Você está na página 1de 14

II.

ABORTUS Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan

28 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir atau berat janin kurang dari 1000 gram atau sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. (1,2,3) Abortus didefinisikan juga sebagai keluarn a janin sebelum mencapai !iabilitas. "arena definisi !iabilitas berbeda#beda di berbagai negara, $%& merekomendasikan bah'a janin !iable apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih apabila berat janin (00 gr atau lebih. (3,8) )erdasarkan kejadiann a, abortus dibagi 2, aitu abortus spontan dan abortus pro!okatus. Abortus spontan adalah abortus ang terjadi tanpa adan a upa a untuk mengakhiri kehamilan. *enis abortus ini terjadi pada hampir 10+ dari seluruh kehamilan. ,eneliti lain men ebutkan angka kejadian abortus spontan berkisar antara 1(+ sampai 20+(-). A. Abortus Spontan .alam perjalanan klinisn a abortus spontan dapat diklasifikasikan sebagai berikut / (2,3,10) 1. Abortus 0mminens 1uaru abortus imminens dicurigai jika terdapat perdarahan per!aginam pada trimester pertama kehamilan. ,erdarahan pada abortus imminens sering kali han a sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu. 1uatu abortus imminens dapat atau tanpa disertai mulas ringan, sama seperti se'aktu menstruasi atau n eri pinggang ba'ah. ,emeriksaan !agina pada keadaan ini memperlihatkan tidak adan a pembukaan ser!iks. 1ementara periksaan real time ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung janin berden ut dan kantong amnion kosong. 2. Abortus 0nsipiens 2erupakan suatu abortus ang tidak dapat dipertahankan lagi ditandai dengan pecahn a selapaut janin dan adan a pembukaan ser!iks. ,ada keadaan ini didapatkan juga n eri perut bagian ba'ah atau n eri kolik uterus ang hebat. ,ada pemeriksaan !agina memperlihatkan dilatasi ostium ser!iks dengan bagian kantong gestasi menonjol. %asil pemeriksaan 314 mungkin didapatkan jantung janin masih berden ut,kantong

gestasi kosong (( # 5,( minggu), uterus kosong (3#( minggu) atau perdarahan subkhorionik ban ak di bagian ba'ah. 3. Abortus 0nkompletus Abortus 0nkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan dengan masih ada sisa ang tertinggal dalam uterus. ,ada pemeriksaan !agina, kanalis ser!ikalis terbuka dan jaringan dapat di raba dalam ka!um uteri atau kadang 6 kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. ,ada pemeriksaan 314 didapatkan endometrium ang tipis dan irreguler. 7. Abortus "ompletus ,ada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. ,ada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah ban ak mengecil. 1elain itu, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. ,ada pemeriksaan 314 didapatkan uterus ang kosong. (. 2issed Abortion Missed Abortion adalah kematian janin ang berusia sebelum 28 minggu, tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. 5. Abortus %abitualis Adalah abortus spontan ang terjadi secara berturut 6 turut tiga kali atau lebih. ,ada umumn a penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilann a berakhir sebelum 28 minggu. B. Abortus Buatan Abortus buatan atau abortus pro!okatus dibagi dalam abortus pro!okatus medisinalis dan kriminalis. Abortus pro!okatus medisinalis dilakukan atas dasar pertimbangan kedokteran melakukann a dengan baik. ( 7 ) dan ditangani oleh tenaga terdidik dan ber'enang

Abortus pro!okatus kriminalis adalah abortus ang dilakukan secara sembun i 6 sembun i, ang biasan a dilakukan oleh tenaga ang tidak terdidik dan terlatih. .imana sebagian besar akan mengalami komplikasi. 1ementara $%& tahun 1--3 membagi abortus buatan terdiri atas / ( 7 ) A. Safe abortion s arat. ). Unsafe abortion ditempat komplikasi. Etiologi & Prakiraan insiden 1. 8aktor genetik/ "romosomal 9 2ultifaktorial 9 total (+ 2. 8aktor anatomik/ "ongenital :0ncomplete mullerian fusion or septum reabsorbtion:,;ksposur dieth lstillbestrol,Anomali arteri uterina,0nkompetensia ser!iks .idapat<akuisita 0nkompetensia ser!iks,=eiomioma, ;ndometriosis, adenomiosis >otal 12+ 3. 8aktor endokrin/ 0nsufisiensi fase luteal termasuk kelainan :luteini?ing hormone: "elainan tiroid .iabetes mellitus "elainan androgen "elainan prolaktin total 1@+ 7. 8aktor infeksi/ bakteria, !irus, parasit, ?oonotik, fungus A total (+ (. 8aktor immunologi/ 2ekanisme humoral 2ekanisme seluler aitu abortus ang tidak aman dimana tindakan pengakhiran medis serta sering men ebabkan kehamilan ang tidak diinginkan dilakukan oleh tenaga tidak terdidik dan dilakukan ang tidak memenuhi s arat standar aitu abortus ang aman, dimana tindakan pengakhiran kehamilan dilakukan oleh tenaga profesional dengan fasilitas medis ang memenuhi

total (0+ 5. 8aktor#faktor lain 8aktor lingkungan #keracunan logam berat #kontaminasin a makanan, obat# obatan #pen akit kronik ang dapat menggangu peredaran darah uterus dll >otal 10 +
Tabel 1. Etiologi Abortus (1chust .*, %ill *A., 2002 ).
Etiologi 1. 8aktor genetik "romosom 2ultifaktorial 8aktor anatomis 0nkompeten ser!ik 2ioma uteri 8usi mullerian inkomplit ,aparan .;1 8aktor endokrin 0nsufisiensi fase luteal "elainan tiroid .iabetes millitus 8aktor infeksi )akteri Birus ,arasit 8aktor 0mmunologi a. 2ekanisme seluler b. 2ekanisme humoral 8aktor lain ,erubahan molekul adhesi =ingkungan Insiden 1( +

2.

12 +

3.

1@ +

7.

(+

(.

(0 +

5.

10 +

Etiologi 1. 8aktor genetik/ a. "romosomal b. 2ultifaktorial 2. 8aktor anatomik/ a. "ongenital # :0ncomplete mullerian fusion or septum reabsorbtion: # ;ksposur dieth lstillbestrol # Anomali arteri uterina # 0nkompetensia ser!iks b. .idapat<akuisita # 0nkompetensia ser!iks # =eiomioma # ;ndometriosis, adenomiosis 3. 8aktor endokrin/ a. 0nsufisiensi fase luteal termasuk kelainan :luteini?ing hormone:

Prakiraan insiden (+ 12+

1@+

b. c. d. e.

"elainan tiroid .iabetes mellitus "elainan androgen "elainan prolaktin (+ (0+

7. 8aktor infeksi/ bakteria, !irus, parasit, ?oonotik, fungus (. 8aktor immunologi/ a. 2ekanisme humoral # Antibodi antifosfolipid # Antibodi antisperma # Antibodi antitrofoblast # :)locking antibod deficienc : b. 2ekanisme seluler # Cespon immun seluler >%0 pada antigen reproduksi # 1itokin >%2, :gro'th factor: dan defisiensi onkogen # D1upressor cell and factor deficienc : # D2ajor histocompabilit antigen eEpression: 5. 8aktor#faktor lain/ a. =ingkungan b. :.rugs: c. Abnormalitas plasenta d. :2edical illness: e. :2ale factors: f. :.iss chronous fertili?ation: g. "oitus h. =atihan<eEercise

10+

E. Manaje en Penatalaksanaan 3ntuk penatalaksanaan abortus berulang dibutuhkan tahap#tahap penatalaksanaan tersebut meliputi/ 1. Ci'a at pen akit dahulu/ # # # # # # "apan abortus terjadi, apakah pada trimester pertama atau pada trimester berikutn a, adakah pen ebab mekanis ang menonjol. 2encari kemungkinan adan a toksin, lingkungan dan pecandu obat terlarang. 0nfeksi ginekologi dan obstetri. 4ambaran asosiasi terjadin a antiphospholipid syndrome: (trombosis, fenomena autoimun, false positive test untuk sifilis). 8aktor genetika antara suami istri (consanguinity). Ci'a at keluarga ang pernah mengalami terjadin a abortus berulang dan sindroma ang berkaitan dengan kejadian abortus ataupun partus prematurus ang kemudian meninggal. # ,emeriksaan diagnostik ang terkait dan pengobatan ang pernah didapat. 2. ,emeriksaan fisik/

a. ,emeriksaan fisik secara umum b. ,emeriksaan ginekologi 3. ,emeriksaan laboratorium/ a. "ariotik darah tepi kedua orang tua b. %isterosalpingografi diikuti dengan histeroskopi atau laparoskopi bila ada indikasi c. )iopsi endometrium pada fase luteal d. ,emeriksaan hormon >1% dan antibodi anti tiroid e. Antibodi antifosfolipid (cardiolipin, fosfatidilserin) f. =upus antikoagulan (apartial thromboplastin time atau russel !iper !enom) g. ,emeriksaan darah lengkap termasuk trombosit h. "ultur cairan ser!iks (m coplasma, ureaplasma, chlam dia) bila diperlukan.(7,8) Pengobatan 1etelah didapatkan anamnesis ang maksimal, bila sudah terjadi konsepsi saat hamil sekarang pada ibu dengan ri'a at abortus berulang maka dukungan psikologis untuk pertumbuhan embrio di dalam rahim ang baik perlu diberikan pada ibu. "enali kemungkinan terjadin a anti fosfolipid sindrome atau mencegah terjadin a infeksi intra uterine.(7,12) ,emeriksaan kadar #%F4 secara periodik pada a'al kehamilan dapat membantu pemantauan kelangsungan kehamilan sampai pemeriksaan 314 dapat dikerjakan. 3ntuk monitoring kehamilan dini adalah pemeriksaan 314, dikerjakan setiap dua minggu sampai kehamilan ini tidak mengalami abortus. ,ada keadaan embrio tidak terdapat gerakan jantung janin maka perlu segera dilakukan e!akuasi serta pemeriksaan kariotip jaringan hasil konsepsi tersebut.7 )ila belum terjadi kehamilan, pengobatan dilakukan sesuai dengan hasil penilaian ang ada. ,engobatan di sini termasuk memperbaiki kualitas sel telur atau spermato?oa, kelainan anatomi, kelainan endokrin, infeksi dan berbagai !ariasi hasil pemeriksaan reaksi immunologi. ,engobatan pada penderita ang mengidap pecandu obat#obatan perlu dilakukan juga. "onsultasi psikologi juga akan sangat membantu.(7,12) )ila kehamilan kemudian berakhir dengan kegagalan lagi maka pengobatan secara intensif harus dikerjakan secara bertahap baik perbaikan kromosom, anomali

anatomi, kelainan endokrin, infeksi, faktor immunologi, anti fosfolipid sindrom, terapi imunoglobulin atau imunomodulator perlu diberikan secara berurutan. %al ini merupakan suatu pekerjaan ang besar dan memerlukan pengamatan ang memadai untuk mendapatkan hasil ang maksimal.(7,12) !. Test "iagnostik Pasangan #ang Perna$ Abortus Berulang ,en ebab terjadin a abortus berulang merupakan problem multi faktor sehingga penatalaksanaan ang segera pada test pertama ang abnormal tidak dapat segera dilakukan. 0dealn a dilakukan e!aluasi ang komprehensif sebelum merencanakan

penanganan ang lebih lanjut. 1a angn a test diagnostik ini, tidak ada ang merupakan gold standart. Akhirn a, prognosis pada 'anita ang test diagnosisn a positif tidaklah dapat bisa kita pastikan. .ilihat dari metodelogin a, sangat ban ak test ang bisa dilakukan pada pasangan dengan keguguran berulang sehingga penatalaksanaan baru bisa dilakukan setelah semua test diagnostik selesai12. !.1. Test Analisis %ar#otipe Anomali kromosom dapat diidentifikasi pada tiap pasangan laki#laki atau perempuan, dimana pre!alensin a lebih tinggi pada 'anita dari pada laki#laki. ,re!alensi anomali ang di dapat dari analisa data pada data base computer dimana dari 200 publikasi studi sitogenetik ang dicatat memberikan informasi lebih dari 20.000 pasangan ang mengalami abortus berulang didapatkan / # translokasi resiprokal (1,3+) # translokasi robersonian (0,5+) # aneploidi kromosom seks (0,1+) # kromosom supernumeri (0,003+) *adi, balance translokasi (termasuk resiprokal dan tipe robersonian) merupakan abnormalitas ang paling ban ak men ebabkan abortus. "urangn a dilakukan analisa kromosom pada abortus pertama kali, membuat sulit untuk mengetahui etiologi pasti anomali kromosom. )agaimanapun, sekarang dapat dilakukan penelitian pada laboratorium patologi dengan menggunakan metode hibridisasi ang dikombinasikan ang dengan pe'arnaan sitokimia.,enelitian tersebut dapat memberikan informasi berguna dan bermanfaat untuk mengetahui etiologi dari abortus berulang12.

!.&. Penilaian Ano ali Uterus Ada 7 kategori ma or dari anomali uterus ang dilaporkan berhubungan dengan abortus berulang.

Anomali uterus kongenital >idak adan a persamaan persepsi mengenai nomenklatur dan strategi diagnostik ang tepat membuat lebih sulit untuk menegakkan bukti ang akurat. "ejadian ma or ang men ebabkan anomali uterus kongenital lebih tinggi per!alensin a pada 'anita ang abortus berulang. .iantara berbagai anomali uterus kongenital (contoh. unicornus, didelph s, bicornus, septum, arcuatus, dan obat .;1). 1eptum dan arcuatus adalah anomali ang paling ban ak terjadi. %ipotesisn a adalah bagian septum relatif a!ascular, mencegah implantasi ang adekuat dan men ebabkan kegagalan kehamilan. >eori inipun belum !alid. )agaimanapun, resiko tinggi terjadin a abortus dihubungkan dengan anomali arkuatus masih menimbulkan pertan aan mekanisme operatifn a12. ,ermasalahan ang muncul dalam diagnosa anomali uterus adalah sub ektif ang dihubungkan interpretasin a dari test diagnostik ang ditemukan.>est Hysterosalpingogram (%14) ang paling sering dilakukan, tetapi itu han a terbatas pada penggunaan eksternal saja. ,osisi ang tepat pada %14 sangat penting, sehingga dapat diketahui aksis longitudinal dari uterus seperti haln a pada gambar foto rontgent agar gambaran tangensial di posisi ante!ersi atau retro!ersi uteri. %isteroskopi sekarang digunakan untuk menilai ca!um uteri dan juga untuk koreksi jika ada anomali sebelum operasi. 314 trans!aginal juga sangat berguna untuk skrining. 4ambaran ang jelas dari endometrium sangat diperlukan agar dapat menilai ca!um uteri dengan tepat. 1ebaikn a penilaian dilakukan pada fase luteal karena pada siklus tersebut endometrium bersifat echogenic dan dapat menghasilkan kontras ang baik terhadap miometrium ang hipoechoik. Akhir#akhir ini pemakaian 314 3 dimensi terbukti sebagai alat diagnostik ang tepat untuk mendeteksi anomali uterus. 2C0 (Magnetic Resonance Imaging) juga merupakan metode membedakan anomali#anomali pada uterus12. ang berguna untuk

!.' Ser(ik Inko petensia

1er!ik inkompetensia adalah ketidakmampuan ser!ik dalam mempertahankan kehamilan intrauterin sampai dengan aterm. 0nsidensi ini terjadi ber!ariasi dengan terjadin a abortus berulang sekitar 8#1(+. >idak ada kriteria umum untuk mendiagnosan a, melainkan berdasarkan perjalanan klinik dan gejala pada masa tidak hamil sampai masa hamil. ,erjalanan klinisn a biasan a terjadi abortus pada trisemester ke 2 dengan dilatasi ser!iks tanpa n eri. fetus biasan a berkembang normal dan lahir hidup12. Ci'a at janin mati atau fetus maserasi umumn a berla'anan dengan diagnosis ser!ik inkompetensia. 8aktor predisposisi diantaran a ri'a at hamil sebelumn a, prosedur . G F, biopsi ser!ik dan adan a abortus theraupetik. hal ini juga dihubungkan dengan anomali uterus kongenital. ,ada saat 'anita hamil, effacement dan atau dilatasi dari bagian dalam dapat dilihat dari 314 trans!aginal (terutama jika scanning dilakukan serial selama trisemester ke 2 kehamilan), dipikirkan ser!iks inkompetensia jika panjang ser!iks lebih dari 2,( cm. 3ntuk 314, pasien ser!ik inkompetensia disuruh menekan perut atau manu!er !alsa!a (mengedan)12. !.) Adhesi Intrauterine ,erlengketan didalam rahim harus dicurigai, terutama jika dari perjalanan klinikn a pernah melakukan kuretase pada nasa kehamilan atau masa nifas ang disertai amenorea atau hipomenorea. .engan %14 dapat di diagnosa baik tunggal atau multipel DLacuna Shape Filling efect: dari berbagai ukuran ka!um uterus. 4ambaran filling defect adalah irreguler, bentuk bersudut, kontur ang sangat tajam, oposisi ang homogen dan gambaran persisten pada beberapa tampilan. %isteroskopi digunakan untuk mengkonfirmasi penemuan %14 dan koreksi pada persiapan operasi12.

!.* !ibroid Uterus 8ibroid uterus adalah tumor ang umumn a dapat tunggal atau multipel dengan ukuran ang beragam. %al ini dilaporkan, berkaitan insiden abortus dan kegagalan pada implantasi plasenta. ,ada studi observasional dimana ditemukan penurunan kejadian abortus setelah pengangkatan fibroid menimbulkan implikasi di duga fibroid

men ebabkan keguguran. 1ehingga diduga distorsi ca!um uteri, distorsi suplai pembuluh darah pada saat hamil dan dugaan berdasarkan adan a implantasi terganggu karena pertumbuhan fibroid berulang selama kehamilan. .iagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinik,,emeriksaan 314, 2C0, laparoskopi dan histeroskopi sebagai pemeriksaan tambahan untuk menentukan lokasi fibroid12. !.+ Abnor alitas Endokrin )ermacam#macam disfungsi endokrin dilaporkan ada hubungann a abotus berulang /

Defisiensi Fase Luteal (LPD) ,rogesteron ang dihasilkan dari korpus luteum berguna untuk merangsang sekresi endometrium sehingga siap untuk menerima kehamilan sampai transformasi plasenta berfungsi, dimana plasenta mengambil alih fungsin a. 2etode ang digunakan saat ini aitu dengan mengukur kadar progesteron serum pada fase mid luteal dan biopsi endometrium. "adar progesteron ang rendah (kurang dari 21 nmol< = pada hari ke 2( dan 25) dan lebih tinggi nilain a dari pada hari ke 2 diantaran a dilakukan pemeriksaan histologi dan ,A endometrium ( mulai dari =% ditentukan sampai menstruasi berikutn a ini ang sering digunakan untuk mendeteksi =,.)12. )agaimanapun ketepatan tes ini sangat kurang karena !ariabilitas dari pengukuran progesteron pada pasien dan biopsi endometrium ang saat ini masih dipertan akan untuk dapat membuktikan pre!alensi =,. lebih tinggi pada 'anita dibandingkan infertil(11,12). ang fertil

,ipersekresi -, ,eningkatan kadar =% (10 iu<l) pada fase folikular lebih ban ak terjadi pada dengan abotus berulang. Hamun penelitian ini belum bisa ditentukan secara pasti karena bisa saja nilai ini tergantung dari sistem radioimmunoassa atau imunometric assa digunakan. ,ada penggunaan imunometric assa pertengahan fase folikuler aitu sekitar 8+ pada penderita abortus berulang12. ang terjadi hipersekresi =% pada

%adar Androgen #ang Tinggi ,ada 'anita abortus berulang didapatkan kadar androgen ang tinggi dibandingkan pada 'anita fertil ang sebagai kontrol. Cele!ansin a masih dipertan akan dan perlu penelitian lebih lanjut12.

10

!ungsi T$#roid "eduan a baik hipotiroid dan hipertiroid mempun ai hubungan ang timbal balik dengan efek fertilitas dan kehamilan. )erdasarkan laporan literatur, adan a hubungan antara pen akit th roid dengan abortus spontan berulang tapi frek'ensin a sangat rendah. ,engukuran >h roid 1timulating %ormon (>1%) sangat berguna untuk skrinning12.

"iabetes Mellitus %ubungan antara abortus dan diabetes masih diteliti, tetapi pada sedikit penelitian (studi) telah didapatkan hubungan antara kejadian abortus berulang pada .iabetes 4estasional. .ari data#data tersebut tidak ada bukti .24 dependent insulin ang terkontrol dengan kejadian abortus spontan atau berulang. ,engukuran gula darah dipergunakan untuk skrinning test12.

,iperprolaktine ia >idak ada bukti ang jelas men okong hubungan hiperprolaktinemia dengan abortus berulang. >api, sebenarn a ada hubungan antara stress dan hiperprolaktinemia. %al ini memberikan petunjuk ang baik untuk mengukur kadar prolaktin pada abortus berulang karena kadarn a meningkat pada saat stress12.

!.. Protro bolitik )eberapa penelitian meneliti hubungan predisposisi trombolitik dengan abortus berulang. 2ekanisme untuk kematian janin itu men ebabkan inhibisi sistem trombolitik, trombosis plasenta, infara plasenta, metabolisme prostasiklin abnormal dan efek sitotoksik langsung12. ,ermasalahann a adalah apa saja ang termasuk inklusi dari keguguran dan 038. ang sulit. >hrombophilia merupakan tendensi trombophilia didapat adalah =upus diba'ah kategori abortus berulang. *adin a untuk menge!aluasi predisposisi trombolik abortus berulang itu merupakan hal trombolitik didapat. ,en ebab terban ak

Antikoagulans (=AF) dan Anti Fardiolipid Antibod (AFA)12. !...1 Antip$ospolipid S#ndro /APS0 A,1 ditemukan sekurangn a satu gejala klinik dan satu pemeriksaan laboratorium. 4ejala klinik termasuk 3 atau lebih terjadi keguguran spontan atau keguguran ang tidak bisa dijelaskan pada trisemester 2 dan 3. ,ada pemeriksaan

11

laboratorium terdapat nilai abnormalitas paling kurang 2 atau lebih dari 8 minggu dari pemeriksaan : =AF atau AFA. 3ntuk tes =AF dapat digunakan tes koagulasi dengan cara Russel !iper !enom test. 1edangkan test untuk AFA menggunakan tehnik en?im Lin" imunosorben assay.12 !.1 Tes I unologi .engan adan a bukti#bukti !.1.1 Respon ,u oral Abnor al Auto anti bod pada 'anita abortus berulang sering dideteksi ada dibandingkan dengan ang kontrol. 2ekanisme anti phospolipid anti bod sekarang sedang ban ak didiskusikan. Hamun laporan tersebut masih bertentangan karena ada literatur bah'a anti bod berulang12. !.1.& Respon Selular Abnor al $anita dengan abortus berulang ang kehamilann a euploid, terdapat peningkatan jumlah sel natural killer (H") di dalam darah. 1ebagai tambahan kenaikan jumlah sel H" pada 'anita normal tidak hamil terlihat juga berhubungan dengan peningkatan probabilitas kejadian abortus jika dia hamil. ,eningkatan imunitas seluler ini juga ditemukan pada endometrium dan desidual. $anita dengan abortus berulang mempun ai sel H" lebih tinggi tipe (5 + di endometrium, dibandingkan dengan 'anita hamil ang berakhir dengan ba i lahir hidup. )eberapa mekanisme lainn a (termasuk efek imunologi progesteron, imunotropis, sel > helper, sel supresor natural dan supresor protein), sering dihubungkan dengan interaksi maternal 6 fetal sehingga dapat mempertahankan kehamilan12. !.1.' In2eksi 2eski beberapa organisme dihubungkan dengan abortus sporadik namun abortus berulang akibat agen infeksi masihlah kontro!ersi. 2eskipun tidak sedikit kuman #reaplasma urealyticum (2ikroplasma genital) ban ak ditemukan pada traktus genitalia ang men atakan ada hubungan dengan anti bod th roid. )erdasarkan penelitian prospektif th roid tidak berpengaruh terhadap berulangn a 'anita abortus berulang. *adin a, tes rutin untuk anti bod th roid tidak penting pada penderita abortus ang men okong hipotesa humoral atau seluler imunologi ang responn a mempengaruhi abortus berulang

12

pada pasangan ang abortus berulang. 1ampai saat ini, kultur ser!ik dan sperma untuk menemukan organisme pen ebab sehingga penatalaksanaan dengan antibiotik bisa bermanfaat12. !.1.) Endo etriosis ,re!alensi abortus pada trimester pertama, ban ak ditemukan pada 'anita dengan endometriosis. )erdasarkan stud tindakan bedah ablasi kontrol juga didapatkan bukti bah'a peningkatan abortus di dapat pada 'anita dengan endometriosis. )agaimanapun secara randonm ang minimal atau sedang pada endometriosis dibandingkan dengan pengobatan keguguran ang diobati dengan ang tidak diobati hampir mirip. "esulitan dalam menentukan pen ebab hubungan antara endometriosis dan abortus jauh lebih sulit dari pada obser!asi adan a pen akit lain dengan abortus. *adin a sampai sekarang hubungan abortus dengan endometriosis masih belum jelas12. 3. %esi pulan Abortus berulang memiliki gejala klinik ang signifikan, diperlukan e!aluasi dan penatalaksanaan ang lebih lanjut. "ekurangan kriteria diagnostik ang dapat diterima membuat diagnostik ini lebih sulit karena problem ang heterogen. 1ebaikn a e!aluasi dilakukan secara berpasangan ang komprehensif sebelum diputuskan tindakan ang lebih lanjut(1,12). >es diagnostik untuk pasangan dengan abortus berulang >es genetik ;!aluasi uterus "ar otipe tes pada kedua pasangan %isterosalpingogram (%14) 314 trans!aginal >es ser!ikal kompetens %isteroscop dan laparoscop %isterosalpingogram (%14) 314 trans!aginal pada ser!ik bumil >es endokrin 1erum progesteron pada fase luteal dan biopsi endometrial "adar =% "adar androgen >1%

13

>es .2 >es >rombopilia >es Alo imun "adar prolaktin Anti kardiolipin anti bod (AFA) =upus anti koagulan (=AF) Anti bod sitotoksik anti paternal pada 'anita 3. Prognosis .engan perkecualian ser!iks inkompeten, angka kesembuhan setelah tiga kali abortus spontan berkisar antara @0 sampai 8( persen setelah protokol diagnostik dan penatalaksanaan optimal. >idak didapatkan bukti bah'a 'anita ang mengalami abortus spontan habitualis mempun ai resiko ang lebih tinggi untuk memperoleh anak ang abnormal, bila akhirn a dia hamil sampai aterm(1,12).

17

Você também pode gostar