Você está na página 1de 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Depresi 1. Pengertian depresi Pengertian depresi berdasarkan Nugroho (2008) merupakan suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam. Sedangkan menurut Kartono (2002) Depresi adalah kemuraman hati (kepedihan,

kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya, biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. 2. Depresi lansia Menurut Friedman (1998) dalam Maryam (2008) depresi lansia adalah suatu masalah kesehatan mental yang dialami lansia yang di sebabkan oleh kemunduran kemampuan atau kekuatan fisik kemunduran kesehatan atau penyakit fisik, kedudukan sosial, keuangan, penghasilan dan rumah tinggal sehingga mempengaruhi rasa aman lansia dan menyebabkan depresi.

11

12

3. Tanda dan gejala depresi pada lansia Perilaku yang berhubungan dengan depresi meliputi beberapa tanda dan gejala seperti (Kelliat, 1996 dalam Maryam, 2008) : a) Afektif : perasaan, kemarahan, ansietas, apatis kekesalan, penyangkalan kemurungan, rasa bersalah, ketidakberdayaan,

keputusasaan, kesepian, harga diri rendah b) Fisiologik : nyeri abdomen, anoreksia, sakit punggung,

konstipasi, pusing, keletihan, gangguan pencernaan. c) Kognitif : kebingungan, ketidakmampuan berkosentrasi,

kehilangan minat dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, mencela dri sendiri, ketidak pastian. d) Perilaku : agresif, agitasi, alkoholisme, perubahan tingkat aktivitas, kecanduan obat ,intoleransi aktivitas, isolasi sosial, mudah menangis, dan menarik diri. 4. Faktor-faktor pencetus depresi Ada empat sumber utama stressor yang dapat mencetuskan depresi menurut Stuart dan Sundeen (1998) dalam Maryam (2008), yaitu : 1. Kehilangan keterikatan yang nyata atau dibayangkan, termasuk kehilangan cinta sesorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri. 2. Peristiwa besar dalam kehidupan, hal ini sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak

13

terhadap masalah yang didadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah. 3. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan depresi, terutama pada wanita. 4. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik, seperti infeksi, neoplasma, dan gangguan

keseimbangan metabolik, dapat mencetuskan gangguan alam depresi. 5. Faktor-faktor yang menyebabkan depresi a. Faktor-faktor Tarigan, 2003) : 1) Faktor biologi : dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. 2) Faktor psikologis : kurangnya kemampuan dalam beadaptasi secara psikologis terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya yang disebabkan penurunan kemampuan beradaptasi. 3) Faktor genetik : data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik, pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 25 %. yang menyebabkan depresi (Kaplan dalam

14

4) Faktor psikososial : penurunan kemampuan adaptasi dan lamanya lansia tinggal di suatu tempat mempengaruhi terjadinya depresi, dan juga pengalaman traumatik karena berpisah dengan sahabat, keluarga sehingga sering

mengakibatkan lansia merasa kesepian, kesendirian, mengalami kemerosotan kesehatan dan depresi. 6. Tingkat depresi pada lansia Ada beberapa tingkatan depresi menurut (Kusumanto, 2010) diantaranya : a) Depresi Ringan Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi sosial dan rasa tidak nyaman. b) Depresi Sedang 1) Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis. 2) Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, kurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal meningkat. 3) Pola komunikasi : bicara lambat, kurang komunikasi

verbal, non verbal meningkat. 4) Partisipasi sosial : menarik diri tak mau melakukan kegiatan, mudah tersinggung.

15

b) Depresi Berat 1) Gangguan afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang. 2) Gangguan proses pikir. 3) Sensasi somatik dan aktivitas motorik: diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan. B. Lansia yang mengalami penurunan fungsi gerak 1. Pengertian lansia Menurut Efendi (2009) lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan sesorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan

kepekaan secara individual. Sedangkan berdasarkan Surini dan Utomo (2003) lansia adalah tahap lanjut usia dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Menurut Stanley and Beare (2007) lansia didefinisikan berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang menganggap

bahwa orang telah tua jika menunjukan ciri fisik seperti rambut beruban kerutan kulit dan hilangnya gigi.

16

Sedangkan menurut Depkes RI (2003) pengertian lansia digolongkan menjadi 4, yaitu :

a) Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun b) Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun c) Lanjut usia tua (old) 75 90 tahun d) Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. 2. Perkembangan pada lansia Membedakan antara usia biologis, usia psikologis dan usia social menurut Martono (2010), yaitu: a) Usia Biologis Jangka waktu seseorang sejak lahir berbeda, dalam keadaan hidup atau tidak mati. Aspek biologik dalam gerontologi mencakup perubahan-perubahan anatomi

dalam sel, jaringan dan organ-organ serta fisiologi yang berhubungan dengan perubahan-perubahan tersebut b) Usia Psikologis Kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaianpenyesuaian kepada situasi yang dihadapinya. Apabila

proses lanjut usia yang tidak sesuai dengan keinginankeinginan tersebut maka akan dirasakan sebagai beban mental yang cukup besar. Penyakit yang membahayakan , menjalani masa pensiun, ditinggal suami atau istri dan

17

sebab-sebab lain sering menyebabkan gangguan dalam keseimbangan mental. c) Usia Sosial Aspek sosial tidak dapat diabaikan dan sebaiknya diketahui oleh lanjut usia sedini mungkin, sehingga dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin. Perubahan psikososial masyarakat lanjut usia baik yang datang dari dalam dirinya, akan keluarga maupun dampak lingkungan bagi derajat

masyarakat

membawa

kesehatan jiwa lansia yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa lansia merupakan seseorang yang mengalami perkembangan dari usia dini, muda, dewasa, dan menjadi tua yang ditandai dengan menurunnya kemampuan daya tahan fisik yang disebabkan

terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. 3. Pengertian lansia yang mengalami penurunan fungsi gerak Lanjut usia adalah seseorang individu yang berusia di atas 60 tahun yang mengalami penurunan gerak, dan memiliki tandatanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis,

sosial, ekonomi (Nugroho W, 2008). Dimana seseorang mencapai tahap perkembangan menjadi tua, di tahap tersebut sering kali lansia mengalami penurunan fungsi suatu organ yang di karenakan

18

berkurangnya mengakibatkan perlahan-lahan

jumlah tubuh atau

sel-sel

yang

ada

dalam

tubuh, fungsi fungsi

yang secara gerak

mengalami mengalami

penurunan penurunan

(Constantinides, 2005). Lansia yang mengalami penurunan fungsi gerak merupakan keadaan dimana tubuh tidak berfungsi secara maksimal dalam melakukan aktivitas. Penurunan fungsi gerak atau fisik tersebut dapat dijelaskan melalui aspek kognitif dan aspek afektif, dimana aspek tersebut menyangkut pandangan dan cara berpikir lanjut usia terhadap gejala-gejala penurunan fungsi gerak. Lanjut usia sering memikirkan kemunduran fisiknya yang dialaminya, karena perilaku tersebut merupakan bentuk persepsi lansia. Persepsi

lansia terhadap penurunan fungsi gerak atau kekuatan fisik dan kemunduran kesehatan akan mempengaruhi rasa aman lansia dan menyebabkan lansia mengalami depresi (Friedman, 1998 dalam Maryam, 2008). Untuk menghadapi masalah depresi pada lansia yang mengalami penurunan fungsi gerak tersebut lansia perlu

mengembangkan koping dalam menghadapi masalah psikologisnya. Koping pada lansia sebagai cara yang dilakukan lansia dalam menyelesaikan masalah menyesuaikan diri dengan perubahan atau respon lansia terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologi (Mustikasari 2008, Rasmun 2004).

19

Koping

psikologis

pada

lansia

merupakan

keefektifan

strategi koping yang digunakan oleh individu dalam menghadapi stresor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis (Mustikasari 2008, Rasmun 2004).

20

C. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi : 1. Faktor biologi 2. Faktor psikologis 3. Faktor genetik 4. Faktor psikososial

Faktor biologi penurunan fungsi gerak : 1. Perubahan anatomi dalam sel 2. Perubahan jaringan dalam tubuh 3. Perubahan organ dalam tubuh

Depresi : 1. Ringan 2. Sedang 3. berat

Keterangan : : Garis pengaruh

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian tentang depresi lansia yang mengalami penurunan fungsi gerak menurut Martono (2010) dan Kaplan dalam Tarigan (2003).

Você também pode gostar

  • Attunment Reiki
    Attunment Reiki
    Documento8 páginas
    Attunment Reiki
    Kharis Mochammad Nur
    Ainda não há avaliações
  • Harvest
    Harvest
    Documento36 páginas
    Harvest
    Kharis Mochammad Nur
    Ainda não há avaliações
  • Megananda
    Megananda
    Documento2 páginas
    Megananda
    Kharis Mochammad Nur
    Ainda não há avaliações
  • Al Lahab
    Al Lahab
    Documento1 página
    Al Lahab
    Kharis Mochammad Nur
    Ainda não há avaliações
  • Mantra
    Mantra
    Documento3 páginas
    Mantra
    Kharis Mochammad Nur
    Ainda não há avaliações