Você está na página 1de 4

Apa itu Afasia?

Definisi, 3 Penyebab, dan 4 Jenis Afasia


Amazine | Online Popular Knowledge

Afasia (aphasia) terjadi ketika seseorang tidak dapat berbicara dengan baik dan semestinya yang dipicu oleh kerusakan otak. Kondisi ini rentan membuat penderitanya mengalami depresi dan terisolasi karena tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Definisi dan Penyebab Istilah afasia berasal dari kata Yunani yang berarti aphatos atau tidak bisa berkata-kata. Afasia merupakan gangguan bahasa atau komunikasi akibat terjadinya gangguan atau kerusakan otak. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk bahasa berada di sisi kiri. Kerusakan mungkin terjadi karena beberapa sebab berikut: 1. Stroke Stroke menyebabkan darah tidak mampu mencapai bagian tertentu otak yang antara lain dipicu oleh kematian sel otak karena tidak mendapatkan cukup oksigen. 2. Benturan pada kepala Benturan keras ke kepala juga dapat merusak otak. 3. Infeksi dan tumor Infeksi dan tumor pada otak bisa menyebabkan afasia. Kerusakan ini dapat mempengaruhi pemahaman bahasa serta kemampuan membaca dan menulis. Jenis Afasia Berikut adalah jenis afasia:

1. Wernicke Aphasia Wernicke Aphasia juga dikenal sebagai Receptive Aphasia atau Fluent Aphasia atau Sensory Aphasia. Dalam kasus ini, sisi kiri tengah otak (bagian kendali bahasa) mengalami kerusakan sehingga mengarah ke afasia. Orang yang mengalami kondisi ini masih bisa membentuk kalimat panjang, tetapi dengan tingkat kesulitan tertentu. Kalimat yang terbentuk bisa saja tidak masuk akal yang berupa rangkaian kata-kata tanpa arti tanpa mereka sendiri menyadarinya. Selain itu, penderita juga menghadapi kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain. Terjadi pula penurunan kemampuan membaca sekaligus menulis. 2. Brocas Aphasia Jenis Afasia ini juga dikenal sebagai Non Fluent Aphasia atau Expressive Aphasia atau Motor Aphasia. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan di bagian depan otak yang merupakan daerah yang dominan untuk kemampuan bahasa. Seseorang yang menderita jenis afasia ini akan mengalami kesulitan membentuk kalimat lengkap. Mereka juga kesulitan dalam menentukan arah apakah kiri atau kanan. Namun, penderita umumnya masih bisa memahami apa yang dikatakan orang lain tanpa kesulitan berarti. Berbeda dengan Wernicke aphasia, orang yang mengalami Brocas aphasia masih sadar ketika mengatakan hal yang salah (tidak masuk akal). 3. Global Aphasia Ini adalah kasus parah yang merupakan gabungan dari dua afasia sebelumnya. Orang yang mengalami kondisi ini kehilangan kemampuan total untuk berbicara atau menulis atau membaca. Global afasia akan membuat seseorang sama sekali tidak mampu berkomunikasi. 4. Anomia Aphasia Jenis afasia ini juga dikenal sebagai Nominal Aphasia atau Anomic Aphasia atau Amnesic Aphasia.

Segala macam trauma yang mempengaruhi otak bisa memicu masalah ini. Anomia aphasia membuat penderitanya mengalami kesulitan mengingat kata untuk menyusun kalimat saat berbicara atau menulis.[] Afasia (aphasia) didefinisikan sebagai ketidakmampuan menggunakan atau mengerti bahasa (lisan atau tertulis) akibat terjadinya gangguan pada otak. Dengan kata lain, setiap kerusakan pada bagian otak yang mengendalikan komunikasi akan menyebabkan afasia. Tingkat keparahan afasia akan tergantung pada tingkat kerusakan otak. Pengobatan afasia difokuskan pada penyebab kondisi yang diikuti dengan berbagai terapi untuk mengembalikan kemampuan komunikasi penderita. Penyebab Afasia Stroke menjadi penyebab paling umum kerusakan otak yang akhirnya diikuti afasia. Stroke merupakan suatu kondisi dimana otak mengalami penyumbatan atau mengalami pecah pembuluh darah. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan kematian sel otak atau kerusakan pada area otak yang mengendalikan kemampuan bahasa. Selain stroke, faktor lain seperti tumor otak, infeksi, atau kondisi medis degeneratif tertentu juga diketahui menyebabkan afasia. Pengobatan Afasia Orang yang mengalami kerusakan otak ringan umumnya dapat mempelajari kembali kemampuan bahasa tanpa pengobatan atau terapi. Namun hal ini tidak terjadi pada kasus kerusakan parah sehingga pasien mungkin memerlukan terapi bicara dan bahasa untuk merehabilitasi kemampuan bahasa mereka. Terapi bicara tentu akan memakan waktu, tergantung dari tingkat keparahan kondisi pasien. Agar lebih efektif, terapi harus dimulai segera setelah afasia terjadi. Terapi bisa berisi latihan untuk meningkatkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Secara bertahap, latihan ini dapat berlanjut menjadi langkah-langkah yang lebih rumit seperti menjelaskan atau bercerita tentang suatu hal. Pasien juga diajarkan untuk menggunakan bahasa tubuh dan gambar untuk membantu berkomunikasi. Buku atau papan dengan gambar dan kata-kata bisa digunakan sebagai alat peraga untuk membantu pasien mengingat kata-kata yang umum digunakan.

Agar lebih efektif, terapi juga harus diiringi dengan praktik langsung. Pasien bisa mengunjungi berbagai tempat dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Bekerja dalam kelompok akan membantu membangun kepercayaan dan dukungan antar pasien. Memulai percakapan, mengklarifikasi kesalahan bahasa, memperbaiki kalimat yang tidak sempurna, dll, merupakan berbagai latihan yang bisa dilakukan bersama dalam kelompok. Sebagian pasien juga mendapatkan manfaat dengan penggunaan komputer untuk membantu mempelajari kembali jenis kata dan kalimat. Terapi afasia (aphasia) akan berlangsung lebih baik dengan bantuan keluarga yang selalu mendukung disertai mengulang latihan sesampainya di rumah.[]

Você também pode gostar