Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Setiap bank syariah, diantaranya Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan BPRS
wajib memelihara tingkat kesehatan yang meliputi sekurang-kurangnya mengenai kecukupan
modal, kualitas asset, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas manajemen yang
menggambarkan kapabilitas dalam aspek keuangan, kepatuhan terhadap Prinsip Syariah dan
prinsip manajemen Islami, serta aspek lainnya yang berhubungan dengan usaha bank syariah,
demikian yang tertuang dalam amanat Undang-Undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun
2008.
Tingkat Kesehatan atau lebih dikenal dengan TKS merupakan indikator penilaian kinerja
BPRS secara kuantitatif dan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi
dan kinerja bank.
Tingkat kesehatan BPRS adalah hasil penilaian kuantitatif dan kualitatif atas berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja BPRS melalui :
a. Penilaian Kuantitatif dan Penilaian Kualitatif terhadap faktor permodalan, kualitas asset,
rentabilitas, likuiditas; dan
b. Penilaian Kualitatif terhadap faktor manajemen.
Penilaian Kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan dan proyeksi rasio-rasio
keuangan BPRS, sedangkan Penilaian Kualitatif adalah penilaian terhadap faktor manajemen
dan faktor-faktor hasil penilaian kuantitatif dengan mempertimbangkan indikator pendukung
dan atau pembanding yang relevan.
A. PERMODALAN
Modal adalah sejumlah dana yang harus disediakan oleh pemilik bank, diluar biaya
pendirian dan harta tetap-inventaris perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 23 tahun 2009, ketentuan permodalan yang
harus disediakan bila ingin mendirikan BPRS adalah jika ;
- BPRS yang didirikan di wilayah DKI Jakarta, Kab/Kota Bogor, Depok, Tangerang dan
Bekasi minimal Rp 2 milyar.
- BPRS yang didirikan di ibukota propinsi diluar wilayah tersebut minimal Rp 1 milyar.
- BPRS yang didirikan selain di wilayah-wilayah tersebut minimal Rp 500 juta.
Kecukupan permodalan bertujuan untuk mengantisipasi resiko keuangan dan operasional
atas perannya dalam penghimpunan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank.
Permodalan terdiri dari Modal Inti dan Modal Pelengkap. Modal inti yaitu modal
disetor, agio-disagio saham, modal sumbangan, dana setoran modal, cadangan umum dan
tujuan, laba ditahan setelah diperhitungkan pajak, laba tahun lalu setelah diperhitungkan
pajak, rugi tahun lalu (sebagai pengurang), 50% laba tahun berjalan, rugi tahun berjalan
(sebagai pengurang) dan goodwill. Sedangkan Modal Pelengkap yaitu selisih penilaian aktiva
tetap, cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva (maksimal 1, 25% dari ATMR),
modal pinjaman, investasi subordinasi (maksimal 50 % dari modal inti).
1. Rasio Kecukupan Modal (Rasio Utama): Mengukur kecukupan modal bank dalam
menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku.
Dihitung dari permodalan bank terhadap ATMR (aktiva tertimbang menurut resiko
seperti kas, penempatan pada bank lain dan pembiayaan dengan perhitungan bobot
resiko tertentu).
ModalInti + Pelengkap
Formula perhitungan : CAR =
ATMR
4. ATMR 4,126,641,908
PPA BOBOT
KOMPONEN NOMINAL KHUSUS RISIKO ATMR
(5)=(3)-(4) (%)
(2) (3) (4) (6) (7)=(5)x(6)
Piutang Murabahah
1.1 Piutang kepada atau dijamin :
1.1.1 Bank Sentral 0 0 0 0
1.1.2 Pemerintah Pusat 0 0 0 0
1.1.3 Uang kas, uang kertas asing, emas, 50,000,000 50,000,000 0 0
mata uang emas, serta
giro, deposito dan tabungan pada bank
yang bersangkutan,
sebesar nilai yang dijamin tersebut.
1.2 Untuk penyediaan dana yang dananya 0 0 1 0
berasal dari profit sharing acoount
1.3 Piutang kepada atau dijamin Pemerintah 0 0 20 0
Daerah
1.4 Piutang kepada atau dijamin Bank Lain 0 0 20 0
1.5 Piutang Pemilikan Rumah yang dijamin oleh 0 0 35 0
hak tanggungan pertama
dengan tujuan untuk dihuni.
1.6 Piutang kepada atau dijamin BUMN/BUMD 0 0 50 0
1.7 Piutang kepada pegawai/pensiunan 5,444,477,650 5,444,477,650 50
2,722,238,825
1.8 Piutang kepada usaha mikro dan usaha kecil 456,337,880 456,337,880 85
(UMK) 387,887,198
1.9 Lainnya 0 0 100 0
Piutang Salam
2.1 Piutang kepada atau dijamin :
2.1.1 Bank Sentral 0 0 0 0
2.1.2 Pemerintah Pusat 0 0 0
2.1.3 Uang kas, uang kertas asing, emas, 0 0 0
mata uang emas, serta
giro, deposito dan tabungan pada bank
yang bersangkutan,
sebesar nilai yang dijamin tersebut.
2.2 Untuk penyediaan dana yang dananya 0 1 0
berasal dari profit sharing acoount
2.3 Piutang kepada atau dijamin Pemerintah 0 20 0
Daerah
2.4 Piutang kepada atau dijamin Bank Lain 0 20 0
2.5 Piutang Pemilikan Rumah yang dijamin oleh 0 35 0
hak tanggungan pertama
dengan tujuan untuk dihuni.
2.6 Piutang kepada atau dijamin BUMN/BUMD 0 50 0
2.7 Piutang kepada pegawai/pensiunan 0 50 0
2.8 Piutang kepada usaha mikro dan usaha kecil 0 85 0
(UMK)
2.9 Lainnya 0 100 0
Piutang Istishna'
3.1 Piutang kepada atau dijamin :
3.1.1 Bank Sentral 0 0 0
3.1.2 Pemerintah Pusat 0 0 0
3.1.3 Uang kas, uang kertas asing, emas, 0 0 0
mata uang emas, serta
giro, deposito dan tabungan pada bank
yang bersangkutan,
sebesar nilai yang dijamin tersebut.
3.2 Untuk penyediaan dana yang dananya 0 1 0
berasal dari profit sharing acoount
3.3 Piutang kepada atau dijamin Pemerintah 0 20 0
Daerah
3.4 Piutang kepada atau dijamin Bank Lain 0 20 0
3.5 Piutang Pemilikan Rumah yang dijamin oleh 0 35 0
hak tanggungan pertama
dengan tujuan untuk dihuni.
3.6 Piutang kepada atau dijamin BUMN/BUMD 0 50 0
3.7 Piutang kepada pegawai/pensiunan 0 50 0
3.8 Piutang kepada usaha mikro dan usaha kecil 0 85 0
(UMK)
3.9 Lainnya 0 100 0
Qardh
4.1 Piutang kepada atau dijamin :
4.1.1 Bank Sentral 0 0 0
4.1.2 Pemerintah Pusat 0 0 0
4.1.3 Uang kas, uang kertas asing, emas, 0 0 0
mata uang emas, serta
giro, deposito dan tabungan pada bank
yang bersangkutan,
sebesar nilai yang dijamin tersebut.
4.2 Untuk penyediaan dana yang dananya 0 1 0
berasal dari profit sharing acoount
4.3 Piutang kepada atau dijamin Pemerintah 0 20 0
Daerah
4.4 Piutang kepada atau dijamin Bank Lain 0 20 0
4.5 Piutang Pemilikan Rumah yang dijamin oleh 0 35 0
hak tanggungan pertama
dengan tujuan untuk dihuni.
4.6 Piutang kepada atau dijamin BUMN/BUMD 0 50 0
4.7 Piutang kepada pegawai/pensiunan 0 0 50
-
4.8 Piutang kepada usaha mikro dan usaha kecil 0 85 0
(UMK)
4.9 Lainnya 0 100 0
Catatan : Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa bank semakin solvable.
Kriteria penilaian peringkat Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Peringkat 1 2 3 4 5
CAR ≥ 11 9,5 ≤ CAR < 11 8 ≤ CAR < 9,5 6,5 ≤ CAR < 8 CAR < 6,5
2. Rasio Proyeksi Kecukupan Modal (Rasio Penunjang): Menilai kecukupan modal dalam
menyerap risiko penempatan dana di masa datang melalui proyeksi pertumbuhan CAR.
Peringkat 1 2 3 4 5
∆CAR ≥ 1.2 1.1 ≤ ∆CAR < 1.2 1 ≤ ∆CAR < 1.1 0.9 ≤ ∆CAR < 1 ∆CAR < 0.9
Peringkat 1 2 3 4 5
ECR ≥ 4 3 ≤ ECR < 4 2 ≤ ECR < 3 1 ≤ ECR < 2 ECR < 1
4. Rasio Kecukupan Modal Inti terhadap dana pihak ketiga (Rasio Observed) : Mengukur
kemampuan modal inti menutup kewajiban kepada pemilik dana pihak ketiga serta
memperkirakan potensi biaya sistemik.
DPKg = Dana Pihak Ketiga non profit sharing yang dijamin oleh Bank namun tidak
dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan/LPS
Peringkat 1 2 3 4 5
EDR ≥ 2 1.5 ≤ EDR < 2 1 ≤ EDR < 1.5 0.5 ≤ EDR < 1 EDR < 0.5
5. Rasio Fungsi Intermediasi atas dana investasi dengan metode Profit Sharing (Rasio
Observed) : Mengukur proporsi dana profit sharing terhadap total dana pihak ketiga
yang mencerminkan intensitas fungsi bank sebagai manajer investasi.
Formula perhitungan : D ps
FI =
D Total
ܦ௦ = Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank dan menggunakan
metode bagi hasil profit sharing
Peringkat 1 2 3 4 5
FI ≥ 10% 7.5% ≤ FI < 10% 5% ≤ FI < 7.5% 2.5% ≤ FI < 5% FI < 2.5%
NILAI RASIO FAKTOR PERMODALAN
URAIAN NILAI
A. PERMODALAN
4. ATMR 4,126,641,908
3. PPA(WD) 54,848,614
2. Guranteed Deposit 0
PERINGKAT
FAKTOR
1 2 3 4 5
Aktiva Produktif adalah penanaman atau penempatan dana BPRS dalam rupiah
berdasarkan prinsip Syariah dalam bentuk pembiayaan, piutang, Ijarah, dan Penempatan
Dana Pada Bank Lain.
Indikator kualitas aktiva terdiri dari Lancar, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet atau
sering disebut dengan kolektibilitas.
EAaR = Aktiva produktif yang diklasifikasikan yaitu aktiva produktif yang mengandung
potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang
besarnya ditetapkan sebagai berikut :
EA = Aktiva produktif
Peringkat 1 2 3 4 5
EAQ ≥ 93% 90% ≤ EAQ < 93% 87% ≤ EAQ < 90% 84% ≤ EAQ < 87% EAQ < 84%
2. Rasio Pembiayaan Bermasalah (Financing Performace/Quality); (Rasio Penunjang) ;
Mengukur proporsi pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang
disalurkan atau sering disebut NPF (Non Performing Finance)
JPB = Jumlah pembiayaan yang tergolong Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet
Peringkat 1 2 3 4 5
NPF ≤ 7% 7% < NPF ≤ 10% 10% < NPF ≤ 13% 13% < NPF ≤ 16% NPF > 16%
3. Rasio Tingkat Rata-Rata Pengembalian Pembiayaan Hapusbuku (ARR) ; (Rasio
Observed) : Mengukur tingkat pengembalian pembiayaan yang telah dihapusbuku.
Formula perhitungan : RV
ARR = Average
TWO
TWO (Total Write Off) = jumlah pembiayaan yang telah dihapusbuku oleh BPRS.
Peringkat 1 2 3 4 5
ARR> 40% 30% < ARR ≤ 40% 20% < ARR ≤ 30% 10% < ARR ≤ 20% ARR ≤ 10%
JNB = jumlah nasabah (jumlah rekening) pembiayaan bermasalah yaitu Kurang Lancar,
Diragukan dan Macet.
Krg.
Aktiva LANCAR % % DIRAGUKAN % MACET % JUMLAH
LANCAR
Produktif
1. Piutang 408 85 11 2.29 4 0.83 57 11.88
Murabahah 480
2. Piutang Salam 0 0.00 0.00 0.00
-
3. Piutang 0 0.00 0.00 0.00
Istishna -
4. Piutang Qardh 1 100 0.00 0.00 0.00
1
5. Pembiayaan 0 0.00 0.00 2 100.00
Mudharabah 2
6. Pembiayaan 0 0.00 0.00 0.00
Musyarakah -
7. Ijarah 75 0.00 0.00 25.00
9 3 12
8. Ijarah 0 0.00 0.00 0.00
Muntahiya -
Bittamlik
9. Piutang 0 0.00 0.00 0.00
Transaksi -
Multijasa
Jumlah Aktiva 418 84.44 11 2.22 4 0.81 62 12.53 495
Produktif
KOLEKTIBILITAS
URAIAN NILAI
1 2 3 4
1.2 Pembiayaan 0 0 0 2 2
1.2.1 Pembiayaan 0 0 0 2 2
Mudharabah
1.2.2 Pembiayan 0 0 0 0 0
Musyarakah
1.3 Ijarah 9 0 0 3 3
1.3.1 Ijarah 9 0 0 3 3
Peringkat 1 2 3 4 5
NPB ≤ 7% 7% < NPB ≤ 10% 10% < NPB ≤ 13% 13% < NPB ≤ 16% NPB > 16%
KOLEKTIBILITAS
URAIAN NILAI
1 2 3 4
Peringkat 1 2 3 4 5
HC ≥ 6% 4.5% < HC < 6% 3% < HC ≤ 4.5% 1.5% < HC ≤ 3% HC ≤ 1.5%
PERINGKAT
FAKTOR
1 2 3 4 5
Bank
Kualitas Bank Bank Bank Bank
memiliki
Aset memiliki memiliki memiliki memiliki
aktiva
(Asset aktiva aktiva aktiva aktiva
produktif
Quality) produktif produktif produktif produktif
dengan
dengan dengan dengan dengan
tingkat
tingkat tingkat tingkat tingkat
pengembalian
pengembalian pengembalian pengembalian pengembalian
yang sangat
yang sangat yang tinggi yang cukup yang rendah
rendah
tinggi memadai
C. RENTABILITAS
Rentabilitas betujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaannya
1. Rasio Efisiensi Operasional (REO); (Rasio Utama): Mengukur efisiensi operasi BPRS
Formula perhitungan : BO
REO =
PO
BO = Beban Operasional yaitu beban yang dikeluarkan oleh bank untuk membiayai
operasional bank, tidak termasuk bagi hasil kepada dana pihak ketiga.
BO adalah data rata-rata biaya operasional selama 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.
PO = Pendapatan Operasional yaitu pendapatan yang diterima oleh bank setelah
dikurangi dengan bagi hasil kepada dana pihak ketiga.
PO adalah data rata-rata biaya operasional selama 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.
Peringkat 1 2 3 4 5
REO ≤ 83% 83% < REO ≤ 85% 85% < REO ≤ 87% 87% < REO ≤ 89% REO > 89%
2. Rasio asset yang menghasilkan pendapatan/ Income Generate Asset (IGA); (Rasio
Penunjang) : mengukur proporsi asset yang memberikan pendapatan, terhadap total
asset.
( AP − NPA)
Formula perhitungan : IGA =
TA
AP = Aktiva produktif, dihitung berdasarkan data selama 12 bulan terakhir dari bulan
laporan
NPA = Non Performing Asset adalah aktiva produktif yang tergolong Kurang Lancar,
Diragukan, dan Macet.
TA = Total Aset yang dimiliki bank, dihitung berdasarkan data selama 12 bulan terakhir
dari bulan laporan
Peringkat 1 2 3 4 5
IGA > 87% 82% < IGA ≤ 87% 78% < IGA ≤ 82% 74% < IGA ≤ 78% IGA ≤ 74%
3. Rasio Net Margin Operasional Utama (NSOM); (Rasio Penunjang) : Mengukur proporsi
pendapatan bersih utama setelah dikurangi distribusi bagi hasil, dan biaya operasi
utama, terhadap aktiva produktif.
POu = Pendapatan Operasional Utama adalah pendapatan yang diterima oleh bank dari
aktivitas penyaluran dana.
Dihitung dari akumulasi pendapatan utama dalam 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.
BH = Distribusi bagi hasil yang dilakukan bank atas dana mudharabah yang diterima
oleh bank.
Dihitung dari akumulasi pendapatan utama dalam 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.
BOu = Beban Operasional Utama adalah beban yang dikeluarkan oleh bank untuk
membiayai aktivitas utama bank
Dihitung dari akumulasi pendapatan utama dalam 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.
AP = Aktiva Produktif bank, dihitung berdasarkan data selama 12 bulan terakhir dari
bulan laporan.
Contoh perhitungan
Rasio Net Margin Operasional (struktural) - Rasio Observe
Peringkat 1 2 3 4 5
NSOM ≥ 9% 7% ≤ NSOM < 9% 5% ≤ NSOM < 7% 3% ≤ NSOM < 5% NSOM ≤ 3%
4. Rasio Biaya Tenaga Kerja Terhadap Total Pembiayaan (RTK); (Rasio Observed) :
Mengukur proporsi biaya tenaga kerja terhadap pembiayaan yang diberikan.
BTK = Biaya Tenaga Kerja merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank untuk
membiayai tenaga kerja.
Dihitung dari akumulasi biaya tenaga kerja dalam 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.
PYD = Pembiayaan Yang Diberikan adalah pembiayaan yang disalurkan oleh bank.
Dihitung berdasarkan data rata-rata selama 12 bulan terakhir dari bulan laporan.
Contoh perhitungan
Rasio Biaya TK thd Total Pembiayaan - Rasio Observe
1. Biaya Tenaga Kerja 572,017,245
2. Pembiayaan Yang Diberikan 4,579,546,448
3. Rasio = 1/2 (dalam bentuk prosentase) 12.49
4. Nilai Komponen 5.00
Peringkat 1 2 3 4 5
TK ≤ 2% 2% < TK ≤ 3,5% 3,5% < TK ≤ 5% 5% < TK ≤ 6,5% TK > 6,5%
EBT = Earning Before Tax adalah laba yang diperoleh bank sebelum perhitungan pajak
dan telah memperhitungkan kekurangan PPA.
Dihitung berdasarkan akumulasi laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir dari
bulan laporan.
Peringkat 1 2 3
ROA > 1,450% 1,215% < ROA ≤ 1,450% 0,999% < ROA ≤1,215%
4 5
0,765% <ROA ≤ 0,999% ROA≤0,765%
6. Rasio Return On Equity (ROE) ; (Rasio Observed) : Mengukur tingkat kemampuan bank
menghasilkan laba atas modal yang dimiliki
EAT
Formula perhitungan : ROE =
PIC
EAT = Earning After Tax adalah laba yang diperoleh bank setelah perhitungan pajak dan
telah memperhitungkan kekurangan PPA.
Dihitung dari akumulasi laba setelah pajak dalam 12 bulan terakhir dari bulan
laporan.
PIC = Paid In Capital adalah modal disetor yang dimiliki oleh bank.
Dihitung berdasarkan rata-rata selama 12 bulan terakhir dari bulan laporan.
Peringkat 1 2 3 4 5
ROE > 23% 18% < ROE ≤ 23% 13% < ROE ≤ 18% 8% < ROE ≤ 13% ROE ≤ 8%
D. LIKUIDITAS
1. Cash Ratio (CR) ; Rasio Utama : Mengukur kemampuan alat likuid bank dalam
memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek (sampai dengan 1 bulan).
Cash & Setara Kas = kas, giro dan tabungan pada bank lain
KOMPONEN Nominal
Kriteria penilaian CR
Peringkat 1 2 3 4 5
CR≥ 4.80% 4.05%≤CR< 4.80% 3,30%≤CR<4.05% 2.55%≤CR<3.30% CR<2.55%
Aktiva lancar (3 bulan) adalah aktiva yang memiliki jatuh tempo sampai dengan 3
bulan meliputi Kas, Penempatan pada bank lain dan
pembiayaan
Kewajiban lancar 3 bulan adalah kewajiban yang harus diselesaikan oleh bank
sampai dengan 3 bulan meliputi tabungan, deposito,
kewajiban kepada bank lain, kewajiban segera,
kewajiban lainnya dan pinjaman yang diterima.
1.5 Ijarah 0
1.5.1 Ijarah 0
1.5.2 Ijarah Muntahiyah Bittamlik 0
1.6 Piutang transaksi multijasa 0
2. Kewajiban dgn maturity sampai dengan 3 bulan 2,454,326,782
2.1 Tabungan Wadiah 1,597,923,043
2.2 Tabungan Mudharabah 0
2.3 Deposito Mudharabah 134,000,000
2.4 Kewajiban pada bank lain 700,000,000
2.5 Kewajiban segera 22,403,739
2.6 Kewajiban lainnya 0
2.7 Pinjaman/pembiayaan yang diterima 0
3. Rasio (dalam bentuk prosentase) 43.83
4. Nilai Komponen 5.00
Peringkat 1 2 3 4 5
STM>110% 100%<STM≤110% 90%<STM≤100% 80%<STM≤90% STM≤80%
REKAPITULASI NILAI RASIO FAKTOR KUANTITATIF TINGKAT KESEHATAN
JENIS NILAI
FAKTOR NAMA RASIO PERINGKAT
RASIO RASIO