Você está na página 1de 6

Perseroan didirikan pada bulan Desember 2002.

Pada tahun 2003, Perseroan melakukan akuisisi dua operator telepon selular berlisensi, yaitu Komselindo dan Metrosel. Setelah akuisisi tersebut, Perseroan mulai beroperasi sebagai penyelenggara jasa selular berbasis teknologi CDMA. Perseroan meluncurkan produk Prabayar dengan merk FREN yang dioperasikan pada Desember 2003 dengan berbasis jaringan CDMA 2000-1X, dan disusul pada April 2004, peluncuran produk Pascabayar pada jaringan yang sama. Seiring dengan perkembangannya, Perseroan mengakuisisi satu lagi operator telepon berlisensi selular yaitu Telesera. Perseroan kemudian menyelesaikan peralihan sistem telekomunikasi yang digunakan oleh ketiga operator berlisensi tersebut dari sistem selular analog (AMPS) menjadi sistem selular digital CDMA. Pada tahun 2006, Perseroan meluncurkan layanan 3G melalui jaringan CDMA EVDO, serta melakukan pencatatan perdana saham pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta). Tahun 2007, Perseroan menerbitkan obligasi Rupiah pertamanya yang juga dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Kemudian Perseroan juga menerbitkan Eurobond yang dicatatkan di Bursa Efek Singapura. Pada April 2008, Perseroan memperkenalkan fitur baru yaitu World Passport yang menjadikan Perseroan menjadi operator CDMA pertama di dunia yang bergabung dengan Asosiasi GSM. Hal ini memungkinkan pelanggan dapat melakukan roaming internasional ke berbagai penjuru dunia, baik di jaringan selular CDMA maupun GSM. Pada Mei 2008, Perseroan meluncurkan produk FWA (Fixed Wireless Access) Prabayar. Pada Februari 2009 Perseroan meluncurkan produk baru yaitu layanan Mobile Data pascabayar dan prabayar. Untuk lebih melengkapi portofolio produknya, pada Mei tahun yang sama Perseroan meluncurkan layanan FWA Pascabayar dan Fren Duo, yaitu layanan hybrid yang menggabungkan layanan selular dan FWA, dengan fitur ini pelanggan dapat memiliki dua nomor FWA dan selular dalam satu kartu. Pada tahun 2010 Perseroan meluncurkan 2 kartu perdana baru dengan keunggulan yang berbeda, Fren Extra dan Fren Jos. Fren Extra memberikan bonus volume data ketika mengirim SMS dan bonus pulsa ketika menerima panggilan. Sedangkan Fren Jos adalah produk hybrid seperti Fren Duo yang memberikan berbagai bonus SMS, bonus volume data dan bonus pulsa setiap pengisian pulsa biasa. Pada awal tahun 2011, Perseroan melakukan aksi korporasi dengan

meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh untuk mengakuisisi PT Smart Telecom (Smartel) dan kemudian melakukan perubahan nama dari sebelumnya PT Mobile-8 Telecom Tbk menjadi PT Smartfren Telecom Tbk. Aksi korporasi ini bertujuan untuk melakukan sinergi dengan Smartel dalam berbagai aspek, di antaranya pengembangan infrastruktur jaringan, peningkatan efisiensi operasional, perluasan jaringan pemasaran dan penggabungan merek dagang menjadi smartfren. Pada Juni 2011, Perseroan meluncurkan produk unggulan yaitu USB Modem tipe AC682, dibarengi dengan kampanye I hate slow dengan maskot baru bernama Mr. Kwik. Layanan data ini menghadirkan akses data kecepatan tinggi dengan mengusung teknologi EV-DO Rev. A dengan kecepatan download mencapai 3,1 Mbps. Pada akhir tahun 2011, Perseroan kembali meluncurkan gebrakan baru dengan mengusung teknologi CDMA EV-DO Rev. B yang menghadirkan layanan internet super cepat dengan kecepatan download mencapai 14,7 Mbps.

Pada awal tahun 2011, Perseroan melakukan aksi korporasi dengan modal ditempatkan dan disetor penuh untuk PT Smart Telecom (Smartel ) dan kemudian melakukan perubahan nama dari sebelumnya PT Mobile-8 Telecom Tbk menjadi PT Sma rtf ren Telecom Tbk
Standar Akuntansi Keuangan, aturan akuntansi yang berlaku di tanah air, mewajibkan aset agar disajikan dalam laporan keuangan (neraca). SAK mengatur secara sistematis dalam penyajian aset perusahaan di neraca agar lebih mudah dipahami sebagai dasar pengambilan keputusan pengguna neraca. Pengaturan yang dimaksudkan untuk memudahkan itu ialah dengan penggolongan aset dalam 2 jenis kategori utama: lancar dan tidak lancar. Definisi aset lancar ialah aset cair atau likuid yang di dalam berjalannya bisnis dicairkan menjadi kas paling lama satu tahun. Aset lancar misalnya adalah kas, piutang dagang, barang dagang, dan sebagainya. Piutang dagang adalah aset lancar karena dalam praktik bisnis yang wajar dilunasi kurang dari 1 tahun. Barang dagang dimaksudkan untuk dijual guna menghasilkan kas. Barang dagang dengan demikian adalah aset lancar atau likuid. Aset lancar diperlukan sebagai aset operasi yang berguna untuk mengerakkan usaha. Ia berperan sebagai modal kerja sebuah usaha. Aset jenis ini siap digunakan kapan saja. Bila aset lancar habis, kegiatan sehari-hari sebuah perusahaan bisa terhambat. Bahan baku bisa tidak terbeli karena tiadanya uang tunai untuk mendapatkannya. Sementara itu, aset tak lancar adalah aset yang umur ekonomisnya lebih dari satu tahun. Contoh aset tak lancar ialah tanah, bangunan mesin dan sejenisnya. Usia kegunaan ekonomis aset tak lancar biasanya melampaui jangka satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual. Aset tak lancar memiliki kekuatan ekonomi yang lebih baik untuk tidak hanya sekarang tetapi juga masa datang, sehingga perusahaan bisa bertahan lebih baik. Wujud aset tak lancar biasanya adalah pabrik, bangunan, produk properti, dan sebagainya. Aset ini tidak mudah dijual tetapi nilainya sangat tinggi, bila dibandingkan dengan aset lancar. Mengapa pengelompokan aset menjadi dua seperti ini diperlukan? Itu agar kondisi bisnis Anda yang sebenarnya bisa diketahui. Dengan mengetahui kondisi keuangan bisnis seakurat mungkin, langkah yang akan diambil selanjutnya dalam menggerakkan bisnis juga bisa ditempuh dan pada saat yang sama akan mengurangi risiko salah langkah

Aset lancar (Inggris: current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Komponen aset lancar biasanya adalah: Surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan Piutang usaha Persediaan Panjar biaya Penggunaan[sunting | sunting sumber] Mencermati besarnya aset lancar menjadi syarat bagi beberapa kegiatan manajemen yang berkenaan dengan pemeliharaan tingkat likuiditas perusahaan, misalnya Manajemen Kas, Manajemen Piutang, dan Manajemen Persediaan. Indikasi Utama[sunting | sunting sumber] Ada tiga indikasi umum bagi manajemen mengenai efisiensi dan profitabilitas dalam penggunaan aset atau aktiva lancar. 1. Perputaran harta lancar, yaitu angka yang diperoleh dari jumlah harga pokok penjualan dan biaya operasi (keduanya dipetik dari laporan laba rugi) dibagi angka rata-rata aset lancar pada permulaan operasi (dipetik dari neraca tahun lalu) dan aset lancar pada akhir operasi (dipetik dari neraca terakhir). Angka ini dinyatakan dalam kali. 2. Rasio laba dibanding perputaran harta lancar. Ini mengukur besarnya laba dalam sekian kali perputaran dalam satu masa operasi. Dinyatakan dalam persen. 3. Tingkat laba per perputaran. Angka persentase yang diperoleh dari angka rasio laba dibanding perputaran harta lancar dibagi perputaran harta lancar. Nilai no.2 dibagi nilai no. 1 di atas. Dalam industri tertentu ada nilai pedoman untuk indikasi mengenai keunggulan dalam dalam hal-hal itu, yang biasanya digunakan dalam analisis rasio.

Dalam akuntansi, aset tidak lancar (Inggris: long-term asset) atau disebut juga aset jangka panjang, adalah jenis aset yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu tahun. Contohnya adalah gedung, alat produksi, investasi jangka panjang, serta aset tidak berwujud. Aset berwujud yang tidak lancar sering pula disebut sebagai aset tetap (fixed asset). Aset - Aset (assets) adalah semua hak yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan. Aset dapat di klarifikasikan ke dalah beberapa subkelompok sebagai berikut : Aset Lancar (Current Assets) 1. Kas Kas (cash) adalah uang tunai yang disimpan di brankas atau di kantor, ataupun simpanan di bank, yang berbentuk giro atau simpanan lain yang dapat diambil setiap saat. 2. Deposito Bank Deposito bank/deposito berjangka (time deposite) adalah simpanan pada bank yang berbentuk deposito yang dapat diambil pada waktu-waktu tertentu misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan. 3. Surat Berharga Surat berharga/efek (marketable securities) adalah saham dan obligasi perusahaan lain yang segera dapat diuangkan atau dijual di bursa efek. Tujuan pemilikannya adalah untuk memanfaatkan kelebihan uang kas (idle money). 4. Piutang Usaha Piutang usaha (account receivable) adalah hak untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumnya perusahaan memberikan pinjaman atau menjual barang/jasa secara kredit kepada pihak lain.

5. Piutang Wesel Piutang wesel/wesel tagih (notes receivable) adalah surat perintah yang ditujukan kepada seseorang atau badan tertentu untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan pada orang yang namanya ditulis dalam surat tersebut atau pada orang yang membawa surat tersebut. 6. Persediaan Barang Dagang Persediaan barang dangang (merchandise inventory) adalah persediaan barang yang siap dijual. 7. Perlengkapan Kantor Perlengkapan kantor (office supplies) adalah perlengkapan yang digunakan untuk lancarnya administrasi perkantoran. Contoh : kertas HVS, isi stapler, disket, flashdisk dan lain-lain. 8. Perlengkapan Toko Perlengkapan toko (store supplies) adalah perlengkapan yang digunakan untuk kelancaran kegiatan di toko. Contoh : Kantong plastik. 9. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka (prepaid expenses) adalah beban yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi belum menjadi kewajiban atau belum digunakan. Contoh : Asuransi dibayar di muka (prepaid insurance) dan sewa dibayar di muka (prepaid rent). 10. Pendapatan yang Masih Harus Diterima Pendapatan yang harus diterima/piutang pendapatan (accurued revenus) adalah pendapatan yang sudah diperhitungkan/sudah menjadi hak, tetapi belum diterima pembayarannya. Contoh : bunga yang akan diterima, dan piutang sewa. Investasi Jangka Panjang Investasi jangka panjang adalah penanaman modal pada perusahaan lain dalam jangka panjang, yang tujuannya selain untuk memperoleh tambahan pendapatan, juga untuk mengkontrol atau mengendalikan perusahaan tersebut, seperti investasi dalam saham dan obligasi. Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) adalah kekayaan perusahaan yang pemakaiannya dalam waktu lama (lebih dari satu periode akuntansi). Aset tersebut digunakan dalam kegiatan normal perusahaan serta mempunyai nilai material (relatif besar nilainya), misalnya : tanah, gedung/bangunan, mesin-mesin, kendaraan, peralatan toko, dan peralatan kantor. Aset Tetap Tidak Berwujud Aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) adalah hak istimewa yang dimiliki perusahaan dan mempunyai nilai, namun tidak mempunyai bentuk fisik. Aset tidak berwujud antara lain sebagai berikut : 1. Good will, yaitu nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan yang timbul karena adanya keistimewaan-keistimewaan tertentu, seperti letak yang sangat stategis dan nama yang sudah sangat dikenal. 2. Hak paten, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan atau badan usaha untuk menggunakan penemuan baru. 3. Hak cipta, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan atau badan usaha untuk memperbanyak/menjual barang-barang hasil karya seni atau tulisan. 4. Merek dagang, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada badan usaha untuk menggunakan nama, cap atau lambang bagi usahanya. 5. Hak sewa (leasing), yaitu hak untuk menggunakan aktiva tetap pihak lain dalam jangka waktu panjang. 6. Frenchise, yaitu hak istimewa yang diperoleh perusahaan atau perseorangan dari pihak lain untuk mengkomersilkan produk, teknik, atau formula tertentu.

Klasifikasi aset lancar dan tidak lancar menurut PSAK 1


Misalnya perusahaan memiliki saldo piutang ataupun persediaan yang belum direalisasikan setelah 12 bulan dari periode pelaporan, apakah harus diklasifikasikan sebagai Aset Lancar atau Tidak Lancar ?

Klasifikasi suatu aset apakah sebagai Aset Lancar atau Aset Tidak Lancar diatur dalam PSAK No. 1. Adapun PSAK No.1 yang masih berlaku sampai dengan saat ini adalah PSAK No. 1 (Revisi 1998), dan setelah tanggal 31 Desember 2010 nanti PSAK ini akan digantikan oleh PSAK No.1 (Revisi 2009) yang sudah mengadopsi IAS 1 : Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2009. PSAK No.1 (Revisi 2009) telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI pada tanggal 15 Desember 2009 dan akan mulai berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setalah tanggal 1 Januari 2011. Pengklasifikasikan suatu aset sebagai aset lancar atau tidak lancar dalam PSAK 1 (Revisi 2009) diatur dalam paragraf 63 yang menjelaskan bahwa entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika : (a) entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya dalam siklus operasi normal; (b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan; (c) entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau (d) kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2 (revisi 2009) : Laporan Arus Kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar. Sedangkan PSAK 1 (Revisi 1998) yang masih berlaku sampai dengan 31 Desember 2010 nanti mengatur mengenai klasifikasi aset sebagai aset lancar, jika aset tersebut : (a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau (b) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau (c) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. Jika kita memperhatikan persyaratan pada butir (a) di atas baik pengaturan menurut PSAK 1 revisi 2009 ataupun PSAK 1 revisi 1998, maka atas saldo piutang ataupun persediaan yang biarpun belum direalisasikan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan tetap harus diklasifikasikan sebagai Aset Lancar karena termasuk dalam aset yang akan dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian dari siklus operasi normal perusahaan meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan (Hrd).

AKTIVA LANCAR

1. Aktiva lancar ialah Uang kas atau aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya. (paling lama satu tahun). Yang termasuk dalam aktiva lancar ialah :
a. Kas, uang tunai untuk membiayai operasi perusahaan b. Investasi Jangka Pendek, investasi yang sifatnya sementara, hanya untuk memanfaatkan uang yang belum dibutuhkan dalam operasi. c. Piutang Wesel, tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam perjanjian yang diatur dalam undang-undang. d. Piutang Dagang, tagihan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan barang dagangan secara kredit. e. Persediaan, baik persediaan bahan mentah, barang dalam proses maupun barang jadi. f. Piutang penghasilan, penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan, tetapi belum diterima pembayaraannya. g. Persekot / uang muka / biaya dibayar di muka, pengeluaran untuk memperoleh jasa / prestasi dari pihak lain. Pengeluaran itu belum menjadi biaya periode sekarang, melainkan pada periode berikutnya. 2. Aktiva tidak lancar ialah tidak berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang panjang. Yang termasuk dalam aktiva tidak lancar ialah : a. Investasi Jangka Panjang, investasi ini dilakukan jika perusahaan mempunyai kekayaan lebih dari yang dibutuhkan.

b. Aktiva Tetap, kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak, dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara permanen; selain itu juga mempunyai umur ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan. c. Aktiva Tetap Tidak Berwujud, kekayaan yang perusahan yang secara fisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. d. Beban yang Ditangguhkan, transaksi yang menunjukan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang. Lima Unsur Pokok Aktiva Lancar

Di dalam Neraca, aktiva lancar disajikan berdasar urutan tingkat likuiditasnya.


Terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu : 1. Kas ==> Disajikan sesuai dengan jumlah yang benar-benar ada sebesar nilai nominalnya. 2. Surat-surat berharga ==> memanfaatkan kas menganggur, disajikan sebesar harga pokok atau LOCOM 3. Tagihan (Piutang) ==> disajikan berdasar jumlah yang diperkirakan akan dapat diterima pembayarannya (sebesar nilai realisasi) 4. Persediaan ==> disajikan berdasar harga pokok atau LOCOM 5. Pos-pos Transitoris dan Antisipasi ==> biaya dibayar di muka dan pendapatan yang masih akan diterima.
Aset Lain-Lain Aset lain-lain (other assets) adalah aktiva yang tidak dapat digolongkan dalam empat jenis aktiva diatas, misalnya biaya pendirian dan biaya emisi saham serta aktiva tetap yang tidak dipakai.

Você também pode gostar