Você está na página 1de 30

KEJANG

Alfa miftahul Khoir 0820111010133 PEMBIMBING : Dr. Hudoyo, Sp.PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSD dr. SOEBANDI JEMBER

DEFINISI
Kejang : Suatu episode disfungsi neurologis yang disebabkan oleh aktifitas abnormal neuron yang menghasilkan perubahan mendadak dalam perilaku, persepsi, sensorik dan aktifitas motorik. Epilepsi adalah gangguan yang ditandai dengan kejang yang kronik, kejang yang terutama berasal dari serebri menunjukkan disfungsi otak yang mendasarinya. Status epileptikus : keadaan dimana terjadinya dua atau lebih rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan kesadaran, atau serangan kejang yang terjadi lebih dari 30 menit

Insidensi

Sedikitnya kejang terjadi sebanyak 3% sampai 5% dari semua anak-anak sampai usia 5 tahun dan biasanya kebanyakan terjadi karena demam.

klasifikasi
Klasifikasi menurut The International League Against Epilepsy (ILAE): Kejang tipe parsial (fokal), berasal pada area korteks - kejang sederhana-parsial - kejang kompleks-parsial Kejang tipe generalisata (umum) meliputi daerah yang difus pada semua regio otak. - kejang tonik-klonik (grand mal) - kejang tipe petit mal

ETIOLOGI
(Berdasarkan pembagian umur)
1.

Remaja (12-18 tahun) - trauma - infeksi (encefalitis, sifilis, siserkosis, hiv) - tumor otak - penggunaan obat - SLE - idiopatik

2. Dewasa muda (18-35 tahun) - trauma - penggunaan alkohol - penggunaan narkoba - tumor otak - infeksi (menigitis, ensefalitis, abses otak) - idiopatik

3. Dewasa Tua (> 35 tahun) - penyakit serebrovaskular - gangguan metabolik (uremia, gagal hati, abnormalitas elektrolit, hipoglikemia) - tumor otak - penggunaan alkohol - penyakit alzheimers dan degeneratif SSP - idiopatik

Obat yang dapat menyebabkan kejang :


1.

Antimikroba/Anti viral - Beta laktam - kuinolon - asiklovir - isoniazid - gansiklovir

2. Anestesia dan analgesia - meperidin - tramadol - anestesi lokal 3. Imunomodulator - siklosporin - antibodi monoklonal - takrolimus - interferon

4. Psikotropik - Antidepresan (trisiklik) - antipsikotik - litium 5. Kontras radiografik 6. Teofilin 7. Hipnotik-sedatif - Alkohol - barbiturat - benzodiazepin

8. Penyalahgunaan obat lain - Amfetamin - kokain - fenisiklidin - metilfenidat - flumazenil

PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anamnesis RPD (epilepsi), trauma, penyakit metabolik yang diderita, kehamilan/terlambat haid (preeklamsia/eklampsia), obat yang dikonsumsi. 2. Pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik umum dilakukan untuk mencari dasar penyebab seperti infeksi, penyakit sistemik, penyakit vaskular, dan neurokutaneus. Adanya asimetris pada pemeriksaan fisik neurologis menunjukkan kemungkinan tumor otak, stroke, trauma atau lesi fokal lainnya.
1.

3. Pemeriksaan penunjang - pemeriksaan lab: hematologi lengkap, kadar glukosa,


kadar serum natrium, dan tes kehamilan di wanita usia subur, analisa gas darah, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), fungsi hati (SGOT/SGPT), analisa gas darah. - radiologi : non contras ct scan kepala, untuk pasien yang mengalami kejang pertama kali, trauma, riwayat keganasan, imunokompromais, penggunaan antikoagulan, terdapat fokal neurologik baru, usia > 40 tahun. - elektrokardiografi - Elektroensefalografi (EEG) : untuk memprediksi risiko kekambuhan kejang. - pungsi lumbar

DIAGNOSIS BANDING
- Sinkop - gangguan psikologis-kejang psikogenik - gangguan metabolik - migrain - TIA - gangguan gerakan

TERAPI
1.

Nonfarmakologik a. tindakan awal tindakan standar kedaruratan berupa ABC, oksigenasi dan penilaian tekanan darah, nadi, saluran nafas, penilaian suhu. b. pasien ditempatkan pada posisi semi prone dengan kepala diletakkan menghadap samping untuk menghindari aspirasi

c. Diberikan spatel lidah yang diletakkan dalam rongga mulut untuk mencegah tergigitnya lidah. Lepas gigi palsu bila ada. d. Akses intravena harus dilakukan untuk hampir semua pasien (tetapi bisa ditangguhkan pada mereka dengan kejang sederhana). e. Koreksi kelainan metabolik yang ada (hiponatremia, hipoglikemia, hipokalsemia, putus obat atau alkohol)

f. Bila aktivitas kejang pasien tidak mereda di UGD setelah tindakan ABC dilakukan, maka untuk pasien yang berada dalam status atau cyanotic epilepticus, intubasi endotrakeal harus dipertimbangkan. g. Pemberian obat antikejang/antiepilepsi h. Pengawasan di ruang intensif, mungkin diperlukan bila terdapat kondisi refrakter.

2. Farmakologi - Diazepam : menekan semua SSP dengan


meningkatkan aktivitas GABA. Dosis individual dan perlu hati-hati untuk menghindari efek samping. Dosis dewasa : 0,2 mg/kg diberikan 5-10 mg iv P1020 menit.

- Lorazepam : dosis dewasa : 0,1 mg / kg iv


perlahan-lahan sebesar 2mg/menit. Dosis remaja : 0,1 mg / kg iv perlahan selama 2-5 menit ulangi dalam 10-15 menit bila diperlukan ; tidak melebihi 4 mg / dosis

Midazolam
digunakan sebagai alternatif dalam tatalaksana status epilepticus refrakter. Karena midazolam larut dalam air, belangsung sekitar 3 kali lebih lama dari diazepam ke puncak efek EEG. dosis dewasa : 0,1 mg/ kg iv perlahan-lahan sebesar 2 mg / menit. Loading dosis (sebelum infus continu) : 0,2 mg / kg iv. Continu infus : 0,05-2 mg/kg iv h/ 1015 mg im (ketika akses lainnya sulit)

Phenitoin (Dilantin)
Dapat bertindak di korteks motor, dimana ia dapat menghambat peyebaran aktifitas kejang. Kegiatan pusat batang otak yang bertanggung jawab untuk fase tonik dari kejang grand mal juga dapat dihambat. Dosis dewasa : loading dosis: 18-20 mg/ kg po/ iv ; untuk memperkecil resiko hipotensi, maka pemberian harus perlahan. Tingkat administrasi parenteral ; tingkat tindak melebihi 50 mb/menit (hipotensi dan aritmia dapat terjadi), jika status epilepticus berlanjut, maka dosis dapat ditingkatkan total 30 mg / kgbb

Propofol
Dosis dewasa loading dosis : 2-5 mg / kg iv dosis pemeliharaan : 0,02 0,1 mg / kg / menit iv

Fenobarbital
Dosis dewasa : 15-20 mg / kg iv ; infus tarif maksimum 100 mg / menit ; dapat memberikan dosis tambahan untuk max 30 mg /kg

Pentobarbital
Barbiturat kerja pendek dengan sedatif, hipnotik, dan antikonvulsan properti. Dapat menghasilkan perubahan suasana di semua tingkat SSP. Gunakan hanya di status refraktori ketika agen lainnya telah gagal. Pasien memerlukan intubasi dan pernapasan dukungan. Dosis dewasa loading dosis : 5-15 mg / kg iv pemeliharaan dosis : 0,5 10 mg / kg / jam iv infus.

PENCEGAHAN
Sampai saat ini tidak ada dukungan data yang ada bahwa intervensi selain obat efektif mencegah kejang atau status epilepticus. Oleh karena itu kepatuhan dalam konsumsi obat-obatan harus selalu ditekankan kepada setiap pasien.

KOMPLIKASI
komplikasi kejang umumnya jarang ketika konsumsi obat teratur. Komplikasi termasuk efek samping obat, tergigitnya lidah, trauma kecil dari jatuh selama kejang. Pasien dianjurkan rawat inap, tindakan pencegahan jatuh harus diikuti untuk memastikan bahwa pasien terhindar agar tidak melukai sendiri.

prognosis
Sekitar 10% akan mengalami paling sedikit satu kali kejang seumur hidup mereka, dengan insiden paling tinggi terjadi pada masa kanak-kanak dan lanjut usia (setelah usoa 60 tahun), dan 0,3% samapai 0,5% akan didiagnosa mengidap epilepsi (berdasarkan dua kali kejang tanpa pemicu).

TERIMA KASIH

Você também pode gostar