Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Gambaran Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Brangsong 2 yang terletak di JL. Letnan Suyono NO. 10 Brangsong Kendal 51371. Batas wilayah sebelah utara Desa Wonorejo Kecamatan Kaliwungu, sebelah timur Desa Karang Tengah Kecamatan Kaliwungu, sebelah barat Kelurahan Ketapang Kecamatan Kendal, sebelah selatan Desa Tosari Kecamatan Brangsong. Puskesmas Brangsong 2 mempunyai wilayah binaan 5 Desa yaitu : Desa Brangsong, Desa Purwokerto, Desa Turunrejo, Desa Rejosari, dan Desa Kebonadem. Puskesmas Brangsong 2 memiliki 9 tempat pelayanan yaitu : pelayanan rawat jalan, pelayanan UGD, pelayanan rawat inap, pelayanan pustu Turunrejo, pelayanan rotgen, pelayanan USG, pelayanan EKG, pelayanan laborat, pelayanan PKD 5 Desa. Ruang kerja di Puskesmas Brangsong 2 yang tersedia antara lain : apotik, loket, BP umum, BP gigi, ruang tindakan, KIA, sanitasi, TU, laborat, P2M, gudang obat, ruang imunisasi, ruang VK & KB, WC karyawan, ruang kepala Puskesmas, kasir, ruang UGD, ruang dokter, ruang pemulihan, ruang perawat, ruang periksa, ruang rawat inap, dapur, mushola, gudang, ruang rontgen, kantin, ruang administrasi, aula. Jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan di Puskesmas Brangsong 2 yaitu : tenaga dokter sebanyak 4 orang ( 3 dokter umum dan 1 dokter gigi), bidan 12 orang, perawat 26 orang ( 24 perawat dan 2 perawat gigi), nutrisionis 1 orang, sanitaria 1 orang, analis kesehatan 2 orang,
asisten apoteker 2 orang, radiografer 1 orang, tenaga administrasi 8 orang, juru masak 3 orang, cleaning service 3 orang, sopir ambulance 1 orang, penjaga malam 1 orang.
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Table 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan karakteristik responden di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur 45-50 Tahun 51-60 Tahun 61-65 Tahun Pendidikan SD SMP SMA D3 S1 Pekerjaan Buruh Ibu Rumah Tangga Petani PNS Pedagang 72 112 48 31.0 48.3 20.7
156 44 22 3 7
17 27 103 30 55
Tabel 4.1 menunjukan mayoritas responden yang menderita hipertensi pada umur 51-60 (48,3%), mayoritas pendidikan responden SD (67,2%) dan mayoritas pekerjaan responden petani (44,4%).
2. Pengetahuan Perawatan Hipertensi Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan perawatan hipertensi di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang 69 29.7 Cukup 108 46.6 Baik 55 23.7 Total 232 100
Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas pengetahuan responden tentang perawatan hipertensi yaitu cukup (46,6%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak (29,7%) dan pengetahuan baik sebanyak (23.7%).
3. Mengatasi Obesitas/ Menurunkan Berat Badan Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam mengatasi obesitas/ menurunkan berat badan di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) No. Pertanyaan pengetahuan responden dalam mengatasi obesitas/ menurunkan berat badan Menurunkan kelebihan berat badan pada kegemukan merupakan cara merawat hipertensi Sering mengemil dapat menurunkan berat badan Memperbanyak mengkonsumsi buahbuahan dan sayuran merupakan cara menurunkan berat badan Mengurangi porsi makan dari porsi biasanya merupakan cara menurunkan berat badan Memperbanyak porsi makan
1.
231 44 225
2. 3.
188 7
4.
123 1
53.0 0,4
109 231
47.0 99.6
5.
merupakan cara menurunkan berat badan Hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa menurunkan kelebihan berat badan pada kegemukan merupakan cara merawat hipertensi (99,6%), mayoritas responden mengetahui sering mengemil tidak dapat menurunkan berat badan (81.0%), mayoritas responden mengetahui bahwa memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran merupakan cara menurunkan berat badan (97.0%), mayoritas responden mengetahui bahwa
4. Mengurangi Asupan Garam di Dalam Tubuh Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam mengurangi asupan garam di dalam tubuh di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) No. Pertanyaan pengetahuan responden dalam mengurangi asupan garam di dalam tubuh Mengurangi asupan garam di dalam tubuh merupakan cara menurunkan tekanan darah tinggi Memperbanyak mengkonsumsi telur asin dapat mencegah hipertensi Memperbanyak mengkonsumsi asupan garam dapat meningkatkan tekanan darah Sering mengkonsumsi asinan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi Memperbanyak mengkonsumsi telur asin dapat meningkatkan tekanan darah tinggi
1.
41 179 44 5 133
2. 3.
4. 5.
Hasil penelitian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa mengurangi asupan garam di dalam tubuh merupakan cara menurunkan tekanan darah tinggi (82.3%), mayoritas responden tidak mengetahui bahwa memperbanyak mengkonsumsi telur asin dapat meningkatkan tekanan darah (77.2%), mayoritas responden mengetahui bahwa memperbanyak mengkonsumsi asupan garam dapat meningkatkan tekanan darah (81.0%), mayoritas responden mengetahui bahwa sering mengkonsumsi asinan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi (97.8%), mayoritas responden tidak mengetahui bahwa
memperbanyak mengkonsumsi telur asin dapat meningkatkan tekanan darah tinggi (57.3%).
5. Ciptakan Keadaan Rileks / Mengendalikan Stress Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam menciptakan keadaan rileks / mengendalikan stress di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) No. Pertanyaan pengetahuan responden dalam ciptakan keadaan rileks/ mengendalikan stress Menciptakan suasana rileks merupakan cara menurunkan tekanan darah Hipertensi dapat dicegah dengan cara mengendalikan stress Mencari hiburan merupakan cara menghilangkan stress/ banyak pikiran Mendengarkan musik dapat mengurangi stress / banyak pikiran Mengurangi konsumsi kafein dalam
1.
2. 3. 4. 5.
20 25 26 32
kopi, teh dan soda merupakan cara menghindari stress Hasil penelitian pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa hampir mayoritas responden mengetahui bahwa menciptakan suasana rileks merupakan cara menurunkan tekanan darah (96.1%), mayoritas responden mengatahui bahwa mencari hiburan merupakan cara menghilangkan stress/ banyak pikiran (89.2%).
6. Berolahraga Teratur Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam berolahraga secara teratur di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) No. Pertanyaan pengetahuan responden dalam berolahraga teratur Berolahraga teratur merupakan cara mengontrol tekanan darah Senam / jalan cepat selama 30-45 menit tiap hari dapat menurunkan tekanan darah tinggi Tidak pernah berolahraga dapat menurunkan tekanan darah tinggi Berolahraga teratur dapat meningkatkan kebugaran tubuh Melakukan olahraga teratur dapat memperbaiki metabolisme tubuh Benar F 1. 2. 215 118 59 113 221 % 92.7 50.9 25.4 48.7 95.3 F 17 114 173 119 11 Salah % 7.3 49.1 74.6 51.3 4.7
3. 4. 5.
Hasil penelitian pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa hampir mayoritas responden mengetahui bahwa berolahraga teratur merupakan cara mengontrol tekanan darah (92.7%), sedangkan mayoritas responden
tidak mengatahui bahwa berolahraga teratur dapat meningkatkan kebugaran tubuh (51.3%).
7. Berhenti Merokok Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam menghentikan kebiasaan merokok di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) No. Pertanyaan pengetahuan responden dalam berhenti merokok Merokok bagi penderita hipertensi akan meningkatkan resiko kerusakan pada pembuluh darah Berhenti merokok untuk mengurangi resiko kanker, penyakit paru dan penyakit kardiovaskuler Merokok dapat mencegah terjadinya hipertensi Nikotin dalam asap rokok dapat menyebabkan tekanan darah meningkat Merokok merupakan faktor resiko hipertensi Benar F 1. 18 % 7.8 214 Salah F 92.2
2.
8 34 136 90
3. 4.
5.
Hasil penelitian pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mengetahui bahwa merokok bagi penderita hipertensi akan meningkatkan resiko kerusakan pada pembuluh darah (92.2%), mayoritas responden mengetahui bahwa berhenti merokok untuk mengurangi resiko kanker, penyakit paru dan penyakit kardiovaskuler (96.6%), sedangkan sebanyak (85.3%) tidak mengetahui bahwa merokok dapat meningkatkan tekanan darah.
8. Mengurangi Konsumsi Alkohol Tabel 4.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam mengurangi konsumsi alkohol di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) No. Pertanyaan pengetahuan responden dalam mengurangi konsumsi alkohol Mengurangi konsumsi alkohol merupakan cara menurunkan tekanan darah tinggi Mengkonsumsi alkohol setiap hari dapat menurunkan tekanan darah tinggi Mengkonsumsi alkohol merupakan faktor resiko hipertensi Mengkonsumsi kokain dapat menyebabkan tekanan darah meningkat Memperbanyak mengkonsumsi durian, kelengkeng dan tape dapat meningkatkan tekanan darah Benar F 1. 190 % 81.9 F 42 Salah % 18.1
2.
27 223 220
205 9 12
3. 4.
5.
191
82.3
41
17.7
Hasil penelitian pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa mengkonsumsi alkohol setiap hari dapat meningkatkan tekanan darah tinggi (96.1%), sedangkan sebanyak (82.3%) responden mengetahui bahwa mengkonsumsi buah-buahan seperti durian, kelengkeng bisa meningkatkan tekanan darah.
9. Modifikasi Asupan Lemak Tabel 4.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam modifikasi asupan lemak di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232)
No.
Pertanyaan pengetahuan responden dalam modifikasi asupan lemak Mengkonsumsi susu kedelai merupakan diet untuk menghentikan hipertensi Memperbanyak mengkonsumsi buah mentimun dapat menurunkan tekanan darah tinggi Mengkonsumsi jeroan akan meningkatkan tekanan darah semakin tinggi Memperbanyak mengkonsumsi otak akan menurunkan tekanan darah tinggi Memperbanyak mengkonsumsi kuning telur dapat meningkatkan tekanan darah
Benar F % 47.8 F
Salah % 52.2
1.
111
121
2.
221
95.3
11
4.7
3.
162 11 159
70 221 73
4. 5.
Hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa memperbanyak mengkonsumsi buah mentimun dapat menurunkan tekanan darah tinggi (95.3%), sedangkan sebanyak (95.3%) responden tidak mengetahui bahwa mengkonsumsi otak akan meningkatkan tekanan darah tinggi.
10. Istirahat Yang Cukup Tabel 4.10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam istirahat yang cukup di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) No. Pertanyaan pengetahuan responden dalam istirahat yang cukup Istirahat yang cukup merupakan cara menurunkan tekanan darah tinggi Kurang istirahat dan tidur dapat menyebabkan kurang konsentrasi Benar F 1. 2. 209 175 % 90.1 75.4 F 23 57 Salah % 9.9 24.6
3. 4.
5.
Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan Kurang istirahat dan tidur dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh Istirahat berlebihan dapat menurunkan tekanan darah tinggi
67 56 25
Hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa istirahat yang cukup merupakan cara menurunkan tekanan darah tinggi (90.1%).
11. Terapi Farmakologis Tabel 4.11 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan responden dalam terapi farmakologis di Puskesmas Brangsong 2 Bulan Februari Tahun 2014, (n =232) No. Pertanyaan pengetahuan responden dalam terapi farmakologis Obat anti hipertensi digunakan untuk menurunkan tekanan darah Pengobatan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya bertujuan untuk mengurangi timbulnya komplikasi Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan pengobatan seumur hidup Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab hipertensi Diuretik, betabloker, vasodilatator merupakan jenis obat anti hipertensi Benar F 1. 2. 63 % 27.2 F 169 Salah % 72.8
187
80.6
45
19.4
3.
56
24.1
176
75.9
4.
19 19
8.2 8.2
213 213
91.8 91.8
5.
Hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mengetahui bahwa diuretik, betabloker, vasodilatator merupakan jenis obat anti hipertensi (91.8%).
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Perawatan Hipertensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang perawatan hipertensi dengan kategori cukup sebanyak 108 (46,6%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 69 (29,7%) dan pengetahuan baik sebanyak 55 (23,7%). Dari data yang peneliti kumpulkan, mayoritas responden mengetahui cara-cara perawatan hipertensi tentang pencegahan dan penanganan hipertensi seperti menurunkan berat badan yang berlebih, menghindari stress, menghindari makanan atau minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah. Meskipun begitu beberapa responden tidak mengetahui secara khusus makanan dan minuman dan biasa dikonsumsi sehari-hari sebagai pemicu peningkatan tekanan darah. Dari wawancara singkat yang peneliti lakukan, mayoritas responden mengatakan bahwa saat tekanan darah meningkat, mereka biasanya merasakan pusing dan hanya istirahat dengan membatasi aktivitas sampai pusing menghilang, beberapa responden juga mengatakan meskipun mereka melakukan caracara untuk mencegah peningkatan tekanan darah seperti menurunkan berat badan berlebih, istirahat cukup, mengurangi merokok, dan sebagainya, mereka masih mengalami peningkatan tekanan darah karena masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan stress sehingga tekanan darah meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh Perry & Potter (2009) yang menjelaskan bahwa kegelisahan, ketakutan, nyeri dan stress emosional dapat mengakibatkan stimulasi saraf simpatis yang meningkatkan frekuensi denyut jantung, curah jantung dan resistensi vascular sehingga meningkatkan tekanan darah. Kegelisahan meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg.
B. Mengatasi Obesitas/ Menurunkan Kelebihan Berat Badan Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa menurunkan kelebihan berat badan pada kegemukan merupakan cara merawat hipertensi (99,6%). Berat badan yang berlebih atau biasa disebut dengan obesitas dapat memperparah kondisi seseorang yang menderita hipertensi karena saat seseorang yang mengalami obesitas, terjadi penimbunan lemak yang banyak didalam tubuh dan juga didalam pembuluh darah sehingga akan menyempitkan pembuluh darah karena tersumbat oleh lemak tersebut. Sedangkan mayoritas responden
mengetahui sering mengemil tidak dapat menurunkan berat badan (81.0%), dan mayoritas responden mengetahui bahwa memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran merupakan cara menurunkan berat badan (97.0%), mayoritas responden mengetahui bahwa
Dari data diatas, menurut pengamatan peneliti hampir mayoritas responden mengetahui jika berat badan berlebih adalah sesuatu yang tidak baik bagi penderita hipertensi dan akan lebih baik jika mengurangi berat badan untuk menjaga agar tekanan darah tetap stabil. Beberapa responden mengatakan memilih mengkonsumsi sayur-sayuran atau buah-buahan yang tidak menimbulkan peningkatan tekanan darah, tetapi sebagian kecil responden menganggap meskipun mereka memiliki badan yang ideal, hipertensi masih tetap terjadi karena mereka menganggap hipertensi yang mereka alami merupakan keturunan dari orang tuanya dan memang sudah lama semenjak masih muda tekanan darah selalu pada level yang tinggi. Hasil penelitian ini didukung oleh Departemen Kesehatan RI (2006) yang menjelaskan bahwa obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (overweight). Dengan demikian obesitas harus dikendalikan dengan menurunkan berat badan.
C. Mengurangi Asupan Garam di Dalam Tubuh Hasil penelitian pada menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa mengurangi asupan garam di dalam tubuh merupakan cara menurunkan tekanan darah tinggi (82.3%), mayoritas responden
tidak mengetahui bahwa memperbanyak mengkonsumsi telur asin dapat meningkatkan tekanan darah (77.2%), mayoritas responden mengetahui bahwa memperbanyak mengkonsumsi asupan garam dapat meningkatkan tekanan darah (81.0%), mayoritas responden mengetahui bahwa sering mengkonsumsi asinan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi (97.8%), mayoritas responden tidak mengetahui bahwa memperbanyak
mengkonsumsi telur asin dapat meningkatkan tekanan darah tinggi (57.3%). Meskipun mayoritas responden mengetahui bahwa mengurangi asupan garam adalah cara untuk merawat hipertensi tetapi mayoritas responden juga mengatakan bahwa mengkonsumsi telur asin tidak memperparah tekanan darah, mereka berpendapat bahwa mereka tidak mengkonsumsi telur asin setiap hari dan meskipun pada saat mereka mengkonsumsi telur asin, mereka hanya makan bagian putih telurnya saja karena menurut mereka bagian putih telur tidak begitu terasa asin dari pada bagian dalamnya. Meskipun begitu mayoritas responden mengatakan tetap mengurangi asupan garam pada masakan yang dimasak sehari-hari. Hasil penelitian ini didukung oleh Departemen Kesehatan RI yang menjelaskan untuk penderita hiperensi disarankan untuk mengurangi konsumsi garam dan harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat memasak.
D. Ciptakan Keadaan Rileks/Mengendalikan Stress Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh mayoritas responden mengetahui bahwa menciptakan suasana rileks merupakan cara menurunkan tekanan darah (96.1%), mayoritas responden mengatahui bahwa mencari hiburan merupakan cara menghilangkan stress/ banyak pikiran (89.2%). Hipertensi terjadi karena penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah yang menuju ke seluruh tubuh menjadi sangat tinggi. Ketika responden mengalami stress maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang menyebabkan jantung memompa dengan cepat sehingga timbul tekanan darah tinggi. Mayoritas responden mengatakan tekanan darah mereka akan meningkat ketika suasana pikiran sedang sedih, khawatir, takut, dll. Dengan umur responden yang sudah menginjak dewasa tua, keadaan stress akan semakin memperburuk hipertensi mereka, sehingga mereka biasanya mencari ketenangan atau hiburan seperti bermain dengan cucu mereka, mendengarkan lagu-lagu yang bersifat relegius, dll. Hasil penelitian ini didukung oleh Departemen Kesehatan RI (2006) yang menjelaskan bahwa berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
E. Berolahraga Teratur Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir mayoritas responden mengetahui bahwa berolahraga teratur merupakan cara mengontrol tekanan darah (92.7%), sedangkan mayoritas responden tidak mengatahui bahwa berolahraga teratur dapat meningkatkan kebugaran tubuh (51.3%). Berdasarkan hasil penelitian bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah petani 103 (44,4%). Responden pergi setiap hari ke ladang atau sawah untuk bercocoktanam dari jam 07.00 WIB sampai jam 15.00 WIB setiap hari, sehingga mereka menganggap pekerjaan mereka sebagai petani sudah cukup membuat mereka beraktivitas fisik sehingga sama seperti olah raga jadi responden berpendapat dengan cara melakukan kegiatan bertani seperti yang biasa mereka lakukan sama dengan olah raga untuk mengontrol tekanan darah. Kegiatan aktivitas fisik tersebut sama seperti yanga disarankan oleh Black and Hawks (2009) yang menjelaskan bahwa Tekanan darah dapat dikurangi dengan intensitas sedang seperti jalan cepat (sekitar 2,5 mil per jam) selama 30 sampai 45 menit tiap hari dalam seminggu.
F. Berhenti Merokok Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mengetahui bahwa merokok bagi penderita hipertensi akan meningkatkan resiko kerusakan pada pembuluh darah (92.2%), mayoritas responden hanya mengetahui rokok sebagai penyebab penyakit paru mayoritas
responden mengetahui bahwa berhenti merokok untuk mengurangi resiko kanker, penyakit paru dan penyakit kardiovaskuler (96.6%), sedangkan sebanyak (85.3%) tidak mengetahui bahwa merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Setelah peneliti melakukan wawancara singkat,
penyebabnya yaitu beberapa responden yang tidak merokok mengatakan mereka hanya mengetahui bahwa rokok hanya menyebabkan penyakit pada paru-paru dan jantung. Sedangkan responden yang merokok berpendapat ketika sedang stress atau mengalami masalah mereka merokok agar merasa rileks. Meskipun mayoritas mengetahui bahwa rokok adalah faktor resiko hipertensi tetapi mereka berpendapat bahwa selama mereka dapat melakukan latihan atau aktivitas fisik maka mereka akan bisa mengontrol tekanan darahnya. Pernyataan tersebut diperkuat ketika beberapa responden mengatakan pada bungkus rokok terdapat penjelasan terkait penyakit yang mungkin terjadi pada perokok tetapi sangat jarang terjadi pada orang-orang sekitar mereka yang merokok. Sehingga menurut peneliti, untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti secara khusus tentang prilaku merokok dengan kejadian hipertensi.
G. Mengurangi Konsumsi Alkohol Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa mengkonsumsi alkohol setiap hari dapat meningkatkan tekanan darah tinggi (96.1%), sedangkan sebanyak (82.3%) responden mengetahui bahwa mengkonsumsi buah-buahan seperti durian, kelengkeng
bisa meningkatkan tekanan darah. Dari wawancara peneliti, mayoritas responden jarang atau bahkan tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol, tetapi beberapa responden mengaku mereka masih
mengkonsumsi alkohol hanya ketika mereka sedang kelelahan secara fisik mereka mengkonsumsi hanya 1 gelas kecil untuk 1 hari, dan mereka berpendapat alkohol yang mereka konsumsi hanya sebagai jamu untuk kebugaran. Hal ini didukung oleh Black and Hawks (2009) yang menjelaskan bahwa konsumsi lebih dari 1 ons etanol per hari dikaitkan dengan angka tekanan darah yang lebih tinggi. Oleh karena itu penderita hipertensi dianjurkan untuk mengurangi konsumsi alkohol (tidak lebih dari satu ons etanol per hari untuk pria dan 0,5 ons etanol perhari untuk wanita). 1 ons atau (30 ml etanol) setara dengan (60 ml wiski), (300 ml anggur putih), atau setara dengan (720 ml anggur) (Black & Hawks, 2009) Mayoritas responden tidak mengetahui bahwa alkohol bukan hanya terdapat pada minuman tetapi juga terdapat pada buah seperti durian meskipun hanya sedikit kandungannya. Mayoritas responden mengetahui pembatasan konsumsi buah-buahan seperti durian, kelengkeng, dsb untuk penderita hipertensi melalui saudara atau kerabat mereka tanpa mengetahui kandungan buah tersebut.
H. Modifikasi Asupan Lemak Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden mengetahui bahwa memperbanyak mengkonsumsi buah mentimun dapat menurunkan
tekanan darah tinggi (95.3%), sedangkan sebanyak (95.3%) responden tidak mengetahui bahwa mengkonsumsi otak akan meningkatkan tekanan darah tinggi. Dari wawancara singkat peneliti, mayoritas responden mengetahui jika mengkonsumsi jeroan dapat meningkatkan tekanan darah 162 (69,8%) tetapi mereka tidak tahu bahwa otak, kuning telur, dsb juga merupakan salah satu jeroan, mereka hanya mengetahui bahwa jeroan hanya sebatas usus, hati, dsb. Saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya agar memberikan pendidikan terkait makanan dan minuman yang aman dikonsumsi bagi penderita hipertensi. Seperti yang disarankan oleh Black and Hawks (2009) yaitu modifikasi asupan diet lemak dengan mengurangi komponen lemak jenuh (jeroan, otak, kuning telur) dan meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh yang berasal dari kacangkacangan memiliki sedikit efek pada penurunan tekanan darah tetapi dapat menurunkan tingkat kolesterol secara signifikan. selain itu pendekatan diet untuk menghentikan hipertensi (dash) yang kaya akan buah-buahan (pir, jeruk, stroberi dan papaya), sayur-sayuran (kacang-kacangan, dan makanan susu rendah lemak (susu kedelai) dengan mengurangi lemak jenuh (jeroan, otak dan kuning telur), harus direkomendasikan untuk klien yang menderita hipertensi.
I. Istirahat Cukup Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa istirahat yang cukup merupakan cara menurunkan tekanan darah tinggi (90.1%). Mayoritas responden pernah mengalami ketika sedang pusing karena tekanan darah naik, mereka beristirahat dengan cara tidur untuk menghilangkan pusingnya. Hal ini didukung oleh teori dari Perry & Potter (2009) yang mengatakan bahwa bagi penderita hipertensi dianjurkan istirahat yang cukup sesuai dengan kebutuhan tidurnya.
J. Terapi Farmakologis Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak mengetahui bahwa diuretik, betabloker, vasodilatator merupakan jenis obat anti hipertensi (91.8%). Meskipun mayoritas responden mengetahui cara perawatan hipertensi sehari-hari tetapi belum mengetahui tentang pengobatan atau jenis obat yang digunakan dalam menurunkan hipertensi. Saat mereka merasakan pusing mereka hanya beristirahat, dan jika pusing yang dirasakan belum sembuh mereka pergi ke puskesmas untuk mendapat pengobatan medis tanpa mengetahui jenis obat yang mereka konsumsi. Saran dari peneliti sendiri diharapkan untuk penelitian selanjutnya akan memberikan pendidikan kesehatan tentang obat dan fungsinya kepada penderita hipertensi.