Você está na página 1de 67

Alergi dan Penyebabnya Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak

berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll. Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet. Menentukan penyebab alergi dapat dilakukan dengan cara berikut : * Menghindari zat yang dicurigai sebagai allergen, kemudian setelah gejala hilang mencoba kembali zat tersebut. Misalnya saja, bila yang dicurigai sebagai allergen adalah makanan, maka sebaiknya berhenti memakan makanan tersebut. Setelah gejalanya hilang, coba kembali memakannya dan melihat apakah terjadi reaksi yang sama. Melakukan tes alergi dan melihat riwayat keluarga serta riwayat frekuensi serangan terjadi. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi, maka kemungkinan risiko penyakit tersebut diturunkan pada anak sekitar 25%-30%. Sementara itu, bila kedua orang tua adalah penderita, maka risiko meningkat menjadi 60%-70%. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang antara lain tes alergi pada kulit, foto rontgen, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lebih lanjut bila dibutuhkan. Tes pada kulit merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana untuk mendiagnosa alergi. Dengan memberikan zat-zat tertentu pada kulit seseorang, dapat diketahui zat yang merupakan allergen pada orang tersebut. Zat dalam jumlah kecil disuntikkan. Bila terjadi pembengkakan pada bagian yang diberi suntikan, maka zat tersebut adalah merupakan allergen. Mengatasi Alergi Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi. Menjaga kelembaban ruangan dengan mengatur sirkulasi angin dan udara. Menjaga kebersihan pakaian dan mengganti sprei sedikitnya seminggu sekali. mebersihkan pekarangan dan memastikan tidak ada tumpukan sampah dan genangan air yang akan menjadi tempat timbulnya jamur. Konsultasi dengan dokter dan melakukan tes alergi untuk mengetahui allergenallergen yang harus dihindari. Gejala yang mungkin terjadi akibat alergi adalah: rasa gatal pada tenggorokan; gatal pada mulut; gatal pada mata; gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya; sakit kepala; hidung tersumbat atau hidung meler; sesak napas; bengek; kesulitan menelan; mendadak pilek dan bersin-bersin, dll. Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan pengobatannya bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari serangan yang lebih berat di masa yang akan datang. Gejala yang ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian. Pemberian Antihistamin dapat membantu meringankan berbagai gejala. High-Desert Aller Bee-Gone Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan melainkan dengan cara menghindari allergen. Secara teoritis, alergi memang tidak

* * * *

bisa dihilangkan, tetapi dapat dikurangi frekuensi dan berat serangannya. Namun sering sekali dalam keseharian, allergen sulit dihindari. Untuk itu, diperlukan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah alergi.

Sepuluh hal yang harus diperhatikan dalam merawat penyakit kulit: 1. Tidak semua penyakit kulit diobati dengan salep yang sama Ada beragam penyakit kulit dengan beragam penyebab. Ada yang disebabkan faktor luar, seperti luka. Luka kulit pun berjenis-jenis. Ada luka lecet, luka serut, luka belah, luka lubang, dan luka patah tulang. Perawatan luka perlu penanganan khusus. Luka dangkal dapat ditangani sendiri, sementara luka dalam butuh jahitan dan perawatan khusus. Bagaimana luka dirawat juga sering bermasalah. Yang pertama-tama perlu dilakukan, lakukan perawatan luka secara benar saat awal luka terjadi. Bersihkan luka dari segala jenis kotoran maupun kulit yang terkelupas atau terkoyak. Jika luka kotor, bersihkan dengan sabun lunak (soda rendah) dan bilas dengan air mengalir. Setelah bersih, bubuhi antisepsis (penyuci hama), sekurang-kurangnya alkohol 70 persen (bukan 96 persen), lalu tutup. Jangan terlalu rapat, berikan celah agar udara masih bisa mengalir memapari luka. Jika luka cukup dalam, setelah dibersihkan, luka dibasuh dengan cairan peroksida (bisa dibeli bebas di apotek). Tujuannya untuk meniadakan kalau-kalau ada kuman tetanus yang sudah telanjur ikut memasuki luka. Cairan yang berbusa ini membentuk zat asam di dalam luka, suasana yang tidak disukai kuman tetanus. Luka yang tak memerlukan jahitan ditutup dengan kasa steril setelah dibubuhi antisepsis. Jangan melapisi luka dengan kapas, sebab kapas melekat pada luka, dan jaringan kulit muda yang akan terbentuk bisa lengket ketika kapas diangkat. Akibatnya, luka tak kunjung pulih. Jika luka sedikit menganga, usahakan merapatkannya agar kedua belahan luka menyatu, sehingga memudahkan penyembuhan. Setelah dibalut, upayakan agar luka tidak tersentuh air mandi atau air apa pun selama beberapa hari. Ganti pembalut luka setiap habis mandi. Bubuhi lagi cairan antisepsis. Jika luka masih basah dan tampak cairan kuning, kemungkinan luka terinfeksi. Kalau sudah demikian, tak cukup membubuhinya dengan antisepsis. Tambahkan salep atau krim antibiotika. Jika tidak, luka akan berubah menjadi borok. Borok selain menambah lama penyembuhan, luka akan menyisakan bekas atau parut pada kulit. Luka yang dirawat dengan benar, dalam beberapa hari akan mengering, merapat, tidak basah, tidak meradang dan tak nyeri. Luka yang terganggu penyembuhannya akan tetap basah, bengkak, dan nyeri, tanda luka terinfeksi. Luka yang ditutup secara ketat dan rapat akan mengganggu proses penyembuhan. Luka akan tetap basah dan jaringan tunas kulit tidak terbentuk, sehingga luka jadi lama mengering. Selain itu, menutupi luka rapat-rapat berisiko tercemar kuman tetanus yang ada di alam bebas. Terlebih luka di tungkai atau kaki. Spora tetanus bertebaran di permukaan tanah, di mana-mana. Luka kecil dan tidak dalam yang terjadi tidak di tempat yang kotor, tidak memerlukan suntikan tetanus. Hanya luka dalam yang terjadi di jalan atau tanah kotor yang memerlukan suntikan tetanus. Ada dua jenis suntikan, yakni jenis serum dan jenis toksoid. Jika sudah pernah mendapat suntikan tetanus beberapa tahun berselang, cukup diberi serum ATS. Jika belum pernah disuntik tetanus, selain ATS diberikan toksoid tetanus untuk membentuk zat anti-tetanus. Dokter akan mempertimbangkan apa yang perlu dilakukan terhadap suatu luka.

Jika telanjur terinfeksi, luka biasanya menjadi basah berair, bernanah. Sebaiknya tidak ditutup, tidak pula diberikan salep atau krim, melainkan dikompres rivanol (bisa dibeli bebas di apotik) selama beberapa hari. Ganti kompres setiap kali kompres sudah mengering. Salep atau krim antibiotika baru dibubuhkan jika luka sudah kering betul. Luka basah yang diberi salep atau krim akan sukar menyembuh. Begitu juga luka yang sudah kering, tidak boleh dikompres. 2. Luka bakar bukan odol atau mentega salepnya Sering terjadi, luka bakar diolesi odol atau mentega. Luka bakar tak ubahnya luka umumnya, perlu dirawat secara suci hama. Odol dan mentega tidak memberi manfaat, malah bisa buruk akibatnya. Odol atau mentega mungkin tidak suci hama, sehingga kuman masuk ke dalam luka. Luka bakar ringan (hanya kemerahan kulit tanpa lepuh) cukup diolesi salep livertran (bisa dibeli bebas di apotik), dan tak perlu ditutup. Luka bakar lepuh bergelembung, jangan dipecahkan. Biarkan pecah sendiri. Setelah pecah, lindungi dari paparan air mandi, sebab kulit di dalam masih kulit muda yang mudah ditembus kuman. Perawatan dengan antisepsis tetap perlu selain menambah salep livertran. Sekarang ada salep jenis lain untuk membantu menumbuhkan jaringan kulit baru. Luka lepuh bergelembung yang luas butuh perawatan rumah sakit. Demikian pula luka bakar berat yang mengelupasi kulit sampai dalam, dan bikin kulit gosong, juga tak dapat dirawat sendiri di rumah. 3. Jahitan luka jangan dibiarkan tidak dibuka Jika luka sampai dijahit, jangan lupa untuk membuka jahitannya. Sering terjadi, pasien tidak kembali ke dokter untuk membuka jahitan. Biasanya jahitan dibuka seminggu kemudian, atau lebih dini jika terjadi infeksi. Luka dijahit bisa saja terinfeksi. Selain bengkak dan nyeri, mungkin ada jahitan yang mengelupas dan lepas. Jika ini terjadi, perlu dirapikan ulang. Jika tidak dikoreksi, luka akan menyisakan bekas yang jelek. Jahitan luka memang tidak selalu harus dibuka jika memakai cara klem atau jahitan langsung dengan benang usus. Selama memakai benang sutera, jahitan perlu dibuka. Jika tidak dibuka, benang merupakan benda asing sumber infeksi. Bisa jadi, penyembuhan luka tidak berlangsung sempurna dan benangnya akan menyatu terikat oleh jaringan kulit baru. Ini tentu tidak sehat. 4. Jangan mengeleti keropeng luka Seringkali, keropeng luka yang sudah mengering dan terasa gatal dikeleti. Biarkan kulit kering yang mati bercampur sisa darah dan nanah mengelupas sendiri. Mengeleti keropeng luka berarti membuka lapisan kulit yang masih muda di bawahnya terpapar dunia luar. Kulit muda belum siap terpapar dunia luar, juga belum kuat menghadapi ancaman infeksi. Biarkan secara alami, begitu kulit muda sudah cukup matang, ia akan mendesak keropeng di atasnya untuk terkelupas sendirinya. Lepasnya keropeng secara tak sengaja (tersenggol) biasanya akan mengeluarkan darah, tanda kulitnya masih rapuh. Dalam keadaan demikian, bubuhi antibiotika untuk melindungi kulit muda agar tak terinfeksi dan terjadi borok baru. 5. Kulit eksim tidak memakai salep jamur Banyak ragam penyakit kulit. Kelihatannya serupa, namun kenyataannya tidak sama. Eksim misalnya. Eksim kerap disangka jamur. Jika eksim diberi obat jamur tentu tak bakal sembuh. Demikian pula jika jamur kulit diobati obat eksim, sama tak bakal sembuhnya.

Penyakit kulit itu spesifik obatnya. Jika obat tidak tepat, kelainan kulitnya pun jadi kacau dan majemuk. Maka, sembarang dan serampangan asal memakai salep, tidak dianjurkan. Banyak salep kulit dijual, bukan berarti serbaguna buat penyakit atau kelainan kulit apa saja. Jika tak tepat pilihan obatnya, penyakit kulitnya malah bertambah kacau balau. Penyakit kulit yang sudah kacau balau lebih pelik menyembuhkannya. 6. Penyakit kulit basah tidak disalepi dulu Penyakit kulit yang tidak dirawat secara benar seringkali berkembang menjadi infeksi kulit. Kulit menjadi basah. Kita acap menyebutnya eksim basah. Eksim yang digaruk keras akan menjadi luka dan basah. Dalam keadaan demikian, salep tidak menolong. Penyakit kulit basah harus dilawan dengan basah lagi, yakni mengompresnya. Kompres dibasahi berkala setiap beberapa jam setiap kali kompres mengering. Tujuan kompres adalah menyedot getah yang membasahi. Setelah mengering, baru diberi obat eksim. Eksim sering sudah tercemar infeksi akibat digaruk, atau bisa juga tercemar jamur. Eksim terinfeksi kuman dan jamur tak sembuh hanya dengan obat eksim, namun perlu ditambah antibiotika dan anti-jamur. 7. Jangan lanjutkan pemakaian obat jika tak sembuh-sembuh Sewring orang menganggap penyakit kulit umumnya berlangsung lama, sehingga pemakaian obat yang dibeli sendiri tidak dibatasi kendati tidak sembuh. Hentikan obat jika tak menyembuh. Mungkin obatnya tidak tepat. Hal ini sering terjadi pada penyakit kudis. Kudis sering luput terdiagnosis. Selain terlupakan, gambaran kulit pada kudis tidak begitu tegas. Kelihatan hanya bintik-bintik bentol kecil merah, biasanya di bagian kulit yang tipis dan empuk, seperti di sela jemari tangan, pergelangan tangan, di perut, dan kulit bokong. Macam-macam kudis tak mungkin sembuh kalau tidak memilih obat khusus kudis (antikudis) yang cara pemakaiannya pun khusus. Kudis menular pada anggota keluarga. Lewat pegangan, jabatan tangan, singgungan kulit, hubungan kelamin, kutu kudis berpindah dari pengidap ke kulit sehat. Kutu kudis bersarang di lapisan kulit, keluar malam hari dan gatalnya minta ampun. 8. Reaksi alergi kulit tak selalu memerlukan salep atau krim Sering pula kulit mengalami reaksi alergi. Tandanya, yang ringan hanya biduran, gatal-gatal sekujur tubuh. Yang berat, bisa mengelupas, lepuh, dan jika berat sekali muncul gelembunggelembung cairan sekujur badan. Obat alergi kulit sama, yaitu antialergi yang diminum. Jika berat, butuh suntikan antihistamin. Kulitnya dibubuhi bedak antigatal. Jika berat dan mengelupas, baru diberikan antihistamin krim atau lotion. Alergi kulit yang hebat dan berbekas terjadi pada alergi terhadap antibiotika golongan sulfa. Orang yang berbakat alergi perlu berhati-hati jika diberi obat golongan sulfa. Gejalanya, bibir terasa tebal, gatal, lalu tumbuh eksim menyerupai tompel di sekitar bibir yang biasanya membekas seumur hidup. Inipun perlu obat antihistamin. 9. Agar tidak menyisakan bekas, luka atau penyakit kulit jangan sampai terinfeksi Setiap luka atau penyakit kulit mendindikasikan terjadi kerusakan pada permukaan kulit. Tergantung jenis luka dan penyakit kulitnya, lapisan kulit yang terkena bisa dalam, bisa juga dangkal. Semakin dalam kelainan kulit, semakin besar risiko menyisakan bekas setelah menyembuh.

Agar tidak sampai terjadi bekas luka, rawatlah luka dengan benar sejak awal. Jika luka atau penyakit kulit lain sampai terinfeksi akibat jeleknya perawatan luka, tidak bisa tidak, akan membekas. Luka yang membekas sukar dikoreksi dan memerlukan bedah plastik. 10. Tidak memberitahu kalau punya bakat keloid Ada orang yang berbakat keloid. Artinya, setiap sembuh dari luka, akan terbentuk bentol di sekitar bekas luka semacam daging tumbuh. Secara kosmetis, ini tak sedap dipandang, terlebih jika terjadi di wajah. Risiko ini bisa dicegah dengan memberikan suntikan khusus selama luka. Termasuk jika hendak dioperasi, dokter perlu diberitahu kalau punya bakat keloid, sehingga pada luka bekas operasi diberikan obat khusus mencegah cheap pills terbentuknya keloid. Keloid yang sudah terbentuk bisa disuntik berulang kali untuk mengempiskan benjolannya, namun tidak bisa mulus sempurna. [nova]
Alergi kulit

Akibat Benda Asing dalam Tubuh Hampir setiap orang pernah mengalami alergi, salah satunya alergi kulit. Alergi merupakan reaksi yang dilakukan oleh tubuh karena adanya benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya, jika ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh mulai bekerja. Protein khusus yang terdapat dalam benda asing tersebut dan bersifat tidak baik akan dikenali oleh jaringan tubuh. Tubuh pun segera membentuk zat penawar untuk mengatasi protein khusus tadi. Protein khusus dalam tubuh yang akan diserang dan dilumpuhkan disebut antigen, sedangkan zat penawar yang dikeluarkan tubuh disebut antibodi. Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan tubuh hanya akan menghasilkan antibodi jika tubuh sudah diserang oleh benda asing. Kalau sistem kekebalan tubuh bekerja cepat dan mampu menghasilakn antibodi dalam waktu singkat, tentu tubuh pun akan pulih dengan segera. Akan tetapi, jika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara lamban, tentu reaksi negatif pun akan bermunculan. Salah satunya, melalui alergi. Alergi Kulit Ada berbagai macam alergi yang harus kita kenal, salah satunya adalah alergi kulit. Alergi kulit atau yang biasa dikenal juga sebagai radang kulit atau eksema dermatitis

merupakan reaksi alergi yang terjadi di bagian kulit berupa gatal atau ruam. Alergi kulit, umumnya, terjadi akibat infeksi bakteri. Biasanya, penyakit ini tidak menular, namun dapat diturunkan kepada anggota keluarga. Penyebab alergi atau yang biasa disebut alergen bisa bermacam-macam, misalnya makanan, obat, debu, cuaca, kosmetik, detergen, sabun mandi, kain atau pakaian, dan bulu binatang. Ciri-ciri Alergi Kulit Alergi bisa terjadi karena adanya kontak langsung dengan alergen (dermatitis kontak). Dermatitis kontak ini terbagi menjadi dua macam, yaitu iritan dan alergik. Dermatitis kontak iritan adalah alergi yang terjadi karena adanya efek kimiawi akibat zat tertentu yang dirasakan langsung oleh kulit. Tingkat keparahannya bergantung pada waktu kontak zat tersebut dengan kulit, konsentrasi zat, dan sensitivitas kulit. Dermatitis kontak alergik terjadi karena seseorang terlalu peka terhadap suatu zat yang biasa dipakai sehari-hari. Misalnya, bahan-bahan yang mengandung logam (metal), seperti perhiasan imitasi, aksesoris, dan sebagainya. Alergi kulit harus dibedakan dengan penyakit kulit biasa karena penanganannya pun akan berbeda. Beberapa ciri dari alergi kulit di antaranya: 1. 2. 3. 4. 5. kulit terasa gatal dan berwarna merah, muncul sisik dan ruam pada kulit, kelopak mata, alat kelamin, atau mulut membengkak, kulit mulai mengering, terkadang sampai meradang atau melepuh, kulit yang telah melepuh dan berwarna merah terkadang pecah dan mengeluarkan cairan yang menimbulkan rasa gatal.

Cara Pencegahan Alergi Kulit Alergi bisa dicegah dengan menjauhkan diri dari penyebab alergi (alergen). Sebelumnya, kita tentu harus mengetahui penyebab alergi tersebut. Untuk mengetahuinya, kita bisa melakukan tes alergi. Ada tiga macam tes yang bisa dilakukan, yaitu tes tusuk kulit (skin prick test), tes tempel (patch test), dan tes darah (blood test). Tes tusuk kulit dilakukan menggunakan alat khusus bernama point. Point ini biasanya berupa bahan-bahan alami, seperti makanan atau tepung sari bunga. Alat ini kemudian diletakkan di atas kulit sambil agak ditekan-tekan. Waktu yang diperlukan untuk menjalani tes ini sekitar 15 menit dan sama sekali tidak menggunakan jarum suntik. Tes yang kedua adalah tes tempel. Tes tempel dilakukan untuk membuktikan apakah alergi disebabkan oleh kontak bahan kimia atau bukan. Tes tempel dilakukan dengan

cara menempatkan beberapa jenis bahan kimia dalam sebuah tempat khusus atau finn chamber. Tempat ini kemudian ditempelkan di bagian punggung pasien. Waktu tesnya lebih lama dibanding tes tusuk kulit, yaitu selama 48 jam. Selama melakukan tes ini, kita tidak diperbolehkan melakukan aktivitas terlalu berat. Tes yang ketiga adalah tes darah. Pada tes ini, parameter yang dideteksi adalah jenis antibodi IgE yang meningkat seiring timbulnya alergi. Tes ini agak sulit dilakukan karena harus disertai dengan diet alergi. Sebenarnya, prinsip utama mengatasi alergi bukanlah untuk menyembuhkan, melainkan untuk mencegah atau meringankan gejalanya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui penyebab alergi kulit yang kita miliki. Bahkan, jika alergi kulit itu masih dalam tahap ringan, tidak perlu ada pengobatan khusus karena gejalanya akan menghilang dengan sendirinya. Yang terpenting adalah kita harus menghindari kontak langsung dengan bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya alergi kulit tersebut. Selain itu, kita harus selalu menjaga kebersihan, terutama diri dan lingkungan. Jika alergi tersebut belum membaik, segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan yang lebih serius.

Home 19 Februari 2011 English

Tips: Mengenali Alergi Kulit


Kamis, 16 September 2010 | 10:56 WIB Besar Kecil Normal

abc.net.au TEMPO Interaktif, Jakarta - Alergi adalah respon berbeda tubuh atas makanan atau kondisi dari luar tubuh. Dalam kasus alergi makanan, tubuh mengembangkan respons berbeda atas benda yang masuk dalam tubuh, misalnya alergi susu. Bagi orang normal, susu dikenal sebagai minuman. Namun tubuh yang alergi, mengenali susu sebagai benda asing. Reaksi alergi bermacam macam, misalnya pada kulit.

Kondisi kulit alergi di antara eksim dan gatal-gatal. Tapi bagaimana membedakan penyakit kulit dengan alergi? Berikut gejala khas alergi kulit menurut American Academy of Allergy Asthma & Immunology: - Muncul ruam yang tak biasa. - Kulit merah, bersisik atau gatal. - Pembengkakan di kelopak mata, alat kelamin atau mulut. - Kulit mengering. - Kulit yang meradang atau melepuh.

Alergi Kulit
<p>Your browser does not support iframes.</p>

Foto: healthnews.com Deskripsi Alergi disebabkan oleh alergen, hal-hal yang menyebabkan alergi. Ada 2 jenis dermatitis kontak: iritan dan alergik. Dermatitis kontak iritan disebabkan efek kimiawi tertentu. Sedangkan dermatitis kontak alergik biasanya mengenai orang yang sensitif terhadap zat sehari-hari. Zat ini terdapat metal yang jika menempel pada kulit, terkadang menimbulkan alergi. Contoh dari benda-benda yang mengandung zat tersebut antara lain perhiasan imitasi, karet, krim, salep, dan lainnya. Gejala Gejala alergi biasanya ditunjukkan dengan kulit berwarna kemerahan, bengkak, lecet, dan muncul rasa gatal di area kulit. Pengobatan Prinsip utama pengobatan alergi adalah meringankan gejala dan mencegah, bukan menyembuhkan. Bahkan terkadang alergi kulit ringan tidak memerlukan pengobatan khusus. Gejala tersebut akan menghilang beberapa saat kemudian.

(tbs/tbs)

Contoh kasus: Beberapa waktu yang lalu datang seorang tukang roti yang baru memulai pendidikannya sebagai tukang roti, tetapi dicurigai menderita alergi terhadap beberapa macam tepung (gandum biasa, gandum hitam dsb.). Keluhannya: beberapa menit setelah mulai bekerja dan mengaduk adonan roti, pasien itu merasakan sesak nafas, yang berlangsung sampai sore harinya. Biasanya kalau jam kerja sudah lewat dan ia pulang, keluhan akan membaik, tetapi tidak hilang. Gejala sesak nafas ini baru hilang, kalau dia liburan atau pada akhir minggu, jadi kalau lebih dari 2 hari ia tidak berkerja. Atas dasar kecurigaan ini, saya minta dia untuk membawa 3 jenis tepung itu dan melaksanakan tes seperti tersebut di atas. Selama beberapa menit ia harus simulasi pekerjaannya dalam sebuah ruang kecil (mengaduk-aduk tepung). Belum sampai 3 menit, pasien keluar dan menyatakan, bahwa sesak nafas itu mulai terasa. Dalam tes spirometri yang kemudian dilakukan, dapat dibuktikan timbulnya penyempitan akut bronkial (obstruksi) dengan meningkatnya resistance setinggi lebih dari 100% dan turunnya FEV1 sebesar lebih dari 50%. Setelah pemberian betamimetikum efek singkat (fenoterol atau semacamnya) obstruksi itu hilang lagi. Dengan ini terbukti adanya reaksi bronkial terhadap tepung-tepung tersebut. Selanjutnya harus ditentukan kadar IgE spesifiknya di serum terhadap tepung-tepung tersebut, untuk membuktikan, bahwa reaksi ini spesifik dan bukan hanya reaksi spesifik (hiperreagibilitas bronkial spesifik). Konsekuensi untuk pasien itu: ia harus mencari tempat pekerjaan lain. Simptoma/Pemunculan klinik: 1. Shok anafilaktis: Akibat pembesaran pembuluh-pembuluh kapiler yang diiringi peningkatan permeabili- tas dindingnya , sebagian besar cairan plasma merembes keluar ke jaringan. Hal ini mengakibatkan hipovolaemia yang berarti turunnya tekanan darah secara berlebihan. a. Akut: terjadinya beberapa menit setelah kontak dengan alergen (injeksi anestesi lokal, antibiotika, sengatan lebah dsb.). Gejalanya: kolaps (circulatory collaps) dengan tekanan darah yang (hampir) tidak bisa diukur dan takikardi. Kehilangan kesadran/pingsan. Sering disertai pembeng- kakan mukosa saluran pernafasan dengan edema glotis, sesak nafas. Kematian bisa terjadi dalam beberapa menit!!! b. Proses lambat/berlarut: gatal-gatal, rasa panas pada telapak tangan dan kaki, di rongga mulut (sering dengan rasa metalik/logam), keluhan sirkulatoris (pusing, lemah, perasaan tidak enak badan dsb.), eksantem (bercak-bercak merah di seluruh tubuh, urtikaria dengan gatal yang hebat, pembengkakan mukosa dalam rangka edema Quincke. Bronkospasmus (pengerutan otototot bronki) yang mengakibatkan sesak nafas. Hipertensi!!! Hiperperistaltik (meningkatnya kerja saluran pencer- naan) dengan akibat muntah-muntah dan berak-berak (tidak harus diare!). Kejang-kejang otot tubuh karena gangguan pusat syaraf. Selain itu: lekopeni, trombo- peni, hambatan koagulasi darah. Terapi: - Bila pasien kehilangan kesadaran, letakkan dalam posisi samping yang stabil:

- kemudian injeksikan1 mg epineprin (adrenalin atau suprarenin) yang telah dicampur dengan 9 ml NaCl o,9%. Berikanintravenos beberapa kali (setiap kali 1 ml sampai seluruhnya. Kemudian Prednisolon 250 s/d 1000 mg. Sebagai pelengkap antialergikum (clemastinhidrogenfumarat atau dimetindenmaleat 4 mg), infus dengan cairan koloidal (HAES), Dopamin, Noradrenalin . Jika terjadi aspiksia, maka intubasi atau trakeotomi darurat.

jarum untuk trakeotomi darurat

Skema trakeotomi darurat 2. Serum sickness: Gejala-gejalanya sepeerti pada shock anafilaktis, tetapi biasanya jauh lebih ringan. Biasanya tejadi 5-8 hari setelah eksposisi pertama dengan alergen. Penjelasannya sbb.: waktu antibodi dibentuk, alergen/antigen yang pertama memasuki organisme tersebut belum seluruhnya tereliminasi, tetapi jumlahnya jauh lebih sedikit dari pada waktu permulaan. Sehingga reaksi yang terjadipun hanya meliputi sejumlah kecil alergen dengan antibodi saja. Inilah sebabnya, kenapa reaksi ini ringan saja. Simptoma:pada tempat injeksi akan muncul eritema yang kemudian meluas ke seluruh tubuh dengan diiringi naiknya suhu tubuh. Selain itu akan timbul urtikaria, edema Quincke, muntah-muntah, diare dan nyeri sendi yang mirip gejala rematik. Terapi: Prednisolon dan antihistaminikum. 3. Urtikaria dan Edema Quincke: Kedua simptoma ini bisa merupakan bagian dari shock anafilaktis/serum sichkness atau juga merupakan gejala tersendiri. Urtikaria merupakan bercakbercak merah di kulit yang diikuti timbulnya gelembung-gelembung putih (wheals) yangbesarnya bervariasi dari kira-kira 0,5 cm sampai selebar telapak tangan. Batasannyaterhadap kulit di sekelilingnya jelas/tajam, diiringi rasa gatal dan nyeri. Gelembung-gelembung ini bisa menyatu dan membentuk gelembung besar berisi cairan (bula). Di selaput mulupun gejala ini bisa muncul. Terkadang suhu tubuh naik (tidak terlalu tinggi). Sesudah 2 hari biasanya semua akan menghilang. Afeksi ini terbentuknya hanya di lapisan permukaan kulit saja. Sebaliknya Edema Quincke mengenai juga lapisan-lapisan yang lebih dalam. Pembengkakan ini biasanya hanya terbatas di wajah, bibir dan lidah, dan hanya menimbulkan perasaan tegang di bagian yang terkena tanpa gejala lain. Kecuali, tentu saja, jika bagian tenggorokan juga terkena, sehingga bisa menyebabkan edema glotis.

Edema Quincke Urtikaria Terapi:Prednisolon dan antihistaminikum, kalsiumglukonat intravenous. 4. Eksantem sebagai manifestasi alergi terhadap obat-obatan: Eksantema akibat alergi terhadap obat-obatan bisa mirip seperti eksantema yang terlihat pada beberapa penyakit infeksi: morbilli/german measles, rubella, scarlet fever/scarlatina. Bercak-bercak merah yang timbul bisa menyatu (konfluensi) dan jarang melebihi permukaan kulit, diiringi rasa gatal dan bisa mengenai rongga mulut, di mana eksantem itu bisa menyerupai eritema eksudativum. Obat-obat yang bisa menyebabkan alergi (contoh): penisilin dan derivatnya (amoksisillin, ampisillin dsb.), sulfametoxazol/trimetoprim dll.

Terapi: Kortison (prednisolon) dan antihistaminikum. Pada edema glotis yang menyebabkan sesak nafas kadang harus dilakukan trakeotomi darurat (lihat di atas). 5. Beberapa reaksi alergis di bagian/rongga mulut: a. Cheilitis alergis akut: Bengak dan merah di bibir diikuti rasa gatal dan tegang, kadang denga ulserasi pem- borokan. Antigen yang menyebabkan reaksi ini sering obat oral/telan, makanan (putih telur, ikan dll).

b. Cheilitis eczematosa: Muncul setelah kontak jangka agak panjang dengan obat, makanan, kosmetika, pasta gigi dsb. Beruap merah dan pembengakakan bibir dan bagian sekelilingnya dengan erosi permukaan, vesicula dan crusta. Di mucoas yang bersangkutan juga terlihat eritema edematos dengan atau tanpa vesicula. Biasanya dengan pemborokan di sudut mulut/bibir (ragada), gatal dan rasa panas di bibir.

c. Stomatitis alergis akut: Pembengkakan mukosa dan memerahnya (rubor) disertai timbulnya vesicula dan erosi. Rasa panas, nyeri waktu mengunyah, produksi air liur berlebihan. Antigen: pasta gigi, permen karet, tembakau, obat, makanan, bahan-bahan yang dipergunakan di kedokteran gigi. d. Stomatopati alergis sebagai reaksi terhdap prostesis/implantat: Memerahnya dan pembengkakan mukosa di bagian palatin (atap mulut) dan alveolar process, jarang di mukosa bagian pipi atau di lidah. Erosi permukaan, coating, rasa panas, gangguan rasa (disgeusia). Alergen: implant atau prostesis metal atau sintetik. Terapi: eliminasi antigen, kortison. Kalau kita menyimak secara teliti tulisan di atas, akan terlihat, bahwa pengobatan yang dilakukan adalah pengobatan simptomatis saja, jadi hanya mengobati gejalanya saja. Kecuali denga eliminasi atau penghindaran kontak dengan alergen, hingga kini tidak ada pengobatan kausal dari alergi. Penyembuhan mutlak dari penyakit alergi sampai saat ini di dunia kedokteran modern belum diketemukan. Dalam dunia pengobatan tradisionil dan alternatif, dikenal bermacam-macam cara pengobatan, dari makan/minum bubuk cicak yang telah dikeringkan sampai usaha penyembuhan dengan kekuatan gaib. Mengenai ini penulis merasa tidak cukup kompeten untuk mengomentarinya. Memang ilmu pengobatan tradisionil, kalau diterapkan secara rasionil, akan bisa melengkapi ilmu kedokteran modern. Sebagai usaha pengobatan kausal, dalam dunia kedokteran modern dikenal terapi hiposensibilisasi atau yang juga disebut Specific immune therapy (SIT). Prinsipnya ialah pemberian antigen secara bertahap dari dosis kecil yang perlahan-lahan ditingkatkan. Tujuannya ialah merangsang pembentukan antibodi dari golongan IgG, yang mengakibatkan supresi atau pencegahan /pengurangan pembentukan antibodi golongan IgE yang spesifik untuk antigen yang diaplikasi. Terapi ini dilaksanakan dengan pemberian alergen tertentu yang diproduksi di pabrik farmasi (bisa juga dalam bentuk kombinasi dari beberapa alergen) dan dapat diberikan dalam bentuk injeksi subkutan pada bagian lengan bawah sebanyak 1 x per minggu. Sejak beberapa tahuntersedia juga obat ini dalam bentuk tetesan sublingual (di bawah lidah) dan harus diberikan setiap hari. Kedua macam terapi ini harus dijalankan selama 3 tahun. Keberhasilan terapi ini bisa mencapai 95% tergantung dari jenis alergennya.
Mencegah Dan Mengatasi Alergi dengan Cara Tradisional Oleh : Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar, atau bahkan mungkin pernah mengalami timbulnya bercak-bercak atau bentolan kulit yang gatalserta tersebar di atas permukaan tubuh, beberapa saat setelahmengkonsumsi suatu jenis makanan. Keluhan atau gambaran seperti itumerupakan salah satu dari sekian banyak manifestasi penyakit alergi yangsering dijumpai.

Tubuh kita memiliki serangkaian mekanisme pertahanan yang menakjubkan. Mekanisme ini dibuat untuk menjaga kesehatan kita. Salah satu mekanisme tersebut kita kenal sebagai sistem kekebalan/imun. Secara singkat sistem kerja dari imun tersebut yaitu bila suatu bahan asing misalnya bakteri atau virus memasuki tubuh kita, jaringan tubuh akan mengenali protein khusus dari bahan asing penyerang itu dan membuat antidot (zat penawar)yang hanya akan membasmi protein khusus tadi. Zat kimia penawar untuk pertahanan yang dihasilkan oleh tubuh kita disebut antibodi. Sedangkan protein asing yang akan diserang dan dilumpuhkannya disebut antigen. Sistem pertahanan itu cerdik dan berhasil. Kelemahannya adalah tubuh harus menemui dua protein asing (antigen) sebelum sistem ini dapat menghasilkan pertahanan terhadapnya (antibodi). Dengan kata lain, kita harus diserang terlebih dahulu sebelum kita dapat melawan. Sebagai contoh, jika terkena virus campak tubuh tidak akan begitu bermasalah,tapi masalah akan menjadi rumit/serius jika tubuh berhadapan dengan penyakit yang serius seperti cacar atau difteri. Pada dasarnya, mereka yang selamat dari infeksi berbahaya demikian itu berkat sistem kekebalan/pertahanan mereka yang bekerja cepat dan mulai memproduksi antibodi dalam waktu singkat. Jadi, bila reaksi tubuh lebih lambat,mereka yang terinfeksi akan kurang beruntung. Debu, serbuk sari, jamur, makanan dan bahan yang pada dasarnya tidak membahayakan dapat bertindak sebagai antigen pada orang tertentu. Bahan-bahan tersebut memasuki tubuh lewat paru-paru atau saluran cerna kemudian menerobos masuk ke dalam jaringan, di situlah mereka merangsang pembentukan antibodi. Akibat bertemunya antigen dan antibodi itulah yang merusak jaringan yang bersangkutan dan menimbulkan gejala/keluhan alergi. Tidak semua orang yang terserang alergi menimbulkan keluhan jika jumlah antigen kurang dari takaran ambang batas. Kecuali jika takaran ini dilampaui, maka tubuh akan menampakkan/timbul gejala alergi. Antigen ini dapat berupa sejumlah serbuk sari yang dibawa angin yang cukup membuat pilek alergi, hingga menyantap beberapa porsi makanan selama beberapa hari berturut-turut sebelum timbul gejala. Penderita mungkin tidak akan sembuh dengan cara menghindari suatu bahan bila terdapat beberapa faktor alergi. Jika seseorang alergi terhadap sejumlah bahan sekaligus, sedangkan hanya berpantang satu jenis dan masih menyantap yang lainnya,tentu saja tidak akan sembuh. Setiap orang dapat mengenali alergi makanan bila reaksinya mendadak cepat dan parah karena penderita mengalami ruam yang serius setiap kali memakan bahan tersebut. Tapi, bila alergi disebabkan makanan sehari-hari atau terjadi beberapa kali dalam seminggu, tubuh menjadi terbiasa menderita akibat makanan tersebut dan reaksinya menjadi samar. Sebetulnya selama bertahun-tahun atau puluhan tahun penyakitnya tampak menghilang, mungkin hanya kambuh sekali-kali ketika kebetulan memakan antigen terlalu banyak atau adanya faktor pemicu seperti stres yang secara tidak langsung menurunkan ketahanan tubuh. Karena reaksi gejalanya jarang terjadi, maka penderita sulit mengetahui penyebabnya. Berhubung daya tahan tubuh semakin berkurang, maka tubuh tidak lagi dapat mengatasi proses penyakit dan timbullah gejala penyakit tersebut. Bentuk penyakit yang timbul antara satu orang dengan orang lainnya

tidaklah sama, tergantung bagian tubuh mana yang terserang lebih parah. Reaksi alergi tentunya merupakan manifestasi pada seseorang secara keseluruhan. Gejalanya akan tergantung pada fungsi organ tersebut yaitu dapat terangsang atau tertekan. Suatu alergi yang menyerang mata akan menimbulkan mata merah dan gatal; jika menyerang hidung akan pilek atau bersin-bersin; bila menyerang paru-paru akan menyebabkan asma atau batuk; jika menyerang saluran pencernaan menyebabkan sakit perut, kembung, diare atau muntah-muntah; menyerang persendian dapat menyebabkan nyeri dan kaku; jika yang terserang kepala dapat menimbulkan sakit kepala, jika menyerang kulit menimbulkan eksim, bentol-bentol/gatal-gatal, dan sebagainya. Alergi dapat terjadi pada semua usia baik pada mereka yang mempunyai bakat alergi maupun tidak/nonalergik. Pada anak-anak yang paling sering ditemukan yaitu asma bronkiale. Sedangkan alergen yang paling sering menyerang anak-anak yaitu tepung sari, debu rumah, bulu hewan, air liur hewan, dan makanan. Tips pencegahan dan menghindari alergen : Jaga selalu kesehatan tubuh dan lingkungan. Pindahkan sarang debu seperti pernak-pernik, buku, hiasan dinding, dan sebagainya Bila anda alergi pada bulu binatang, jangan membiarkan binatang berbulu masuk ke dalam ruangan. Hindari penggunaan kain yang terbuat dari wool atau bahan dari bulu. Hindari tanaman atau aquarium yang menyebabkan spora jamur di udara. Gunakan pembersih udara elektris untuk membersihkan debu, jamur atau polen dari udara. Gantilah permadani atau gorden berat yang menangkap dan menyimpan debu dengan tirai yang dapat dicuci dan permadani dari katun. Jika anda alergi terhadap jenis makanan tertentu, hindari makanan penyebab alergen tersebut. Cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi alergi yaitu :

15 gram jahe + 30 cc cuka beras putih/rice venegar + gula merah secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum. Lakukan secara teratur sehari sekali. Jika alergi menyerang hidung sehingga menimbulkan pilek atau bersin-bersin dapat menggunakan cara tradisional berikut: 7 lembar daun sambung nyawa + 30 gram sambiloto segar direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat. daun lidah buaya secukupnya dikupas kulitnya lalu dijus. Teteskan jus lidah buaya ke dalam hidung sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet. Sedangkan bila alergi menyerang kulit sehingga menimbulkan gatal-gatal atau eksim dapat digunakan : sambiloto segar secukupnya + kunyit segar secukupnya + belerang secukupnya dihaluskan hingga lembut, lalu dioleskan pada bagian kulit yang terkena alergi. daun ketepeng china segar secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada bagian kulit yang terkena alergi. Jika alergi menyerang paru-paru yang mengakibatkan asma dapat menggunakan : 10 kuntum bunga kenop + 10 - 15 gram jahe direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat. 30 gram daun pegagan + 10 gram bawang putih direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat. Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas dan lakukan secara teratur sehari 2 kali, dalam melakukan perebusan sebaiknya gunakan panci enamel atau periuk tanah. Sumber: hembing

posted by Tip Sehat at 8:59 PM

ALERGI

Definisi Alergi
Alergi merujuk pada reaksi berlebihan oleh sistim imun kita sebagai tanggapan pada kontak badan dengan bahan-bahan asing tertentu. Berlebihan karena bahan-bahan asing ini umumnya dipandang oleh tubuh sebagai sessuatu yang tidak membahayakan dan tidak terjadi tanggapan pada orang-orang yang tidak alergi. Tubuh-tubuh dari orang-orang yang alergi mengenali bahan asing itu dan sebagian dari sistim imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi disebut "allergens". Contoh-contoh dari allergens termasuk serbuk sari, tungau, jamur-jamur, dan makanan-makanan. Untuk mengerti bahasa alergi adalah sangat penting untuk mengingat bahwa allergens adalah bahan-bahan yang asing terhadap tubuh dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu. Ketika allergen bersentuhan dengan tubuh, dia menyebabkan sistim imun untuk mengembangkan reaksi alergi pada orang yang alergi terhadapnya. Ketika anda bereaksi secara tidak sesuai pada alergen yang umumnya tidak berbahaya pada orang-orang lain, anda mempunyai reaksi alergi dan dapat dirujuk sebagai alergi atau atopik. Oleh karananya, orang-orang yang cenderung mendapat alergi disebut alergi atau atopik. Dokter anak austria bernama Clemens Pirquet (1874-1929) pertamakali menggunakan istilah alergi. Ia merujuk pada kedua imunitas yang menguntungkan dan hipersensitifitas yang berbahaya sebagai alergi. Kata alergi berasal dari kata-kata Greek "allos," yang berarti berbeda atau berubah dan "ergos," berarti bekerja atau beraksi. Alergi secara garis besar dirujuk sebagai "reaksi yang berubah". Kata alergi pertama kali digunakan pada tahun 1905 untuk menggambarkan reaksi-reaksi yang merugikan dari anak-anak yang diberikan suntikan-suntikan berulang dari serum kuda untuk melawan infeksi. Tahun berikutnya, istilah alergi diusulkan untuk menerangkan kereaktifan yang berubah yang tidak diharapkan ini.
Fakta-fakta Alergi

Diperkirakan sekitar 50 juta penduduk Amerika dipengaruhi oleh kondisi-kondisi alergi. Biaya dari alergi di Amerika adalah lebih dari US$ 10 milyar setiap tahunnya. Alergi rhinitis (alergi hidung) mempengaruhi sekitar 35 juta penduduk Amerika, 6 juta darinya adalah anak-anak. Asma mempengaruhi 15 juta penduduk Amerika, 5 juta darinya adalah anak-anak. Angka dari kasus-kasus asma berlipat ganda selama 20 tahun terakhir.

Penyebab Alergi
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, marilah kita lihat pada beberapa contoh-contoh rumah tangga yang umum. Beberapa bulan setelah kedatangan seekor kucing didalam rumah, ayah mulai mendapat mata-mata yang gatal dan episode-episode dari bersin. Satu dari tiga anak mengembangkan batuk dan mencuit-cuit, terutama ketika kucing itu masuk kedalam kamar tidurnya. Ibu dan kedua anak lainnya tidak mengalami reaksi apa saja terhadap kehadiran kucing. Bagaimana kita menjelaskan ini ?

Sistim imun adalah mekanisme pertahanan yang diorganisir oleh tubuh melawan penyerbupenyerbu asing, terutama infeksi-infeksi. Pekerjaannya adalah mengenali dan bereaksi terhadap bahan-bahan asing ini, yang disebut antigens. Antigens adalah bahan-bahan yang mampu menyebabkan produksi dari antibodi-antibodi. Antigens mungkin dapat atau tidak dapat menjurus pada reaksi alergi. Allergens adalah antigens tertentu yang menyebabkan reaksi alergi dan produksi dari IgE. Tujuan dari sistim imun adalah memobilisasi kekuatannya pada tempat penyerangan dan menghancurkan musuh. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menciptakan protein-protein pelindung yang disebut antibodi-antibodi yang khusus ditujukan melawan bahanbahan asing tertentu. Antibodi-antibodi ini, atau immunoglobulins (IgG, IgM, IgA, IgD), adalah pelindung dan membantu menghancurkan partikel asing dengan melekatkan dirinya pada permukaannya, dengan begitu membuat mudah sel-sel imun lainnya untuk menghancurkannya. Bagaimanapun orang yang alergi, mengembangkan tipe spesifik dari antibodi yang disebut immunoglobulin E, atau IgE, sebagai tanggapan pada bahan asing tertentu yang umumnya tidak berbahaya, seperti dander kucing. Ringkasannya, immunoglobulins adalah grup dari molekulmolekul protein yang bekerja sebagai antibodi-antibodi. Ada 5 macam tipe-tipe yang berbeda: IgA, IgM, IgG, IgD, dan IgE. IgE adalah antibodi alergi. Pada contoh binatang kucing, ayah dan anak perempuan termuda mengembangkan antibodiantibodi IgE dalam jumlah besar yang ditujukan melawan allergen kucing, dander kucing. Ayah dan anak perempuan kini menjadi sensitif atau cenderung untuk mengembangkan reaksi-reaksi alergi pada ekspose yang berikutnya dan berulang pada allergen kucing. Secara khas, ada periode "sensitifitas" yang berkisar dari bulanan sampai tahunan sebelum reaksi alergi. Walaupun mungkin adakalanya terjadi reaksi alergi pada ekspose pertama kali pada allergen, pasti sebelumnya ada kontak sehingga sistim imun bereaksi dengan cara ini. IgE adalah antibodi yang dimiliki oleh kita semua dalam jumlah kecil. Orang-orang yang alergi, bagaimanapun, menghasilkan IgE dalam jumlah yang besar. Secara normal, antibodi ini penting dalam melindungi kita dari parasit-parasit, namun tidak dari dander kucing atau allergens. Selama periode sensitifitas, IgE dander kucing diproduksi berlebihan dan melapisi sel-sel tertentu yang berpotensi meledak yang mengandung bahan-bahan kimia. Sel-sel ini mampu menyebabkan rekasi alergi pada ekspose berikutnya pada dander. Ini disebabkan oleh reaksi dari dander kucing dengan dander IgE mengiritasi sel-sel dan menjurus pada pelepasan beragam bahan-bahan kimia, termasuk histamine. Bahan-bahan kimia ini, pada gilirannya, menyebabkan peradangan dan gejala-gejala alergi yang khas. Ini adalah bagaimana sistim imun menjadi berlebihan dan disiapakn untuk menyebabkan reaksi alergi ketika distimulasi oleh allergen. Waktu ekspose pada dander kucing, ibu dan kedua anak lainnya menghasilkan klas-klas antibodi-antibodi lainnya, tidak satupun darinya menyebabkan reaksi alergi. Dalam anggota keluarga yang tidak alergi, partikel-partikel dander dieliminasi oleh sistim imun dan kucing itu tidak ada pengaruhnya pada mereka.

Siapa Berisiko dan Mengapa ?


Alergi dapat berkembang pada umur berapa saja, kemungkinan bahkan didalam kandungan. Mereka umumnya terjadi pada anak-anak namun mungkin dapat menimbulkan gejala-gejala untuk pertama kalinya pada waktu dewasa. Asma mungkin berlangsung lama pada orang-orang dewasa sedangkan alergi hidung cenderung berkurang di usia tua. Kenapa, mungkin anda tanya, beberapa orang sensitif (peka) terhadap allergen-allergen tertentu dimana kebanyakan tidak peka? Mengapa orang-orang alergi menghasilkan lebih banyak IgE dari pada yang tidak alergi? Kelihatannya faktor utama yang membedakannya adalah keturunan. Untuk beberapa waktu, telah diketahui bahwa kondisi-kondisi alergi cenderung berkelompok/berkerumun didalam keluarga-keluarga. Risiko anda sendiri mengembangkan alergi berhubungan dengan sejarah alergi dari orang tua anda. Jika tidak ada satupun orang tua anda alergi, kesempatan anda mendapat alergi adalah kira-kira 15%. Jika satu orang tua alergi, risiko anda meningkat sampai 30% dan jika kedua-duanya alergi, risiko anda lebih besar dari 60%. Walaupun anda mungkin mewarisi kecenderungan mengembangkan alergi, anda mungkin kenyataanya tidak pernah mempunyai gejala-gejala. Anda juga tidak seharusnya mewarisi alergi yang sama atau penyakit-penyakit yang sama seperti orang tua anda. Masih belum jelas apa yang menentukan bahan-bahan apa yang memicu reaksi pada orang yang alergi. Apalagi, penyakitpenyakit yang mana mungkin dapat berkembang atau berapa beratnya gejala-gejala yang mungkin terjadi, belum diketahui. Potongan utama lainnya dari teka-teki alergi adalah lingkungan. Adalah jelas bahwa anda harus mempunyai tendensi genetik dan di ekspose pada allergen sehingga mengembangkan alergi. Sebagai tambahan, lebih hebat dan ber-ulang-ulang ekspose pada allergen dan lebih awal terjadi didalam kehidupan, lebih mungkin alergi akan berkembang. Ada pengaruh-pengaruh penting lainnya yang dapat berkomplot untuk menyebabkan kondisikondisi alergi. Beberapa dari ini termasuk merokok, polusi, infeksi, dan hormon-hormon.

Kondisi-Kondisi Umum Alergi dan Gejal-Gejala dan Tanda-Tandanya


Bagian-bagian tubuh yang cenderung bereaksi pada alergi termasuk mata-mata, hidung, paruparu, kulit, dan perut. Walaupun beragam penyakit-penyakit alergi dapat timbul berbeda, mereka semua berasal dari tanggapan/reaksi imun yang berlebihan pada bahan-bahan asing pada orangorang yang sensitif. Uraian-uraian singkat berikut akan menyajikan ikhtisar dari kelainankelainan alergi yang umum.
Alergi Rhinitis

Alergi Rhinitis ("hay fever") adalah yang paling umum dari penyakit-penyakit alergi dan merujuk pada gejala-gejala hidung musiman yang disebabkan oleh serbuk sari. Alergi rhinitis sepanjang tahun atau alergi rhinitis abadi (perennial) umumnya disebabkan oleh allergenallergen didalam rumah/ruangan, seperti tungau (dust mites), dander binatang, atau jamur-jamur.

Juga dapat disebabkan oleh serbuk sari. Gejala-gejala berasal dari peradangan dari jaringan yang melapisi bagian dalam hidung (pelapis atau selaput-selaput lendir) setelah allergens dihirup. Area-area yang berdekatan, seperti telinga-telinga, sinus-sinus, dan tenggorokan dapat juga terlibat. Gejala-gejala yang paling umum termasuk:

Hidung meler Hidung mampet Bersin Hidung gatal Telinga-telinga dan tenggorokan yang gatal Post nasal drip

Pada tahun 1819, seorang dokter inggris, John Bostock, pertama kali menggambarkan hay fever dengan merinci gejala-gejala hidung musiman sendirinya, yang dia sebut "summer catarrh". Kondisi disebut hay fever karena diperkirakan disebabkan oleh "new hay".
Asma

Asma adalah persoalan pernapasan yang berasal dari peradangan dan kekejangan (spasm) dari saluran udara paru-paru (bronchial tubes). Peradangan menyebabkan penyempitan dari saluransaluran udara, yang mana membatasi aliran udara kedalam dan keluar dari paru-paru. Asma paling sering, namun tidak selalu, dihubungkan dengan alergi-alergi. Gejala-gejala umum termasuk:

Sesak Napas Mencuit-cuit (Wheezing) Batuk Sesak Dada

Alergi Mata-Mata

Alergi mata-mata (allergic conjunctivitis) adalah peradangan dari lapisan-lapisan jaringan (membranes) yang menutupi permukaan dari bola mata dan permukaan bawah dari kelopak mata. Peradangan terjadi sebagai hasil dari reaksi alergi dan mungkin dapat menghasilkan gejalagejala berikut:

Kemerahan dibawah kelopak dan mata keseluruhannya Mata-mata yang berair dan gatal Pembengkakkan dari membran-membran

Allergic Eczema

Allergic eczema (atopic dermatitis) adalah alergi ruam yang umumnya tidak disebabkan oleh kontak kulit dengan allergen. Kondisi ini umumnya dihubungkan dengan alergi rhinitis atau asma dan menonjolkan gejala-gejala berikut:

Gatal, kemerahan, dan atau kekeringan dari kulit Ruam (Rash) pada muka, terutama anak-anak Ruam sekeliling mata-mata, pada lipatan-lipatan sikut, dan dibelakang lutut-lutut, terutama pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa

HIVES

Hives (urticaria) adalah reaksi-reaksi kulit yang timbul sebagai pembengkakkan-pembengkakkan yang gatal dan dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja. Hives dapat disebabkan oleh reaksi alergi, seperti pada makanan atau obat-obatan, namun mereka juga dapat terjadi pada orangorang yang tidak alergi. Gejala-gejala hives yang khas adalah:

Raised red welts Gatal yang hebat

Allergic Shock

Allergic shock (anaphylaxis atau anaphylactic shock) adalah reaksi alergi yang mengancam nyawa yang dapat mempengaruhi sejumlah organ-organ pada waktu yang bersamaan. Tanggapan ini secara khas terjadi ketika allergen dimakan (contohnya, makanan) atau disuntikakan (contohnya sengatan lebah). Beberapa atau seluruh dari gejala-gejala berikut dapat terjadi:

Hives atau perubahan warna kemerahan dari kulit Hidung mampet Pembengkakkan dari tenggorokan Sakit perut, mual dan muntah Napas pendek, mencuit-cuit (wheezing) Tekanan darah rendah atau shock

Shock merujuk pada sirkulasi darah yang tidak mencukupi kepada jaringan-jaringan tubuh. Shock paling umum disebabkan oleh kehilangan darah atau infeksi. Allergic shock disebabkan oleh pembuluh-pembuluh yang membesar dan "bocor", yang berakibat pada merosotnya tekanan darah.

Ada dimana saja Allergen-Allergen ?


Dimana-mana...... Kita telah melihat bahwa allergen-allergen adalah tipe-tipe spesial dari antigen-antigen yang menyebabkan reaksi-reaksi alergi. Gejala-gejala dan penyakit-penyakit yang ditimbulkan tergantung sebagian besar dari jalan masuknya dan tingkat ekspose pada allergen-allergen. Struktur kimia dari allergen-allergen mempengaruhi jalannya ekspose. Serbuk sari diudara, contohnya, akan berdampak sedikit pada kulit. Mereka mudah sekali terhirup dan jadi akan menyebabkan lebih banyak gejala-gejala hidung dan paru-paru dan membatasi gejala-gejala kulit. Sedangkan allergen-allergen yang ditelan atau disuntik mereka akan berjalan menuju bagian-bagian lain tubuh dan memprovokasi gejala-gejala yang jauh dari titik masuknya. Sebagai

contoh, allergen-allergen didalam makanan mungkin dapat mempercepat pelepasan penengahpenengah (mediators) didalam kulit dan menyebabkan hives. Kita akan mengasumsikan bahwa allergen-allergen didefinisikan sebagai: sumber dari bahanbahan yang menghasilkan alergi (sebagai contoh, kucing), bahannya sendiri (dander kucing), atau protein-protein spesifik yang memprovokasi tanggapan imun (contohnya, Feld1). Feld1, dari Felis domesticus (kucing yang jinak), adalah allergen kimia yang paling penting pada dander kucing. Allergen-allergen mungkin dapat terhirup, tercerna (termakan atau tertelan), dipakai pada kulit, atau disuntik kedalam tubuh baik sebagai obat atau dengan tidak hati-hati oleh sengatan serangga.
Didalam Udara Yang Kita Napas

Bernapas dapat penuh risiko jika anda alergi. Disamping oksigen, udara mengandung variasi yang lebar dari partikel-partikel; beberapa beracun, beberapa berinfeksi, dan beberapa tidak berbahaya termasuk allergen-allergen. Penyakit-penyakit yang umum yang berasal dari allergenallergen udara adalah hay fever, asma, dan conjunctivitis. Allergen-allergen berikut umumnya tidak berbahaya, namun dapat memicu reaksi-reaksi alergi ketika dihirup oleh individu-individu yang sensitif.

Serbuk sari: pohon-pohon, rumput-rumput, dan/atau rumput-rumput liar Tungau Protein-protein binatang: dander, kulit, dan/atau urin Spora-spora jamur Bagian-bagian serangga: kacoa-kacoa

Didalam Apa Yang Kita Makan

Ketika makanan-makanan dan obat-obatan dicerna, allergen-allegen mungkin dapat mengakses kedalam aliran darah dan menjadi terpasang pada IgE tertentu didalam sel-sel pada tempattempat yang jauh seperti kulit atau selaput-selaput hidung. Kemampuan dari allergen-allergen untuk berpergian menerangkan bagaimana gejala-gejala dapat terjadi pada area-area yang berlainan dari saluran pencernaan. Reaksi-reaksi alergi makanan dapat mulai dengan pembengkakan lidah atau tenggorokan dan mungkin diikuti oleh kesemutan (tingling), mual, diare, atau kram perut. Kesulitan bernapas dengan hidung atau reaksi-reaksi kulit mungkin juga dapat terjadi. Dua grup utama allergen-allergen yang dicerna adalah:

Makanan: Makanan yang paling umum yang menyebabkan reaksi-reaksi alergi adalah susu sapi, ikan, kerang-kerangan, telur-telur, kacang-kacangan, kacang-kacang tumbuhan, kedele, dan gandum. Obat-obatan (ketika diminum): contohnya, antibiotik-antibiotik dan aspirin

Menyentuh kulit Kita

Allergic contact dermatitis adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi lokal. Mayoritas dari reaksi-reaksi kulit lokal ini tidak melibatkan IgE, namun disebabkan oleh sel-sel peradangan. Rash yang ditimbulkan adalah serupa dengan yang dari ivy rash yang beracun. Harus dicatat bahwa ketika beberapa allergen-allergen (contohnya, latex) bersentuhan dengan kulit, mereka diserap oleh kulit dan dapat juga berpotensi menyebabkan reaksi-reaksi keseluruh tubuh, tidak hanya pada kulit saja. Untuk kebanyakan orang, bagaimanapun, kulit adalah penghalang yang hebat yang hanya dapat dipengaruhi secara lokal. Contoh-contoh dari allergic contact dermatitis termasuk:

Latex (menyebabkan reaksi-reaksi IgE dan non-IgE) Tumbuh-tumbuhan (poison ivy and oak) Zat pewarna (Dyes) Bahan-bahan kimia Logam-logam (nickel) Kosmetik-Kosmetik

Allergic contact dermatitis tidak melibatkan antibodi IgE, namun melibatkan sel-sel dari sistim imun yang diprogram untuk bereaksi ketika dipicu oleh allergen yang mensensitifkan. Menyentuh atau menggosok unsur/bahan yang pernah membuat anda sensitif sebelumnya dapat memicu rash kulit (skin rash).
Yang Disuntikkan Kedalam Tubuh

Reaksi-reaksi yang paling berat dapat terjadi ketika allergen-allergen disuntikan kedalam tubuh dan mendapat akses langsung kedalam aliran darah. Akses ini membawa risiko dari reaksi umum, seperti anaphylaxis, yang dapat membahayakan nyawa. Berikut adalah allergen-allergen yang paling umum disuntikan yang dapat menyebabkan rekasi-rekasi alergi yang berat:

Racun serangga Obat-obatan Vaksin-vaksin (termasuk suntikan alergi) Hormon-hormon (contohnya, insulin)

Alergi Pada Anak bukan masalah sepele! Share Artikel ini melalui: Diterbitkan pada tanggal 27 - 08 - 2007 | 58 komentar

by Dr. Widodo Judarwanto, Sp.A

Alergi ternyata tak hanya menyerang kulit atau paru seperti yang selama ini kita ketahui, melainkan semua organ tubuh, termasuk otak. Bagaimana mengenali alergi pada anak? Menurut Dr. Widodo Judarwanto, Sp.A dari Children Allergy Center RS Bunda, Jakarta, alergi pada anak ternyata tidak sesederhana seperti yang diduga. Sebelumnya, sering kita dengar bahwa gejala alergi adalah batuk, online drugs without prescription pilek, sesak dan gatal di kulit. Padahal, alergi dapat menyerang semua organ dan sistem tubuh, mulai paru, kulit, saluran kencing, jantung, bahkan susunan saraf pusat (otak), tegas Widodo. Ternyata banyak bahaya dan komplikasi alergi yang bisa terjadi, sehingga sangat berisiko mengganggu tumbuh kembang anak. Risiko dan tanda alergi ini dapat diketahui sejak anak dilahirkan, bahkan terkadang sejak dalam kandungan pun sudah bisa terdeteksi. Jadi, alergi sebetulnya dapat dicegah sejak dini, lanjutnya. Apa sebetulnya alergi? Alergi adalah kumpulan gejala akibat reaksi kekebalan tubuh (respon imun) yang berlebihan, yang diakibatkan oleh beberapa penyebab atau pencetus. Alergi dapat diturunkan dari orangtua atau kakek/nenek penderita. Jadi, bila ada orangtua, keluarga atau kakek-nenek yang menderita alergi, kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak, terang Widodo. Bila ada salah satu dari kedua orangtua (ayah misalnya) yang menderita gejala alergi, maka risiko yang mungkin diturunkan pada anak sekitar 25 30 persen. Sementara bila kedua orangtua alergi, maka risiko alergi menurun ke anak pun meningkat menjadi 60 70 persen. Untuk mengetahui risiko alergi pada anak, kita harus mengetahui gejala alergi pada orang dewasa. Pasalnya, gejala alergi pada orang dewasa juga bisa mengenai semua sistem/organ tubuh anak, lanjut Widodo. Gejala dan tanda alergi dapat ditimbulkan oleh beberapa pencetus atau penyebab, di antaranya: a.Makanan Pada bayi dan anak, makanan merupakan pencetus utama, sedangkan pada orang dewasa, pengaruh makanan semakin berkurang. b.Bukan makanan, antara lain: 1. Inhalasi/hirupan: debu (karpet/filter AC), serbuk sari bunga tanaman, bulu binatang. 2. Kontak: sabun, bahan kimia, atau logam 3. Kecoa 4. Mite/tungau pada kasur, kapuk, dan lain-lain. GANGGUAN PENCERNAAN Alergi yang sering berulang dan tidak dikendalikan ternyata juga dapat mengganggu susunan saraf pusat (SSP atau otak). Secara pasti, mekanisme timbulnya gangguan tersebut belum dapat dijelaskan. Diduga, gangguan SSP itu diakibatkan oleh pengaruh beberapa zat stimulan yang dikeluarkan oleh pencernaan penderita alergi, yang biasanya juga terganggu. Di samping itu, perubahan hormonal pada penderita alergi diduga juga ikut berperan dalam gangguan tersebut, kata Widodo. Gangguan otak yang terjadi antara lain keluhan sakit kepala berulang, gangguan tidur, keterlambatan bicara, serta gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang sering terjadi antara

lain emosi berlebihan, agresif, overaktif, gangguan belajar, gangguan konsentrasi, gangguan koordinasi, hiperaktif hingga autisme, lanjutnya. Selain gangguan SSP, alergi juga bisa mengganggu berbagai sistem dan organ tubuh lain. Akibatnya, tentu sangat mengganggu tumbuh-kembang anak. Gangguan yang sering muncul adalah malnutrisi (kurang gizi). Berat dan tinggi badan anak kurang dibanding tinggi badan anak lain yang normal seusianya, tambah Widodo. Malnutrisi biasa terjadi pada anak di atas usia 4-6 bulan, dimana anak mulai dikenalkan makanan baru yang terkadang mengakibatkan alergi atau gangguan. Ini berakibat gangguan pencernaan seperti sulit makan, sering muntah, sering diare, sering kembung dan sebagainya, yang berisiko terjadinya malnutrisi. Gejala gangguan pencernaan yang sering timbul antara lain rewel, terus-terusan menangis, kolik di malam hari pada anak di bawah 3 tahun, bayi dengan riwayat berak darah, dan bayi dengan riwayat diare berulang. TAK PERLU OBAT Untuk mendeteksi alergi, banyak tahap yang dilakukan. Yang pertama adalah anamnesa, yakni melihat riwayat orang tua/keluarga/kakek-nenek dan riwayat penyakit sering berulang. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Antara lain skin test allergy, foto rontgen (foto polos dada), pemeriksaan laboratorium, dan lainnya, ujar Widodo. Penanganan alergi pada anak memang harus dilakukan secara benar dan berkesinambungan. Pemberian obat terus-menerus bukanlah jalan terbaik. Yang paling ideal adalah menghindari pencetus yang bisa menimbulkan keluhan alergi tersebut, jelas Widodo. Secara teoritis, alergi memang tak bisa dihilangkan, tetapi dapat dijarangkan frekuensi kekambuhannya serta dikurangi beratnya keluhan. Dengan pertambahan usia anak, di usia 6-7 tahun, pencetus alergi makanan biasanya akan semakin berkurang atau hilang. Namun, yang sering terjadi, orangtua justru terus memberikan makanan pencetus alergi pada anak, dengan tujuan agar anak kebal dan tidak lagi alergi. Ini tidak benar dan tidak akan mengurangi gejala alergi, tetapi malah memperberat.

Read more: http://doktersehat.com/2007/08/27/alergi-pada-anak-bukan-masalahsepele/#ixzz1ENiWVU1y

Tangani dengan Tepat Alergi Anda 27-10-2008 | nita-medicastore.com EMAIL |

PRINT | RSS

Walaupun alergi merupakan penyakit yang umum dijumpai di tengah-tengah masyarakat, sampai saat ini kesadaran terhadap penyakit ini masih rendah. Padahal untuk mengatasi alergi diperlukan penanganan yang tepat sehingga alergi tidak menjadi penyakit yang akan menyebabkan timbulnya penyakit lain yang lebih berbahaya. Demikian diungkapkan oleh ahli dari Divisi Alergi dan Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta, Dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI dalam media edukasi bertema Jangan abaikan alergi! Alergi dapat menggangu aktivitas dan

menurunkan kualitas hidup di Hotel Le Meridien, Jakarta (21/10). Dr. Iris menyebutkan bahwa alergi merupakan suatu reaksi menyimpang dari tubuh yang berkaitan dengan peningkatan kadar imunoglobulin E yang merupakan suatu mekanisme sistem imun. Beliau juga menjelaskan bahwa kecenderungan alergi dipengaruhi dua faktor yaitu genetik dan lingkungan (faktor eksternal tubuh). Hal tersebut merupakan salah satu penjelasan mengapa terjadi peningkatan kemungkinan mendapat alergi. Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengontrol lingkungan sehingga tidak membahayakan (misalnya menghindari tungau debu rumah seperti karpet, kapuk, bahan beludru pada sofa atau gordyn, ventilasi yang baik di rumah/kamar, jauh dari orang yang sedang merokok, menghindari makanan yang diketahui sering menyebabkan alergi (seperti susu, telur, makanan laut, cokelat) serta menghindari kecoak dan serpihan kulit binatang peliharaan.

Dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI (paling kanan) dalam diskusi bertema Jangan Abaikan Alergi! Alergi Dapat Menggangu Aktivitas dan Menurunkan Kualitas Hidup
Gejala-gejala alergi dapat berupa gatal-gatal, bersin-bersin, dan sesak napas. Jenis alergi banyak macamnya. Terdapat dua penyakit alergi yang sering dijumpai, yaitu penyakit alergi yang terkait dengan pernafasan seperti asma dan rinitis alergi (bersin dan pilek berulang terutama pada pagi hari) dan penyakit alergi yang terkait dengan kulit seperti urtikaria (gidu-biduran/kaligata) dan dermatitis atopik (eksem). Penyakit rinitis alergi biasanya ditandai dengan bersin-bersin, hidung terasa gatal, hidung berair atau tersumbat dan sukar bernapas, sedangkan pada mata akan terasa gatal, kemerahan dan berair. Bila penyakit ini dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi sinusitis. Urtikaria (gidu-biduran/kaligata) adalah kelainan kulit yang ditandai oleh bentol, kemerahan, dan gatal. Meskipun gejalanya merupakan manifestasi penyakit alergi, tetapi penyebabnya seringkali bukan karena alergen. Diperkirakan selama hidupnya sejumlah 1525 persen masyarakat pernah mengalami urtikaria. Gejala khusus urtikaria biasanya terlihat bentol, kemerahan dan rasa gatal. Bila penyebabnya telah diketahui, misalnya dari makanan (seperti susu, telur, ikan laut, kacang-

kacangan) maka berarti hindari mengkonsumsi makanan tersebut. Arzeti Bilbina, presenter dan juga ibu dari tiga anak, berbagi cerita bahwa dirinya mengidap alergi terhadap makanan laut, Setiap kali saya mengkonsumsi seafood terutama udang, biasanya badan saya langsung keluar merah-merah dan terasa gatal, hal ini begitu mengganggu, setelah itu dokter menganjurkan agar saya menghindari seafood dan minum obat anti alergi apabila diperlukan, ungkap Arzeti. Salah satu pengobatan yang dianjurkan dalam penanganan alergi adalah dengan pemberian obat anti histamin dari generasi terbaru seperti cetirizine dihidroklorida. Berbeda dengan antihistamin generasi pertama, antihistamin generasi terbaru umumnya bersifat mengurangi rasa kantuk, dan sebagian lagi bersifat anti-inflamasi ringan. Saat ini, obat anti histamin cetirizine dihidroklorida telah masuk kedalam kategori Obat Wajib Apotek dari Badan POM sehingga dapat dibeli di apotek melalui resep dokter.

Saturday, August 1, 2009


Apakah Alergi itu?

ALERGI Alergi adalah kepekaan tubuh terhadap zat zat allergen ( pemicu alergi ) , yang reaksinya berbeda beda bagi setiap individu bahkan berbedapa pada satu individu tergantung keadaan Fisik dan Psikis nya. Alergi Umumnya terjadi pada organ pernapasan, pencernaan dan kulit.

Manifestasi dari terganggunya organ yang bersangkutan bias diamati lewat kejadian yang tidak biasa terjadi pada sesorng sperti : Asma , atau gangguan pernapasan lainnya, Demam, Tekanan Darah tinggi, Diare, Sembelit, Gatal gatal, Kulit memerah , Kepala Pusing, dan lain sebagainya. Berbagai Media yang memungkinkan terjadinya Alergi adalah Makanan, obat, vaksin atau bahan kimia yang di injeksikan, kontak bahan kimia melalui Kulit seperti kosmetik, gigitan serangga, getah beracun dari pohon atau tumbuhan yang merambat. Dapat juga masuk melalui selaput lendir hidung seperti serbuk sari atau debu. Gejala : Gejala gejala yang umum menandai adanya Alergi adalah : Tenggorokan terasa gatal Nyeri perut Diare Mual Muntah muntah Rasa gatal di mulut, mata, kulit atau bagian tubuh lainnya Sesak nafas Bengek ( mengi ) Kesulitan menelan Saran : Penting untuk menjaga kondisi daya tahan tubuh , mengkonsumsi makanan yang mendukung daya tahan tubuh. Seperti supplement vitamin C, Aroma Terapi dll Bagi penderita Alergi Sensitif agar berusaha menghindari sumber alergi

TEST ALERGI
Apakah Alergi Itu? Alergi adalah terjadinya perubahan ataupun penyimpangan reaksi tubuh terhadap bahan/substansi yang disebut dengan alergen. Alergen banyak terdapat di sekitar kita, namun sebenarnya alergen tersebut tidak berbahaya bagi orang normal. Bagaimana cara alergen masuk ke dalam tubuh kita? Alergen masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara, yaitu dapat melalui saluran nafas (hirupan), saluran cerna (dimakan), kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir mata, melalui gigitan/sengatan serangga, dan melalui suntikan. Bahan apa saja yang dapat menyebabkan alergi?

Debu Tungau Kecoa Bulu/serpihan kulit binatang Serbuk sari tumbuhan Jamur Makanan Obat-obatan Kosmetik dll

Apakah alergi merupakan penyakit keturunan? Bukan. Siapa saja dapat menderita alergi, tetapi apabila ada satu atau kedua orang tuanya menderita alergi, kemungkinan seseorang untuk menderita alergi akan lebih besar. Dimana saja reaksi alergi dapat timbul? Tergantung pada lokasi tubuh atau tempat reaksi terjadi, seperti hidung, mata, paru-paru, saluran cerna, kulit, sistem peredaran darah, dll. Alergi paling sering terjadi pada hidung (Rhinitis Alergika), paru-paru (Asma), kulit (Biduran, Eksim). Apakah Rhinitis Alergika itu? Rhinitis Alergika yaitu reaksi alergi yang terjadi pada hidung dan selaput lendir. Hal ini dapat

terjadi apabila tubuh terpapar alergen melalui saluran nafas, dengan gejala: hidung tersumbat, bersin-bersin, meler, gatal pada hidung dan mata, serta mata berair. Bagaimana cara memastikan seseorang menderita Rhinitis Alergi? Reaksi alergi sangat kompleks dan kadang-kadang sulit untuk membedakan dengan penyakit lain yang mempunyai gejala mirip seperti polip, infeksi virus, bakteri, reaksi hidung yang disebabkan terjadinya perubahan cuaca (suhu) dan polusi udara. Untuk mengetahui lebih pasti penyebabnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan test kulit (Prick Test) Apakah penyakit alergi dapat diobati? Gejala alergi dapat dikurangi ataupun dikendalikan dengan menghindari penyebabnya atau dengan pemberian obat-obatan. JANGAN ABAIKAN ALERGI

Alergi Kulit: Tiga Hal Penting Untuk Dipertimbangkan


0diggsdigg

Banyak orang yang sadar bahwa alergi mempengaruhi sistem pencernaan atau pernafasan namun alergi juga merupakan musuh besar dari organ terbesar, yaitu kulit. Jika Anda menderita kondisi ini, penting untuk mengetahui pendekatan yang efektif untuk mengatasi alergi kulit Anda. Ada tiga hal penting yang harus Anda ketahui tentang apa yang memicu alergi kulit sehingga Anda dapat menghindarinya agar tidak terjadi dan mencegah kulit Anda menjadi semakin hancur.

Pertama, memahami bagaimana reaksi alergi kulit tersebut terpicu.

Sama seperti bagaimana sistem pencernaan atau pernafasan bereaksi dari penyebab alergi yang terhirup atau tertelan, kulit Anda akan bereaksi berlebihan dengan zat kimia tertentu atau melakukan kontak langsung dengan zat tersebut. Dalam beberapa kasus, diputuskan menderita alergi terlalu cepat sementara ada juga kasus lain yang diputuskan setelah beberapa saat kemudian. Bagaimanapun, hal itu dapat menyebabkan rasa sangat gatal dan dapat berdampak sangat serius untuk kulit Anda. Mengetahui jenis bahan kimia yang menyebabkan kondisi tersebut adalah salah satu cara untuk mengatasi alergi kulit. Kedua, mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab iritasi kulit dan penyebab alergi yang mengakibatkan gatal-gatal atau menggaruk terus menerus. Hal akan sulit, mengingat bahwa ada tiga ribuan penyebab iritasi dan penyebab alergi yang dapat memicu alergi kulit. Namun, mengetahui atau mengidentifikasi kulit Anda biasanya dengan zat yang mengalami kontak langsung dan ini bisa menjadi awalan yang bagus. Ada dua tipe umum dilihat dari penyebab iritasi kulit atau alergi : yang alami dan buatan manusia.

Lateks

Lateks berasal dari pohon karet Brasil. Ini adalah protein alami Namun dalam proses pembuatan, dapat menjadi penyebab alergi yang memicu reaksi saat seorang penderita mengalami kontak langsung dengannya. Sarung tangan merupakan salah satu produk yang terbuat dari lateks dan biasanya digunakan oleh orang-orang. Namun, ada lainnya yang terbuat dari lateks, seperti balon, karet gelang (dan bahkan digunakan untuk industri pakaian dalam), pensil penghapus, dan juga dot bayi. Jika Anda tahu memiliki reaksi alergi tersebut, yang terbaik adalah menghindari produk yang mengandung lateks. Sebaliknya, lebih memilih plastik atau vinil.
Nikel

Anda dapat menemukan nikel dalam keseharian, seperti koin, perhiasan, gunting, ritsleting, dan beberapa peralatan dapur dan kamar mandi. Anda juga dapat menemukannya di riasan mata tertentu, yaitu maskara, pensil mata, dan lain-lain. Pasien alergi nikel telah meningkat menjadi 40% selama tahun terakhir karena semakin populernya penggunaan perhiasan, menindik tubuh, dan penggunaan kosmetik. Selain ini, ada makanan tertentu yang mengandung nikel alam dan jika Anda menderita gejala yang parah, Anda perlu menjalani diet medis yang diawasi. Menghindari nikel tampaknya merupakan cara terbaik untuk menghentikan alergi karena saat ini tidak ditemukan cara mudah untuk mengurangi reaksi alergi nikel.

Ketiga, merawat kulit Anda.

Satu hal yang dapat Anda lakukan adalah selalu menjaga kuku tetap pendek. Hal ini mengurangi kerusakan yang serius saat menggaruk. Kulit kering cenderung mudah iritasi, sehingga akan membantu jika tetap dijaga kelembaban dan kelembutannya. Untuk pasien dengan reaksi bahan kimia tertentu, dokter mungkin akan menyarankan menggunakan kortikosteroid topikal untuk mengendalikan atau mencegah peradangan. Ketika mandi, jangan menggunakan air panas. Panas akan meningkatkan kekeringan dan menyebabkan gatal pada kulit sehingga memicu iritasi lebih banyak. Anda dapat menggunakan air hangat selama 20-30 menit untuk berendam. Menambahkan soda kue atau oatmeal dapat membantu Anda membuat kulit lebih mulus. Sabun mandi yang berbuih bukan ide yang baik untuk mandi, karena mereka mencegah air yang dapat melembabkan dan melembutkan kulit Anda. Sebisa mungkin, gunakan pembersih ringan atau non-sabun.

Hal ini juga penting untuk menghindari berkeringat yang terlalu banyak, menggunakan pakaian yang berat, dan kontak fisik yang berlebihan untuk mencegah terpicunya iritasi kulit atau alergi. Anda juga harus ingat agar membilas klorin sesegera mungkin setelah berenang di kolam renang.

MEKANISME DAN TERAPI ALERGI


Mekanisme Reaksi alergi melibatkan dua respon kekebalan tubuh. Pertama, produksi immunoglobin E (IgE), tipe protein yang dinamakan antibodi beredar dalam darah. Kedua, sel mast, berada pada semua jaringan tubuh terutama pada daerah yang menimbulkan reaksi alergi, seperti hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit, dan saluran pencernaan. Kemampuan tubuh membentuk IgE melawan sesuatu yang asing, tidak saja makanan tetapi demam, asma atau gatal-gatal, umumnya diturunkan. Seseorang yang memiliki dua orangtua penyandang alergi, lebih besar peluangnya terkena alergi dibanding dengan satu orangtua yang alergi. Sebelum alergi muncul, kekebalan tubuh berkenalan lebih dulu. Pada saat makanan dicerna, sel memproduksi IgE dalam jumlah besar, lalu dilepaskan dan menempel pada permukaan sel mast. Ketika yang bersangkutan mengkonsumsi makanan yang sama, IgE pada permukaan sel mast berinteraksi mengeluarkan histamine. Gejala alergi akan muncul tergantung pada bagian mana jaringan mengeluarkan histamine; pada telinga, hidung, tenggorokan, gatal pada bagian dalam mulut atau kesulitan bernafas dan menelan. Bisa juga pada saluran pencernaan yang mengakibatkan diare dan sakit perut. Kondisi paling parah jika alergi terhadap seluruh proses pencernaan, dari mulai mulut hingga usus besar dan pembuangan. Terapi Ada beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan oleh seseorang yang menderita alergi. Terapi paling mudah adalah dengan menghindari makanan penyebab. Untuk hal ini diperlukan bantuan ahli gizi. Selain itu, juga diharuskan untuk hati-hati membaca label makanan karena bisa jadi ada kandungan yang dapat menyebabkan alergi pada produk tersebut. Penderita dan orangtua harus mengetahui dan mempunyai daftar tulisan istilah yang digunakan pada kemasan makanan tentang jenis protein yang terkandung. Telor mungkin ditulis sebagai albumin atau lesitin, susu sapi ditulis sebagai whey, kasein atau caseinete. Label pada makanan kemasan yang dibeli harus dilihat dengan teliti setiap hendak membeli atau memngkonsumsi. Antigen seperti kacang tanah mungkin ditemukan dengan tak diduga di dalam minyak, tepung, daging yang diproses, dan susu dan susu cream. Makanan apapun termasuk makanan yang banyak dijual dan dikonsumsi awam dapat terkontaminasi silang baik secara tidak langsung atau langsung dengan makanan yang lain. Di restoran atau rumah makan, perlu diketahui informasi dengan cermat kalau perlu dari juru masaknya tentang semua resep yang terkandung dalam makanan yang dipesan. Bagi yang menderita asma, pastikan untuk memeriksa apakah sulfit terdapat dalam makanan anda. Periksa label makanan anda apakah ada kata-kata sodium bisulfite, potassium bisulfite, sodium sulfite, sulfur dioxide dan potassium metabisulfite. Terapi lainnya adalah dengan menggunakan suntikan epinefrin pada saat serangan. Penderita

hasru selalu membawa epinefrin injeksi (Ana-Kit or EpiPen) setiap waktu bila hendak bepergian. Bila penderita sudah terlanjur mengkonsumsi makanan yang berpotensi mematikan dan timbul gejala pemberian segera injeksi epinefrin sebelum timbul gejala. Dianjurkan kepada penderita alergi untuk menggunakan pertanda medis seperti gelang atau kalung sebagai pertanda apabila sedang mengalami kesulitan ketika gejala alergi terjadi dan ketika itu tidak bisa berkomunikasi. (Nilna Rahmi Isna/PSIKM FK UNAND/Berbagai sumber) terbit pada Tabloid PMails edisi 26 April 2009 Alergi Makanan dan Autisme
Dr Widodo Judarwanto SpA (Children Allergy Center Rumah Sakit Bunda Jakarta) Jumat, 09 Sep 2005 09:20:47

Pdpersi, Jakarta - Autism dan berbagai spektrum gejalannya adalah gangguan perilaku anak yang paling banyak diperhatikan dan kasusnya ada kecenderungan meningkat dalam waktu terakhir ini. Autism diyakini beberapa peneliti sebagai kelainan anatomis pada otak secara genetik. Terdapat beberapa hal yang dapat memicu timbulnya autism tersebut, termasuk pengaruh makanan atau alergi makanan. Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan system tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Dalam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV. Alergi pada anak dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Reaksi alergi merupakan manifestasi klinis yang disebabkan karena proses alergi pada seseorang yang dapat menggganggu semua sistem tubuh dan organ tubuh. Organ tubuh atau sistem tubuh tertentu mengalami gangguan atau serangan lebih banyak dari organ yang lain. Mengapa berbeda, hingga saat ini masih belum banyak terungkap. Tak terkecuali otakpun dapat terganggu oleh reaksi alergi. Apalagi organ terpeka pada manusia adalah otak. Sehingga dapat dibayangkan banyaknya gangguan yang bisa terjadi. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan perkembangan motorik, gangguan emosi, keterlambatan bicara, hiperaktif (ADHD) hingga memperberat gejala autism. Keluhan alergi sering sangat misterius, sering berulang, berubah-ubah datang dan pergi tidak menentu. Kadang minggu ini sakit tenggorokan, minggu berikutnya sakit kepala, pekan depannya diare selanjutrnya sulit makan hingga berminggu-minggu. Bagaimana keluhan yang berubah-ubah dan misterius itu terjadi. Ahli alergi modern berpendapat serangan alergi atas dasar target organ (organ sasaran).

Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Autism hingga saat ini masih belum jelas penyebabnya. Dari berbagai penelitian klinis hingga saat ini masih belum terungkap dengan pasti penyebab autisme. Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa Autisme adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh muktifaktorial dengan banyak ditemukan kelainan pada tubuh penderita. Beberapa ahli menyebutkan autisme disebabkan karena terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa, karena logam berat dan sebagainya. Beberapa penelitian menunjukkan keluhan autism dipengaruhi dan diperberat oleh manifestasi alergi. Banyak pakar mengatakan bahwa autism disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autism. Peneliti lainnya mengemukakan bahwa didapatkan kaitan IgE dengan penderita Autism. IgE adalah jenis imunoglobulin yang menunjukkan keadaan alergi pada seseorang. Banyak penelitian melaporkan bahwa dengan eliminasi makanan yang mengandung bahan alergi tampak mengurangi beberapa gejala autisme secara bermakna. Beberapa laporan lain mengatakan bahwa gejala autism semakin buruk bila manifestasi alergi itu timbul. Mekanisme Pengaruh Alergi dan Autism Mekanisme bagaimana alergi mengganggu fungsi otak khususnya gangguan autism masih belum banyak terungkap. Namun ada beberapa teori mekanisme yang bisa menjelaskan, diantaranya adalah teori gangguan organ sasaran, pengaruh metabolisme sulfat, teori gangguan perut dan otak (Gut Brain Axis) dan pengaruh reaksi hormonal pada alergi Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks. Berbagai zat hasil, proses alergi seperti sel mast, basofil, eosinofil, limfosit dan molekul seperti IgE, mediator sitokin, kemokin merupakan komponen yang berperanan dalam peradangan di organ tubuh manusia. Gejala klinis terjadi karena reaksi imunologik melalui pelepasan beberapa mediator tersebut dapat mengganggu organ tertentu yang disebut organ sasaran. Organ sasaran tersebut misalnya paru-paru maka manifestasi klinisnya adalah batuk atau asma, bila sasarannya kulit akan terlihat sebagai urtikaria, bila organ sasarannya saluran pencernaan maka gejalanya adalah diare dan sebagainya. Sistem Susunan Saraf Pusat atau otak juga dapat sebagai organ sasaran, apalagi otak adalah merupakan organ tubuh yang sensitif dan lemah. Sistem susunan saraf pusat adalah merupakan pusat koordinasi tubuh dan fungsi luhur. Maka bisa dibayangkan kalau otak terganggu maka banyak kemungkinan manifestasi klinik ditimbulkannya termasuk gangguan perilaku pada anak. Apalagi pada alergi sering terjadi proses peradangan lama yang kompleks. Seperti pada penderita intoleransi makanan, mungkin juga pada alergi makanan terdapat

gangguan metabolisme sulfat pada tubuh. Gangguan Metabolisme sulfat juga diduga sebagai penyebab gangguan ke otak. Bahan makanan mengandung sulfur yang masuk ke tubuh melalui konjugasi fenol dirubah menjadi sulfat dibuang melalui urine. Pada penderita alergi yang mengganggu saluran cerna diduga juga terjadi proses gangguan metabolisme sulfur. Gangguan ini mengakibatkan gangguan pengeluaran sulfat melalui urine, metabolisme sulfur tersebut berubah menjadi sulfit. Sulfit inilah yang menggakibatkan gangguan kulit (gatal) pada penderita. Diduga sulfit dan beberapa zat toksin inilah yang dapat menganggu fungsi otak. Gangguan tersebut mengakibatkan zat kimiawi dan beracun tertentu yang tidak dapat dikeluarkan tubuh sehingga dapat mengganggu otak. Proses alergi dapat mengganggu saluran cerna, gangguan saluran cerna itu sendiri akhirnya dapat mengganggu susunan saraf pusat dan fungsi otak. Teori gangguan pencernaan berkaitan dengan Sistem susunan saraf pusat saat ini sedang menjadi perhatian utama. Teori inilah juga yang menjelaskan tentang salah satu mekanisme terjadinya gangguan perilaku seperti autism melalui Hipermeabilitas Intestinal atau dikenal dengan Leaky Gut Syndrome. Secara patofisiologi kelainan Leaky Gut Syndrome tersebut salah satunya disebabkan karena alergi makanan. Teori Enteric nervous brain juga mungkin yang mungkin bisa menjelaskan adanya kejadian abdominal epilepsi, yaitu adanya gangguan pencernaan khususnya nyeri perut yang dapat mengakibatkan epilepsi (kejang) pada anak atau orang dewasa. Beberapa laporan ilmiah menyebutkan bahwa gangguan pencernaan atau nyeri perut berulang pada penderita berhubungan dengan kejadian epilepsi. Keterkaitan hormon dengan peristiwa alergi dilaporkan oleh banyak penelitian. Sedangkan perubahan hormonal itu sendiri tentunya dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi otak dan perilaku. Para peneliti melaporkan pada penderita alergi terdapat penurunan hormon seperti kortisol, metabolik. Hormon progesteron dan adrenalin tampak cenderung meningkat bila proses alergi itu timbul. Perubahan hormonal tersebut mengakibatkan keluhan kelelahan, emosi, gampang marah, kecemasan, panik, sakit kepala, migraine, kerontokan rambut dan keluhan lainnya. Diagnosis pasti alergi makanan hanya dipastikan dengan cara eliminasi provokasi makanan. Penghindaran makanan penyebab alergi tidak dapat dilakukan hanya atas dasar hasil tes kulit alergi atau tes alergi lainnya, karena keterbatasan pemeriksaan tersebut. Penanganan khusus alergi pada anak dengan gangguan Autism dan gangguan perilaku lainnya harus melibatkan beberapa disiplin ilmu lainnya. Sebaiknya dilakukan pendekatan secara holistik dengan bidang alergi anak, neurology anak, psikiater anak, tumbuh kembang anak , endokrinologi anak dan gastroenterologi anak. Penanganan ideal bagi alergi makanan adalah dengan menghindari penyebab makanan tersebut, bukan dengan mengkonsumsi obat jangka panjang. Eliminasi makanan tertentu yang mengakibatkan alergi ternyata dapat mengurangi gangguan pada penderita Autism dan penderita gangguan perilaku lainnya. Sangat penting melakukan deteksi dini gejala alergi dan gejala gangguan perkembangan dan perilaku pada anak. Bila hal tersebut dapat terdeteksi sejak dini maka pengaruh alergi terhadap fungsi otak seperti gangguan autism dan gangguan perilaku

lainnya dapat dicegah atau paling tidak dapat diminimalkan. Gangguan Perilaku Selain Autism Yang Berkaitan Dengan Alergi

Gerakan Motorik Berlebihan usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan kepala. Sering bergulunggulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (smackdown}, sering memanjat. Gejala Tomboy pada anak perempuan. Gangguan Tidur(biasanya MALAM-PAGI) Gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi nungging, berbicara/tertawa/berteriak dalam tidur, sulit tidur, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, beradu gigi. Agresif Sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt gemes). Gangguan Konsentrasi Cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi atau baca komik), malas belajar, tidak teliti, terburu-buru, sering kehilangan barang. Gangguan Emosi Mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum, keras kepala Gangguan Perkembangan Motorik Tidak bisa bolak-balik, duduk, merangkak sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang, Flat food. Keterlambatan Bicara Tidak mengeluarkan kata umur < 15 bulan, hanya 4-5 kata umur 20 bulan, kemampuan bicara hilang dari yang sebelumnya bisa, biasanya > 2 tahun membaik. Impulsif Banyak bicara/tertawa berlebihan, sering memotong pembicaraan orang lain. Hiperaktif(ADHD/ADD)

Selasa, 13 April 2010


MENGENAL PENYAKIT ALERGI

Alergi adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas/alergi tersebut disebut alergen.

Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pengontrol internal. Berbagai sel mast, basofil, eosinofil, limfosit dan molekul seperti IgE, mediator sitokin, kemokin merupakan komponen yang berperan inflamasi. Gejala klinis terjadi karena reaksi imunologik melalui pelepasan beberapa mediator tersebut dapat mengganggu organ tertentu yang disebut organ sasaran. Organ sasaran tersebut misalnya paru-paru maka manifestasi klinisnya adalah batuk atau asma bronchial, bila sasarannya kulit akan terlihat sebagai urtikaria, bila organ sasarannya saluran pencernaan maka gejalanya adalah diare dan sebagainya. Sistem susunan saraf pusat atau otak juga dapat sebagai organ sasaran, apalagi otak adalah merupakan organ tubuh yang sensitif dan lemah. Sistem susunan saraf pusat adalah merupakan pusat koordinasi tubuh dan fungsi luhur. Maka bisa dibayangkan kalau otak terganggu maka banyak kemungkinan manifestasi klinik ditimbulkannya. Apalagi pada alergi sering terjadi proses inflamasi kronis yang kompleks. Reaksi samping makanan (Adverse food reactions) : istilah umum untuk reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan yang ditelan. Reaksi ini dapat merupakan reaksi sekunder terhadap alergi makanan (hipersensitifiotas) atau intoleransi makanan. Sedangkan intoleransi Makanan (Food intolerance) adalah reaksi makanan nonimunologik dan merupakan sebagian besar penyebab reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan. Reaksi ini dapat disebabkan oleh zat yang terkandung dalam makanan karena kontaminasi toksik (misalnya toksin yang disekresi oleh Salmonella, Campylobacter dan Shigella, histamine pada keracunan ikan), zat farmakologik yang terkandung dalam makanan misalnya tiramin pada keju, kafein pada kopi atau kelainan pada pejamu sendiri seperti defisiensi lactase, maltase atau respon idiosinkrasi pada pejamu. Alergi dapat berkembang pada umur berapa saja, kemungkinan bahkan di dalam kandungan. Mereka umumnya terjadi pada anak-anak namun mungkin dapat menimbulkan gejala-gejala untuk pertama kalinya pada waktu dewasa. Untuk beberapa waktu, telah diketahui bahwa kondisi-kondisi alergi cenderung berkelompok/berkerumun didalam keluarga-keluarga. Risiko anda sendiri mengembangkan alergi berhubungan dengan sejarah alergi dari orang tua anda. Jika tidak ada satupun orang tua anda alergi, kesempatan anda mendapat alergi adalah kira-kira 15%. Jika satu orang tua alergi, risiko anda meningkat sampai 30% dan jika keduaduanya alergi, risiko anda lebih besar dari 60%. Potongan utama lainnya dari teka-teki alergi adalah lingkungan. Adalah jelas bahwa anda harus mempunyai suatu tendensi genetik dan di ekspose pada suatu allergen sehingga mengembangkan suatu alergi. Sebagai tambahan, lebih hebat dan berulang-ulang ekspose pada suatu allergen dan lebih awal terjadi di dalam kehidupan, lebih mungkin suatu alergi akan berkembang. Ada pengaruh-pengaruh penting lainnya yang dapat berkomplot untuk menyebabkan kondisi-kondisi alergi. Beberapa dari ini termasuk merokok, polusi, infeksi, dan hormon-hormon. Alergi pada anak tidak sesederhana seperti yang pernah kita ketahui. Sebelumnya kita sering mendengar dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter anak, dokter spesialis yang lain bahwa alergi itu gejalanya adalah batuk, pilek, sesak dan gatal. Padahal alergi dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Beberapa peneliti menyebutkan manifestasi gejala tersebut dengan istilah Brain Allergy atau Cerebral Allergy. Karena gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga autism. Alergi makanan bisa menyerang siapa saja dengan kadar yang berbeda - beda. Pada saat seseorang menyantap makanan kemudian timbul perasaan tidak enak pada tubuhnya maka mereka akan beranggapan

bahwa mereka alergi terhadap makanan tersebut. Fakta membuktikan, tidak semua anggapan tersebut benar. Hanya 1% pada orang dewasa dan 3% pada anak anak yang terbukti jika mereka memang benar - benar alergi terhadap makanan tertentu. Perbedaan ini terjadi akibat masih banyaknya orang yang salah kaprah akan pengertian alergi makanan. Mereka tidak bisa membedakan mana yang disebut alergi makanan dan mana yang disebut dengan intoleransi terhadap makanan. Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula. Sedangkan, intoleransi makanan adalah respon abnormal dari tubuh terhadap makanan tertentu yang gejalanya mirip dengan alergi makanan, cuma pencetusnya bukan dari reaksi spesifik pada sistem imun melainkan dari beberapa penyakit tertentu. Seseorang dengan alergi makanan harus segera diidentifikasi dan ditangani sebab meskipun gejala awalnya tidak berat namun lama kelamaan mereka bisa mengalami gejala berat dan fatal. Alergen yang terdapat pada makanan adalah komponen utama terjadinya alergi makanan. Alergen ini berupa protein yang tidak rusak pada saat proses memasak, dan tidak rusak pada saat berada di keasaman lambung. Akibatnya alergen dapat melenggang mulus di dalam tubuh masuk ke peredaran darah mencapai organ yang menjadi targetnya guna menimbulkan reaksi alergi. Mekanisme terjadinya alergi makanan melibatkan sistem imun dan hereditas / keturunan. Alergi makanan merupakan reaksi hipersensitif yang artinya sebelum reaksi alergi terhadap alergen pada makanan muncul, seseorang harus pernah terkena alergen yang sama sebelumnya. Pada saat pertama kali terkena, alergen akan merangsang limfosit (bagian dari sel darah putih) untuk memproduksi antibodi (IgE) terhadap alergen tersebut. Antibodi ini akan melekat pada sel Mast jaringan tubuh manusia. Jika kelak orang tersebut memakan makanan yang sama maka antibodi ini akan menyuruh sel Mast untuk melepaskan histamin. Zat kimia yang bernama histamin inilah yang menyebabkan gejala alergi makanan. Kompleksnya proses pencernaan makanan akan mempengaruhi waktu, lokasi dan gejala alergi makanan. Gejala dapat muncul beberapa menit setelah makan atau berjam - jam kemudian. Gejala awal dari alergi makanan dapat berupa rasa gatal pada mulut, kesulitan menelan dan bernafas. Saat makanan sudah mencapai lambung dan usus halus, gejala yang timbul berupa rasa mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Gejala inilah yang sering membingungkan dan mengacaukan dengan gejala intoleransi makanan. Seperti disebutkan diatas, alergen akan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Saat mereka mencapai kulit, alergen akan menyebabkan terjadinya eksim. Pada saat mereka mencapai paru - paru, alergen dapat mencetuskan terjadinya asma. Gejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama anafilaktik syok. Gejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaran menurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian. Alergi selama ini selalu kita anggap sebagai gangguan biasa, sama sekali bukan penyakit, apalagi penyakit serius. Kenyataannya tidak demikian. Reaksi alergi sama sekali tidak bisa kita anggap remeh. Hal itu dijelaskan oleh Jean Carper - seorang wartawan yang juga penulis buku kesehatan dan nutrisi dalam bukunya Food Your Miracle Medicine. Menurut Jean Carper, ada banyak gejala penyakit yang pemicunya adalah penolakan tubuh pada makanan tertentu beberapa di antaranya adalah sakit kepala, gatal dengan bintik- bintik merah dan bengkak, suasana hati yang tidak nyaman, asma, eksem, irritable bowel syndrome (sindrom gangguan usus besar), ulcerative colitus (luka pada dinding usus besar), chronic fatique syndrome (rasa lelah terus menerus), depresi, hingga rhematoid arthritis. Memang setiap benda yang masuk ke dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh, baik itu berupa makanan, minuman, debu, obat, hingga bahan kimia. Sistem kekebalan tubuhlah yang setiap saat

bertugas menghadapi dan mengidentifikasi setiap benda asing yang masuk. Jika yang masuk adalah benda yang dianggap aman, maka tidak akan terjadi sesuatu. Tapi jika benda yang masuk adalah yang dianggap berbahaya bagi tubuh, maka akan bereaksi dengan menolaknya. Sayangnya, sistem kekebalan tubuh sering bereaksi berlebihan dalam upaya mengeluarkan benda asing yang masuk tersebut. Reaksi alergi yang dimunculkan bisa saja berupa keluarnya lendir, gatal-gatal, atau batuk. Terkadang reaksinya bisa begitu parah sehingga mampu menghentikan detak jantung, begitu menurut Jean Carper. Sebenarnya, jenis-jenis terapi yang bisa menyembuhkan alergi seperti halnya terapi bioresonansi sudah lama ada. Namun di Indonesia, hal itu belum dikenal secara luas. Umumnya jika kita pergi berobat ke dokter karena gatal-gatal atau bengkak akibat alergi, biasanya dokter akan memberikan obat anti-histamin untuk meredakan gejala alergi tersebut. Lalu selanjutnya akan dianjurkan menghindari hal-hal yang mungkin menjadi pemicu terjadinya reaksi alergi itu, seperti makanan, tanaman, atau hewan tertentu. Keharusan berpantang itulah yang umumnya dirasakan berat oleh penderita, terutama pantang makanan. Apalagi jika kebetulan pemicu alergi itu justru makanan yang sangat disukai, atau bumbu, seperti terasi, kecap, MSG, yang umum digunakan dalam berbagai masakan sehingga sulit untuk dihindari. Terlalu lama berpantang berbagai bahan pangan yang penting bagi tubuh juga bisa menyebabkan kekurangan gizi. Karena itu, meskipun tidak pernah dianggap sebagai penyakit kronis yang berbahaya, alergi tetap merupakan suatu penderitaan bagi mereka yang mengalaminya. Terapi bioresonansi ini ternyata juga bisa berfungsi mengatasi alergi tanpa menggunakan obat atau suntikan, tapi dengan menggunakan mesin.

Diposkan oleh UKM PIO FARMASI UNSOED di 14:22

ALERGI OBAT
Ariyanto Harsono, Anang Endaryanto

BATASAN Alergi obat adalah respon abnormal seseorang terhadap bahan obat atau metabolitnya melalui reaksi imunologi yang dikenal sebagai reaksi hipersensitivitas yang terjadi selama atau setelah pemakaian obat. Alergi obat masuk kedalam penggolongan reaksi simpang obat (adverse drug reaction), yang meliputi toksisitas, efek samping, idiosinkrasi, intoleransi dan alergi obat. Toksisitas obat adalah efek obat berhubungan dengan kelebihan dosis obat. Efek samping obat adalah efek obat selain khasiat utama yang timbul karena sifat farmakologi obat atau interaksi dengan obat lain. Idiosinkrasi adalah reaksi obat yang timbul tidak berhubungan dengan sifat farmakologi obat, terdapat dengan proporsi bervariasi pada populasi dengan penyebab yang tidak diketahui. Intoleransi adalah reaksi terhadap obat bukan karena sifat farmakologi, timbul karena proses non imunologi. Sedangkan alergi obat adalah respon abnormal terhadap obat atau metabolitnya melalui reaksi imunologi.

PATOFISIOLOGI Alergi obat dapat terjadi melalui semua 4 mekanisme hipersensitifitas Gell dan Coomb, yaitu :

Reaksi hipersensitivitas segera (tipe I), terjadi bila obat atau metabolitnya berinteraksi membentuk antibodi IgE yang spesifik dan berikatan dengan sel mast di jaringan atau sel basofil di sirkulasi. Reaksi antibody sitotoksik (tipe II), melibatkan antibodi IgG dan IgM yang mengenali antigen obal di membran sel. Dengan adanya komplemen serum, maka sel yang dilapisi antibodiakan dibersihkan atau dihancurkan oleh sistem monosit-makrofag. Reaksi kompleks imun (tipe III), disebabkan oleh kompleks soluble dari obat atau metabolitnya dengan antibodi IgM dan IgG. Reaksi hipersensitivitas lambat (delayed-type hypersensitivity reactions, tipe IV) adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit T yang spesifik obat.

Bisa terjadi alergi obat melalui keempat mekanisme tersebut terhadap satu obat,namun yang tersering melalui tipe I dan IV. Jenis obat penyebab alergi sangat bervariasi dan berbeda menurut waktu, tempat dan jenis penelitian yang dilakukan. Pada umumnya laporan tentang obat tersering penyebab alergi adalah golongan penisilin, sulfa, salisilat, dan pirazolon. Obat lainnya yaitu asam mefenamat, luminal, fenotiazin, fenergan, dilantin, tridion. Namun demikian yang paling sering dihubungkan dengan alergi adalah penisilin dan sulfa. Alergi obat biasaya tidak terjadi pada paparan pertama. Sensitisasi imunologik memerlukan paparan awal dan tenggang waktu beberapa lama (masa laten) sebelum terjadi reaksi alergi. Alergenisitas obat tergantung dari berat molekul. Obat dengan berat molekul yang kecil tidak dapat langsung merangsang sistem imun bila tidak bergabung dengan bahan lain untuk bersifat sebagai allergen,disebut sebagaai hapten. Hapten dapat membentuk ikatan kovalen dengan protein jaringan yang bersifat stabil, dan ikatan ini akan tetap utuh selama diproses didalam makrofag dan dipresentasikan pada sel limfosit. Sebagian kecil obat mempunyai berat molekul besar misalnya insulin, antisera, ekstrak organ bersifat sangat imunogenik dapat langsung merangsang sistem imun tubuh. Ada obat dengan berat molekul rendah yang imunogenik tanpa bergabung dengan protein lain. Mekanismenya belum jelas, tetapi diduga obat ini membentuk polimer rantai panjang. Setelah paparan awal maka obat akan merangsang pembentukan antibody dan aktifasi sel imun dalam masa induksi (laten) yang dapat berlangsung 10-20 hari.

GEJALA KLINIK/Symptom Gejala kilinis alergi obat sangat bervariasi dan tidak spesifik untuk obat tertentu. Satu macam obat dapat menimbulkan berbagai gejala pada seseorang, dapat berbeda dengan orang lain, dapat berupa gejala ringan sampai berat. Erupsi kulit merupakan gejala klinis yang paling sering,dapat berupa gatal, urtika, purpura, dermatitis kontak, eritema multiforme, eritema nodusum, erupsi obat fikstum, reaksi fotosensifitas, dermatitis eksfoliatif, erupsi vesikobulosa dan sidroma Steven Johnson.

Gejala klinis yang memerlukan pertolongan tepat dan segera adalah reaksi anafilaksis, karena adanya hipotensi,spasme bronkus,sembab laring,angioudema atau urtikaria generalisata. Demam dapat merupakan gejala tunggal alergi obat atau bersama gejala lain yang timbul beberapa jam setelah pemberian obat tetapi biasanya pada hari 7-10 dan menghilang dalam waktu 48 jam setelah penghentian obat atau beberapa hari kemudian. Demam disebabkan karena pelepasan sitokin. Beberapa obat dapat sebagai pirogen langsung misalnya amfoterisis B, simetidin, dextran, besi kalsium dan dimerkaprol. Mekanismenya belum jelas pada anak, epinefrin dapat menimbulkan demem karena bersifat vasokostriktor, dengan demikian menghambat pengeluaran panas tubuh. Demikian juga pemberian atrofin serta fenotiasin dapat menimbulkan demam dengan menghambat pembentukan keringat. Beberapa obatseperti alupurinol, azatioprim, barbiturat, produk darah, sefalosporin, hidroksiurea, yodida, metildopa, penisilamin, penisilin, fenitoin, prokainamid dan kuinidin sering menimbulkan demam tanpa disertai gejala alergi lain.

Tabel 1. : Klasifikasi alergi obat menurut gejala klinis


Anafilaksis Erupsi kulit Sembab laring , hipotensi , bronkospasme Urtikaria/angioudema , pruritus , ruam makulopapular, erupsi obat fikstum, dermatitis kontak, vaskulitis,eritema nodusum, eritema multiforme,sindroma Steven Johnson, nekrolisis epidermal toksik, dermatitis eksfoliatif, reaksi fotosensitif. Anemia hemolitik,netropenia,trobositopenia. Pneumonitis interstitialis/aveolaris,edema paru/fibrosis paru. Nefritis interstitialis,glomerulonefritis,sindroma nefrotik.

Kelainan hematologi Kelainan paru Kelainan renal Penyakit Serum Demam obat Vaskulitis sistemik Limfadenopati

CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS Diagnosis alergi obat sering sulit dibuktikan walaupun dugaan sudah kuat. Dasar diagnosis obat yang terpenting adalah anamnesis rinci tentang berbagai hal penting. Gejala klinis umumnya tidak khas, kecuali beberapa bentuk erupsi kulit seperti pruritus generalisata, urtikaria, erupsi fikstum, atau reaksi anafilaksis yang memenuhi kriteria anamnesis di atas. Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk kelengkapan diagnosis, berupa uji in vivo dan in vitro terdapat obat atau metabolitnya. Uji in vivo berupa uji kulit dan uji provokasi. Uji in vitro terbata sebagai sarana penelitian dan bukan merupakan prosedur rutin. Kesulitan yang terbesar dalam membuat diagnosis adalah untuk mengetahui apakah benar ada hubungan antara manifestasi klinis dengan pemberian obat dan apakah gejala klinis tersebut bukan merupakan bagian dari perjalanan penyakitnya sendiri yang sedang diobati. Diagnosis alergi obat berdasarkan klinis dan uji laboratoris. Secara klinis yang terpenting adalah anamnesa rinci tentang berbagai hal penting yaitu bahwa reaksi yang timbul bukan merupakan efek farmakologi obat, biasanya terjadi beberapa hari setelah pemberian obat (kecuali jika telah terpapar sebelumnya). Gejala klinis akan menghilang beberapa waktu setelah penggantian obat dan gejala yang sama akan timbul dengan pemberian ulang obat yang sama atau dengan struktur obat yang sama (Tabel 2). Gambaran fisik terutama erupsi kulit ada pola gambaran tertentu untuk masing-masing obat (Tabel 3).

Tabel 2. : Kriteria Klinis Alergi Obat


1 2 3 4 5 6 7 8 The observed manifestation do not resemble the pharmacological action of the drug The reaction are generally similar to those which may,occur with other Antigen. An induction period commonly 7-10 days is required following initial exposure to the drug The reaction may be reproduced by cross reacting chemical structures. The reaction may be reproduced by minute dose of the drug. Blood and /or tissue eosinophilia may be present. Discontinuation of the drug result in resolution of the reaction. The reaction occurs in a minority of patients receiving the drug.

Tabel 3. : Pola Reaksi Klinis dan Obat Tersangka


Exanthems : Ampicillin, penicillin Phenilbutazone Sulphonamides Phenitoin Carbamazepine Gold Allopurinol Erythema multiforme and Steven Johnson Syndrome: Trimetrprim,Smx Penicillin Griseofulvin Tetracyclines NSADs Gold Anticonvulsant Tokxicepidermal necrolysis Allopurinol Apirin Penicillin Phenytoin Sulfasalazine Lichenoid eruptions : Anti maalarials Beta blockers Chlorpropamide Gold Methyl dopa Penicillamine Phenylbutazone Sterptomycin.

Acneform eruptions : Cortcosteroids Anabolic steroids Androgens (in female) Oral contraceptives Iodides and bromides Lithium Isoniazid

Uji Laboratorium : Uji invivo. Uji kulit yang tepat dilakukan memakai bahan yang bersifat imunogenik yaitu determinan antigen dari obat atau metabolitnya. Bahan uji kulit harus bersifat non iritatif untuk menghindari positif palsu. Uji ini manfaatnya sangat terbatas karena baru sedikit sekali determinan antigen obat yang sudah diketahui dan tersedia untuk uji kulit. Dengan uji kulit hanya dapat diidentifikasi alergi terhadap makro molekul: insulin, antisera, ekstrak organ, sedang untuk mikromolekul sejauh ini hanya dapat diidentifikasi alergi terhadap penisilin saja. Uji provokasi dapat memastikan diagnosis alergi obat, tetapi merupakan prosedur diagnostik terbatas karena mengandung resiko yang berbahaya yaitu terjadinya anafilaksis sehingga hanya dianjurkan dilakukan ditempat yang memiliki fasilitas dan tenaga yang memadai. Karena itu

maka uji provokasi merupakan indikasi kontra untuk alergi obat yang berat misalnya anafilaksis, sindroma Steven Johnson, dermatitis eksfoliatif, kelainan hematology, eritema vesiko bulosa. Uji provokasi dilakukan setelah eliminasi yang lamanya tergantung dari masa paruh setiap obat. Uji in vitro. Uji in vitro untuk alergi obat lebih lazim digunakan dalam penelitian. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain IgG dan IgM spesifik, uji aglutinasi dan lisis sel darah merah, RAST, uji pelepasan histamin,uji sensitisasi jaringan (basofil/lerkosit serta esai sitokin dan reseptor sel), sedangkan pemeriksaan rutin seperti IgE total dan spesifik, uji Coombs, uji komplemen dan lainlain bukanlah untuk konfirmasi alergi obat.

PENATALAKSANAAN
Dasar utama penatalaksanaan alergi obat adalah penghentian obat yang dicurigai kemudian mengatasi gejala klinis yang timbul. Penghentian obat Kalau mungkin semua obat dihentikan dulu,kecuali obat yang memang perlu dan tidak dicurigai sebagai penyebab reaksi alergi atau menggantikan dengan obat lain. Bila obat tersebut dianggap sangat penting dan tak dapat digantikan, dapat terus diberikan atas persetujuan keluarga, dan dengan cara desensitisasi. Pengobatan Manifestasi klinis ringan umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus. Untuk pruritus, urtikaria atau edema angionerotik dapat diberikan antihistamin misalnya, diphenhidramin, loratadin atau cetirizine dan kalau kelainan cukup luas diberikan pula adrenalin subkutan dengan dosis 0,01 mg/kg/dosis maksimum 0,3 mg/dosis. Difenhidramin diberikan dengan dosis 0,5 mg/kg/dosis, 3 kali/24 jam. CTM diberikan dengan dosis 0,09 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam. Setirizin, dosis pemberian sesuai usia anak adalah : 2-5 tahun: 2.5 mg/dosis, 1 kali/hari; > 6 tahun : 5-10 mg/dosis, 1 kali/hari. Loratadin, dosis pemberian sesuai usia anak adalah : 2-5 tahun: 2.5 mg/dosis,1 kali/hari; > 6 tahun : 10 mg/dosis, 1 kali/hari. Feksofenadin, dosis pemberian sesuai usia anak adalah : 6-11 tahun : 30 mg/hari, 2 kali/hari; > 12 tahun : 60 mg/hari, 2 kali/hari atau 180mg/hari, 4kali/hari. Bila gejala klinis sangat berat misalnya dermatitois eksfoliatif, ekrosis epidermal toksik, sindroma Steven Johnson, vaskulitis, kelainan paru, kelainan hematologi harus diberikan kortikosteroid serta pengobatan suportif dengan menjaga kebutuhan cairan dan elektrolit, tranfusi, antibiotik profilaksis dan perawatan kulit sebagaimana pada luka bakar untuk kelainan-kelainan dermatitis eksfoliatif, nekrosis epidermal toksik dan Sindroma Steven Johnson. Prednison diberikan sebagai dosis awal adalah 1-2 mg/kg/hari dosis tunggal pagi hari sampai keadaan stabil kira-kira 4 hari kemudian diturunkan sampai 0,5 mg/kg/hari, dibagi 3-4 kali/hari dalam 4-10 hari. Steroid parenteral yang digunakan adalah metil prednisolon atau hidrokortison dengan dosis 4-10 mg/kg/dosis tiap 4-6 jam sampai kegawatan dilewati disusul rumatan prednison oral. Cairan dan elektrolit dipenuhi dengan pemberian Dekstrosa 5% dalam 0,225% NaCl atau Dekstrosa 5% dalam 0,45% NaCl dengan jumlah rumatan dan dehidrasi yang ada. Perawatan lokal segera dilakukan untuk mencegah perlekatan, parut atau kontraktur. Reaksi anafilaksis harus mendapat penatalaksanaan adekwat secepatnya. Kortikosteroid topikal diberikan

untuk erupsi kulit dengan dasar reaksi tipe IV dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Pemilihan sediaan dan macam obat tergantung luasnya lesi dan tempat. Prinsip umum adalah : dimulai dengan kortikosteroid potensi rendah. Krim mempunyai kelebihan lebih mudah dioles, baik untuk lesi basah tetapi kurang melindungi kehilangan kelembaban kulit. Salep lebih melindungi kehilangan kelembaban kulit, tetapi sering menyebabkan gatal dan folikulitis. Sediaan semprotan digunakan pada daerah kepala dan daerah berambut lain. Pada umumnya steroid topikal diberikan setelah mandi, tidak diberikan lebih dari 2 kali sehari. Tidak boleh memakai potensi medium sampai tinggi untuk daerah kulit yang tipis misalnya muka, leher, ketiak dan selangkangan.. PROGNOSIS Estimasi saat ini menunjukkan angka kejadian alergi obat makin meningkat. Laporan dari seluruh dunia menunjukkan angka 0,01% sampai 5% dan sekurang kurangnya 15%-30% penderita yang dirawat di rumah sakit mengalami reaksi sedikitnya terhadap 1 macam obat dan 6-10% merupakan alergi obat. Dengan penatalaksanaan yang baik, prognosis alergi obat adalah baik bahkan untuk alergi obat yang berat sekalipun. Dapat terjadi perlekatan kulit, kontraktur, simblefaron, kebutaan bila tindakan tidak tepat dan terlambat dilakukan. Angka kematian dilaporkan 1 dari 10.000 kejadian, pada sindroma Steven Johnson kematian sebesar 5-15%.
DAFTAR PUSTAKA 1. Boguniewicz M. Adverse reaction to drugs. In: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB (eds) : Textbook of Pediatrics. 17th Ed Philadelphia, WB Saunders 2004. pp. 783-785. 2. Bernstein IL, Gruchalla RS, Lee RE. Disease management of drug hypersensitivity : A practice parameter. Ann Allergy Asthma Immunol 1999; 83 : 678-79. 3. Carroll MC, Yueng-Yue KA, Esterly NB. Drug-induced hypersensitivity syndrome in pediatric patients. Pediatrics 2001; 108 : 485-92. 4. Gruchalla R. Understanding drug allergies. J Allergy Clin Immunol 2000; 105 : S637-44. 5. Viard I., Wehrli P., Bullani R. Inhibition of toxic epidermal necrolysis by blockade of CD95 with human intravenous immunoglobulin. Science 1998; 282 : 490-3.

Bintik Merah Gatal Sebagai Gejala Alergi Makanan


Bintik merah gatal atau juga sering disebut urtikaria adalah akibat yang umum dari alergi berbagai makanan atau alergi susu sapi. Sekitar 20% bintik merah gatal akut ini terkait dengan pencernaan makanan pencetus alergi, seperti susu, kacang, telur, cokelat, ikan atau beberapa jenis buah. Alergi makanan terkait dengan bintik merah gatal kebanyakan muncul dengan segera pada buah hati Ibu. Dalam hitungan jam atau sekurang-kurangnya hitungan hari, area merah-merah, gatal

dan bengkak secara langsung menyebar ke seluruh tubuh, muka, bibir, lidah, kerongkongan dan telinga. Area gatal ini pada bayi ibu dapat berkembang semakin luas. Kaitan antara bintik merah gatal dan alergi makanan. Mekanisme alergi pada reaksi abnormal tubuh mengeluarkan zat kimia yang bernama histamin dalam tubuh, menyebabkan munculnya bintik merah gatal. Ketika histamin beredar dalam tubuh sel kulit dan kapiler kulit, sel endotel akan memicu reaksi peradangan atau inflamasi dengan kebocoran cairan kapiler yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit. Tipe bintik merah gatal. Menurut durasi kemunculan reaksi gatal, kita dapat mengkategorikan bintik merah gatal ke dalam jenis akut, dimana gatal muncul beberapa menit setelah terinfeksi hingga beberapa jam atau bahkan beberapa minggu. Kronik, dimana reaksi dapat bertahan lebih dari satu bulan. Bintik merah gatal dan Edema Edema kulit adalah kondisi kulit keras yang disebabkan oleh bintik merah gatal dimana cairan terkumpul di bagian kulit yang bengkak karena jaringan sel. Terlepas dari rasa gatal, bagian kulit ini dapat menjadi kurang sensitif karena tekanan pada syaraf sensorik. Hal ini dapat terjadi karena alasan yang sama pada terjadinya bintik merah gatal yaitu lepasnya histamin di bawah kulit. Edema dapat muncul dimana saja tetapi biasanya tampak pada tangan, wajah, seluruh selaput lendir, mulut, lidah dan kerongkongan. Kondisi ini dapat sangat berbahaya karena dapat menyebabkan anafilaksis dan harus ditangani segera di instalasi gawat darurat. Diagnosis dan terapi pada bintik merah gatal. Secara umum bintik merah gatal dapat dikenali dengan mudah dan investigasi akan sangat berguna untuk mengetahui penyebabnya, terutama pada kasus bintik merah gatal karena alergi makanan dan susu sapi. Hal ini dilakukan dengan diet eliminasi yaitu mengeluarkan satu persatu alergen yang mungkin menjadi pencetus dan mengidentifikasinya. Jurnal pemberian makanan atau Catatan Harian pemberian makanan akan sangat membantu untuk mencatat setiap makanan dan reaksi yang timbul. Untuk mengurangi reaksi bintik merah gatal (tetapi bukan untuk melenyapkan penyebabnya)

dapat digunakan pengobatan dengan antihistamin yang merintangi efek histamin. Pengobatan ini harus dilakukan dibawah saran dan pengawasan dokter. Berikut adalah tips yang dapat ibu lakukan untuk mengurangi gatal yaitu : Menjaga kulit tetap dingin Mengurangi gerak untuk mengurangi panas Mandi dengan air suam-suam kuku Jangan menggaruk, lebih baik gunakan krim pelembab yang disarankan dokter untuk mengurangi gatal dan menghindari kulit kering. sumber : Asosiasi Sadar Alergi
OBAT ALERGI DAN IMUNITAS

Obat alergi diperlukan untuk mengendalikan gejala alergi dengan menghilangkan alergen (penyebab alergi). Namun, untuk mengendalikan alergi dalam jangka panjang disarankan melakukan imunoterapi dengan vaksin antiserum dan imunologikal.
Obat alergi dapat terbagi dalam 2 golongan yaitu : 1. Obat alergi golongan antihistamin (AH1)

Obat alergi golongan antihistamin ini bekerja menghambat reseptor H1 (AH1) yang menyebabkan timbulnya reaksi alergi akibat dilepaskannya histamin. Histamin inilah yang kemudian menimbulkan reaksi imunitas seperti ruam kemerahan, gatal-gatal, pilek, bersin, dll.
2. Obat alergi golongan kortikosteroid (kortison)

Kortikosteroid merupakan hormon yang disekresi oleh kelenjar anak ginjal (adrenal cortex) atau obat-obat yang disintesis dan kerjanya analog dengan hormon ini. Efek yang ditimbulkan oleh obat ini luas sekali dan dapat dikatakan mempengaruhi hampir semua sistem dalam tubuh mulai dari keseimbangan cairan dan elektrolit hingga daya tahan tubuh. Oleh karena itu dalam terapi obat golongan steorid mempunyai indikasi yang sangat luas. Salah satunya sebagai anti alergi pada serangan akut dan parah Penggunaan kortikosteorid diusahakan tidak dalam jangka waktu panjang dan dengan dosis serendah mungkin yang sudah memberikan efek terapi sesuai indikasinya. Dipilih dulu sediaan yang nonsistemik (topikal atau inhalasi) karena tidak/sedikit sekali diserap ke dalam tubuh. Jika obat ini sudah digunakan dalam jangka waktu lama, maka untuk menghentikannya tidak boleh mendadak, tetapi harus diturunkan perlahan-lahan.

Alergi

Alergi adalah suatu reaksi sistem kekebalan tubuh (imunitas) terhadap suatu bahan/zat asing (alergen). Bentuk reaksi itu macam-macam, bisa berbentuk ruam kemerahan, penyumbatan (kongesti), pilek, bersin, radang mata, asma, shock atau bahkan kematian (jarang terjadi).

Gambar Penyebab alergi

Alergi dapat berasal dari makanan atau obat. Sebagian besar penyebab alergi makanan adalah zat-zat protein tertentu dalam susu sapi, putih telur, gandum, kedelai, udang, dll. Sedangkan dari obat, penisilin dan turunannya yang paling banyak menimbulkan reaksi alergi. Jenis obat dengan kecenderungan besar menimbulkan reaksi alergi adalah jenis sulfa, barbiturat, antikonvulsi, insulin dan anestesi lokal. Menghindari penyebab alergi adalah jalan terbaik dalam mencegah timbulnya alergi. Bila anda telah mengetahui makanan apa yang menyebabkan alergi, maka anda dapat memilih yang lain. Demikian juga dengan obat, bila anda mengetahui bahwa anda alergi terhadap obat tertentu maka beritahukan kepada dokter. Dokter anda pun akan memilihkan obat lain yang juga berkhasiat.
VAKSIN ANTISERUM & IMUNOLOGICAL

Disamping itu vaksin antiserum dan imunologikal dapat digunakan untuk mencegah timbulnya alergi. Vaksin (berasal dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar) adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar".

Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel-partikel mirip virus,dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker). Sistem kekebalan mengenali partikel vaksin sebagai agen asing, menghancurkannya, dan "mengingat"-nya. Ketika di kemudian hari agen yang virulen menginfeksi tubuh, sistem kekebalan telah siap: (1) menetralkan bahannya sebelum bisa memasuki sel dan (2) mengenali dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi sebelum agen ini dapat berbiak. Anda dapat membeli obat alergi dan imunitas sesuai kebutuhan dalam segala bentuk sediaan dan merknya di apotik online medicastore.
Sistem Imun Manusia Ibarat payung yang digunakan di kala hujan atau matahari terik, sistem imun melindungi tubuh kita dari berbagai kuman dan mikro-organisme setiap hari. Bila tidak ada perlindungan itu, maka tubuh kita akan mudah diinfeksi oleh kuman dan mikroorganisme tersebut. Sistem imun kita terdiri dari rangkaian sel, protein, jaringan otot, dan organ-organ tertentu. Sel yang terlibat dalam sistem imun manusia adalah lekosit (sel darah putih) yang diproduksi dan disimpan di berbagai lokasi di tubuh, seperti thymus, limpa, dan sumsum tulang. Dari lokasi-lokasi tersebut, lekosit menyebar ke seluruh organ tubuh melalui pembuluh limpatik dan pembuluh darah. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara terkoordinasi dalam mengawasi pertahanan tubuh kita. Ada dua jenis lekosit, yakni fagosit dan limposit. Fagosit adalah sel-sel yang menghancurkan organisme pengganggu, sementara limposit adalah sel-sel yang mengingat dan mengenali para pengganggu sebelumnya dan kemudian membantu tubuh untuk menghancurkan mereka. Rangkaian sel, protein, jaringan otot, dan organ-organ tertentu itu adalah bagian dari sistem imun yang melindungi manusia dalam serangkaian proses yang dinamai respon imun. Karena ada respon imun, maka sistem imun kita dapat menyerang para pengganggu penyebab berbagai penyakit tersebut. Sistem respon itu dimulai ketika suatu antigen (substansi asing yang menyerang tubuh) memasuki tubuh. Tubuh kemudian mengenali dan merespon antigen tersebut dengan cara memicu produksi antibodi (protein khusus yang diarahkan untuk antigen tertentu juga).

Bila sudah diproduksi, antibodi itu akan bertahan di dalam tubuh dan bersiaga untuk menghalau antigen yang telah dikenali sebelumnya. Makanya, bila seseorang sudah pernah terkena suatu penyakit tertentu, misalnya cacar air, biasanya ia tidak akan terkena penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Konsep itulah yang mendasari cara kerja imunisasi. Vaksin imunisasi memperkenalkan tubuh terhadap antigen tertentu. Antigen itu diformulasikan sedemikian rupa untuk tidak membuat tubuh sakit, melainkan memicu tubuh untuk memproduksi antibodi yang akan melindungi tubuh dari serangan antigen tersebut. Dengan demikian, antibodi itu diharapkan akan melindungi tubuh dari serangan antigen sejenis di masa depan. Walau antibodi mampu mengenali antigen dan menempatkannya sebagai sasaran, antibodi tidak dapat menghancurkannya tanpa bantuan. Di sinilah sel-T menunjukkan kemampuannya sehingga lumrah bila sel-T dikenal dengan nama "sel pembunuh". Selain mengenali dan menargetkan antigen, antibodi juga dapat menetralkan racun yang diproduksi oleh berbagai organisme. Pun, antibodi punya wewenang untuk mengaktivasi "komplemen", satu kelompok protein yang merupakan bagian dari sistem imun dan berfungsi membantu membunuh bakteri, virus, atau sel yang terinfeksi. Semua bagian sistem imun itu bekerja melindungi tubuh kita dari berbagai penyakit. Perlindungan itu dinamai imunitas. Namun, imunitas setiap orang berbeda. Ada yang terlihat selalu sehat, ada yang mudah sakit. Seiring pertambahan usia, antibodi kita pun mengenal semakin banyak antigen. Itulah sebabnya orang dewasa cenderung lebih jarang sakit dibandingkan anak-anak. Perbedaan itu bisa terletak pada salah satu dari tiga jenis imunitas yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang. Pertama, imunitas natural ada di dalam tubuh kita sejak kita lahir. Imunitas ini membuat tubuh kita terlindung dari kuman-kuman yang dapat menyerang makhluk lain. Makanya, virus yang menyebabkan leukemia pada kucing tidak berpengaruh apa pun pada manusia. Demikian juga sebaliknya. Loh, kok manusia bisa terkena flu burung atau flu babi? Virus flu burung dan flu babi yang menyerang manusia adalah varian virus yang sudah bermutasi sehingga dapat menembus imunitas kita. Memang ditulari oleh hewan, namun masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk mutan baru. Jenis kedua, yakni imunitas adaptif, adalah imunitas yang berkembang seumur hidup kita karena tubuh kita terkena serangan penyakit atau mendapat vaksinasi. Imunitas pasif adalah jenis yang ketiga. Dinamai pasif karena "dipinjam" dari sumber lain dan bertahan untuk waktu singkat. Misalnya ASI. Melalui ASI, seorang Ibu memberikan antibodinya kepada si bayi sehingga memberikan imunitas sementara terhadap antigenantigen yang telah dikenali oleh antibodi tersebut saat masih berada di dalam tubuh sang ibu. Antibodi itu akan melindungi si bayi di masa-masa awal pertumbuhannya.

Namun, seperti payung yang terkadang tak dapat melindungi seluruh tubuh kita dari terpaan hujan, imunitas pun tak selalu berhasil menjalankan tugasnya. Inilah penyebab mengapa kita menjadi sakit atau terinfeksi. Biasanya hal tersebut disebabkan oleh berbagai masalah. Ada empat kategori penyebab masalah pada sistem imun manusia, yakni gangguan immunodefisiensi, autoimun, alergi, atau kanker pada bagian tertentu di sistem imun.

HD Bee Propolis untuk Sistem Imun Manusia Melalui berbagai penelitian, bee propolis telah terbukti efektif melawan bakteri, virus, dan jamur yang menginfeksi tubuh manusia. Bee propolis bisa seefektif itu karena, ternyata, bee propolis mampu menguatkan thymus. Seperti yang tertulis di atas, thymus adalah tempat memproduksi dan menyimpan lekosit. Lekosit itu sendiri adalah sel darah putih yang berperan sangat penting dalam sistem imun manusia. Manfaat bee propolis dalam menguatkan thymus tersebut diutarakan oleh Dr. John Diamond, President of the International Academy of Preventive Medicine. Karena bee propolis bekerja di thymus, maka yang diberikan oleh bee propolis bukanlah jenis imunitas pasif walaupun berasal dari luar tubuh manusia. Bayangkan sebuah pertunjukan teater, di mana imunitas pasif adalah para pemain yang bisa digantikan, sementara thymus adalah produser yang menentukan bagaimana keseluruhan pertunjukan itu ditampilkan. Yang dilakukan oleh bee propolis adalah berhubungan dengan "produser"-nya, bukan "pemain"-nya. Ada banyak suplemen bee propolis di luar sana, namun HD Bee Propolis adalah yang terbaik karena mengandung bee propolis yang diproses dengan metode ekstraksi khusus untuk mendapatkan propolis yang murni dan berkualitas. Mengapa Anda perlu mengonsumsi HD Bee Propolis? Saat antigen memasuki tubuh Anda, imunitas Anda akan bekerja seperti payung di kala hujan. Tetapi, ketika hujan terlalu deras sehingga dapat membasahi pakaian dan tubuh Anda, apa salahnya menggunakan jas hujan juga? Anda dapat mengandalkan sistem imun di tubuh Anda, tetapi sistem itu tidak selalu mampu melindungi Anda. Konsumsilah HD Bee Propolis agar Anda mendapatkan perlindungan tambahan yang akan mengoptimalkan imunitas Anda, seperti "memakai jas hujan dan payung secara bersamaan di kala hujan turun sangat deras."

Sistem Imun Apakah Sistem Imun Itu? Disadari atau tidak, jutaan operasi dan reaksi berlangsung dalam tubuh kita setiap detiknya. Hal ini terus berlangsung walaupun kita sedang tidur. Kegiatan yang padat ini terjadi dalam selang waktu yang menurut pandangan kita sangat singkat. Ada perbedaan mendasar antara pandangan tentang waktu dalam kehidupan sehari-hari dengan waktu biologis tubuh kita. Rentang satu detik yang melambangkan selang waktu sangat pendek dalam keseharian kita, berjalan sangat lama bagi kebanyakan sistem dan organ yang bekerja di dalam tubuh kita. Jika semua kegiatan yang dilaksanakan oleh semua sel, jaringan, dan organ tubuh

dalam satu detik itu dituliskan, hasilnya tak terbayangkan. Sebuah aktivitas yang berada di luar batas pikiran manusia! Salah satu sistem terpenting yang terus-menerus melakukan kegiatan adalah sistem imun. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang. Ia bekerja bagi tubuh yang dilayaninya dengan penuh ketekunan layaknya pasukan tempur berperalatan lengkap. Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imun sangat diperlukan. Sistem imun adalah sekumpulan sel, jaringan, dan organ yang terdiri atas: * bagian yang bisa dilihat seperti kulit, air mata, air liur, hidung dan paru-paru * bagian yang tidak dapat dilihat seperti timus, limpa, sistem limfa, sumsung tulang, sel darah putih, antibodi dan hormon Semua bagian imun ini bekerja sama dalam melawan masuknya virus, bakteri, jamur, cacing, dan parasit lain yang memasuki tubuh melalui kulit, hidung, mulut, atau bagian tubuh lain. Sistem imun kita tersebar di seluruh tubuh dan tidak berada di bawah perintah otak, tetapi bekerja melalui rangkaian informasi pada tiap bagian dari sistem imun. Jumlah sel-sel imun yang Anda lebih banyak 10 (sepuluh) kali lipat dari sistem syaraf dan mengeluarkan 40 (empat puluh) agen imun yang berbeda-beda untuk melindungi tubuh dari penyakit. Berikut ini pahlawan-pahlawan tersembunyi Anda, yaitu adrenoid dan tonsil, kelenjar air mata (lakrima), kelenjar air liur, membran mukus, timus, limpa, perut, hati, barcop peyer, usus, sumsung tulang, sistem limfa, dan kulit.

4dmin- 02-28-2007 Adrenoid dan Tonsil Terletak di pintu masuk ke tekak berfungsi menghalangi bakteri dan kuman masuk melalui mulut. Kelenjar Air Mata (Lakrima) Terletak di atas sudut luar mata yang mengeluarkan air mata yang berfungsi untuk mencuci debu dan kotoran di mata. Air mata juga mengandung lysozyme bahan yang melawan bakteri. Kelenjar Liur Terletak dalam pipi dan di bawah lidah. Air liur mengeluarkan bahan yang melawan penyakit. Membran Mukus Lapisan lembab yang melapisi beberapa organ seperti hidung dan tekak, mengeluarkan mukus, cairan yang melindungi kita dari bakteri dan menangkap kuman serta debu. Salah satu jalan yang dilalui musuh untuk memasuki tubuh kita adalah saluran pernafasan. Ratusan macam mikroba, yang ada di udara yang kita hirup, berusaha memasuki tubuh lewat jalur ini. Namun, mereka tidak mengetahui adanya halang rintang di dalam hidung yang diciptakan untuk melawan mereka. Sekresi khusus atau mukus pada lendir hidung menahan dan menyapu sekitar 80 90 persen mikroorganisme yang berhasil memasuki sistem pernafasan secara langsung atau melalui partikel debu atau substansi lain. Selain itu, bulu halus (cilia) di permukaan sel-sel saluran pernapasan berdiri tegak, menimbulkan aliran yang membawa partikel asing ke kerongkongan untuk kemudian tertelan dan dihancurkan oleh asam dalam lambung. Refleks batuk dan bersin mempermudah fungsi ini. Setiap kali Anda bernapas, sebagaimana yang Anda lakukan sekarang, ada perang yang berkobar di gerbang perbatasan tubuh Anda. Suatu proses yang sama sekali tidak Anda sadari. Penjaga di gerbang itu bertempur melawan musuh hingga tetes darah penghabisan untuk melindungi kesehatan Anda. 4dmin- 02-28-2007

Timus Timus sangat penting keberadaannya bagi bayi yang baru lahir, tanpa timus sistem imun bayi akan mati. Timus menghasilkan timosin yaitu hormon yang menguatkan reaksi sistem imun. Menurut pengamatan biologis, timus tampak seperti organ biasa tanpa suatu fungsi khusus. Jika dikaji secara rinci, pekerjaannya sangatlah menakjubkan. Di dalam timuslah limfosit sel utama yang berperan dalam sistem imun mendapat semacam pelatihan. Pelatihan itu adalah transfer informasi yang dapat dilaksanakan terhadap makhluk hidup yang memiliki tingkat kecerdasan tertentu. Jadi, ada suatu poin penting yang perlu disebutkan di sini. Yang memberikan pelatihan adalah segumpal daging, yaitu timus dan yang menerimanya adalah suatu sel yang amat kecil. Menurut analisa terakhir, keduanya adalah makhluk hidup yang tidak memiliki kesadaran akan hal ini. Di akhir pelatihan, limfosit dilengkapi dengan sekumpulan informasi yang sangat penting. Limfosit diajari mengenai identitas sel-sel di dalam tubuh. Mereka mempelajari cara mengenali karakterisitik khusus sel tubuh. Lalu, sel-sel limfosit tersebut meninggalkan timus dengan membawa banyak informasi. Dengan demikian, ketika limfosit bekerja dalam tubuh, mereka tidak menyerang sel-sel yang identitasnya pernah diajarkan, tetapi hanya menyerang dan membinasakan sel-sel lainnya yang bersifat asing atau tidak dikenali dalam pemelajaran. Limpa Limpa terdiri atas dua bagian yaitu pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilaksanakan organ berwarna merah tua di bagian atas perut ini menyingkapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumit lah yang membuatnya sangat menakjubkan. Tugas limpa seperti berkontribusi pada reproduksi sel, fagositas, perlindungan sel darah merah, dan pembangunan kekebalan sangat penting sekaligus sulit. Tentu saja, limpa juga hanya segumpal daging, sama seperti organ-organ lainnya. Namun, ia menunjukkan kinerja dan tingkat kecerdasan tak terduga dari sekadar segumpal daging. Ia mengorganisasikan segalanya, tidak membiarkan terjadinya masalah, dan juga bekerja tanpa istirahat. Sesungguhnya, limpa bekerja untuk manusia dengan sangat giat sejak manusia lahir, dan akan terus menerus seperti ini selama masih dikehendaki demikian oleh Allah SWT. 4dmin- 02-28-2007 Produksi Sel Sumsung tulang janin di rahim ibu tidak sepenuhnya mampu memenuhi fungsinya memproduksi sel-sel darah. Sumsum tulang mampu mengerjakan tugas ini hanya setelah lahir. Akankah bayi terkena anemia saat di dalam kandungan? Tidak. Pada tahap ini, limpa akan memegang kendali. Merasakan bahwa tubuh membutuhkan sel darah merah, trombosit dan granulosit, maka limpa mulai memproduksi sel-sel ini selain memproduksi limfosit yang merupakan tugas utamanya. Bagaimana cara ia memiliki informasi dan komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel dan protein yang sangat kompleks ini? Allah yang menciptakan tubuh manusia, menciptakan limpa, dan melengkapinya dengan sistem produksi dan stimulus sedemikian rupa sehingga jika diperlukan, memungkinkan dia bertanggung jawab pada tugas-tugas selain tugas utamanya. Fagositosis Limpa mengandung sejumlah besar sel pembersih (makrofag). Makrofag menelan dan mencernakan sel darah merah sel darah lainnya yang rusak dan tua, serta bahan-bahan lain yang dibawa darah ke limpa. Ada satu sistem daur ulang kimiawi yang sangat penting di sini. Sel makrofag di dalam limpa mengubah protein hemogobin yang ditemukan dalam komposisi sel darah merah yang ditelannya menjadi bilirubin yaitu pigmen empedu. Kemudian, bilirubin ini dikeluarkan ke sirkulasi vena dan dikirim ke hati. Dalam bentuk ini ia dapat saja dikeluarkan dari tubuh bersama-sama empedu.

Akan tetapi, molekul besi dalam bilirubin yang akan dibuang ini merupakan bahan langka yang sangat berharga untuk tubuh. Oleh karena itu, zat besi ini diserap kembali di bagian tertentu oleh usus halus. Dari sana, zat besi ini mula-mula menuju ke hati lalu sumsung tulang. Semua proses ini bertujuan membuang bilirubin yang merupakan zat berbahaya sekaligus untuk memperoleh kembali zat besi. Keseimbangan bilirubin penting untuk tubuh kita. Kesalahan sekecil apa pun pada sistem ini akan mengakibatkan hal serius. Salah satu contoh nyata adalah jika bilirubin melebihi tingkat tertentu, timbullah sakit kuning. Namun, sel-sel dalam tubuh, seakan-akan menyadari bahaya ini, membuang bahan-bahan berbahaya dari tubuh kita dengan ketepatan tinggi sambil memilah bahan-bahan bermanfaat yang bisa kembali digunakan. Subhanallah! Gudang Sel Darah Merah Keterampilan limpa tidak hanya itu. Limpa menyimpan sejumlah tertentu sel darah, sel darah merah, dan trombosit. Kata menyimpan mungkin menimbulkan kesan seakan ada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat penyimpanan. Padahal, limpa adalah organ kecil yang tidak memiliki tempat layaknya gudang. Dalam kasus ini limpa mengembang supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Limpa yang mengembang disebabkan oleh suatu penyakit yang memungkinkan memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar. 4dmin- 02-28-2007 Kontribusi dalam Peperangan Saat terjadi infeksi yang disebabkan oleh mikroba atau ada penyakit lainnya, tubuh menyiapkan serangan bela diri dari musuh, mendorong sel-sel prajurit limfosit untuk menggandakan diri. Pada saat-saat seperti ini limpa menambah produksi limfosit dan makrofag. Jadi, limpa juga berpartisipasi dalam operasi darurat yang dilancarkan saat penyakit akan membahayakan tubuh. Perut Sarana lain bagi mikroba untuk memasuki tubuh adalah makanan kita. Akan tetapi, penjaga di tubuh kita, yang mengetahui metode yang dipakai mikroba ini, menunggu mereka di daerah tempat berakhirnya makanan yaitu lambung. Mereka selalu mempunyai kejutan untuk mikroba yang datang yaitu asam lambung (HCl). Asam ini merupakan kejutan yang tidak menyenangkan bagi para mikroba yang sudah berhasil lolos dari rintangan dan sampai di lambung. Mayoritas mikroba, kalau tidak dikatakan semua, dikalahkan oleh asam ini. Sebagian mikroba mungkin berhasil selamat dari jebakan asam ini karena mereka tidak terlalu berkontak dengan asam lambung atau karena mempunyai daya tahan. Namun, mikroba ini kembali menghadapi konflik selanjutnya dengan penjaga lain yang berada di lajur mereka. Kini, kejutan lain berada di hadapan mereka; enzim pencernaan yang dihasilkan di usus halus. Kali ini, mereka tidak dapat lolos dengan gampang. Hati Hati memproduksi dua bahan yaitu fibrinogen dan protrombin yang membekukan darah dan menyembuhkan luka. Kelenjar besar ini juga memusnahkan banyak parasit dan racun yang ada di aliran darah. Barcop Peyer Terletak di kawasan usus yang mengeluarkan antibodi untuk melawan penyakit dan melindungi usus kecil. Usus Usus merupakan kawasan pemukiman bagi bakteri yang selalu berada di sana tanpa membahayakan tubuh. Sebagian bakteri seperti basillus, akan berbahaya dan menimbulkan penyakit kalau menyebar ke organ tubuh lain. Sumsung Tulang Ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, banyak orang terkena radiasi dan meninggal sepuluh atau lima belas hari kemudian disebabkan oleh pendarahan di dalam atau infeksi. Percobaan pada hewan yang dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi pada korban tersebut menunjukkan bahwa radiasi terhadap sekujur tubuh membunuh sel generatif dalam organ pembentuk darah dan limfoid. Tanpa sel yang bertanggung jawab untuk penggumpalan dan berperang melawan musuh maka tubuh akan mati. Pabrik pembuat sel penting tersebut adalah sumsung tulang. Tertelak di tulang

lengan dan kaki yang mengeluarkan sel-sel pembunuh yang matang dari kelenjar timus. Sel pembunuh yang matang ini akan cepat mengenali dan memusnahkan kuman serta sel-sel kanker. Kekurangan sel ini akan menyebabkan berkembangnya sel kanker dan melemahnya sistem imun. Hebatnya, dari pabrik ini dihasilkan berbagai jenis sel yang berbeda. Sejumlah sel yang dihasilkan di sini berperan dalam produksi fagosit, sebagian lainnya berperan dalam penggumpalan darah, dan sebagian lainnya lagi dalam penguraian senyawa. Di samping dari segi strukturnya, sel-sel ini juga berbeda dalam fungsinya. Sistem Limfa Dalam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel kepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga kantor-kantor polisi dengan polisi penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi baru jika diperlukan. Sistem ini adalah sistem limfatik dan dan kantor-kantor polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini adalah limfosit. Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk mejaga kesehatan manusia. Sistem ini teridi atas pembuluh limfatik yang tersebar di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah bening tempat limfosit berenang di dalamnya yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik. Aliran limfa mengandung sel-sel darah putih yang membantu menghentikan penyebaran penyakit dengan menghasilkan antibodi. Nodus limfa adalah bagian penting dalam sistem ini. Ia adalah struktur limfa kecil yang tersebar di sepanjang jalur sistem limfa. Leher, ketiak, dan selangkangan memiliki jumlah nodus limfa yang banyak untuk menangkap bakteri. Nodus juga mengeluarkan sel darah putih untuk memusnahkan bakteri dan kuman. Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut. Cairan getah bening dalam pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melakukan kontak ini diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai merabak permusuhan, info gejala ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening. Jika setelah pengamatan atas sifat-sifat musuh ini terdeteksi adanya bahaya, dikeluarkan tanda bahaya. Pada tahap ini, di nodus limfa dimulailah produksi limfosit dan sel prajurit lainnya dengan sangat cepat. Setelah tahap produksi, prajurit baru diangkut ke garis depan medan perang. Prajurit baru ini berjalan dari nodus limfa ke pembuluh limfatik melalui cairan getah bening. Mereka berdifusi ke dalam aliran darah dari pembuluh limfatik, dan akhirnya sampai di medan perang. Inilah sebabnya nodus getah limfa pada daerah yang terinfeksi membengkak terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa produksi limfosit pada daerah tersebut meningkat. Kulit Kulit adalah pelindung utama tubuh terhadap penyakit. Kulit menjadi penghalang utama antara kuman dan tubuh. Ia juga merupakan bagian penting dari sistem imun yang memberikan peringatan awal atas datangnya serangan kuman, bakteri dan virus. Kulit bersifat kering dan memiliki keasaman sehingga permukaannya selalu beregenerasi agar kuman tidak melekat di atas permukaannya, kecuali dalam kasus-kasus cedera kulit tertentu. Kulit juga memproduksi bahan anti bakteri sehingga bakteri dan spora yang melekat di atas kulit mati dengan cepat. Kulit yang menutupi seluruh tubuh manusia layaknya selubung, penuh dengan sifat yang menakjubkan. Kulit mampu memperbaiki dan memperbaharui diri. Air tidak dapat menembusnya meskipun banyak pori-pori kecil di permukaannya. Padahal ia berfungsi membuang air lewat proses respirasi atau berkeringat. Strukturnya yang luar biasa lentur memungkinkan gerakan bebas dan ia cukup tebal sehingga tidak mudah robek. Kulit mampu melindungi tubuh dari panas, dingin dan sinar matahari yang merugikan. Kesemuanya itu hanyalah sedikit sifat kulit yang khusus diciptakan untuk manusia. Di sini kita berhadapan dengan sifat khusus dari pembungkus ajaib ini yaitu kemampuannya untuk melindungi tubuh

dari mikroorganisme penyebab penyakit. Jika tubuh dianggap sebagai kastil yang diserang musuh, kita bisa menyebut kulit sebagai dinding kastil yang kuat. Organisme yang hidup di kulit menjalankan fungsi perlindungan lain dari kulit. Sekelompok mikroba tak berbahaya hidup di kulit dan telah beradaptasi dengan medium asam kulit. Karena memperoleh makanan dari bahanbahan sisa di keratin kulit, mikroba ini menyerang segala macam benda asing untuk melindungi tempat makannya. Kulit sebagai tuan rumah mikroba ini bagai bidang perlengkapan yang menyediakan dukungan eksternal bagi pasukan di dalam tubuh manusia. IDI Cabang Surabaya

Nutrisi Memodulasi Fungsi Sistem Imun


SIMPOSIA - Edisi Februari 2008 (Vol.7 No.7) Komponen nutrisi telah digunakan untuk memodulasi fungsi sistem imun. Namun tetap ada dosis anjuran dan dosis maksimal yang harus diperhatikan agar tidak timbul efek toksik yang justru membahayakan tubuh Terapi yang berbasis pada dukungan nutrisi, saat ini telah mengalami perkembangan dari konsep awalnya. Semula, terapi nutrisi hanya diindikasikan untuk mencukupi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien yang sifatnya esensial sebagai penyeimbang kehilangan massa otot dan mencegah menurunnya imunitas tubuh yang terkait dengan lamanya suatu perawatan. Saat ini berbagai komponen nutrisi telah digunakan untuk memodulasi fungsi sistem imun. Komponenkomponen tersebut pada umumnya terdiri atas asam amino (glutamin, arginin, glisisn, dll), asam lemak rantai panjang (PUFA), asam nukleat, trace element, dan bermacam-macam vitamin. Konsep baru ini dibicarakan dalam acara simposium yang diselenggarakan oleh IDI cabang Surabaya, 5 Januari 2008 kemarin di Hyatt Regency Hotel, Surabaya. Ari Baskoro, dr. Sp.PD sebagai salah satu pembicara dalam acara tersebut menjelaskan bahwa target utama imunonutrisi ini pada umumnya adalah untuk memperkuat fungsi pertahanan mukosa, respon imun seluler dan antibodi serta terhadap terjadinya inflamasi lokal maupun sistemik. Seperti kita ketahui bersama bahwa secara garis besar, sistem imun terdiri dari sistem imun innate (non spesifik) dan adaptive (spesifik). Kedua sistem ini tidak berjalan sendiri-sendiri, namun saling berinteraksi dan bekerja secara bersama-sama. Sistem imun innate terdiri dari barier mechanism (kulit, mukosa, silia), dalam bentuk molekul dan protein terlarut (lisozim, komplemen, defensin, sitokin, kemokin, amin bioaktif). Sedangkan yang termasuk dalam sistem imun adaptive (spesifik) pada prinsipnya adalah yang bersifat humoral (antibodi) dan seluler (sel T dan sebset-subsetnya). Ciri utama sistem imun adaptive ini adalah mempunyai spesifitas terhadap antigen yang merangsangnya dan adanya memori imunologis. Sistem imun non spesifik bekerja sebagai pertahanan lini pertama, setelah itu dalam beberapa hari akan diikuti dominasi sistem imun spesifik. Lebih lanjut staf divisi Alergi Imunologi, SMF Ilmu Penyakit Dalam RSU. DR. Soetomo ini menjelaskan bahwa masing-masing nutrisi memiliki fungsi masing-masing untuk memodulasi

sistem imun, sehingga pemberian nutrisi yang tepat akan mempercepat penyembuhan seseorang dari sakitnya, dan sebaliknya apabila kekurangan maka sistem imun kita juga akan terganggu. Komponen asam amino seperti glutamin dan arginin sebenarnya merupakan asam amino non esensial tapi bisa menjadi esensial selama terjadi stres katabolik, dimana penggunaannya melampaui produksinya. Glutamin diperlukan untuk pertumbuhan fungsi sel T dan sel NK, selain itu glutamin juga dapat menstimulasi ekspresi antigen permukaan, pembentukan sitokin, dan sintesis heat shock protein. Pada saluran pencernaan, pemberian glutamin secara enteral dapat menurunkan insiden terjadinya infeksi karena glutamin dapat meningkatkan fungsi pertahanan saluran cerna sehingga mencegah terjadinya translokasi bakteri. Bersama dengan sistein dan glisin, glutamin merupakan bahan utama sintesis glutathione, suatu entioksidan endogen. Sedangkan arginin dapat merangsang penyembuhan luka dan melalui pembentukan NO bersifat sebagai imunomodulator karena dapat mengurangi akumulasi neutrofil di paru, memperbaiki respon imun dan mempunyai efek yang menguntungkan sel T. Dari golongan PUFA ada asam lemak omega 3 yang dapat menghambat kerja sitokin-sitokin proinflammatory (IL-1, IL-6, TNF-?). Oleh karena itu, diet yang mengandung asam lemak omega-3 ini bisa menjadikan membran sel sebagai mekanisme anti inflammatory. Nukleotida merupakan nutrien non esensial karena dapat disintesis secara endogen. Pada kondisi klinis tertentu, nutrien ini menjadi esensial dan penambahannya di dalam diet dapat menguntungkan dalam meningkatkan kinerja sistem imun, pertumbuhan dan maturasi epitel saluran cerna serta pertumbuhan somatik. Golongan vitamin seperti vitamin A seringkali dikaitkan dengan sistem imun. Vitamin A ini diperlukan dalam maturasi, diferensiasi, dan proliferasi sel T. Suplementasi vitamin A seringkali diberikan pada penderita campak, pnemonia, dan diare karena pasien yang menderita ketiga penyakit tersebut apabila kekurangan vitamin A maka penyakitnya akan cenderung memberat dan berkepanjangan. Defisiensi vitamin A berhubungan dengan pergeseran dominasi sitokin Th2 ke arah dominasi sitokin Th1 sehingga mudah mengalami infeksi. Kelompok vitamin B bersama-sama dengan vitamin A, ?-karotin, vitamin C, dan mikronutrien lainnya dapat berfungsi sebagai antioksidan. Kerusakan DNA dan lesi oksidatif dapat diakibatkan defisiensi vitamin B12, B6, asam folat, niasin, vitamin C dan E serta trace mineral seperti zinc dan zat besi. Defisiensi vitamin B6 dapat mengurangi jumlah limfosit, berkurangnya massa jaringan limfoid dan hambatan respon antibodi, sedangkan defisiensi vitamin B12 dapat menekan fungsi fagosit dan hambatan terhadap proliferasi sel T, asam folat bersama vitamin B12 dapat mempengaruhi sel NK. Vitamin C dan E disebut sebagai jaringan antioksidan karena vitamin E (tocotrienol atau tocopherol) tidak dapat bekerja sendiri tanpa antioksidan lainnya. Antioksidan vitamin E akan berubah menjadi oksidan (tocotrienoxyl atau tocopheroxyl) setelah "menetralkan" radikal lipid, oksidan dari vitamin E ini akan direduksi

kembali oleh vitamin C. Dan sebaliknya, vitamin E dapat menghemat penggunaan vitamin C. Vitamin D dikenal fungsinya sebagai regulator homeostasis calsium. Fungsi lain yang belum banyak diketahui adalah peranannya di dalam respon imun. Vitamin D setelah diaktifkan melalui paparan UV B atau melalui jalur hidroksilasi 2 tahab di hepar dan ginjal akan membentuk vitamin D aktif (1,25 (OH)2 D3). Aktivitas vitamin D aktif melalui reseptornya akan meningkatkan ekspresi gen yang bertugas mengkode reseptor-reseptor yang dapat mengenali struktur mikroba pada permukaan keratinosit yaitu CD-14 dan TLR-2. Pada saat yang bersamaan, vitamin D aktif akan merangsang pembentukan cathelicidin yang merupakan suatu antimicrobial peptide (AMP). Vitamin D aktif juga dapat mempengaruhi pergeseran maturasi sel T ke arah Th2 sehingga kejadian infeksi bisa dicegah. Trace elemen merupakan suatu kelompok mikronutrien anorganik esensial yang diperlukan dalam diet dengan ukuran mikrogram hingga sekitar 30 mg/dL. Trace elemen ini terdiri dari 9 mikronutrien, tetapi yang penting untuk memelihara fungsi sistem imun adalah cuprum, zat besi, selenium, dan zinc. Defisiensi besi akan menghambat respon sel T dan produksi IL-2. defisiensi zinc akan mengurangi produksi sitokin Th1 dan aktifitas hormon thymus serta limfopeni, defisiensi yang berat akan mempercepat terjadinya apoptosis sel T dan sel B, atrofi thymus, hilangnya aktifitas sel NK, dan terjadi respon hipersensitivitas (alergi). Defisiensi cuprum akan menimbulkan terjadinya nitropenia dan menurunnya respon terhadap IL-2. Selenium bergabung dengan protein membentuk selenoprotein. Selenoprotein melalui sistem antioksidannya dapat mempengaruhi kinerja leukosit dan sel NK. Pada penderita HIV, defisiensi trace elemen dapat mengakibatkan peningkatan virulensi virus dan progresivitas infeksi HIV. Namun kemudian dr. Ari mengingatkan bahwa bukan berarti ketika semua nutrisi di atas dapat meningkatkan sistem imun maka dapat bebas dikonsumsi sebanyak-banyaknya. Tetap ada dosis anjuran dan dosis maksimal yang harus diperhatikan agar tidak timbul efek toksik yang justru membahayakan tubuh. Secara gampang dokter yang berpostur tinggi besar ini menyebutkan bahwa kita harus lebih berhati-hati apabila mengkonsumsi vitamin yang larut lemak pada dosis besar, dan bisa lebih leluasa bila mengkonsumsi vitamin yang larut air. (Dwi/Surabaya) Anafilaksis (Reaksi Alergi Akut) pada: April 02, 2010, 08:19:50

DEFINISI Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersifat akut, menyeluruh dan bisa menjadi berat. Anafilaksis terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami sensitisasi akibat pemaparan terhadap suatu alergen. Anafilaksis tidak terjadi pada kontak pertama dengan alergen. Pada pemaparan kedua atau pada pemaparan berikutnya, terjadi suatu reaksi alergi. Reaksi ini terjadi secara tiba-tiba, berat dan melibatkan seluruh tubuh. PENYEBAB Anafilaksis bisa tejadi sebagai respon terhadap berbagai alergen.

Penyebab yang sering ditemukan adalah: * Gigitan/sengatan serangga * Serum kuda (digunakan pada beberapa jenis vaksin) * Alergi makanan * Alergi obat. Serbuk sari dan alergen lainnya jarang menyebabkan anafilaksis. Anafilaksis mulai terjadi ketika alergen masuk ke dalam aliran darah dan bereaksi dengan antibodi IgE. Reaksi ini merangsang sel-sel untuk melepaskan histamin dan zat lainnya yang terlibat dalam reaksi peradangan kekebalan. Beberapa jenis obat-obatan (misalnya polymyxin, morfin, zat warna untuk rontgen), pada pemaparan pertama bisa menyebabkan reaksi anafilaktoid (reaksi yang menyerupai anafilaksis). Hal ini biasanya merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi racun dan bukan merupakan mekanisme sistem kekebalan seperti yang terjadi pada anafilaksis sesungguhnya. GEJALA Sistem kekebalan melepaskan antibodi. Jaringan melepaskan histamin dan zat lainnya. Hal ini menyebabkan penyempitan saluran udara, sehingga terdengar bunyi mengi (bengek), gangguan pernafasan; dan timbul gejala-gejala saluran pencernaan berupa nyeri perut, kram, muntah dan diare. Histamin menyebabkan pelebaran pembuluh darah (yang akan menyebabkan penurunan tekanan darah) dan perembesan cairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan (yang akan menyebabkan penurunan volume darah), sehingga terjadi syok. Cairan bisa merembes ke dalam kantung udara di paru-paru dan menyebabkan edema pulmoner. Seringkali terjadi kaligata (urtikaria) dan angioedema. Angioedema bisa cukup berat sehingga menyebabkan penyumbatan saluran pernafasan. Anafilaksis yang berlangsung lama bisa menyebabkan aritimia jantung. Gejala-gejala yang bisa ditemui pada suatu anafilaksis adalah: - kaligata - gatal di seluruh tubuh - hidung tersumbat - kesulitan dalam bernafas - batuk - kulit kebiruan (sianosis), juga bibir dan kuku - pusing, pingsan - kecemasan - berbicara tidak jelas - denyut nadi yang cepat atau lemah - jantung berdebar-debar (palpitasi)

- mual, muntah - diare - nyeri atau kram perut - bengek - kulit kemerahan. DIAGNOSA Pemeriksaan fisik menunjukkan: - kaligata di kulit dan angioedema (pembengkakan mata atau wajah) - kulit kebiruan karena kekurangan oksigen atau pucat karena syok. - denyut nadi cepat - tekanan darah rendah. Pemeriksaan paru-paru dengan stetoskop akan terdengar bunyi mengi (bengek) dan terdapat cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner). PENGOBATAN Anafilaksis merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganan segera. Bila perlu, segera lakukan resusitasi kardiopulmonal, intubasi endotrakeal (pemasangan selang melalui hidung atau mulut ke saluran pernafasan) atau trakeostomi/krikotirotomi (pembuatan lubang di trakea untuk membantu pernafasan). Epinefrin diberikan dalam bentuk suntikan atau obat hirup, untuk membuka saluran pernafasan dan meningkatkan tekanan darah. Untuk mengatasi syok, diberikan cairan melalui infus dan obat-obatan untuk menyokong fungsi jantung dan peredaran darah. Antihistamin (contohnya diphenhydramine) dan kortikosteroid (misalnya prednison) diberikan untuk meringankan gejala lainnya (setelah dilakukan tindakan penyelamatan dan pemberian epinefrin). PENCEGAHAN Hindari alergen penyebab reaksi alergi. Untuk mencegah anafilaksis akibat alergi obat, kadang sebelum obat penyebab alergi diberikan, terlebih dahulu diberikan kortikosteroid, antihistamin atau epinefrin.

Immunotherapy - Bagaimana cara kerja imunoterapi? Kapan immunotherapy membantu?


10. January 2008 05:30 << Continued from Previous page Pada umumnya ada dua tahap untuk imunoterapi: -

tahap Build-up: ini melibatkan menerima suntikan dengan meningkatnya jumlah alergen sekitar satu hingga dua kali per minggu. Panjang fase ini tergantung pada seberapa sering suntikan diterima, tetapi biasanya berkisar antara tiga sampai enam bulan pada jadwal membangun konvensional-up. Dosis sasaran mungkin dicapai dalam jangka waktu yang jauh lebih singkat (satu hari sampai beberapa minggu) dengan cepat build-up jadwal, disebut sebagai "cluster dan buru-buru." Jadwal ini cepat memberikan melibatkan dua atau lebih suntikan setiap kunjungan, yang akan menurunkan jumlah kunjungan selama tahap-up membangun. Namun, jadwal ini juga dapat membawa risiko yang lebih besar pasien mengalami reaksi yang merugikan imunoterapi tersebut. - Fase Pemeliharaan: ini dimulai setelah dosis terapi efektif tercapai. Dosis pemeliharaan yang efektif tergantung pada tingkat pasien sensitivitas alergen dan respon nya ke fase imunoterapi build-up. Selama fase perawatan, akan ada waktu yang cukup lama antara perlakuan immunotherapy, mulai dari dua hingga empat minggu. Anda ahli alergi / imunologi akan menentukan berapa kisaran yang terbaik bagi Anda. Anda mungkin akan melihat penurunan gejala selama tahap-up membangun, tetapi bisa memakan waktu selama 12 bulan pada dosis pemeliharaan untuk melihat perbaikan. Efektivitas pengobatan imunoterapi tampaknya terkait dengan berapa lama pengobatan berlangsung, serta dosis alergen. Jika Anda belum melihat perbaikan dikenali setelah satu tahun terapi pemeliharaan, bekerja sama dengan ahli alergi / imunologi untuk mendiskusikan pilihan pengobatan lainnya. Kapan immunotherapy membantu? Immunotherapy dianjurkan bagi mereka dengan asma alergi, rhinitis, konjungtivitis alergi dan menyengat serangga. Imunoterapi untuk alergi makanan tidak dianjurkan. Pilihan terbaik untuk orang-orang dengan alergi makanan secara ketat untuk menghindari makanan yang. Immunotherapy hanya harus diresepkan oleh dokter dengan pelatihan khusus dalam alergi / imunologi dan harus diberikan dalam fasilitas yang dilengkapi dengan staf yang tepat dan peralatan untuk mengidentifikasi dan mengobati reaksi negatif terhadap suntikan alergi. Idealnya, imunoterapi harus diberikan dalam resep alergi / kantor imunologi ', tetapi jika hal ini tidak mungkin, ahli alergi / imunologi harus menyediakan dokter pembimbing dengan petunjuk yang komprehensif tentang pengobatan imunoterapi Anda. Ketika melihat ahli alergi / imunologi Menurut pedoman referal AAAAI itu, pasien harus melihat alergi / imunologi bila mereka:

Memiliki hubungan yang jelas antara asma, rhinitis konjungtivitis, dan paparan alergen Memiliki respon yang buruk terhadap obat atau tindakan penghindaran Memiliki durasi yang panjang gejala alergi (mayoritas tahun) Apakah seorang anak dengan rhinitis, karena peran pencegahan potensi imunoterapi alergen dalam perkembangan penyakit alergi.

The AAAAI mewakili alergi, spesialis asma, immunologists klinis, bersekutu profesional kesehatan dan lain-lain dengan minat khusus dalam penelitian dan pengobatan penyakit alergi.

Alergi / imunologi adalah dokter spesialis obat pediatrik atau internal yang telah memilih tambahan dua tahun pelatihan untuk menjadi spesialis dalam pengobatan asma, alergi dan penyakit imunologi. Didirikan pada 1943, AAAAI memiliki lebih dari 6.500 anggota di Amerika Serikat, Kanada dan 60 negara lainnya. http://www.aaaai.org/
Reaksi alergi Ikhtisar

An allergic reaction is the body's way of responding to an "invader." Reaksi alergi adalah cara tubuh menanggapi sebuah "penyerbu." When the body senses a foreign substance, called an antigen , the immune system is triggered. Ketika indra tubuh zat asing, yang disebut antigen , maka sistem kekebalan tubuh dipicu. The immune system normally protects the body from harmful agents such as bacteria and toxins. Sistem kekebalan tubuh biasanya melindungi tubuh dari agen berbahaya seperti bakteri dan racun. Its overreaction to a harmless substance (an allergen) is called a hypersensitivity reaction, or an allergic reaction. Its reaksi berlebihan terhadap suatu zat berbahaya (alergen) disebut reaksi hipersensitivitas, atau reaksi alergi.

Anything can be an allergen. Apa pun bisa menjadi alergen. Dust, pollen , plants, medications, foods, insect venoms, animal dander, viruses , or bacteria are examples of allergens. Debu, serbuk sari , tanaman, obat-obatan, makanan, venoms serangga, bulu hewan, virus , atau bakteri adalah contoh dari alergen.

Reactions may occur in one spot, such as a small localized skin rash , itchy eyes, or all over, as in a whole body rash such as hives (urticaria). Reaksi dapat terjadi di satu tempat, seperti terlokalisasi kulit kecil ruam , mata gatal, atau semua lebih, seperti dalam ruam seluruh tubuh seperti gatal-gatal (urtikaria).

A reaction may include one or several symptoms. Reaksi mungkin mencakup satu atau beberapa gejala.

Most allergic reactions are minor, such as a rash from poison ivy, mosquito bites, or sneezing from hay fever. Kebanyakan reaksi alergi ringan, seperti ruam dari poison ivy, gigitan nyamuk, atau bersin dari demam. The type of reaction depends on the person's immune system response, which is sometimes unpredictable. Jenis reaksi tergantung pada respon sistem kekebalan tubuh seseorang, yang kadang-kadang tidak terduga. In rare cases, an allergic reaction can be life-threatening (known as anaphylaxis). Dalam kasus yang jarang, reaksi alergi dapat mengancam nyawa (dikenal sebagai anafilaksis). Each year in the United States, it is estimated that up to 500-1,000 fatalities due to anaphylaxis occur each year and affects 1%-2% of the population as a whole. Setiap tahun di Amerika Serikat,

diperkirakan bahwa sampai 500-1,000 kematian karena anafilaksis terjadi setiap tahun dan mempengaruhi 1% -2% dari populasi secara keseluruhan. Allergies are very common. Alergi sangat umum. The Asthma and Allergy Foundation (AAFA) states that allergies affect 50 million Americans and are the fifth leading chronic disease in the US More than half of all health-care visits for allergies are for seasonal allergies. The Asma Alergi Foundation dan (AAFA) menyatakan bahwa alergi mempengaruhi 50 juta orang Amerika dan merupakan penyakit kronis kelima terkemuka di AS Lebih dari separuh dari semua kunjungan perawatan kesehatan untuk alergi adalah untuk alergi musiman. More than 17 million people visit their doctor for skin allergies annually, and food allergies account for 30,000 visits to the emergency room. Lebih dari 17 juta orang mengunjungi dokter mereka untuk alergi kulit setiap tahunnya, dan alergi makanan account untuk 30.000 kunjungan ke ruang darurat.
Reaksi alergi Penyebab

Almost anything can trigger an allergic reaction. Hampir sesuatu dapat memicu reaksi alergi.

The body's immune system involves the white blood cells, which produce antibodies. Sistem kekebalan tubuh melibatkan sel darah putih, yang menghasilkan antibodi.

When the body is exposed to an antigen, a complex set of reactions begins. Ketika tubuh terkena antigen, serangkaian kompleks reaksi dimulai.

The white blood cells produce an antibody specific to that antigen. Sel darah putih menghasilkan antibodi spesifik untuk antigen tersebut. This is called "sensitization." Ini disebut "sensitisasi."

The job of the antibodies is to detect and help destroy substances that cause disease and sickness. Tugas dari antibodi adalah untuk mendeteksi dan membantu menghancurkan zat yang menyebabkan penyakit dan penyakit. In allergic reactions, the antibody is called immunoglobulin E or IgE. Pada reaksi alergi, antibodi disebut imunoglobulin E atau IgE.

This antibody promotes production and release of chemicals and hormones called "mediators." Antibodi ini mempromosikan produksi dan pelepasan bahan kimia dan hormon yang disebut "mediator."

Mediators have effects on local tissue and organs in addition to activating more white blood cell defenders. Mediator memiliki efek pada jaringan lokal dan organ di samping lebih mengaktifkan sel darah putih pembela HAM. It is these effects that cause the symptoms of the reaction. Ini adalah efek yang menyebabkan gejala reaksi.

Histamine is one of the better-known mediators produced by the body. Histamin adalah salah satu mediator yang lebih dikenal diproduksi oleh tubuh.

If the release of the mediators is sudden or extensive, the allergic reaction may also be sudden and severe, and anaphylaxis may occur. Jika pelepasan mediator yang tiba-tiba atau ekstensif, reaksi alergi juga mungkin tiba-tiba dan berat, dan anafilaksis dapat terjadi.

Allergic reactions are unique for each person. Reaksi alergi yang unik untuk setiap orang. Most people are aware of their particular allergy triggers and reactions. Kebanyakan orang menyadari khusus mereka alergi dan memicu reaksi.

Certain foods (such as peanuts, strawberries, shellfish), vaccines and medications ( antibiotics like penicillin, aspirin , iodine), general anesthesia and local anesthetics, latex rubber, dust, pollen, mold, animal dander, and poison ivy are well-known allergens. makanan tertentu (seperti kacang, stroberi, kerang), vaksin dan obat-obatan ( antibiotik seperti penisilin, aspirin yodium,), anestesi umum dan anestesi lokal, karet lateks, debu, serbuk sari, jamur, bulu binatang, dan poison ivy terkenal alergen.

Bee stings, fire ant stings, penicillin, and peanuts are known for causing dramatic reactions that can be serious and involve the whole body. sengatan Bee, sengatan semut api, penisilin, dan kacang tanah dikenal untuk menyebabkan reaksi dramatis yang bisa serius dan melibatkan seluruh tubuh.

Minor injuries, hot or cold temperatures, exercise , stress , or emotions may trigger allergic reactions. Kecelakaan ringan, suhu panas atau dingin, olahraga , stres , atau emosi dapat memicu reaksi alergi.

Often, the specific allergen cannot be identified unless you have had a similar reaction in the past. Seringkali, alergen tertentu tidak dapat diidentifikasi kecuali Anda memiliki reaksi serupa di masa lalu.

Allergies and the tendency to have allergic reactions run in some families. Alergi dan kecenderungan untuk memiliki reaksi alergi dijalankan di beberapa keluarga.

Many people who have one trigger tend to have other triggers as well. Banyak orang yang memiliki satu pemicu cenderung memiliki pemicu lain juga.

People with certain medical conditions are more likely to have allergic reactions: Orang-orang dengan kondisi medis tertentu lebih cenderung memiliki reaksi alergi:

severe allergic reaction in the past reaksi alergi yang parah di masa lalu

asthma asma

lung conditions that affect breathing, such as chronic obstructive pulmonary disease (COPD) paru-paru kondisi yang mempengaruhi pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

nasal polyps polip hidung

frequent infections of the nasal sinuses, ears, or respiratory tract sering infeksi pada sinus hidung, telinga, atau saluran pernafasan

sensitive skin, especially sufferers of eczema sensitif kulit, terutama penderita eksim

Reaksi alergi Gejala dan Tanda

The look and feel of an allergic reaction depends on the body part involved and the severity of the reaction. Tampilan dan nuansa dari suatu reaksi alergi tergantung pada bagian tubuh yang terlibat dan beratnya reaksi. Some reactions may be localized and limited, while others could involve multiple body systems. Beberapa reaksi mungkin dilokalisasi dan terbatas, sementara yang lain dapat melibatkan berbagai sistem tubuh. Reactions to the same allergen vary among individuals. Reaksi terhadap alergen yang sama bervariasi antara individu.

Anaphylaxis is the term for any combination of allergic symptoms that is rapid, or sudden, and potentially life-threatening. Anafilaksis adalah istilah untuk setiap kombinasi gejala alergi yang cepat, atau tiba-tiba, dan berpotensi mengancam nyawa. Call an ambulance immediately if you suspect anaphylaxis. Panggil ambulans segera jika Anda menduga anafilaksis.

One sign of anaphylaxis is shock . Salah satu tanda anafilaksis adalah shock . Shock has a very specific meaning in medicine. Shock memiliki arti yang sangat khusus dalam pengobatan. The organs of the body are not getting enough blood because of dangerously low blood pressure . Organ-organ tubuh tidak mendapatkan cukup darah karena berbahaya tekanan darah rendah . Shock may lead rapidly to death. Shock dapat menyebabkan cepat mati. The person in shock may be pale or red, sweaty or dry, confused, anxious, or unconscious . Orang mungkin shock pucat atau merah, berkeringat atau kering, bingung, cemas, atau tidak sadar .

Breathing may be difficult or noisy, or the person may be unable to breathe. Pernapasan mungkin sulit atau berisik, atau orang mungkin tidak dapat bernapas.

Shock is caused by sudden dilation of many or large blood vessels. Shock disebabkan oleh tibatiba pelebaran pembuluh darah besar atau banyak. This is brought on by the action of the mediators. Hal ini disebabkan oleh aksi para mediator. If the drop in blood pressure is sudden and drastic, it can lead to unconsciousness, even cardiac arrest and death. Jika penurunan tekanan darah yang tiba-tiba dan drastis, dapat menyebabkan pingsan, bahkan serangan jantung dan kematian. Symptoms of an allergic reaction include any, some, or many of the following: Gejala reaksi alergi menyertakan, beberapa, atau banyak dari yang berikut:

Skin: redness, irritation, itching , swelling, blistering, weeping, crusting, rash, eruptions, or hives (itchy bumps or welts) Kulit: kemerahan, iritasi, gatal , bengkak, blistering, menangis, crusting, ruam, erupsi, atau gatal-gatal (gundukan gatal atau bekas)

Kapan Mencari Layanan Medis

Because allergic reactions can progress and worsen in minutes, medical attention is always recommended for all but the most minor and localized symptoms. Karena reaksi alergi dapat kemajuan dan memburuk dalam beberapa menit, perhatian medis selalu direkomendasikan untuk semua tetapi gejala yang paling kecil dan lokal. If the symptoms of your reaction worsen over a few days, or if they do not improve with recommended treatment and removal of the allergen, call your health-care provider. Jika gejala reaksi Anda memburuk selama beberapa hari, atau jika mereka tidak membaik dengan pengobatan yang disarankan dan penghapusan alergen, hubungi penyedia perawatan kesehatan Anda. Tell your health-care provider if you have any allergic symptoms after using a drug or other treatment prescribed for you (see Drug Allergy ). Katakan kesehatan selular Anda jika Anda memiliki gejala-gejala alergi setelah menggunakan obat atau pengobatan lain yang ditentukan untuk Anda (lihat Obat Alergi ). Allergic reactions can be dangerous. Reaksi alergi bisa berbahaya. Sudden, severe, widespread reactions require emergency evaluation by a medical professional. Mendadak, berat, reaksi luas memerlukan evaluasi darurat oleh seorang profesional medis. Call an ambulance if you or someone around you has any of the following with an allergic reaction: Panggil ambulans jika Anda atau seseorang di sekitar Anda memiliki salah satu dari berikut dengan reaksi alergi:

sudden, severe, or rapidly worsening symptoms mendadak, berat, atau cepat memburuk gejala

exposure to an allergen that previously caused severe or bad reactions pajanan terhadap alergen yang sebelumnya menyebabkan reaksi parah atau buruk

swelling of the lips, tongue, or throat pembengkakan lidah, bibir, atau tenggorokan

wheezing, chest tightness, loud breathing, trouble breathing, or hoarseness of voice mengi, sesak dada, bernapas keras, kesulitan bernapas, atau suara serak suara

confusion, sweating , nausea, or vomiting kebingungan, berkeringat , mual, atau muntah

widespread rash or severe hives luas ruam atau gatal-gatal parah

lightheadedness, collapse, or unconsciousness ringan, runtuh, atau ketidaksadaran

Reaksi alergi Diagnosis

For typical allergic reactions, your health-care provider will examine you and ask questions about your symptoms and their timing. Untuk reaksi alergi yang khas, penyedia layanan kesehatan akan memeriksa Anda dan mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala Anda dan waktu mereka. Blood tests and X-rays are not needed except under unusual circumstances. Tes darah dan sinar-X tidak diperlukan kecuali dalam kondisi yang tidak biasa. In case of severe reactions, you will be evaluated quickly in the emergency department . Dalam kasus reaksi parah, Anda akan dievaluasi dengan cepat pada gawat darurat . The first step for the health-care provider is to judge the severity of the allergic reaction. Langkah pertama untuk penyedia layanan kesehatan untuk menilai tingkat keparahan dari reaksi alergi.

Blood pressure and pulse are checked. Tekanan darah dan nadi diperiksa.

An examination determines whether you need help breathing. Pemeriksaan menentukan apakah Anda membutuhkan bantuan pernapasan.

Often, an IV line is placed in case you need anti-allergy (antihistamine) medications quickly. Seringkali, jalur IV ditempatkan dalam jika anda membutuhkan anti-alergi (antihistamin) obat cepat.

If you can speak, you will be asked about allergy triggers and previous reactions. Jika Anda dapat berbicara, Anda akan ditanya mengenai alergi dan sebelumnya memicu reaksi

Lungs: wheezing , tightness, cough , or shortness of breath Paru: mengi , sesak, batuk , atau sesak napas

Head: swelling of the face, eyelids, lips, tongue, or throat, hoarseness of voice, headache Kepala: pembengkakan pada wajah, kelopak mata, bibir, lidah, atau tenggorokan, suara serak suara, sakit kepala

Nose: stuffy nose, runny nose (clear, thin discharge), sneezing Hidung: hidung tersumbat, hidung meler (jelas, debit tipis), bersin

Eyes: red (bloodshot), itchy, swollen, or watery Mata: merah (merah), gatal, bengkak, atau berair

Stomach: pain, nausea , vomiting, diarrhea , or bloody diarrhea Perut: nyeri, mual , muntah, diare , atau diare berdarah

Você também pode gostar