Você está na página 1de 2

PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Hingga saat ini dan bahkan sampai nanti umat Islam meyakini bahwa ajal kematian seseorang telah ditentukan waktunya oleh Allah swt, manusia tidak memiliki hak kewenangan untuk mengundur atau memajukan sedikit pun. Sebagaimana firman Allah dalam surah al An!am "#$

%ialah yang men&iptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal'kematianmu(, dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan yang ada pada sisi )ya'yang %ia sendirilah mengetahuinya(, kemudian kamu masih ragu ragu. %ari ayat tersebut di atas dapat kita ketahui bahwasanya, ajal menurut al *haba!thaba!I terbagi menjadi dua yaitu, al ajal al musamma yaitu ajal dengan waktu yang ditentukan dan sudah tertulis di dalam +mmu al ,itab,lauh mahfudh. ,emudian yang ke dua yaitu al ajar ghair al musamma yaitu ajal dengan waktu yang tidak ditentukan dan sudah tertulis di dalam lauh al mahwi wa al itsbat'papn penghapusan dan penetapan(. Al ajal al musamma bersifafat mutlak 'absolut(, sedang al ajar ghair al musamma bersifat bersyarat 'kondisional(. Bisa saja antara kedua ajal itu tidak terjadi se&ara bersamaan, karena al ajar ghair al musamma ditentukan oleh situasi kondisi yang melingkupinya. Sebagai &ontoh, umur seseorang tertulis umpamanya -. tahun.. %an seperti kita ketahui bahwa seluruh alam semesta ini saling beerkait dan berpengaruh terhadap eksistensi diri seseorang. Interaksi yang demikian kuat bisa saja menimbulkan ben&ana yang tidak bias terelakkan dan mengakibatkan ajal datang menjemputnya sebelum berakhir waktu alami'sesuai dengan waktu yang tertulis(. ,ematian seperti ini disebut dengan mati sulaman. /embagian ajal yang dilakukan al *haba!thaba!I di atas memberikan gambaran bahwa segala sesuatu berjlan berdasarkan hukum Allah swt. ,ematian dengan al ajal ghair al musamma tidak menafikkan ketentuan dalam al ajal al musamma karena terjadi berdasarkan hukum Allah yang disebut hokum kausal. ,arena ssesungguhnya kita sendiri juga tidak mengetahui apakah kematian seseorang itu berdasarkan al ajal al musamma atau al ajal ghair al musamma karena kita juga tidak pernah mendapat informasi tentang itu. Selain itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan berbagai peralatan &anggih di bidang medis, seperti mesin pema&u jantung. Alat ini terkesan

mampu memperlambat umur seseorang. Sebagai &ontoh, pasien dengan batang otak sudah mati menurut pemeriksaan dokter masih bias bernafas dengan bantuan mesin pema&u jantung. %alam dunia kedokteran, orang yang batang otaknya sudah mati tidak mungkin lagi bisa disembuhkan, tetapi dengan peralatan tersebut paling tidak nafasnya masih bisa dipertahankan untuk jangka wktu tertentu. /ernafasan pasien tesebut amat sangat bergantung pada mesin pema&u jantung, karena begitu mesin dilepas nafas pasien akan berhenti . /ersoalannya disini adalah kapan seseorang bisa dinyatakan mati se&ara menyakinkan. Apakah saat batang otak mati'tidak berfungsi(, atau saat dilepas mesin pema&u jantung. ,alau mati ditentukan oleh lepas tidaknya mesin pema&u jantung, maka terkesan kematian bisa direkayasa. /adahal, ajal kematian seseorang sudah diyakini ditentukan oleh Allah swt. %engan demikian, keyakinan umat Islam tentang ajal menjadi terusik oleh kehadiran peralatan &anggih di bidang medis. 1.$ 0umusan 1asalah Bagaiman terminology mati menurut Islam dan keterkaitannya menurut bidang medis2 1.3 *ujuan /embuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terminology mati menurut Islam dan keterkaitannya terhadap dunia medis.

Você também pode gostar