Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Makalah Termodinamika
Pemicu 1 Sifat PVT Senyawa Murni
Kelas Termodinamika Siang Kelompok : 10 Anggota : Danar Aditya S./ 1206263401 Denny Setyadarma/ 1206263351 Feizal Ibrahim/1106068415 Ratri Kirana Prabaningtyas/1206202154
Kedua gambar diatas menggambarkan sebuah diagram 3 dimensi dengan variabel P, V, dan T. Diagram PVT ini dapat berguna untuk menentukan/mengetahui fasa zat tersebut pada kondisi yang ditentukan dan juga untuk mengetahui titik, seperti titik kritis dan titik triple, suatu zat. Koordinat dari sebuah titik dalam diagram permukaan P-V-T yang menunjukan nilai tekanan, volume spesifik , dan suhu akan berlaku jika zat tersebut dalam keadaan setimbang / ekuilibrium. Diagram PVT mempunyai dua jenis, yaitu diagram PVT untuk zat yang berekspansi pada saat dibekukan (gambar kiri) dan diagram PVT untuk zat yang berkontraksi pada saat didinginkan (gambar kanan). Gambar yang dapat menjelaskan fenomena terkait es batu yang mengambang di permukaan air adalah gambar diagram bagian kiri. Gambar bagian kiri dipilih karena menunjukkan
Maksud dari ekspansi adalah suatu zat jika didinginkan volumenya akan bertambah (yang ditunjukan oleh kenaikan volume spesifik), sedangkan maksud dari berkontraksin adalah suatu zat jika didinginkan volumenya akan menyusut volumenya (yang ditunjukan oleh penurunan spesifik volum). Dalam daerah fasa tunggal, kondisi tersebut dipengaruhi oleh dua dari sifat-sifat yaitu tekanan, volume spesifik, dan suhu. Jika sebuah
Page 2 of 25
Contohnya yaitu air murni pada diagram fasa melewati dua fasa, yaitu fasa cair-uap. Derajat kebebasannya adalah satu . Maksud dari derajat kebebasan satu adalah pada kondisi dua fasa, penentuan nilai hanya boleh salah satu dari tekanan atau suhu sehingga pada suhu yang ditentukan pada kondisi dua fasa, nilai tekanannya sudah pasti/ sudah ditetapkan dari diagram fasa, begitupun sebaliknya. Jika air melewati satu fasa pada diagram fasa, derajat kebebasannya adalah dua. Maksud dari derajat kebebasan dua adalah pada kondisi satu fasa, penentuan nilai tekanan dan suhu tidak saling ketergantungan sehingga pada suhu yang ditentukan pada kondisi satu fasa, nilai tekanannya dapat bervariasi, begitupun sebaliknya.
Page 3 of 25
Soimah menambahkan bahwa setelah Caesar mampu menjelaskan diagram PVT secara umum dan kualitatif termasuk proses-proses isobari/isokhorik/isothermal, maka Caesar harus menerapkannya ke air (termasuk dua bentuk yang lain yaitu es dan uap). Lalu Soimah menyiapkan diagram fase PVT, PV, dan PT untuk air. Soimah mulai mengumpulkan lebih banyak data kuantitatif untuk diaplikasikan pada diagram fase tersebut. Agar mampu menjelaskan diagram lintasan P-V dan P-T untuk air pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan jenuh dikurangi tekanannya sampai 30 psia dan suhu tetap sampai uap air tepat mulai terbentuk (lintasan 1-2). Selanjutnya air tersebut dipanaskan pada tekanan tetap sampai harga entalpinya meningkat menjadi enam kali entalpi air jenuh pada 30 psia (lintasan 2-3). Selanjutnya ia menyebutkan, mengapa es di kutub utara mencair, mengapa skaters bisa meluncur dengan mudah melintasi es dengan menggunakan sepati ice-skating, mengapa kolam shallow tidak sepenuhnya diisi dengan es selama musim dingin yang berat dan panjang, mengapa diperlukan waktu lebih lama untuk merebus telur di gunung Himalaya dibandingkan dengan di kota Jakarta (pada saat memasak peralatan, jumlah air, telur , dan kondisi pemanasan yang digunakan mirip). Bantulah Caesar untuk dapat menangkap pemikiran Soimah termasuk penjelasan yang melibatkan proses-proses isobarik/isokhorik/isothermal. Fenomena 1. Ice Skater Fenomena pertama, yaitu fenomena ice skater yang dapat meluncur diatas es dapat dijelaskan melalui konsep triple point pada air. Tekanan badan skater bertumpukan pada permukaan sepatu ice skating yang lancip dan menaikkan tekanan pada es. Seperti yang dapat
Page 4 of 25
Hal ini yang menyebabkan mengapa sepatu ice skating dirancang seperti itu dan jika terdapat dua pisau pada permukaan sepatu ice skating tersebut, maka akan lebih susah untuk meluncur diatas es. Seperti dapat dilihat pada diagram dibawah ini, suhu triple point air adalah 0.01oC, dan tekanannya 4.56 mm Hg (0.006 atm). Suhu triple point yang mendekati titik beku airlah yang menyebabkan berat badan seseorang dapat bertumpu pada sebilah pisau
Fenomena 3. Merebus telur di gunung Fenomena ketiga, yaitu ketika merebus telur lebih lama ketika di gunung daripada ketika di dataran rendah. Hal itu disebabkan titik didih air turun seiring dengan menurunnya tekanan atmosferik Patm. Grafik dibawah ini merupakan plot betapa ambiennya suhu dan penurunan suhu air terhadap ketinggian dengan iklim sedang.
Grafik berikut juga menunjukkan pengurangan suhu air meningkatkan waktu untuk merebus telur dengan ketinggian yang meningkat pula.
Grafik 6. Grafik Waktu yang diperlukan terhadap Ketinggian Sumber: newton.ex.ac.uk Karena titik didih air dipengaruhi tekanan udara, dan tekanan udara dipengaruhi oleh ketinggian daratan. Makin tinggi letak suatu tempat, makin rendah tekanan udaranya, makin rendah pula titik didih airnya. Jadi, jika di pantai air bias mendidih pada suhu 100 derajat celcius, maka di pegunungan Himalaya seperti puncak gunung Everest yang ketinggiannya 8.882 meter di atas permukaan air laut, air mendidih pada suhu 71 derajat celcius saja. Saat telur direbus di Everest, air untuk merebus telur mendidih pada 71 derajat celcius dan suhunya akan konstan pada angka tersebut sampai seluruh air menguap. Oleh sebab itu dibutuhkan waktu ekstra untuk merebus telur di gunung karena suhu air mendidih di gunung tidak sepanas di pantai.
2. Semua lulusan teknik kimia seharusnya mampu membaca tabel kukus/ steam table baik saturated steam table maupun superheated steam table. Oleh karena itu kelompok anda harus mempelajari pembacaan tabel kukus dan aplikasinya dalam kasus sederhana. Lalu tuliskan hasil pembelajaran tersebut untuk disampaikan di dalam kelas termasuk memberikan komentar mengenai diagram lintasan yang terjadi dalam proses tersebut dan interpolasi yang dilakukan. Selanjutnya bandingkan nilai yang diperoleh melalui tabel dengan nilai-nilai yang dihitung dengan menggunakan korelasi
Page 8 of 25
Volume spesifik rata-ratanya didapat dengan membagi volume total dengan massa total campuran
Karena fasa cairan merupakan cairan jenuh dan fasa uap merupakan uap jenuh, maka dan ( , jadi ) ( )
Sementara superheated table merupakan tabel yang menyajikan nilai properti untuk uap dalam kondisi superheat, yaitu berada pada bagian kanan-bawah dari garis kesetimbangan cair-gas. Pada kondisi ini, suatu uap dapat memiliki tekanan yang berbedabeda pada satu suhu, demikian juga sebaliknya dapat memiliki suhu yang berbeda-beda pada satu tekanan. Uap ini biasa disebut dengan steam. Pada kolom pertama superheated table dicantumkan nilai untuk saturated steam kemudian dilanjutkan dengan suhu yang lebih tinggi. Saat kita menyelesaikan suatu permasalahaan, biasanya data yang diberikan tidak tepat sama dengan data yang terdapat pada steam table. Untuk itu, kita harus melakukan interpolasi dengan nilai yang berdekatan dengan data sehingga didapatkan nilai yang akurat.
Page 9 of 25
Interpolasi seperti ini dapat juga dilakukan untuk mencari entalpi, suhu dan tekanan. a. 320oC dan 5,6 MPa Untuk menentukan fasa pada soal ini, kita tidak bisa menggunakan diagram P-V ataupun T-V karena tidak diberikan data mengenai volume spesifiknya sehingga untuk menentukan fasa tersebut, kita menggunakan steam table. Pada steam table, pertama-tama kita cari dengan data superheated steam table karena tabel tersebut mempunyai derajat kebebasan dua sehingga tekanan dan suhu tidak saling ketergantungan. Superheated steam table dapat dilihat pada tabel dibawah. Karena satuan pada soal berbeda dengan di tabel sehingga kita konversi terlebih dahulu
Page 10 of 25
Tabel 2. Table superheated steam Sumber : Mechanical Engineering, Stanford University Pada tabel tersebut terlihat bahwa untuk tekanan 500 kPa dan suhu 150 oC tidak ada sehingga kita harus meninjau data tersebut menggunakan saturated steam table. Pada tabel tersebut terlihat bahwa ada konsidisi dimana pada suhu 425 K tekananannya 499,9 kPa ( mendekati angka soal). Dapat disimpulkan bahwa fasa yang terjadi pada kondisi yang diberikan adalah kondisi saturated, yaitu cair-uap. Berdasarkan hal tersebut, plot diagram T-V dan P-V yaitu didalam daerah dua fasa (liquid vapor region) yang mempunyai volume spesifik 0,3756 m3/ kg.
Page 11 of 25
b. 200oC dan 10 MPa Seperti soal sebelumnya, kita kita bisa menentukan fasanya dari diagram P-V ataupun T-V karena volume spesifiknya belum diketahui. Pertama, kita tinjau dengan superheated steam tabel (tabel 1). Karena satuannya berbeda sehingga kita ubah dahulu satuan tekanan dan suhunya 5 bar = 500 kPa = 0,5 MPa 200 oC = 473 K Dalam table tersebut, terlihat bahwa ada kondisi dimana tekanan adalah 500 kPa dan suhunya adalah 473 K dengan volume spesifiknya adalah m3/kg. sehingga dapat disimpulkan bahwa fasanya adalah superheated vapor. Grafik T-V dan P-V nya adalah
Page 12 of 25
Page 13 of 25
Grafik 10. Diagram T-V untuk air Sumber: http://www.ohio.edu/mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html c. 280,99oF dan 50 psia Pertama, untuk menentukan fasanya kita tidak bisa menentukannya dengan diagram P-V ataupun T-V karena volume spesifiknya belum diketahui sehingga untuk menentukan fasanya kita tinjau dari suoerheated steam table. Pada table tersebut, terdapat tekanan untuk 2,5 MPa, namun untuk suhunya diatas 400 oC sehingga fasanya bukan superheated. Kemudian kita tinjau dari saturated steam table. Pada table tersebut, tekanan tertingginya adalah 0,648 kPa sehingga kondisi yang diberikan bukan merupakan kondisi saturasi. Lalu, kita tinjau dengan compressed liquid water table. Pada table tersebut. terdapat kondisi pada soal dengan volume spesifiknya adalah 1,155 x 103 m3/kg. sehingga dapat disimpulkan fasa dari kondisi terebut adalah compressed liquid. Grafik P-V dan T-V nya adalah
Page 14 of 25
Page 15 of 25
3. Uap air dengan fase pada 180 psia dan 500oF didinginkan pada volume konstan sampai suhunya menjadi 250oF. Jelaskanlah kualitas dan entalpi campuran pada keadaan akhir serta tunjukannlah lintasan proses pada diagram PV dan PT. Berdasarkan halaman 103 pada buku Termodinamika Teknik, kualitas didefinisikan debagai x = muap/m. Apabila disubtitusikan ke persamaan volume spesifik rata-rata berupa ( akan menghasilkan suatu persamaan ) ( )
dengan v = volume spesifik campuran, vf = volume spesifik liquid, dan vg = volume spesifik gas. Untuk menghitung nilai kualitas dari soal diatas maka harus diketahui dulu nilai volume spesifik campurannya. Asumsi : Fluida mengikuti hukum gas ideal PV = nRT, V Konstan
Dari tabel saturated didapatkan data data sebagai berikut untuk T2 = 250 F: Volume spesifik liquid( ) =0,017 ft3/lb Volume spesifik gas ( ) = 13,84 ft3/lb
Page 16 of 25
Maka, kualitas uap bernilai 0,199 dan kualitas cair bernilai 0,801. Entalpi campuran pada keadaan akhirnya adalah
Pada P,T pada keadaan awal digunakan tabel superheated steam. Didapat entalpi
maka dengan T= 250 F dan P=90 psia, digunakan tabel saturated. Entalpi yang dihasilkan:
DIAGRAM LINTASAN
P(psia)
Page 17 of 25
180
90 250 500 T( F)
4. Gas karbon dioksida memasuki pipa pada 3 MPa dan 500 K dengan laju 2 kg/s CO 2, didinginkan pada tekanan konstan saat mengalir dalam pipa dan suhu CO 2 turun menjadi superheated 450 K. Jelaskanlah laju alir volume dan densitas karbon dioksida pada masukan dan laju alir volume pada keluaran pipa dengan menggunakan persamaan gas ideal dan bandingkanlah hasilnya jika perhitungan dilakukan dengan generalized correlation untuk Z debagai faktor kompresibilitas yang diusulkan oleh Pitzer dan Lee Kesler sehingga Anda dapat melihat error yang terlibat dalam setiap kasus. Jelaskan pula mengapa suatu senyawa dapat mengikuti prinip keadaan bersamaan 2 parameter dan prinsip keadaan bersamaan 3 parameter berikut fungsi dan alasannya menggunakan kurva ln (Pr) vs Tr. Diketahui : Kondisi Masukan : P : 3 MPa T : 500 K Laju alir massa : 2 kg/s CO2 Kondisi Keluaran : T : 450 K Ditanya : Laju alir volume (Volume/waktu) dan densitas () masuk serta laju alir volume keluar menggunakan persamaan gas ideal? Bandingkanlah hasilnya jika penghitungan dilakukan menggunakan generalized correlation dengan Z sebagai faktor kompresibilitas! Hitung error setiap kasus! Jelaskan mengapa suatu senyawa dapat mengikuti prinsip keadaan bersamaan 2 parameter dan prinsip keadaan bersamaan 3 parameter berikut fungsi dan alasannya menggunakan kurva ln (Pr) vs Tr! Jawab : 1) Menghitung laju alir volume dan densitas masuk menggunakan persamaan gas ideal
Page 18 of 25
......x 1/s
2) Menghitung laju alir volume keluaran pipa Berdasarkan persamaan gas ideal :
Maka....
......x 1/s
Page 19 of 25
Pada Tr dan Pr tersebut, sesuai dengan tabel E.1 halaman 668 0,9714 , Maka.... 0 dan
4) Menghitung laju alir volume keluaran pipa menggunakan generalized compressibility factor correlation
Page 20 of 25
5) Menghitung error dari setiap kasus Kasus 1 Laju alir volume masukan | |
6) Suatu senyawa dapat mengikuti prinsip keadaan bersamaan 2 parameter dan prinsip keadaan bersamaan 3 parameter? Jelaskan ! Berikan fungsi dan alasannya ! Pada dasarnya prinsip keadaan 2 parameter merupakan suatu persamaan yang diperkenalkan oleh J.D van der Waals pada tahun 1873 untuk memodifikasi persamaan gas ideal yang notabenenya merupakan suatu idealisasi dari keadaan yang sebenarnya. Persamaan ini memuat dua parameter yaitu a dan b seperti pada persamaan dibawah :
Konstanta a dan b nilainya positif, saat nilai-nilai konstanta ini sama dengan nol, maka persamaan akan kembali berubah menjadi persamaan gas ideal. Konstanta a dan b nilainya berbeda untuk masing-masing fluida, persamaan ini dapat digunakan untuk mengkalkulsasi nilai P sebagai fungsi dari V untuk berbagai nilai T. Basis untuk teorema prinsip keadaan 2 parameter berbunyi :
Page 21 of 25
Apabila teorema dua parameter berlaku, maka slope S nilainya akan sama untuk semua fluida murni. Pada kenyataannya, setelah diobservasi, hal tersebut tidak benar karena setiap fluida memiliki karakteristik tersendiri terkait nilai S-nya yang pada dasarnya menjadi prinsip mengapa diusulkan adanya parameter ketiga.
Gambar. Ketidaksamaan slope untuk zat-zat yang bukan fluida murni sederhana Basis untuk teorema prinsip keadaan 3 parameter berbunyi : Seluruh fluida dengan nilai yang sama, saat dibangingkan pada nilai Tr dan Pr yang sama, akan menghasilkan nilai Z yang hampir sama, yang kesemuanya berdeviasi dari sifat gas idealdengan derajat yang hampit sama. 5. Sebuah tangki 1-m3 mengandung udara pada 25oC dan 500 kPa dihubungkan melalui katup dengan tangki lain yang mengandung 5 kg udara pada 35oC dan 200 kPa. Selanjutnya katup dibuka hingga seluruh sistem mencapai kesetimbangan termal
Page 22 of 25
T setimbang : 20oC
Ditanya Jawab
: Volume tangki kedua dan tekanan kesetimbangan akhir udara? : a) P2 x V2 = n2 x R x T2 200 kPa x V2 = 1,97 atm x V2 = x R x T2
b)
P1 x V1 = n1 x R x T1 n1 = P2 x V2 = n2 x R x T2 n2 = PV = nRT n = n = n1 + n2 n1 + n2 = + + 16,54 + 14,24 30,78 = 11,01 P P = 2,79 atm 281,27 kPa = = = 11,01 P
Page 23 of 25
DAFTAR PUSTAKA Himmelblau, David Mautner. 1996. Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering 3th ed. New Jersey : Prentice Hall PTR. Moran, Michael J., Howard N. Shapiro. 2010. Fundamentals of Engineering Thermodynamics 3th ed. Asia : John Wiley & Sons Pte Ltd. Smith, J.M.,H.C.van Ness, and Abbott, M.M., "Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics", 5th ed., McGraw-Hill, 1996. Anonim. 2012. Boiling an Egg dalam http://newton.ex.ac.uk (Diakses 27 Februari 2014, pukul 00.57) Anonim. 2012. Penerapan Proses Isobarik, Isotermal, Isokorik, dan Adiabatis dalam http://budisma.web.id. (Diakses 27 Februari 2014, pukul 01.15) Anonim. 2012. Waters Triple Point dalam http://www.sv.vt.edu. (Diakses 27 Februari 2014, pukul 02.20) Urieli, Israel. 2012. Pure Substance dalam http://www.ohio.edu /mechanical/thermo/Intro/Chapt.1_6/Chapter2a.html (diakses 27 Februari 2014, pukul 07.05)
Page 24 of 25
Page 25 of 25