Você está na página 1de 3

Asas dalam Hukum Acara PTUN

Asas praduga rechtmatig (benar menurut hukum, presumptio iustea causa), asas ini menganggap bahwa setiap tindakan penguasa selalu harus dianggap berdasarkan hukum (benar) sampai ada pembatalan. Dalam asas ini gugatan tidak menunda pelaksanaan KTUN yang digugat (Pasal 67 ayat (1) UU No.5 tahun 1986); Asas pembuktian bebas. Hakimlah yang menetapkan beban pembuktian. Hal ini berbeda dengan ketentuan 1865 BW (lihat Pasal 101, dibatasi ketentun Pasal 100; Asas keaktifan hakim (dominus litis). Keaktifan hakim dimaksudkan untuk mengimbangi kedudukan para pihak yang tidak berimbang (lihat Pasal 58, 63, ayat (1) dan (2), Pasal 80 dan Pasal 85) Asas putusan pengadilan mempunyai kekuatan mengikat (erga omnes). Sengketa TUN adalah sengketa hukum publik. Dengan demikian putusan pengadilan berlaku bagi siapa saja-tidak hanya bagi para pihak yang bersengketa; dan asas-asas peradilan lainnya, mislny : asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan, obyektif. Asas para pihak harus didengar (audi et alteram partem), para pihak mempunyai kedudukan yang sama; Asas kesatuan beracara (dalam perkara yang sejenis); Asas penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yang bebas (Pasal 24 UUD 1945 Jo.Pasal 1 UU No. 4 2004); Asas sidang terbuka untuk umum~putusan mempunyai kekuatan hukum jika diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum (Pasal 70 UU PTUN); Asas pengadilan berjenjang (tingkat pertama (PTUN), banding (PT TUN), dan Kasasi (MA), dimungkinkan pula PK (MA); Asas pengadilan sebagai upaya terakhir (ultimum remidium), sengketa sedapat mungkin diselesaikan melalui upaya administrasi (musyawarah mufakat), jika belum puas, maka ditempuh upaya peradilan (Pasal 48 UU PTUN); Asas obyektivitas, lihat Pasal 78 dan 79 UU PTUN). Asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan.

Asas dalam Hukum Acara Pidana

1. Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan 2. Presumption of innocent 3. Equality before the law 4. Pengadilan terbuka untuk umum kecuali diatur UU 5. Sidang pengadilan secara langsung dan lisan

6. Asas Akusatoir bukan Inkusatoir (pelaku sebagai subjek bukan objek) 7. Asas Legalitas dan Oportunitas (sebagai pengecualian) 8. Tersangka/ terdakwa wajib mendapatkan bantuan hukum 9. Fair Trial (pengadilan yang adil dan tidak memihak) 10. Peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya dan tetap 11.Penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan dengan perintah tertulis 12. Ganti rugi dan rehabilitasi 13. Persidangan dengan hadirnya terdakwa

Asas-asas dalam Hukum Acara Perdata

A. Asas Kebebasan Hakim B. Hakim Bersifat Menunggu C. Peradilan Terbuka Untuk Umum D. Asas Hakim Bersikap Pasif ( Tut Wuri ) E. Asas Kesamaan ( Audi et Alteram Partem) F. Asas Obyektivitas G. Putusan Disertai Alasan H. Tidak ada keharusan untuk mewakilkan I. Beracara Dikenakan Biaya J. Peradilan dilakukan Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa K. Peradilan dilakukan dengan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan

Asas-Asas Hukum Pidana


1. Asas Legalitas, tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam Peraturan Perundang-Undangan yang telah ada sebelum perbuatan itu dilakukan (Pasal 1 Ayat (1) KUHP).[rujukan?] Jika sesudah perbuatan dilakukan ada perubahan

2.

3.

4. 5.

dalam Peraturan Perundang-Undangan, maka yang dipakai adalah aturan yang paling ringan sanksinya bagi terdakwa (Pasal 1 Ayat (2) KUHP) Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan, Untuk menjatuhkan pidana kepada orang yang telah melakukan tindak pidana, harus dilakukan bilamana ada unsur kesalahan pada diri orang tersebut.[4] Asas teritorial, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku atas semua peristiwa pidana yang terjadi di daerah yang menjadi wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk pula kapal berbendera Indonesia, pesawat terbang Indonesia, dan gedung kedutaan dan konsul Indonesia di negara asing. Asas nasionalitas aktif, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua WNI yang melakukan tindak pidana dimana pun ia berada Asas nasionalitas pasif, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua tindak pidana yang merugikan kepentingan negara Inonesia

Você também pode gostar