Você está na página 1de 7

AGAMA DAN KESEHATAN MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Agama Pengampu :

Oleh : Ihda it!i Nu"i#annisa Luth"iatul Kihami Lailatu! $iski#ah Ahmad %aenal A!i"in

INSTIT&T ISLAM NAHDLAT&L &LAMA' (INISN&) *EPE$A AK&LTAS TA$+I,AH SEMESTE$ -+ TAH&N ./01

+A+ I PENDAH&L&AN A2 Lata! +elakang Di zaman kuno penyakit yang diderita manusia sering dikaitkan dengan gejalagejala spiritual. Seorang penderita sakit dihubungkan dengan adanya gangguan dari roh jahat oleh semacam mahluk halus. Karenanya, penderita selalu berhubungan dengan para dukun yang dianggap mampu berkomunikasi dengan makhluk halus dan mampu menahan gangguannya. Di dunia modern penyakit manusia didiagnose berdasarkan gejala-gejala biologis. Kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran membawa manusia demikian yakinnya bahwa gejala-gejala penyakit disebabkan factor fisik semata. Disela-sela perkembangan ilmu kedokteran modern tersebut, para psikolog dan agamawan mulai melihat gejala penyakit dari sudut pandang yang berbeda. Sejak awal-awal abad kesembilan belas mulai disadari akan adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi dan psikis manusia. Hubungan timbal balik ini menyebabkan manusia dapat menderita gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan mental dan sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan pentakit fisik. Dan diantara faktor mental yang diidentifikasikan sebagai potensial dapat menimbulkan gejala tersebut adalah keyakinan agama. Hal ini antara lain disebabkan sebagian besar dokter fisik melihat bahwa penyakit mental sama sekali tak ada hubungan penyembuhan medis, serta berbagai penyembuhan penderita penyakit mental dengan menggunakan pendekatan agama. eryata agama dapat member dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap kesehatan. !gama sebagai sistem nilai berpengaruh dalam kehidupan masyarakat modern dan berperan dalam membuat perubahan sosial.

+2 $umusan Masalah ". !pa pengertian !gama dan Kesehatan# $. !dakah hubungan !gama dan Kesehatan# %. &agaimana pengaruh !gama terhadap kesehatan# 32 Tu4uan ". !gar mahasiswa mengetahui pengertian !gama dan Kesehatan. $. !gar mahasiswa memahami hubungan !gama dan Kesehatan. %. !gar mahasiswa mengetahui pengaruh !gama terhadap kesehatan.

+A+ II PEM+AHASAN A2 Penge!tian Agama dan Kesehatan 'stilah (agama) seringkali disamakan artinya dengan istilah asing religie atau godsdienst *&elanda+ atau religion dalam bahasa inggris sedangkan dari bahasa latin religio yang berarti agama, kesucian, kesalehan, ketelitian batin, religae, yang berarti mengikat kembali, pengikatan bersama. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang pengertiannya menunjukkan adanya kepercayaan manusia berdasarkan wahyu dari uhan. -enurut .oberth H houless *"//$+, agama adalah sikap atau cara penyesuainan diri terhadap dunia yang mencakup acuan menunjukkan lingkungan lebih luas dari pada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan waktu. 0adi agama adalah seperangkat pedoman hidup yang diyakini bersifat sakral dan berasal dari dzat yang -aha inggi tersebut1 yang berisi tentang tata aturan tentang perbuatan yang seharusnya dilakukan maupun perbuatan yang seharusnya ditinggalkan oleh para pemeluknya, dan barang siapa yang mentaati tata aturan pedoman hidup tersebut maka seseorang tersebut akan mendapat balasan tentang kenikmatan dan kebahagiaan hidup baik dalam kehidupan dunia maupun kehidupan stelah mati.

+2 Hu5ungan Agama dan Kesehatan -anusia tidak bisa dilepaskan dengan agama, ketika manusia jauh dari agama maka akan ada kekosongan dalam jiwanya. 2alaupun mungkin kebutuhan materialnya

mereka terpenuhi. !kan tetapi kebutuhan batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah terkena penyakit hati. 3enyakit hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa menghantui mereka sehingga mereka akan mudah putus asa. 4leh karena itu orang yang tidak beragama ketika mendapatkan persolan hidup mereka akan mudah putus asa dan akhirnya mereka akan melakukan penyimpangan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma atau ajaran agama. &anyak penyakit karena emosi-emosi buruk itu, yang tidak mungkin dapat disembuhkan oleh obat. 3enyakit-penyakit sejenis ini dinamakan penyakit psikosomatik. Krisis akhlak pun mempunyai sebab-sebab dalam emosi tercela yang sedang merajalela. Karena emosi itu merupakan kenyataan yang dapat disaksikan pada tubuh manusia dan dapat dibagi dalam emosi yang negatif dan positif, sedangkan yang positif dapat melenyapkan atau menetralkan yang negatif dan menjadi peserta dalam insting religius, lantas akan menjadi bukti nyata bahwa religi itu sangat penting bagi kehidupan manusia. 0adi, religi bukan obat bius atau racun. &ahkan, sebaliknya religi menjadi obat mujarab bagi penyakitpenyakit yang disebabkan oleh gangguan emosi negatif. 'lmu kedokteran psikosomatik -oleh ilmuwan &elanda 3rof 5. .ijnberk- dinamai juga ilmu kedokteran kesusilaan. !lasannya, bila seseorang sakit, seluruh jasmani dan rohaninya sakit. &ukan sebagian atau hanya jasmaninya yang sakit. 3endapat baru ini mungkin dapat digunakan sebagai pembuka jalan ke arah dunia kedokteran baru. 'lmu kedokteran menjadi pembuka tabir rahasia seperti yang terbukti dalam kehidupan manusia. !le6is 7arel, 8reud, 0ung, dan .obert, misalnya, adalah nama-nama ahli ilmu kedokteran yang memecahkan masalah-masalah yang tidak mungkin dapat diperoleh oleh ahli-ahli di lapangan ilmu pengetahuan lain. Dengan pendapat baru itu, ilmu kedokteranlah yang pertama mengerti bahwa di antara ilmu kedokteran, filsafat, dan agama, ada tali hubungan. Dengan tali-tali hubungan itu, kita dapat mengerti kesatuan berupa makhluk hidup yang dinamai manusia sebagai keseluruhan, bukan sebagai reduksi. erutama agama, yang sejak masa kesombongan ilmu pengetahuan, menjelma sebagai positi9isme akibat diperolehnya hasil-hasil yang menyilaukan, mula-mula diejek, kemudian diingkari, tapi sekarang diakui oleh ilmu psikosomatik sebagai anasir yang sangat penting di dalam kehidupan tiap-tiap orang yang ingin memperoleh kebahagiaan.

Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakikan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan yang -aha inggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan member sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau merasa aman. Sikap emosi yang demikian merupakan bagian dari kebutuhan asasi manusia sebagai makhluk yang ber- uhan. -aka dalam kondisi yang serupa itu manusia berada dalam keadaan tenang dan normal. 32 Penga!uh Agama dan kesehatan

Você também pode gostar