhi : - )

Abdomen : Inspeksi : datar Palpasi : NT (-) Perkusi : tympani Auskultasi : BU (+) Ekstremitas : Atas : oedem : - / - , akral hangat Bawah : oedem : - / - , akral hangat

Status Obstetri Tanggal 27 Oktober 2013 Pukul 19.35 WIB Pemeriksaan Luar Inspeksi : Perut membuncit, membujur Palpasi : TFU : 28 cm ~ TBJ : 2635 gr HIS 2x/10/15 Leopold I : Teraba, bagian bulat, lunak Leopold II : Teraba tahanan memanjang di kiri ibu, dan bagian kecil di kanan ibu. Leopold III : Teraba bagian bulat, keras Leopold IV : Sudah masuk PAP Auskultasi : DJJ : (+) 140 reguler Pemeriksaan Dalam VT : Vulva vagina tenang, Pembukaan 2 cm, Portio mendatar, Kulit ketuban (-), Bagian terbawah janin kepala turun di Hodge I+, UUK di anterior

Parameter WBC (103/mm3) RBC (106/mm3) HGB (gr/dl) HCT (%) PLT (103/mm3) PCT (%) MCV (m3) MCH (pg) MCHC (gr/dl) PDW (%) % Lym % Mon % Gran # Lym # Mon # Gran

Hasil 8.0 4.25 12,8 36.8 321 0.38 86.8 28.2 32.6 11.0 17.5 6.7 75.0 1.5 0.9 6.8

Nilai rujukan 3.5 10.0 3.80 5.80 11 15.0 35.0 50.0 150 - 390 .100 - .500 80 97 26.5 33.5 31.5 35 10.0 18.0 17.0 48.0 4.0 10.0 43.0 76.0 1.2 3.2 0.1 1.0 1.2 6.8

KPD 15 jam pada primigravida kehamilan aterm sudah masuk masa persalinan kala I fase laten

IVFD RL 500cc 20 tetes per menit Injeksi Cefotaksim 1 gr/12 jam Induksi 5 Unit oksitosin dipertahankan 32 tpm, DJJ 140, HIS 4x/10/40 Observasi VS dan kemajuan persalinan

Pukul 06.30 WIB : Telah lahir seorang bayi laki-laki dengan BBL 2500 gram, PB 49 cm, LK/LD 34/30 cm, A/S 4/5/6, anus (+), cacat (+), plasenta lahir lengkap, ruptur perineum Gr I, jahit perineum.

28/10/2013 S : ASI belum keluar, darah nifas (+) merah, jahitan baik, demam (-) O: KU baik, Kes CM, TD 120/80 mmHg, N 80x/min, RR 20x/min, T 37.0oC, TFU setinggi 1 jari di bawah umbilikus, jahitan baik, darah nifas (+) A : Post partum spontan pervaginam hari I P : Obs KU Ibu, Injeksi Cefotaksim 1 gr/12 jam, asam mefenamat 500 mg. 29/10/2013 S : ASI belum keluar, darah nifas (+) merah, jahitan baik, demam (-) O: KU baik, Kes CM, TD 120/70 mmHg, N 80x/min, RR 18x/min, T 36.5oC, TFU setinggi 2 jari di bawah umbilikus, jahitan baik, darah nifas (+) A : Post partum spontan pervaginam hari II P : Rencana pulang

Selaput ketuban (selaput janin) terdiri dari amnion dan korion. Menurut Helen, 2001 amnion (selaput ketuban) merupakan membrane internal yang membungkus janin dan cairan ketuban. Korion merupakan membrane eksternal yang berwarna putih dan terbentuk dari vili-vili sel telur yang berhubungan dengan desidua kapsularis.

Volume cairan amnion pada hamil aterm sekitar 1000 1500 ml, warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis

Beberapa fungsi dari cairan amnion menurut Prawirohardjo 2007 : Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar.

Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin. Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam basa (pH) dalam rongga amnion untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruang intrauterin. Pada persalinan, membersihkan atau melicinkan jalan lahir dengan cairan steril sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan setelah ditunggu satu jam, belum ada tanda persalinan. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.

Bila bagian terendah janin masih belum masuk pintu atas panggul maka kemungkinan terjadinya prolapsus tali pusat atau kompresi tali pusat menjadi besar. Peristiwa KPD yang terjadi pada primigravida hamil aterm dengan bagian terendah yang masih belum masuk pintu atas panggul seringkali merupakan tanda adanya gangguan keseimbangan feto pelvik. KPD seringkali diikuti dengan adanya tandatanda persalinan sehingga dapat memicu terjadinya persalinan preterm dengan segala akibatnya.

Peristiwa KPD yang berlangsung lebih dari 24 jam ( prolonged rupture of membrane) seringkali disertai dengan infeksi intrauterin dengan segala akibatnya. Peristiwa KPD dapat menyebabkan oligohidramnion dan dalam jangka panjang kejadian ini akan dapat menyebabkan hilangnya fungsi amnion bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Serviks inkompeten Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik) Pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban seperti infeksi genitalia dan meningkatnya enzim proteolitik Multipara, grandemultipara Overdistensi uterus pada hidramnion, kehamilan ganda dan sefalopelvik disproporsi Kelainan letak yaitu letak lintang sungsang Pendular abdomen (perut gantung) Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat daripada ibu muda Riwayat KPD sebelumnya sebanyak dua kali atau lebih Merokok selama kehamilan

Terjadi pembukaan prematur serviks. Membran terkait dengan pembukaan terjadi : Devaskularisasi Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enzim proteolitik dan enzim kolagenase.

1. Anamnesis Penderita merasa basah pada vagina atau mengeluarkan cairan yang banyak secara tibatiba dari jalan lahir.

2. Pemeriksaan fisik Inspeksi Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih jelas.

Pemeriksaan inspekulo - Keadaan umum dari serviks, juga dinilai dilatasi dan pendataran dari serviks - Pooling pada cairan amnion dari forniks posterior mendukung diagnosis KPD

3.

Lab Pemeriksaan alpha-fetoprotein (AFP). Konsentrasinya tinggi di dalam cairan amnion tetapi tidak di semen dan urin Pemeriksaan darah lengkap dan kultur dari urinalisis Tes pakis Tes lakmus (Nitrazine test) USG Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri.

4.

Terhadap janin Pada janin dapat terjadi infeksi bahkan sepsis. Terhadap ibu Infeksi intrapartal, infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan septikemia serta dry-labour

Konservatif - Rawat di rumah sakit , berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari)
-

Jika umur kehamilan < 32 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak lagi keluar Jika usia kehamilan 32 37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin

Terminasi pada kehamilan 37 minggu. Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam Jika usia kehamilan 32 37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai tandatanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin) Pada usia kehamilan 32 -37 minggu berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mgsetiap 6 jam selama 4 kali.

Aktif - Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin - Bila gagal seksio sesarea - Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri

TERIMAKASIH

Você também pode gostar