Você está na página 1de 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-6

Perencanaan Dermaga Batubara diTeluk Balikpapan Kalimantan Timur


Dhimas Akbar Danaparamita, Fuddoly, Cahya Buana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: fuddoly@ce.its.ac.id
AbstrakIndonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai cadangan batubara terbesar di dunia, salah satunya terletak di pulau Kalimantan. Kebutuhan listrik yang besar menjadikan energi batubara merupakan pilihan yang paling efektif untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).Untuk memasok kebutuhan batubara yang dibutuhkan oleh PLTU dibutuhkan sebuah dermaga yang dapat melayani kapal tongkang 8000 DWT pengangkut batubara. Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mengevaluasi layout perairan maupun dermaga, perhitungan detail struktur dermaga, Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), metode pelaksanaan, dan Rencana Anggaran Biaya. Dari hasil perhitungan didapatkan struktur dermaga menggunakan konstruksi pelat dan balok precast dengan kapasitas maksimum tongkang 8000 DWT pada elevasi -8,40 mLWS, dengan dimensi unloading platform 45 x 37 m dipancang dengan tiang pancang baja, dan trestle dengan dimensi 12 x 395 m. Kata KunciDermaga, Trestle, Batubara, Precast, Balikpapan.

4. Dibutuhkan rencana metode pelaksanaan yang dapat dilaksanakan seefisien mungkin sesuai kondisi Balikpapan. 5. Rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan dermaga. II. METODOLOGI Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Start

Pengumpulan dan Analisa Data

Analisa data pasang surut, arus laut, bathymetri, angin, topografi, tanah, dan kapal

Evaluasi Layout

Mengevaluasi Layout Perairan dan Layout Dermaga

Kriteria Perencanaan Dermaga Perencanaan Struktur Dermaga

Kriteria kapal rencana, kualitas bahan dan material, pembebanan, dan perhitungan fender

I. PENDAHULUAN

eiringdengan perkembangan produksi batubara di Indonesia yang terus meningkat, muatan batubara sebagai salah satu komoditi utama yang menopang ekonomi Kota Balikpapan juga meningkat. Disertai dengan kebutuhan listrik yang dilayani oleh PLTU yang membutuhkan pasokan batubara. Oleh karena itu, perlu dibangun dermagakhusus yangditujukan untuk muatan batubara. Selain itu, untuk mengimbangi kebutuhan kapal yang bersandar yang cukup besar, maka diperlukan dermaga yang mampu sebagai tempat bersandar kapal tongkang berkapasitas 8.000 DWT. Dermaga batubara8.000 DWT ini diharapkan dapat mempercepat penanganan (cargo handling) sehingga dapat menambah efisiensi dan produktivitas dermaga tersebut. Dari peta bathymetri diketahui bahwa kondisi kedalaman perairan cukup memungkinkan untuk kapal merapat. Akan tetapi sarana bantu navigasi pelayaran juga dibutuhkan untuk memperlancar proses keluar masuk kapal. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini disertakan perencanaan SBNP. Secara lebih rinci, rumusan masalah yang perlu diperhatikan dalam tujuan perencanaan ini adalah: 1. Perencanaan layout dermaga yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan kondisi alam wilayah Teluk Balikpapan. 2. Diperlukannya perencanaan detail struktur dermaga (fender,balok, poer, tiang pancang,breasting dolphin) untuk muatan batubara. 3. Diperlukannya sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) untuk memperlancar proses keluar masuk kapal.

Merencanakan layout pembalokan, perhitungan beban, analisa struktur, penulangan, perhitungan precast, perencanaan pondasi dan gambar

Perencanaan SBNP

Merencanakan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran seperti buoy dan mercu suar

Metode Pelaksanaan

Menjelaskan metode pelaksanaan konstruksi dermaga

Perhitungan RAB

Menghitung harga material dan upah, volume pekerjaan, analisa harga satuan, dan Rencana Anggaran Biaya

End.

Gambar 1. Metode Pelaksanaan

Penjelasan lengkap tentang Metodologi dapat dilihat pada buku Tugas Akhir penulis [1]. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Pasang Surut Hasil Analisa Data Pasang Surut Pasang surut dianalisis pada kondisi spring tide dan neap tide. Dari hasil pengamatan didapatkan perilaku pasang surut pada perairan Teluk Balikpapan adalah: a) Beda pasang surut sebesar 2,70 m diatas mLWS b) Elevasi HWS (High Water Spring) pada +2,70 mLWS c) Elevasi MSL (Mean Sea Level) pada +1,40 mLWS d) Elevasi LWS (Low Water Spring) pada 0.00 mLWS

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

2 Berdasarkan perhitungan Ef diatas, data-data fender tipe AN 800 E1sebagai berikut: Energi fender = 122 kN.m Berat fender = 770 kg Defleksi = 51,5 % Lebar = 0,8 m Tipe baut = M48mm (6buah) Panjang angker fender: Pada PBI 71 Pasal 8.6.1 [2].disyaratkan bahwa panjang pengangkuran tidak boleh kurang dari 30 cm. Maka panjang angker fender yang dipakai adalah 30 cm. I. Perencanaan Boulder Untuk pemilihan boulder digunakan tee boulder dari zalda technology dengan kapasitas 50 ton. Diameter baut = 4.2 cm fu baut = 5000 kg/cm2 fy baut = 2900 kg/cm2 J. Perencanaan Layout Perairan
Tabel 1. Perencanaan Layout Perairan Besar Pakai Keterangan (m) (m) Anchorage Area 124,44 130 LOA+6Draft; penjangkaran baik Entrance Channel 182,88 190 2LOA; kapal sering berpapasan Stopping Distance 91,44 100 1LOA; 10.000DWT 5knot Turning Basin 182,88 190 2LOA; bermanuver dengan dipandu Panjang Kolam Dermaga 114,3 120 1,25LOA; kapal dipandu Lebar Kolam Dermaga 30,5 40 1,25B; dermaga bebas Kedalaman Perairan 6,05 7 1,1D; Perairan tenang
Variabel

B. Data Arus Hasil Analisa Data Arus a) Arus yang digunakan adalah arus pada kondisi spring tide. b) Arus yang didapat umumnya menunjukkan arah dominan barat laut pada saat pasang dan ke tenggara pada saat surut dengan kecepatan arus pasang surut maksimum 0.58 m/dt, dimana arus tegak lurus terbesar kapal (cross current) maksimum kecepatan 3 knot (1,5 m/dt). Sehingga perairan tersebut aman untuk digunakan untuk dibangun dermaga. C. Peta Bathymetri Hasil Analisa Data Bathymetri Dari peta bathymetri didapatkan bahwa kondisi kedalaman perairan sekitar lokasi rencana rata-rata memiliki kedalaman 8,4 mLWS. Dikarenakan kedalamannya yang cukup dalam dan mampu dilewati kapal tongkang, maka tidak diperlukan pengerukan untuk kolam dermaga. D. Data Tanah Hasil Analisa Data Tanah Kondisi tanah berdasarkan hasil pengeboran menunjukkan bahwa wilayah Teluk Balikpapan didominasi lapisan lumpur dengan kedalaman 4 sampai 8 meter dengan SPT antara 0 dan 2. Lapisan berikutnya didominasi pasir dan batubara dengan SPT antara 2 dan 30 di kedalaman 8 sampai 14 meter ke bawah. E. Kriteria Desain Spesifikasi Kapal Rencana Kapal yang direncanakan untuk bertambat pada dermaga curah urea ini adalah barge ship 8000 DWT yang ditarik oleh kapal tugboat. F. Spesifikasi Peralatan yang Digunakan a) Conveyor Belt Fasilitas Conveyor belt digunakan untuk mengangkut batubara dari shipunloader menuju ke darat. Conveyor belt yang digunakan adalah tipe C01A/B. b) Shipunloader Fasilitas shipunloader digunakan untuk unloading batubaradari kapal tongkang keconveyor belt.Shipunloader ini tidak bergerak namun memiliki penggerak kapal (dapat menggeser kapal untuk maju dan mundur) dan memiliki rel. Shipunloader yang digunakan adalah type CBU (Coal Barge Unloader). G. Kualitas Material dan Bahan a) Kualitas Bahan Beton Mutu beton yang digunakan memiliki kuat tekan karakteristik (K) sebesar K 350. b) Kualitas Bahan Baja Tulangan Mutu baja tulangan diambil kelas U 32 H. Perencanaan Fender Pada perencanaan kali ini tipe fender yang digunakan adalah Arch Fender (AN). Dari katalog fender tipe ANdipilih fender tipe AN800 E.1 dengan nilai Er = 122kNm >119,6kNm dengan Rr = 294kN.

Karena kedalaman perairan eksisting -8,4 mLWS, maka tidak diperlukan penambahan kedalaman. K. Perencanaan Layout Dermaga Perencanaan layout dermaga untuk untuk loading batubara dapat berbentukT-layout. Dikarenakan oleh pertimbangan lebih efektif dan efisien. Dan juga dikarenakan cocok dengan shipunloader yang digunakan.

Gambar 2. T-Layout

Gambar 3. Layout Dermaga

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 L. Perhitungan Struktur 1. STRUKTUR UNLOADING PLATFORM a) Sistem Operasional Proses unloading batubara dimulai dari kapal tongkang 8000 DWT. Setelah kapal tongkang bersandar dan bertambat, batubaradibongkar dengan menggunakan 2 Continous Barge Unloader menuju ke Conveyor Belt. Conveyor Belt mengirimkan batubara ke PLTU melalui jetty yang menghubungkan dermaga dengan daratan. b) Preliminari Desain Dimensi pelat yang digunakan adalah sebagai berikut : Tebal Pelat : 35 cm Tebal selimut : 8 cm Dimensi balok yang digunakan adalah sebagai berikut : Dimensi balok : 70 x 90 cm Tebal selimut : 8 cm Profil pile yang direncanakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Diameter = 609,6 mm Tebal = 16 mm Luas Penampang = 298,4 cm2 Berat = 243 kg/m Momen Inersia = 132 x 103 cm4 Section Modulus = 4314,813 cm3 Jari-jari Girasi = 21cm (r=(Inersia/A)0,5) Luas Selimut surface = 1,19 m2 Young modulus = 2100000 kg/cm4 Dimensi poer yang digunakan adalah sebagai berikut : Poer Tunggal: 120 x 120 x 80 cm Poer Ganda: 275 x 120 x 80 cm c) Perhitungan Struktur Pelat Dermaga Perencanaan pelat dilakukan dua kali yaitu pada saat setelah komposit dan sebelum komposit (precast). 1) Setelah komposit Luas tulangan tumpuan As = 956,6 mm2. Sehingga dipasang tulangan D16 200 (As pakai = 1005 mm2). Luas tulangan lapangan As = 508 mm2. Sehingga dipasang tulangan D16 250 (As pakai = 804,25mm2) 2) Sebelum komposit Tulangan yang dipasang sama dengan pelat setelah komposit, hanya saja perlu dikontrol, sebagai berikut; Kontrol pada saat penumpukan (umur 7 hari) Kontrol pada saat pengangkatan Kontrol pada saat menahan beton basah Dikarenakan semua kontrol memenuhi syarat, maka tulangan dapat dipasang. d) Perhitungan Struktur Balok Induk Pembebanan balok induk Beban yang terjadi adalah beban mati dan hidup, termasuk beban gempa yang dianalisa menggunakan software perhitungan struktur.

3 Penulangan balok induk - Setelah komposit Penulangan tumpuan Luas tulangan tarik As = 7525,6 mm2 sehingga dipasang tulangan 16-D25 (As = 7853,98 mm2). Luas tulangan samping As = 10% x as tarik = 785,396 mm2 sehingga dipasang tulangan 4-D25 (As = 1963,495 mm2). Luas tulangan tekan As = 0,6 x as tarik = 4712,388 mm2 sehingga dipasang tulangan 10-D25 (As = 4908,738 mm2). Tulangan geser: dipasang sengkang D16 100 mm Penulangan lapangan Tulangan Tarik : (As perlu =6864,05 mm2) Dipasang 14-D25 (As = 6872,234 mm2) dua lapis :: 35 cm Tulangan Samping Dipasang4-D25 (As = 1963,495 mm2) Tulangan Tekan : Dipasang 8-D25 (As = 3926,99 mm2) Tulangan geser: dipasang sengkang D16 200 mm - Sebelum komposit Tulangan yang dipasang sama dengan pelat setelah komposit, hanya saja perlu dikontrol, sebagai berikut; Kontrol pada saat penumpukan Kontrol pada saat pengangkatan Kontrol pada saat pengecoran balok pracetak e) Perhitungan struktur balok rel - Setelah komposit Penulangan tumpuan Luas tulangan tarik As = 738,31mm2 sehingga dipasang tulangan 4-D16 (As = 804,25 mm2). Luas tulangan samping As = 10% x as tarik = 80,425 mm2 sehingga dipasang tulangan 2-D16 (As=402,124 mm2) Luas tulangan tekan As = 0,6 x as tarik = 321,7mm2 sehingga dipasang tulangan 2-D16 (As = 402,124 mm2) Tulangan geser: dipasang sengkang D10 100 mm. Penulangan lapangan Tulangan Tarik : Dipasang 4-D16 (As = 804,25 mm2) Tulangan Samping :Dipasang2-D16 (As = 402,124 mm2) Tulangan Tekan :Dipasang 2-D16 (As = 402,124 mm2) Tulangan geser: dipasang sengkang D10 200 mm. f) Perhitungan Struktur Pile cap - Poer tunggal Penulangan arah X dan Y Luas tulangan tarik As = 1625,25 mm2 sehingga dipasang tulangan 6 - D22 (As = 2280,8 mm2). Luas tulangan samping As = 10% x as tarik = 228,08 mm2 sehingga dipasang tulangan 2-D22 (As = 760,265 mm2) Luas tulangan tekan As = 1 x as tarik = 1625,25 mm2 sehingga dipasang tulangan 6- D22 (As = 2280,8 mm2) - Poer ganda Penulangan arah X dan Y Luas tulangan tarik As = 3609,9mm2 sehingga dipasang tulangan 10-D22 (As = 3801,327 mm2).

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 Luas tulangan samping As = 10% x as tarik = 380,1327 mm2 sehingga dipasang tulangan 2-D22 (As = 760,26 mm2) Luas tulangan tekan As = 1 x as tarik = 3609,9mm2 sehingga dipasang tulangan 10-D22 (As = 3801,327 mm2) Kontrol Kontrol yang digunakan adalah kontrol retak dan kontrol geser pons, dan karena telah memenuhi kedua kontrol tersebut sehingga tulangan dapat dipasang. g) Perhitungan Pondasi Pondasi yang digunakan untuk dermaga kapal tongkang batubara ini adalah tiang pancang baja. - Kontrol kebutuhan kedalaman tiang Tiang tegak: sedalam 21 m dari seabed atau -29 mMSL. Tiang miring Tiang tekan :sedalam 20,5 m dari seabed atau -28,5 mMSL. Tiang tarik : sedalam 20 m dari seabed atau -28 mMSL. - Kontrol tiang pancang terhadap korosi Dialokasikan tebal tiang sebesar 3 mm sehingga M ijin (63,97 t-m)> Mu (12,0277 t.m) ... (OK) - Kalendering Tiang tegak : final set 59,8 mm/10 blow atau 5,9 mm/blow. Tiang miring : final set 67 mm/10 blow atau 6,7 mm/blow. - Kontrol kuat tekuk Tiang tegak :Pcr (642,3 ton) > Pu (50,9587 ton) . . (OK) Tiang miring :Pcr (642,3 ton) > Pu (46,13 ton) . . . (OK) - Kontrol posisi tiang pancang miring Jarak antar tiang terdekat pada ujung tiang = 5 m > 3,917m. 2. STRUKTUR BREASTING DOLPHIN a) Preliminary Design Panjang : 6.00 m Lebar : 2.40 m Tebal pile cap : 1.20 m Kemiringan : 6:1 (vertikal : horisontal) Spec.Steel pile : Steel pipe pile 609,6mm t=16mm b) Perhitungan Struktur Breasting Dolphin 1) Penulangan Luas tulangan tarik As = 1967,2 mm2 sehingga dipasang tulangan D22 190 (As= 2001,327mm2) tulangan dipasang sama untuk arah-x dan arah-y.Setelah dilakukan berbagai kontrol dan semua sesuai dengan persyaratan sehingga tulangan tersebut bisa dipasang. 2) Perhitungan pondasi Yang digunakan untuk dermaga kapal tongkang batubara ini adalah tiang pancang baja. - Kontrol kebutuhan kedalaman tiang Tiang tegak: sedalam 20 m dari seabed atau -28 mMSL. Tiang miring Tiang tekan :sedalam 23 m dari seabed atau -31 mMSL. Tiang tarik : sedalam 2 m dari seabed atau -10 mCD. -

4 Kontrol tiang pancang terhadap korosi Dialokasikan tebal tiang sebesar 3 mm sehingga M ijin (63,97 t-m)> Mu (25,59 t.m) ... (OK) Kalendering Tiang miring : final set 0mm/10 blow atau 7 mm/blow. Kontrol kuat tekuk Tiang miring :Pcr (755 ton) > Pu (70,7927 ton) . . . (OK) Kontrol gaya horisontal H max (2,5813 ton ) < H u (6,733 ton) ..(OK) Kontrol tegangan = 822,102 kg/cm2 < 2350 kg/cm2 ...(OK) Setelah korosi: = 1309,9216 kg/cm2 < 2350 kg/cm2 ..(OK)

3. PERENCANAAN TRESTLE UTAMA a) Preliminary Desain Panjang Trestle (utama) : 395 m Panjang tiap segmen Trestle : 48 m Lebar Trestle (utama) : 12 m Tinggi Pile Cap : 0,8 m Dimensi Pile Cap Tunggal : 1,2 m x 1,2 m Dimesi Balok Beton Bertulang (memanjangdan melintang) : 0,7 m x 0,9 m Tebal Pelat Beton Bertulang : 0,35 m Terdiri dari : Pelat Precast : 0,20 m Pelat cast in site : 0,15 m Spesifikasi Tiang Pancang : Steel Pipe Pile STK41 609,6 mm t = 16 mm Tinggi Struktur (dari seabed) : 12.6 m (+4.20 mLWS) Tinggi Struktur (dari Zf ) : 16,6 m Point of Virtual Fixity (Zf) : 4 m (dibawah seabed) b) Perencanaan Pelat - Penulangan pelat - Setelah komposit Luas tulangan tumpuan As = 879,9mm2. Sehingga dipasang tulangan D16 200 (As pakai = 1005 mm2). Luas tulangan lapangan As = 508 mm2. Sehingga dipasang tulangan D16 250 (As pakai = 804,25mm2) - Sebelum komposit Tulangan yang dipasang sama dengan pelat setelah komposit, hanya saja perlu dikontrol, sebagai berikut; Kontrol pada saat penumpukan (umur 7 hari), kontrol pada saat pengangkatan, kontrol pada saat menahan beton basah Dikarenakan semua kontrol memenuhi syarat, maka tulangan dapat dipasang. c) Perhitungan Struktur Balok Trestle Pembebanan balok induk Beban yang terjadi adalah beban mati dan hidup, termasuk beban gempa yang dianalisa menggunakan software perhitungan struktur. Penulangan balok induk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 Setelah komposit Penulangan tumpuan Luas tulangan tarik As = 1509,87mm2 sehingga dipasang tulangan 4-D22 (As = 1520,53 mm2). Luas tulangan samping As = 10% x as tarik = 150,987 mm2 sehingga dipasang tulangan 2-D16 (As = 402,124 mm2) Luas tulangan tekan As = 0,4 x as tarik = 608,212 mm2 sehingga dipasang tulangan 2-D22 (As = 760,265 mm2) Tulangan geser: dipasang sengkang D16100 mm Penulangan lapangan Tulangan Tarik : (As perlu =6864,05 mm2) Dipasang 6-D22 (As = 2280,8 mm2) disusun 1- lapis Tulangan Samping : Dipasang 2-D16 (As = 402,123 mm2) Tulangan Tekan : Dipasang 3-D22 (As = 1140,398 mm2) Tulangan geser: dipasang sengkang D16 200 mm Sebelum komposit Tulangan yang dipasang sama dengan pelat setelah komposit, hanya saja perlu dikontrol, sebagai berikut; Kontrol pada saat penumpukan Kontrol pada saat pengangkatan Kontrol pada saat pengecoran balok pracetak Kontrol tegangan = 780,3206 kg/cm2 < 2350 kg/cm2 ...(OK) Setelah korosi: = 1245,7 kg/cm2 < 2350 kg/cm2 ..(OK)

Perencanaan Sarana Navigasi Bantu Pelayaran (SBNP) Manfaat adanya SBNP adalah untuk memberi peringatan pada kapal mengenai adanya bahaya tersembunyi (misal : batu karang, kerangka kapal, dan lain-lain), dan untuk membantu kapal berjalan secara aman sepanjang pantai, channel, dan memasuki pelabuhan. a. SBNP Tetap Konstruksi SBN tetap, contohnya adalah Mercu Suar, bangunan menara lampu pengarah, dan Menara lampu pengarah di breakwater, dermaga dan sebagainya. b. SBNP Mengapung Konstruksi SBN mengapung dikenal dengan Bouy atau pelampung suar (pelsu). Dibedakan dalam 5 type : Lateral marks, fungsinya untuk memberikan petunjuk arah secara umum yang dapat diambil oleh kapten kapal, juga untuk menunjukkan rute yang benar pada alur perlayaran 2 arah. Cardinal marks yaitu untuk menunjukkan arah air yang dapat dilayari, perairan terdalam, arah yang aman. Special rambu, untuk menandai adanya daerah khusus misal : daerah latihan militer, adanya kabel atau pipa, dan lain-lain c. Perencanaan Pelampung Suar (Buoy) Dari perhitungan Evaluasi Layout Perairan sebelumnya, didapatkan : Tabel 2 Perencanaan layout perairan
Variabel Anchorage Area Entrance Channel Stopping Distance Turning Basin Panjang Kolam Dermaga Lebar Kolam Dermaga Kedalaman Perairan Besar (m) 124,44 182,88 91,44 182,88 114,3 30,5 6,05 Pakai (m) 130 190 100 190 120 40 7 Keterangan LOA+6Draft; penjangkaran baik 2LOA; kapal sering berpapasan 1LOA; 10.000DWT 5knot 2LOA; bermanuver dengan dipandu 1,25LOA; kapal dipandu 1,25B; dermaga bebas 1,1D; Perairan tenang

M.

d) Perhitungan Struktur Pile cap Penulangan arah X dan Y Luas tulangan tarik As = 4975 mm2 sehingga dipasang tulangan 14 D22 (As = 5321,85 mm2). Luas tulangan samping As = 10% x as tarik = 532,185 mm2 sehingga dipasang tulangan 2-D22 (As = 760,265 mm2). Luas tulangan tekan As = 1 x as tarik = 5321,85 mm2 sehingga dipasang tulangan 14-D22 (As = 5321,85 mm2). - Kontrol Kontrol yang digunakan adalah kontrol retak dan kontrol geser pons, dan karena telah memenuhi kedua kontrol tersebut sehingga tulangan dapat dipasang. e) Perhitungan Pondasi Pondasi yang digunakan untuk trestle sama dengan tiang pancang unloading platform dan breasting dolphin. - Kontrol kebutuhan kedalaman tiang Tiang tegak: sedalam 16,1 m dari seabed atau -24,5 mMSL. Tiang miring Tiang tekan :sedalam 15,6 m dari seabed atau -24 mMSL. - Kontrol tiang pancang terhadap korosi Dialokasikan tebal tiang sebesar 3 mm sehingga M ijin (63,97 t-m)> Mu (13,205 t.m) ... (OK) - Kalendering Tiang tegak : final set 35,2mm/10 blow atau 3,52 mm/blow. - Kontrol kuat tekuk Tiang tegak :Pcr (841,3 ton) > Pu (78,543 ton).. (OK) - Kontrol gaya horisontal H max (2,8842 ton ) < H u (6,211 ton) ..(OK)

0.0

198

400

Turning Basin 190

Buoy Merah Buoy Hijau

Buoy Merah
Buoy Putih
190

Buoy Hijau

400

Gambar 4. Layout Buoy dan Suar

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 d. Perencanaan Mercu Suar R = 3,86 ( AE + BL ) R : Visibility ( Jarak Pandang ) BL : Tinggi Mercu (m) AE : Tinggi Pengamat/Kapal (m) H : Jarak horisontal antara kapal dan mercu (km) 2. Draft (D) : 4,4 m

Struktur jetty yang direncanakan terdiri dari dermaga, trestle, dan Bearthing Dolphin. Struktur dermaga direncanakan beton bertulang pracetak (precast) dengan spesifikasi: Dimensi dermaga : 45 x 37 m Berthing dolphin kanan : 80,5 x 5 m Berthing dolphin kiri : 72,5 x 5 m Dimensi balok melintang : 70 x 90 cm Dimensi balok memanjang : 70 x 90 cm Tebal pelat : 35 cm Mutu beton : K350 Mutu baja : U32 Poer pancang tunggal : 120 x 120 x 80 cm Poer pancang ganda : 275 x 120 x 80 cm Tiang pancang : 609,6 mm , t = 16 mm - Kemiringan tiang :6:1 - Kedalaman tiang tegak : -29 mMSL - Kedalaman tiang miring : -28,5 mMSL Fender karet : AN 800-E1 Struktur trestle direncanakan beton bertulang precast dengan spesifikasi: Dimensi struktur : 395 x 10 m (dibagi 9 blok) Dimensi tiap blok : 48 x 10 m Dimensi balok : 70 x 90 cm Mutu beton : K350 Mutu baja : U32 Poer pancang : 120 x 120 x 80 cm Tiang pancang : 609,6 mm , t = 16 mm - Kemiringan tiang : 6 : 1 - Kedalaman tiang tegak : -24,5 mMSL - Kedalaman tiang miring : -24 mMSL Struktur Breasting Dolphin direncanakan beton bertulang cast in situ dengan spesifikasi: Dimensi struktur : 6 x 2,4 m Tebal poer : 120 cm Mutu beton : K350 Mutu baja : U32 Dimensi fender : AN 800-E1 Tiang pancang : 609,6 mm, t = 16 mm - Kemiringan tiang : 6 : 1 - Kedalaman tiang tegak : -28 mMSL - Kedalaman tiang miring : -31 mMSL total adalah sebesar Rp.

3.

R 32 32-3,86 4,2 24,089

= 3,86 ( AE + BL ) = 3,86 ( 4,2 + BL ) = 3,86 BL = 3,86 BL

= 6,240 BL BL = 38,937 meter Jadi tinggi mercu suar yang dibutuhkan = 38,937 meter

N. Metode Pelaksanaan
Beberapa pekerjaan yang akan dibahas diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Persiapan (a) Pembersihan lahan (b) Direksi kit (c) Penyediaan penerangan di daerah kerja (d) Mendirikan pos penjagaan untuk tempat staff keamanan (e) Pengadaan alat berat (f) Pengadaan material konstruksi 2. Pemancangan dan cek kapasitas tiang pancang 3. Pemasangan Poer 4. Pemasangan Balok dan Pelat Pracetak 5. Pengecoran Tahap Akhir

4.

O. Perhitungan RAB
Pada bab Rencana Anggaran Biaya ini dijelaskan mengenai prosedur dan cara dalam analisis biaya keseluruhan pembangunan dermaga. Adapun prosedurnya meliputi:

5.

1. Penentuan harga material dan upah. 2. Analisis harga satuan. 3. Rencana anggaran biaya. Adapun hasil rekapitulasi perhitungan Rencana Anggaran Biaya adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Rekapitulasi RAB
Rekapitulasi No. Jumlah Uraian Total 1 Pekerjaan Persiapan 87.600.000,00 Rp 87.600.000,00 Rp 2 Dermaga Rp 44.700.488.776,45 Rp 44.700.488.776,45 3 Trestle Rp 47.021.198.311,20 Rp 47.021.198.311,20 Jumlah Total Rp 91.809.287.087,65 PPn 10% Rp 9.180.928.708,77 Rp 100.990.215.796,42 Total + PPn Jumlah Akhir (dibulatkan) Rp 100.990.216.000,00 Terbilang: Seratus Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Juta Dua Ratus Enam Belas Ribu Rupiah

Rencana anggaran biaya 100.990.216.000,00,-

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN 1. Spesifikasi kapal rencana: DWT : 8000 ton GRT : 3137 ton Panjang kapal (LOA) : 91,44 m Lebar kapal (B) : 24,4 m
[1]

DAFTAR PUSTAKA
Dhimas Akbar DanaparamitaPerencanaan Dermaga Batu Bara di teluk Balikpapan, Kalimantan Timur,belum dipublikasikan. [2] Peraturan Beton Indonesia (1971).

Você também pode gostar