Você está na página 1de 6

1

ANALISA PENGARUH INJEKSI JAMUR X PADA KONSOLIDASI TANAH GAMBUT Y SUMATERA SELATAN
Albert Wilson Pardamean, 1006659640

A.

Latar Belakang

Penggunaan bahan-bahan stabilisasi baik secara mekanis, kimiawi, dan biologis telah banyak dilakukan dan menjadi penting untuk mengatasi masalah daya dukung tanah untuk kegiatan konstruksi seperti pembangunan pemukiman dan jalan. Tanah-tanah khusus yang memiliki karakteristik fisik yang tidak cocok untuk konstruksi teknik sipil banyak di temukan di beberapa daerah di Indonesia. Ini menjadi tantangan untuk mengembangkan metode-metode stabilisasi yang lebih efektif dan efisien bagi perbaikan daya dukung tanah. Tanah gambut termasuk tanah yang bermasalah dan persebarannya banyak ditemukan di beberapa daerah di Sumatera, Kalimantan dan Papua (Teguh Nugroho dan Budi Mulyanto, 2003). Tanah ini memiliki sifat yang jauh berbeda dengan tanah lempung. Tanah gambut berasal dari campuran fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Kadar air tanah ini bisa mencapai lebih dari 100%. Hal ini dikarenakan tanah ini memiliki pori-pori makro dan ganda (Tommy Ilyas dkk, 2008). Air mudah terperangkap dalam pori. Selain itu, tingkat kompresibilitas dan permeabilitasnya yang tinggi membuat tanah ini mudah dan cepat mengalami pemampatan (penurunan volume) di awal setelah mengalami pembebanan. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan yang sangat fatal bagi konstruksi teknik sipil. Konsolidasi tanah sangat penting dipertimbangkan untuk menetapkan penurunan dan lama pemampatan yang terjadi pada tanah saat dibebani (beban konstruksi). Konsolidasi tanah gambut begitu kompleks dibandingkan dengan tanah lempung. Tanah gambut memiliki pemampatan awal (primer) yang terjadi cepat setelah dibebani (Mac Farlene, 1959) namun sangat lama mengalami pemampatan akibat dekomposisi (sekunder) karena tanah gambut memiliki sedikit
Universitas Indonesia

mikroorganisme dekomposer dibandingkan tanah lunak lainnya seperti lempung dan lanau. Stabilisasi konsolidasi secara biologis dapat dilakukan dengan penggunaan mikroorganisme. Pada penggunaannya, mikroorganisme ditujukan untuk

mempercepat dekomposisi bahan organik yang terdapat dalam tanah gambut. Jamur x yang digunakan diharapkan mampu memberikan dekomposisi yang lebih baik. Dengan begitu, konsolidasi tanah gambut dapat terstabilisasi dan daya dukung tanah dapat meningkat sehingga parameter ini layak digunakan dalam perencanaan konstruksi di atas tanah gambut.

B.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh penambahan jamur x dengan metode injeksi terhadap konsolidasi sampel tanah gambut x Sumatera Selatan. Secara lengkap tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik fisik dan biologis dari tanah gambut x Sumatera Selatan 2. Membandingkan parameter konsolidasi dari sampel tanah gambut normal dengan tanah yang diinjeksi jamur x dengan kadar dan pembebanan yang bervariasi 3. Mengamati efektivitas pengaruh jamur dalam proses dekomposisi material organik dari tanah gambut 4. Mengetahui parameter reologi dari sampel normal dan terinjeksi jamur x untuk perencanaan teknik sipil

C.

Batasan Masalah

Tanah gambut yang diteliti berlokasi di salah satu daerah di Sumatera Selatan. Menurut Endah (1997), tanah gambut Sumatera Selatan memiliki material

organik yang lebih rendah. Sehingga, diharapkan penggunaan jamur x ini lebih cocok dan efektif untuk dekomposisi organik untuk kadar yang lebih rendah.

Universitas Indonesia

Konsolidasi pada tanah gambut ini ditujukan untuk mendapatkan parameter pemampatan. Dhowian dan Edil (1980), menunjukkan bahwa komponen pemampatan tanah gambut terdiri dari 4 komponen regangan, yaitu regangan seketika (i), regangan primer (p), regangan sekunder (s), dan regangan tersier (t). Pada penelitian ini, diteliti konsolidasi primer dan sekunder tanah. Penentuan karakteristik konsolidasinya dianalisa dengan reolgi Gibson dan Lo yang diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk tanah gambut. Sampel tanah gambut akan diuji konsolidasi untuk keadaan normal dan keadaan telah mengandung jamur x. Untuk sampel normal digunakan dua buah sampel. Untuk tanah berjamur x, akan diberi variasi pada kadar jamur 30 dan 50% (masing-masing dua sampel). Sampel dalam kedua keadaan ini akan diberi pembebanan konsolidasi bertahap dan langsung. Pembebanan bertahap dilakukan dengan LIR (Load Increment Ratio) sebesar 0,5, 1,0, atau 2,0 (belum ditetapkan) dengan waktu load time selama 48 jam. Sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 6 buah.

D.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan karakteristik tanah dan parameter konsolidasi yang akan diteliti yakni, uji fisik, uji biologis, dan uji khusus konsolidasi dan SEM. Uji fisik yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Indonesia sesuai standar ASTM dan ditujukan untuk memperoleh: 1. Kadar air 2. Specific gravity 3. Atterberg limit 4. Kadar abu 5. pH Uji biologis dilakukan di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Cibinong sesuai standar yang berlaku dan ditujukan untuk memperoleh: 1. Kadar serat
Universitas Indonesia

2. Kadar organik 3. degradasi/dekomposisi organik 4. rasio C/N Uji konsolidasi dilakukan pada alat rowe cell dan untuk menganalisa tekstur dan dekomposisi yang terjadi setelah tanah diberi jamur dilakukan dengan pengujian SEM (Scanning Electron Microscope). Uji SEM diusahakan mampu untuk pembesaran 10.000 kali untuk melihat kondisi material organik sebelum dan aktivitas jamur lebih detail sesudah injeksi. Pengambilan sampel tanah gambut dilakukan langsung di lapangan. Ada dua sampel yang diambil, yakni undisturbed dan disturbed. Pengambilan dilakukan setelah stripping permukaan tanah sedalam 20 cm. Adapun langkah pengambilan sebagai berikut: 1. undisturbed sample tanah gambut diambil dengan cangkul/sekop, dimasukkan ke dalam plastik berlapis, lalu dikarung 2. disturbed sample tanah diambil dengan tabung pipa PVC/besi panjang 40 cm dengan diameter 18 cm, ditekan ke dalam tanah (tidak boleh mengenai kayu besar), lalu sekelilingnya digali dan diangkat hati-hati. Bagian atas dipotong 4 cm lalu dituang lilin cair Sampel yang sudah diambil diberi label tanggal, titik lokasi, dan kedalaman contoh. Semua sampel kemudian dimasukkan ke dalam karung berlapis. Untuk transportasi karena lokasi yang cukup jauh, pengangkutan diusahakan terhindari guncangan keras dan terkena sengatan panas matahari langsung.

E.

Kesimpulan yang mungkin diperoleh

Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan hasil uji konsolidasi dan uji biologis yang pernah dilakukan. Adapun kesimpulan yang mungkin diperoleh adalah: 1. Tanah gambut ini termasuk tanah gambut ... berdasarkan uji kadar serat dan termasuk ... acidity berdasarkan uji pH
Universitas Indonesia

2. Dari uji SEM yang dilakukan dapat dilihat bahwa pada waktu pemeraman ... hari, serat tanah mengalami dekomposisi/.... 3. Pemampatan tanah dengan kadar jamur x sebanyak ...% lebih besar dari tanah sebelum diinjeksi berdasarkan kadar serat dan perubahan e 4. Besar pemampatan total untuk tiap sampel ... adalah sebesar ...% 5. Nilai pH meningkat setelah diinjeksi meningkat signifikan (mendekati pH normal) 6. Berdasarkan uji kadar serat, uji total mikroorganisme, dan uji rasio C/N, menunjukkan tanah setelah memiliki tingkat dekomposisi baik 7. Penurunan tanah gambut (H) dipengaruhi oleh pembebanan bertahap atau langsung (korelasi) 8. Pengaruh jumlah kadar jamur dan tipe load terhadap kecepatan pemampatan (korelasi) 9. Tanah menunjukkan peningkatan dekomposisi setelah tanah berjamur diperam setelah ... hari 10. Pengaruh jamur terhadap disipasi tekanan air pori 11. Nilai koefisien konsolidasi sekunder (c) setelah tanah berjamur lebih besar dari sebelum (semakin besar seiring banyaknya kadar jamur) 12. Kurva pemampatan dengan periode ... (regangan log waktu) memiliki komponen pemampatan primer dan sekunder.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2004). Pedoman Konstruksi dan Bangunan (Pd T-06-2004-B): Perencanaan Konstruksi Timbunan Jalan di Atas Gambut dengan Metode Prapembebanan, Departemen PU, Jakarta Epriliana, Selva. (2002). Pengaruh Waktu Pembebanan Terhadap Penurunan Konsolidasi Tanah Gambut Kalimantan, Skripsi Program Studi Teknik Sipil, Universitas Indonesia, Depok Ilyas, Tommy, dkk (2008). Studi Perilaku Kekuatan Tanah Gambut Kalimantan yang Distabilisasi dengan Semen Portland, Universitas Indonesia, Jurnal Teknologi Ed. 1 Tahun XXI Maret 2008, Jakarta
Universitas Indonesia

Maulana, A.R. (2007). Studi Analisis dan Eksperimental Sifat Teknis Tanah Gambut Sumatera Selatan, Teksis Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Bandung Muslikah, Siti. (2011). Studi Degradasi Tanah Gambut Oleh Mikroorganisme Untuk Proses Konsolidasi Tanah, Tesis Program Studi Teknik Sipil, Universitas Indonesia, Depok Waruwu, Aazokhi. (2012). Tinjauan Karakteristik Konsolidasi Tanah Gambut Bagan Siapi-Api, Institut Teknologi Medan, Jurnal Rancang Sipil Vol. 1 No. 1 Desember 2012, Medan

Universitas Indonesia

Você também pode gostar