1. Mengapa pada kasus ini didiagnosis G3P1A1 gravida aterm kala I fase laten dengan gemeli?

- Pada persalinan kala II terdapat 2 fase yaitu fase laten dan aktif. Fase laten adalah ketika pembukaan serviks mencapai 4cm. Sementara fase aktif adalah ketika pembukaan serviks 4cm sampai lengkap. Pada kasus ini, pembukaan serviksnya adalah 1-2cm sehingga dapat disimpulkan pasien ini sedang mengalami fase laten. -Pada pasien ini HPHT nya adalah 20-04-2012 sehingga dapat dihitung bahwa kehamilannya sudah mencapai 39-40 minggu, sementara kehamilan yang dapat disebut aterm adalah kehamilan 37-42 minggu. -Pada kehamilan ini dapat didiagnosis gemeli karena pada pemeriksaan Leopold teraba ada 2 bayi dan ketika dilakukan pemeriksaan BJA didapat dua BJA yang selisihnya lebih dari 10bpm. 2. Apa manajemen pada kasus ini? Pada kehamilan kembar, persalinan harus dilakukan di rumah sakit karena banyak faktor penyulit yang mungkin timbul pada persalinan kembar berupa persalinan kurang bulan dan plasenta previa. Tali pusat harus dijepit dengan teliti karena adanya kemungkinan peredaran darah bersekutu. Segera setelah anak pertama lahir ditentukan letak anak kedua, kemudian jika his tidak muncul maka diberikan infus oksitosin. BJA anak kedua harus diperiksa setelah anak pertama lahir. Jika anak kedua belum lahir 1/2 jam setelah anak pertama lahir maka harus dilakukan persalinan buatan. Segera setelah anak kedua lahir berikan oksitosin 10IU secara IM untuk mencegah perdarahan pascasalin. Pada persalinan kembar harus selalu tersedia darah untuk mengatasi perdarahan pascasalin. 3. Bagaimana prognosis pada kehamilan kembar? - Pada kehamilan kembar rata rata berat badan bayi kembar kurang dari berat badan bayi tunggal karena lebih sering terjadi persalinan kurang bulan. Hal inilah yang menyebabkan tingginya kematian pada bayi kembar. Cacat bawaan juga lebih sering terjadi pada bayi kembar. Namun prognosis anak kembar yang lahir kurang bulan lebuh baik dibandingkan dengan anak tunggal yang sama beratnya.