Você está na página 1de 11

144

Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

MODEL PENAWARAN DAN PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING DI PROPINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN PENDEKATAN PERSAMAAN SIMULTAN (Demand and Supply of Broiler Meat In South Kalimantan By Using Simultaneous Equations Model) Miranda Romaully
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Amuntai Jl. Bihman Villa No 7B Amuntai 71749 email: miranda_romaully@yahoo.co.id

ABSTRACT The purpose of this study were; conduct an analysis of the factors that affect demand and supply of broiler meat in South Kalimantan by using simultaneous equations model, knowing the elasticity of short-term and long-term demand and supply of broiler meat in South Kalimantan. Research conducted in South Kalimantan province, used secondary data such as time series from the years 1990 to 2008. This research used linear simultaneous equations model allegedly using 2SLS (two stage least square method) using SAS / ETS 6:12 version. Results showed that broiler production in South Kalimantan was influenced by factor price of chicken at the level of producer and its response was inelastic in the short term. Broiler meat price at the consumer level also influenced with the elastic response of both the short and long term. Similarly, the feed price variable significant but with a positive direction, Number of broiler cuts was influenced by broiler population, the prices of broiler at the producer level and broiler meat prices at the consumer level, but the response was inelastic in the short term and long-term elastic. Behavior of broiler meat into South Kalimantan was influenced by the variables demand and prices of broiler and responsive to changes in both these variables. Factors that influenced the demand for broiler meat in South Kalimantan, namely the total population, broiler meat prices at the consumer level and the price of beef at the consumer level, with more elastic response to changes in long-term variable price of chicken meat and beef prices. The price of broiler meat consumer level was influenced by the price of broiler at producer level but the response was inelastic. Variable demand and supply of broiler meat affected with the elastic response of both the short and long term. Keywords: Supply, demand, simultaneous, elasticity, broiler meat,

PENDAHULUAN Meningkatnya tingkat pendapatan dan jumlah penduduk, menyebabkan permintaan akan produk peternakan meningkat pula, seperti daging sapi, daging ayam, telur, dan susu. Hal tersebut dapat menimbulkan ketimpangan atau kekurangan antara jumlah pasokan produksi dengan jumlah kebutuhan yang diminta pada komoditas peternakan.

Pemasok terbesar untuk konsumsi daging berasal dari daging ayam ras karena harga daging ayam ras lebih terjangkau dibandingkan dengan harga daging sapi. Demikian juga di Kalimantan Selatan, pasokan daging terbesar berasal dari jenis unggas dengan kontribusi terbesar dari ayam ras pedaging. Jumlah daging ayam ras pedaging yang tersedia untuk dikonsumsi pada tahun 2008 sebesar 34.562.303 kg atau 69,8% dari total produksi daging ternak

145
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

(49.516.492 kg) , dengan tingkat pertumbuhan 14,59% per tahun. Sedangkan jumlah daging yang dikonsumsi masyarakat Kalimantan Selatan tahun 2008 sebanyak 26.614.210 kg, masih dibawah jumlah produksinya(Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan, 2009). Komoditi daging ayam ras pedaging berasal dari ternak ayam broiler (ayam ras) yang merupakan salah satu komoditi andalan peternakan di Kalimantan Selatan yang sedikit mendapat intervensi dari pemerintah daerah. Lapangan usaha ayam ras pedaging dan daging ayam ras telah diserahkan pada swasta karena usaha peternakan ayam ras pedaging dan bisnis daging ayam ras pedaging merupakan usaha yang menguntungkan dan menjanjikan. Daging ayam ras dapat menjadi sumber utama pertumbuhan produksi daging di Indonesia. Produksi daging ayam ras diperkirakan akan terus mengalami akselerasi pertumbuhan. Jumlah konsumsi daging ayam ras pedaging di wilayah Kalimantan Selatan masih di bawah jumlah produksinya, sehingga perlu diketahui faktor-faktor apakah yang menyebabkannya. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui keragaan penawaran dan permintaan apakah mekanisme pasar sesuai yang diharapkan semua pihak. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis keragaaan fungsi permintaan dan penawaran simultan komoditi daging ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan. Dari keragaan tersebut diharapkan dapat dibentuk model ekonomi penawaran dan permintaan daging ayam ras pedaging serta faktor- faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya dari hasil penelitian dapat diketahui elastisitas jangka pendek dan jangka panjang permintaan dan penawaran daging ayam ras pedaging.

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan bagi pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan dalam pembangunan pertanian bidang peternakan khususnya komoditi ayam ras pedaging dan menjadi bahan referensi untuk penelitian berikutnya. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di propinsi Kalimantan Selatan, untuk mendapatkan data-data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi penawaran dan permintaan daging ayam ras pedaging. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010. Penyusunan proposal, pengumpulan data untuk empat tujuan penelitian memerlukan waktu dua bulan (Maret-April 2010). Analisis data dan penulisan laporan penelitian memerlukan waktu dua bulan (Mei-Juni 2010). Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder berupa data time series dari tahun 1990 hingga 2008. Sumber data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan, BPS Kalimantan Selatan serta instansi lain yang terkait. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melakukan estimasi persamaan simultan yang over identified dengan menggunakan metode 2SLS yang lebih efisien dibanding OLS dan cocok untuk sampel yang sedikit. Pendugaan parameter persamaan struktural dalam model persamaan simultan penawaran dan permintaan daging ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan menggunakan program komputer SAS/ETS versi 6.12 (Statistical Analysis System/Econometric Time Series). Berikut prosedur analisis berdasarkan kerangka pemikiran:

146
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

(1) Spesifikasi model


= JDAt JDASt + JDAIt JDAXt = YAt + JIt JXt = a0 + aYAt+ a2HARt+ a3HDAKRt+ a4LAP+ U1t = b0 + b1HARt+b2HDAKR+b3HIRt+b4HDRt+b5HPRt +b6JKt+b7LYA + U2t 5. JDAIt = c0 + c1HDAKRt +c2LJDAI + U3t 6. QDDAt = d0 + d1HDAKRt + d2HDSKRt + d3HTKRt+ d4HIGKRt+ d5YRt + d6Nt + d7LKDA + U4t 7. HDAKRt = e0 + e1HARt + e2 QDDAt + e3 QSDAt+ e4LHDAKR+ U5t 1. 2. 3. 4. QSDAt JAt APt YAt

Pada penelitian ini dirumuskan terdiri dari 7 peubah endogen yang berarti sama dengan jumlah persamaan dalam model (G). Peubah predeterminan terdiri dari peubah eksogen dan peubah lag: 15 peubah eksogen dan peubah lag sebanyak 5 peubah. Sehingga jumlah seluruh peubah dalam model (K) adalah 27 peubah dan jumlah

peubah yang berperan sebagai peubah eksogen dalam suatu persamaan dan menjadi peubah endogen dalam persamaan lain (M) adalah 5 peubah. Sehingga berdasarkan syarat order condition maka setiap persamaan struktural yang ada dalam model adalah overidentified, dimana (KM) (GI) = (27 5) (7 1).

Peubah endogen (G): QSDAt = Penawaran daging ayam ras pedaging Kalimantan Selatan (kg) JAt = Jumlah (populasi) ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan (ekor) APt = Jumlah pemotongan ayam ras pedaging (ekor) YAt = Produksi ayam ras pedaging (ekor) JDAIt = Jumlah daging ayam ras pedaging masuk Kalimantan Selatan (kg) QDDAt = Permintaan daging ayam ras pedaging (kg) HDAKRt= Harga eceran riil ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan (Rp/kg) Peubah eksogen: JDAt = Jumlah daging ayam ras pedaging bentuk karkas (kg) JDAXt = Jumlah daging ayam ras pedaging yang keluar Kalimantan Selatan (kg) JDASt = Jumlah daging ayam ras pedaging susut/rusak (kg) HARt = Harga riil ayam ras pedaging tingkat peternak(Rp/kg) HIRt = Harga riil Itik (Rp/kg) HDRt = Harga riil DOC (Rp/ekor) HPRt = Harga riil pakan (Rp/kg) JKt = Jumlah kematian ayam (ekor) JIt = Jumlah ayam ras pedaging masuk Kalimantan Selatan (ekor) JXt = Jumlah ayam ras pedaging masuk Kalimantan Selatan (ekor) HSKRt = Harga riil eceran daging sapi (Rp/kg) HTKRt = Harga riil eceran telur (Rp/kg) HIGKRt= Harga riil eceran ikan gabus (Rp/kg) YRt = Pendapatan riil (juta Rp) Nt = Jumlah penduduk Kalimantan Selatan (jiwa) Peubah lag: LAP = Jumlah pemotongan ayam ras pedaging t-1(kg) LYA = Produksi ayam ras pedaging Kalimantan Selatan t-1(ekor) LJDAI = Jumlah daging ayam ras pedaging masuk Kalimantan Selatan t-1(kg) LQDDA= Jumlah konsumsi daging ayam ras pedaging t-1(kg) LHDAK= Harga eceran ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan t-1(Rp/kg)

(2) Estimasi Model: pendugaan model menggunakan metode 2SLS Evaluasi parameter estimasi: 2 menggunakan uji t, uji F, Radj dan uji Durbin-h.Karena model mengandung persamaan simultan dan peubah bedakala (lag endogenous variable), maka uji serial korelasi dengan menggunakan

statistik dw (DurbinWaston Statistics) tidak valid untuk digunakan. Sebagai penggantinya digunakan statistik dh (Durbinh Statistics) sebagai berikut:

147
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

dimana: d = dw statistik, n = jumlah observasi var () = varian koefisien regresi untuk lagged dependent variable. Apabila hhitung lebih kecil dari nilai kritis h dari tabel distribusi normal, maka dalam persamaan tidak mengalami serial korelasi. (3) Validasi model: simulasi model dasar dengan kriteria RMSPE, U theil dan R2 simulasi dengan kriteria Nilai koefisien Theils (U) berkisar antara l dan 0. Jika U = 0 maka pendugaan model sempurna, jika U = l maka pendugaan model naif.Validasi model juga dapat dilihat dari nilai koefisien 2 determinasinya (R ). Makin kecil nilai RMSPE dan U-Theil's dan makin besar nilai R2 maka pendugaan model semakin baik. Kriteria statistik untuk validasi nilai pendugaan model ekonometrika yang digunakan adalah: Root Means Square Error (RMSE), Root Means Percent Square Error (RMSPE) dan Theil's Inequality Coefficient (U)(Sitepu dan Sinaga,2006). Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan sebagai berikut: RMSE = RMSPE = U Dimana: Yts =

= jumlah periode observasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pendugaan model yang dilakukan diawal penelitian, hasil estimasi model dan validasi model dengan simulasi dasar menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Sehingga dilakukan respesifikasi model untuk memperbaiki agar diperoleh model yang cukup memadai untuk mewakili fenomena ekonomi yang diteliti. Estimasi model mengunakan program SAS/ETS versi 6.12 memberikan hasil yang kurang memuaskan dilihat dari hasil nilai thitung yang digunakan untuk menguji apakah masing-masing peubah penjelas berpengaruh nyata terhadap peubah endogen. Hasil statistik t yang diperoleh menunjukkan sebagian peubah penjelas tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata pada taraf = 0.05. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini cukup fleksibel dan berlaku seterusnya untuk setiap persamaan struktural, dengan simbol sebagai berikut: a. A : berbeda nyata dengan nol pada taraf = 0,01 b. B : berbeda nyata dengan nol pada taraf = 0,05 c. C : berbeda nyata dengan nol pada taraf = 0,10 d. D : berbeda nyata dengan nol pada taraf = 0,15 e. E : berbeda nyata dengan nol pada taraf = 0,20 f. F : berbeda nyata dengan nol pada taraf = 0,25

= nilai hasil simulasi dasar dari variabel observasi Yts = nilai aktual variabel observasi

Hasil pengolahan data dengan menggunakan spesifikasi model pertama dirinci sebagai berikut: 1. Persamaan Produksi Ayam Ras Pedaging:
YAt = 4.151.387+1.070,3848HARt-2.836,626HDAKRt+1.251,089HIRt - 3.926,8159HDRt+10.213HPRt- 3,63JKt+0.343LYA

2.

Persamaan Jumlah Pemotongan Ayam Ras Pedaging:


APt = 4.361.027+0,420YAt+1.395,990HARt-2.142,398HDAKRt+0.858LAP

148
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

3. Persamaan Jumlah Daging Ayam Ras Pedaging Masuk Kalimantan Selatan:


JDAIt = 259.751+34,744HDAKRt+ 0.740LJDAI

4. Persamaan Permintaan Daging Ayam Ras Pedaging:


QDDAt= 1.805.247-1392,328HDAKRt+337,210HAKRt+466,828HDSKRt -93,732HTKRt+0,283HIGRt-3,630YRt+0,551Nt+0.658LQDDA

5. Persamaan Harga Konsumen Daging Ayam Ras Pedaging:


HDAKRt=3.117,286+0,527HARt+0,0009QDDAt-0,0011QSDAt +0.183LHDAKR

Berdasarkan uji t pada persamaan produksi ayam ras pedaging hanya peubah HDAKR yang berpengaruh nyata pada taraf = 0.20 dan HPR pada taraf = 0.10 (Radj2 = 0.7714, Fhitung = 9.195, Dw = 1.421, Dh = -). Pada persamaan Jumlah daging ayam ras pedaging yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan hanya peubah bedakala yang berpengaruh nyata pada taraf = 0.05 (Radj2 = 0.4864, Fhitung = 9.051, Dw = 1.894, Dh = -). Bahkan pada persamaan permintaan daging ayam ras pedaging, peubah yang berpengaruh nyata hanya peubah HDAKR dan HDSKR pada taraf = 0.20 dan peubah bedakala pada taraf = 0.05 (Radj2 = 0.9560, Fhitung = 47.218 , Dw = 2.279, Dh = -0.945). Berdasarkan hasil olahan data dengan menggunakan model awal dapat dilihat adanya masalah multikolinearitas karena dengan nilai R2 yang tinggi dengan parameter dugaan yang tidak signifikan terutama pada persamaan produksi ayam ras pedaging dan persamaan permintaan daging ayam ras pedaging. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah dengan melakukan respesifikasi yakni dengan mengeluarkan atau menambah peubah yang dianggap lebih relevan secara apriori dan

secara statistik paling diyakini dalam menentukan nilai dependen variabel (Sitepu dan Sinaga, 2006). Selanjutnya hasil estimasi parameter peubah penjelas dalam model dilakukan simulasi dasar dalam range tahun data penelitian yakni tahun 1991 sampai 2008 untuk mengetahui apakan hasil prediksi mengikuti perilaku aktualnya. Hasil simulasi dengan menggunakan sistem persamaan dari pendugaan model awal dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil simulasi kurang memuaskan karena 4 peubah endogen dari 7 peubah endogen dalam model yang diestimasi parameternya memiliki nilai U mendekati bahkan sama dengan 1 (satu), dan nilai RMSPE 2000 serta nilai R2 simulasi sangat kecil sehingga disimpulkan pendugan naif atau tidak cukup valid untuk menggambarkan fenomena aktual penawaran dan permintaan daging ayam ras di propinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil simulasi tersebut perlu dilakukan respesifikasi model agar diperoleh model yang cukup valid untuk menggambarkan model penawaran dan permintaan daging ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan.

Model Perbaikan Karena hasil pendugaan model dan hasil validasi menunjukkan perlu dilakukan pemodelan ulang untuk memilih model yang lebih akurat, berikut respesifikasi model:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. = JDAt JDASt + JDAIt JDAXt = YAt + JIt JXt = a0 + aYAt+ a2HARt+ a3HDAKRt+ a4LAP+ U1t = b0 + b1HARt+b2HDAKR+b3HDRt+b4HPRt +b6LYA + U2t = c0 + c1JDAt + c2HAR + c3HDAKRt +c4LJDAI + U3t = d0 + d1HDAKRt + d2HDSKRt + d3HTKRt+ d4YRt + d5Nt + d6LKDA + U4t HDAKRt = e0 + e1HARt + e2 QDDAt + e3 QSDAt+ e4LHDAKR+ U5t QSDAt JAt APt YAt JDAIt QDDAt

149
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

Berdasarkan model perbaikan yang dipilih hasil pendugaan model ekonomi penawaran dan permintaan daging ayam ras pedaging di propinsi Kalimantan Selatan cukup baik seperti terlihat dari nilai koefisien determinasinya (R2) berkisar antara 0,792 hingga 0,978. Berarti secara umum peubahpeubah penjelas dalam persamaan perilaku/struktural mampu menjelaskan peubah endogen dengan cukup baik. Demikian pula dengan besaran nilai F-hitung yang umumnya cukup tinggi antara 12,39 hingga 104,14. Artinya variasi dari masingmasing peubah endogen mampu dijelaskan dengan baik oleh variasi perilaku peubahpeubah penjelas dalam setiap persamaan struktural secara bersama-sama. Besaran dan tanda (magnitude and sign) parameter dalam setiap persamaan struktural sesuai dengan harapan dan cukup logis secara ekonomi, meskipun nilai t hitung atau hasil statistik yang diperoleh menunjukkan ada beberapa peubah penjelas yang tidak signifikan (Lampiran 3-7). Hasil uji statistik Durbin-h menunjukkan adanya masalah serial korelasi

pada persamaan yang diteliti dan ada yang tidak dapat disimpulkan. Namun pada penelitian ini tidak difokuskan untuk perbaikan masalah tersebut karena menurut Pyndick dan Rubinfeld (1991), masalah serial korelasi hanya mengurangi efisiensi pendugaan parameter namun tidak menimbulkan bias parameter regresi. Disamping itu hasil statistik U-Theil (Lampiran 3) dari model perbaikan menghasilkan komponen covariance portion mendekati 1, disturbance portion mendekati 1 dan nilai U mendekati 1 serta komponen bias postion tertinggi 0.097 sesuai harapan. Pyndick dan Rubinfeld (1991), menyatakan dan yakin bahwa komponen bias lebih besar dari 0.2 mengindikasikan adanya bias sistematik dan model tersebut memerlukan revisi atau respesifikasi model. Sehingga dianggap hasil penelitian dapat dinyatakan cukup representatif dalam menggambarkan fenomena ekonomi penawaran dan permintaan daging ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan.

Berikut diuraikan pendugaan persamaan struktural dalam model permintaan dan penawaran daging ayam ras pedaging di Kalimantan selatan: a. Persamaan Produksi Ayam Ras Pedaging:
YAt = 1.636.169 + 492,7096HARt 815,131HDAKRt + 3.953,638HPRt + 0,239LYA

Produksi ayam ras pedaging berhubungan positif dengan harga ayam ras pedaging dan harga pakan. Melihat nilai koefisien peubah harga ayam ras pedaging maka setiap kenaikan harga ayam per satuan rupiah akan meningkatkan rata-rata jumlah produksi ayam sebanyak 493 ekor atau setiap

kenaikan harga ayan ras pedaging satu persen akan direspon peternak dengan meningkatkan produksi ayam ras pedaging sebesar 0.50 persen dalam jangka pendek dan 0.65 persen untuk jangka panjang, vice versa (Lampiran 4).

b. Persamaan Jumlah Pemotongan Ayam Ras Pedaging:


APt = 2.433.853 + 0,503YAt + 448,148HARt - 677,160HDAKRt + 0,779LAP

Jumlah pemotongan ayam ras pedaging berhubungan positif dengan jumlah produksi ayam ras pedaging dan harga ayam ras pedaging. Setiap kenaikan populasi ayam ras pedaging satu persen direspon sebesar 0,96 persen (relatif inelastis) dalam jangka pendek, namun responnya menjadi elatis

untuk jangka panjang karena waktu yang lebih panjang untuk menyesuaikan dengan adanya perubahan yakni sebesar 4,35 persen, vice versa. Kenaikan harga ayam ras pedaging satu persen akan direspon dengan peningkatan jumlah pemotongan ayam sebesar 0,33 persen pada jangka pendek, dan

150
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

lebih elastis pada jangka panjang menjadi

meningkat sebesar 1,48 persen, vice versa.

c. Persamaan Jumlah Daging Ayam Ras Pedaging Masuk Kalimantan Selatan:


JDAIt = -301.519 + 0,147QDDAt - 184,720HARt + 106,562HDAKRt + 0,332LJDAI

Jumlah daging ayam ras pedaging masuk wilayah Kalimantan Selatan berhubungan positif dengan permintaan daging ayam ras pedaging dan harga daging ayam ras pedaging. Peningkatan jumlah permintaan sebesar satu persen direspon dengan meningkatnya jumlah pemasukan daging ayam ke Kalimantan Selatan sebesar 1,41 persen untuk jangka pendek dan sebesar 2,12 persen untuk jangka panjang, vice versa.

Jumlah daging ayam ras pedaging masuk Kalimantan Selatan berhubungan negatif dengan harga ayam ras pedaging setiap kenaikan harga ayam ras satu persen akan menurunkan jumlah daging ayam ras pedaging masuk ke Kalimantan Selatan sebesar 1,70 persen dalam jangka panjang dan sebesar 2,55 persen dalam jangka panjang, vice versa (Lampiran 6).

d. Persamaan Permintaan Daging Ayam Ras Pedaging:


QDDAt = -11.525.871- 665,323HDAKRt + 142,406HDSKRt + 0,140YRt + 5,658Nt + 0,569LQDDA

Respon permintaan terhadap harga eceran daging ayam ras pedaging kurang elastis pada jangka pendek yakni setiap kenaikan harga daging ayam ras pedaging satu persen akan menurunkan permintaan daging ayam hanya 0,82 persen. Namun responnya elastis pada jangka panjang yakni menurun menjadi 1,90 persen vice versa. Daging ayam merupakan barang substitusi daging sapi, karena kenaikan harga eceran daging sapi satu persen akan menurunkan permintaanya dan meningkatkan permintaan daging ayam sebesar 0,56 persen pada jangka pendek dan sebesar 1,29 persen untuk jangka panjang, vice versa. Hal ini

sesuai dengan penelitian Nyak Ilham et al(2002) bahwa harga daging broiler sangat mempengaruhi permintaan daging tersebut sehingga permintaan daging broiler bersifat responsif terhadap perubahan harga daging broiler itu sendiri. Namun permintaan daging broiler tidak dipengaruhi oleh pendapatan dan tidak responsif terhadap perubahan pendapatan. Setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar satu persen direspon dengan meningkatnya rata-rata jumlah permintaan sebesar 1,43 persen untuk jangka pendek, dan sebesar 3,32 persen dalam jangka panjang, vice versa.

e. Persamaan Harga Konsumen Daging Ayam Ras Pedaging:


HDAKRt = 5.014,352 + 0,575HARt + 0,0021QDDAt - 0,0024QSDAt + 0,322LHDAKR

Peubah beda kala berpengaruh nyata berarti jika ada perubahan pada peubah penjelas maupun situasi ekonomi di luar persamaan maka harga eceran daging ayam memerlukan waktu untuk menyesuaikan pada harga keseimbangannya. Harga daging ayam ras pedaging memiliki hubungan yang positif dengan harga ayam ras pedaging yakni meningkatnya harga ayam satu persen akan meningkatkan harga daging ayam sebesar 0,45 persen pada jangka pendek dan menjadi

sebesar 0,66 persen pada jangka panjang, vice versa. Harga daging ayam tingkat konsumen memiliki hubungan searah dengan permintaan dan sebaliknya berhubungan tidak searah dengan penawaran daging ayam ras pedaging. Hal ini sesuai dengan logika ekonomi, bahwa pada saat permintaan meningkat harga suatu komoditi akan meningkat pula, cateris paribus. Sedangkan jika penawaran meningkat, maka harga suatu komoditi akan turun, cateris paribus.

151
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil validasi menunjukkan nilai RMS % error (RMSPE) masing-masing peubah pada model perbaikan lebih kecil dari RMSPE model awal menunjukkan model yang dipilih lebih baik. Selain itu nilai U theil sesuai harapan yakni mendekati nilai nol dan didukung nilai R2 simulasi yang lebih baik keragaannya daripada model awal. Sehingga dapat dinyatakan model perbaikan yang dipilih dapat mewakili model penawaran dan permintaan daging ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil penelitian, maka keragaan model penawaran dan permintaan daging ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut: a. Perilaku produksi ayam ras pedaging dipengaruhi oleh perilaku harga ayam ras pedaging dan responnya inelastis untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang. Perilaku produksi ayam responsif terhadap perubahan harga daging ayam ras pedaging tingkat konsumen dan harga pakan. b. Perilaku jumlah pemotongan ayam ras pedaging dipengaruhi oleh populasi ayam ras pedaging, harga ayam ras pedaging dan harga daging ayam ras pedaging tingkat konsumen namun responnya inelastis untuk jangka pendek dan elastis untuk jangka panjang. c. Perilaku jumlah daging ayam ras pedaging dipengaruhi oleh peubah permintaan dan harga ayam ras pedaging serta responsif terhadap perubahan kedua peubah tersebut. d. Faktor yang berpengaruh pada permintaan daging ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan yaitu jumlah penduduk, harga daging ayam ras pedaging tingkat konsumen dan harga daging sapi tingkat konsumen(substitusi), dengan respon yang lebih elastis dalam jangka panjang untuk perubahan peubah harga daging ayam dan harga daging sapi.

e. Harga daging ayam ras pedaging tingkat konsumen dipengaruhi oleh harga ayam ras pedaging namun responnya inelastis. Peubah permintaan dan penawaran daging ayam ras pedaging berpengaruh dengan respon yang elastis baik jangka pendek maupun jangka panjang. f. Penawaran daging ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh jumlah karkas daging ayam ras pedaging, jumlah neto perdagangan daging ayam ras pedaging dan jumlah daging yang rusak/susut. g. Jumlah (populasi) ayam ras pedaging dipengaruhi oleh produksi di wilayah Kalimantan Selatan dan perdagangan neto ayam ras pedaging. Saran Jumlah permintaan daging ayam ras pedaging diramalkan terus meningkat sementara ketersediaan penawaran yang belum mencukupi menunjukkan prospek usaha ayam ras pedaging dan perdagangan daging ayam ras pedaging masih merupakan usaha yang menjanjikan. Perlu ditingkatkan produksi ayam ras pedaging di Kalimantan Selatan agar terjaga swasembada pangan protein dari komoditi ini. Model yang dirancang masih sangat sederhana karena keterbatasan data, diharapkan dengan ketersedian data dapat dibuat spesifikasi model yang lebih baik. Sehingga model tersebut dapat menggambarkan keragaan usaha agribisnis ayam ras pedaging dengan lebih baik dan memberikan manfaat yang berarti bagi pembangunan daerah. DAFTAR PUSTAKA Debertin, D.L. 1986. Agricultural Production economics. Macmillan Publishing Company. New York. Gujarati, Damodar. Alihbahasa: Sumarno Zain. 2005. Ekonometrika Dasar. Edisi 10.PenerbitErlangga. Jakarta.

152
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

Hall, Robert E. dan Marc Lieberman. 2003. Economics, Principles and Applications. Update 2e. Thomson. South Western. USA. Ilham, Nyak., Sri Hastuti dan I Ketut Kariyasa. 2002. Pendugaan Parameter dan Elastisitas Penawaran dan Permintaan Beberapa Jenis Daging di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 20 (2). Jakarta. Koutsoyiannis, A. 1977. Theory of Econometrics. Second Edition The Macmillan Press Ltd. Great Britain. Kariyasa, I. Ketut. 2001. Analisis Penawaran dan Permintaan Daging Sapi di Indonesia Sebelum dan Saat Krisis Ekonomi: Suatu Analisis Proyeksi Swasembada Daging Sapi 2005. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor. Kariyasa, I. Ketut. 2003. Keterkaitan Pasar Jagung dan Daging ayam ras di Indonesia. Thesis Magister Sains.Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kariyasa, I. Ketut Bonar M. Sinaga danM.O. Adnyana. 2003. Proyeksi Produksi dan Permintaan Jagung, Pakan, dan daging ayam ras di Indonesia. Jurusan Sosek Pertanian IPB dan Badan Litbang Pertanian. Bogor. Kariyasa, I. Ketut dan Bonar M. Sinaga. 2005. Analisis Perilaku Pasar Pakan dan Daging Ayam Ras di Indonesia: Pendekatan Model Ekonometrika

Simultan. Pusat Penelitian Sosek dan kebijakan Pertanian. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor. Pindyck, Robert dan Daniel Rubinfeld. 1991. Econometric Models and Economic Forecasts. 3th Edition. Pearson Education Inc. Upper Saddle River. New Jersey. Rusastra, I. Wayan dkk. 2006. Analisa Kelembagaan Kemitraan Rantai Pasok Komoditas Peternakan. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Deptan. Jakarta. Sitepu, Rasidin Karo-Karo. 2002. Dampak Kebijakan Ekonomi dan Liberalisasi Perdagangan Terhadap Penawaran dan Permintaan Beras di Indonesia. Thesis. Program Pascasarjana Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. Simatupang, Pantjar dan M. Maulana. 2006. Prospek Penawaran dan Permintaan Pangan Utama: Analisis masalah, Kendala, dan Opsi Kebijakan Revitalisasi Produksi. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebbijakan Pertanian. Jakarta. Sitepu, Karo-KaroR. Dan Bonar Sinaga. 2006. Aplikasi Model Ekonometrika: Estimasi, Simulasi dan Peramalan Menggunakan Program SAS. Program studi Ekonomi Pertanian.Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

153
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

LAMPIRAN Lampiran 2. Hasil Simulasi Dasar pada Model Awal


Peubah QSDA JA AP YA JDAI QDDA HDAKR RMSPE 29.6781 6.5569E12 -7.57E21 6.3331E12 2000 52.4536 18.8437 U 0.0686 1.0000 1.0000 1.0000 0.4694 0.0587 0.0866 R2 0.9572 -6.18E22 -5.54E22 0.2079 0.5037 0.9715 0.7272 Keterangan Penawaran dag. ayam rasda Populasi ayam rasda Produksi ayam rasda Jumlah pemotongan ayam rasda Pemasukan daging ayam rasda Permintaan dag. ayam rasda Harga eceran riil dag. ayam rasda

Lampiran 3. Statistik U-theil untuk Model Perbaikan


Theil Forecast Error Statistics MSE Decomposition Proportions Variable YA AP JDAI QDDA HDAKR QSDA JA N 18 18 18 18 18 18 18 MSE 2.12694E13 1.05207E14 1.00194E12 2.90422E12 963711 1.00194E12 2.12694E13 Corr (R) 0.856 -.377 0.899 0.991 0.930 0.995 0.829 Bias (UM) 0.141 0.157 0.130 0.200 0.172 0.130 0.141 Reg (UR) 0.045 0.398 0.007 0.036 0.120 0.008 0.000 Dist (UD) 0.814 0.445 0.863 0.764 0.707 0.862 0.858 Inequality Coef Var (US) 0.214 0.130 0.017 0.017 0.035 0.002 0.092 Covar (UC) 0.645 0.713 0.853 0.783 0.793 0.868 0.767 U1 0.3317 0.7951 0.4069 0.1043 0.1490 0.0709 0.3427 U 0.1831 0.5032 0.1995 0.0510 0.0721 0.0351 0.1867

Lampiran 4. Hasil Pendugaan Parameter Peubah Produksi Ayam Ras Pedaging (YA)
Peubah Parameter dugaan t- hitung Elastisitas SR LR Keterangan INTERCEP 1.636.169 0,683 T HARt 492,709 1,311F 0,496 HDAKRt -815,131 -1,317F -1,050 HPR t 3 953,638 3,544A 1,204 LYA 0,239 0,824 Radj2 = 0,8503, Fhitung = 25,136, Dw = 1.573, Dh = -

0,651 -1,380 1,582

Harga riil ayam rasda Harga eceran riil dag. aym rasda Harga riil pakan Lag produksi ayam rasda

Lampiran 5. Hasil Pendugaan Parameter Peubah Jumlah Pemotongan Ayam Ras Pedaging (AP)
Peubah Parameter dugaan t- hitung Elastisitas SR LR Keterangan INTERCEP 1.764.983 1,660 T JAt 0,914 5,386A 0,961 HARt 303,558 1,778C 0,327 HDAKRt -463,288 -2,244B -0,639 LAP 0,215 1,012 Radj2 = 0,9479, Fhitung = 78,362, Dw = 2,306, Dh = -1,483

4,354 1,4822 -2,900

Produksi ayam rasda Harga riil ayam rasda Harga eceran riil dag. aym rasda Lag pemotongan ayam rasda

154
Romaully, Model Penawaran dan Permintaan ISSN 2085-3548

Lampiran 6.
Peubah

Hasil Pendugaan Parameter Peubah Jumlah Daging Ayam Ras Pedaging Masuk Kalimantan Selatan (JDAI)
Parameter dugaan t- hitung Elastisitas SR LR Keterangan

INTERCEP -301.519 -0,407 T QDDAt 0,147 2,562B 1,413 HARt -184,720 -1,440E -1,704 HDAKRt 106,562 0,772 1,259 LJDAI 0,332 1,136 Radj2 = 0,7282, Fhitung = 12,385, Dw = 2,159, Dh = -

2,115 -2,551 1,885

Permintaan daging ayam rasda Harga riil ayam rasda Harga eceran riil dag. aym rasda Lag JDAI

Lampiran 7. Hasil Pendugaan Parameter Peubah Permintaan Daging Ayam Ras Pedaging (QDDA)
Peubah Parameter dugaan t- hitung Elastisitas SR LR Keterangan INTERCEP -1,099 -11.525.871 T A HDAKRt -665,323 -3,505 -0,817 -1,895 HDSKRt 142,406 1,669D 0,555 1,287 YRt 0,140 0,821 0,324 0,752 Nt 5,658 1,451E 1,430 3,317 LQDDA 0,569 2,948B Radj2 = 0,9681, Fhitung = 104,142, Dw = 1,949, Dh = 0,189

Harga eceran riil dag. ayam rasda Harga eceran riil daging sapi Pendapatan riil per kapita Jumlah penduduk Lag permintaan dag. ayam rasda

Lampiran 8. Hasil Pendugaan Parameter Harga Konsumen Daging Ayam Ras Pedaging (HDAKR)
Peubah Parameter dugaan t- hitung Elastisitas SR LR Keterangan INTERCEP 5.014,352 2,758 T HARt 0,575 5,130A 0,448 0,662 QDDAt 0,0021 2,462B 1.709 1.158 QSDAt -0,0024 -2,393B -1,784 -2,631 LHDAKR 0,322 2,642B 2 Radj = 0,9289, Fhitung = 56,538, Dw = 0,915, Dh = 2.690

Harga riil ayam rasda Permintaan dag. ayam rasda Penawaran dag. ayam rasda Lag HDAKR

Você também pode gostar