Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
)
= (
)
= metric
b. Faktor Koreksi Temperatur
Menurut ICAO bahwa panjang landasan pacu harus dikoreksi terhadap temperatur
sebesar 1% setiap kenaikan 1
o
C. Sedangkan untuk setiap kenaikan 1000 m dari
permukaan laut rata-rata temperatur turun 6,5
o
C. Sebagai temperatur standar
adalah 15
o
C.
Ft =
=
= metric
c. Faktor Koreksi Terhadap Kemiringan
Fs =
=
= metric
d. Faktor Koreksi Terhadap Angin Permukaan (surface wind)
Angin haluan maksimum yang diizinkan bertiup dengan kekuatan 10 knots dan
menurut Ir. Heru Basuki kekuatan maksimum angin buritan yang diperhitungkan
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
adalah 5 knots. Tabel berikut memberikan perkiraan pengaruh angin terhadap
panjang landasan pacu :
Tabel 4.4 Pengaruh Angin Permukaan Terhadap Panjang Landasan Pacu
Kekuatan Angin
Persentase Pertambahan/
Pengurangan Runway
+5 -3
+10 -5
-5 +7
Sumber : Merancang, Merencana Lapangan Terbang; Ir. Heru Basuki
Untuk perencanaan bandara diinginkan tanpa tiupan angin tetapi tiupan angin lemah
masih baik.
koreksi angin (Fw) = -3%
Berdasarkan standar ARFL, panjang landasan pacu minimum yang dibutuhkan untuk
lepas landas adalah :
a. Kondisi Takeoff
ARFL = (Lr / (Ft x Fe x Fs))
=
ARFL = m
b. Kondisi Landing
ARFL = (Lr xFe) + Fw
=
= m
Jadi, panjang landasan pacu untuk pesawat rencana take off dan pesawat rencana
landing pada ARFL adalah m.
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Kontrol ARC (Aero Reference Code) gunanya untuk mempermudah membaca
hubungan antara beberapa spesifikasi pesawat dengan berbagai karakteristik lapangan
terbang sebagai berikut :
Tabel 4.5 Tabel Aero Reference Code
KODE ELEMEN I KODE ELEMEN II
KODE
ANEKA
ARFL (m)
KODE
HURUF
WING
SPAN
JARAK TERLUAR PADA PENDARATAN (m)
1 < 800 A < 4,5 < 4,5
2 800 - 1200 B 15 - 24 4,5 6
3 1200 - 1800 C 24 36 6 9
4 > 1800 D 36 52 9 14
E 52 60 9 14
Sumber : Merancang, Merencana Lapangan Terbang; Ir. Heru Basuki, 1990
Dengan ARFL = m, dikategorikan pada :
- Kode elemen I adalah kode angka = 4
- Kode elemen II adalah kode huruf = C
- Wing span (lebar sayap) = 28,4 m
- Jarak roda pendaratan = 6,4 m
Penentuan kode angka dan huruf bertujuan untuk perencanaan yang dihubungkan
dengan karakteristik pesawat.
Tabel 4.6 Lebar Sayap (Wing Span)
Jenis Pesawat
Lebar Sayap (Wing Span)
Yang ada Yang Diambil (ARC)
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
A320-200 33,9 64
A330-200 60,3 64
B737-200 28,4 64
B737-300 28,9 64
B737-400 28,9 64
DC-9-30 28,5 64
Sumber : Manual of Standards Part 139-Aerodromes Chapter 2: Application of Standards
to Aerodromes, Civil Aviation Safety Authority, Australian Government
Wing span dari pesawat rencana = 60,3 m
Wing span dari ARC = 64 m
Kontrol : wing span max < wing span ARC
60,3 < 64 m .ok
Panjang landasan pacu maksimum = 3,577 m
Cek ARC (Aero Reference Code) lapangan tersebut mengggunakan tabel berikut :
Tabel 4.7 Aero Reference Code
Sumber : ICAO, Table 1-1. Aerodome Reference Code
Dengan ARFL = 3.617 m, dikategorikan pada :
a. Kode elemen I adalah kode angka = 4
b. Kode elemen II adalah kode huruf = E
c. Wing span (lebar sayap) = 52 - 65 m
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
d. Jarak roda pendaratan = 9 - 14 m
Lebar Runway
Dengan spesifikasi sebagai berikut (berdasarkan annex 14) :
Tabel 4.8 Lebar Runway (width Runway)
Catatan : Sesuai dengan peraturan ICAO Chapter 3.2.3 apabila landasan dilengkapi
dengan bahu landasan, lebar total landasan dan bahu landasannya paling
kurang 60 m (200 Ft). Dengan tambahan 10 meter di kiri dan kanan, maka
total lebar landasan adalah:
45 m + (2 x 10 m) = 65 m > 60 m (lebar minimum) ok!!
ARC = 4E, maka lebar runway (width runway) berdasarkan tabel diatas adalah 45m.
Bahu runway (Runway Shoulders)
Berdasarkan annex 14 (poin 3.2 runway shoulders) lebar bahu runway untuk kode
C, D & E minimal 60 m, maka pada perencanaan runway ini (ARC=4E)
direncanakan lebar bahu runway = 65 m.
- Runway Strip
1. Untuk panjang runway strips (length of runway strip)
Berdasarkan annex 14 (poin 3.4.2 length of runway strips), untuk runway
dengan code 2,3 dan 4 panjang runway strips = 60 m, maka pada
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
perencanaan ini runway strips yang digunakan sepanjang 60m (kode runway
= 4, ARC = 4E)
2. Untuk lebar runway strips ( width of runway)
Berdasarkan Annex 14 (poin 3.4.3 width of runway strips), untuk runway
dengan kode 3 dan 4, maka lebar runway strips = 150 m.
- Clear way
Berdasar kan Annex 14, untuk panjang dari clearway tidak boleh lebih dari
setengah panjang runway (TORA), maka panjang clearway = 0.5 x 3617 = 1808,5
m. Sedangkan untuk lebar clearway adalah 150 m, dimana jarak dari center line
clearway ke bagian terluar clearway masing-masing 75m.
- Stopway
Berdasarkan Annex 14, untuk lebar stopway adalah sama dengan lebar runway
yaitu 45 meter, sedangkan untuk panjang stopway adalah 300 m.
Selain itu perlu juga diperhatikan beberapa elemen dasar untuk landasan seperti :
c. Perkerasan struktural yang berlaku sebagai tumpuan, lebarnya 45 m.
d. Bahu landasan batasan dengan perkerasan struktural, direncanakan sebagai penahan
erosi sebagai akibat air dan semburan jet serta melayani petaan perawatan landasan
yang lebar.
e. Areal keamanan landasan (Runway safety area) ukuran panjang diambil 240 m sesuai
dengan ketentuan ICAO Chapter 3.5.3. Areal ini harus mampu dilewati peralatan-
peralatan pemadam kebakaran, mobil ambulance dan truk penyapu landasan. Dalam
keadaan darurat harus mampu dibebani pesawat yang keluar dari landasan perkeraan
struktural.
f. Perluasan areal keamanan dibuat apabila dianggap perlu, disini diambil 90 m.
g. Blast pad area yaitu area yang direncanakan untuk mencegah erosi pada permukaan
yang berbatasan dengan ujung landasan. Panjang blast pad diambil 60 m (200 Ft)
untuk pesawat transpor, sedangkan untuk pesawat berbadan lebar diambil 120 m (400
Ft).
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
2. Penentuan jenis atau type Runway.
Penentuan golongan / jenis runway di tentukan berdasar kan Annex 14 tahun 2009.
.
Pada perencanaan runway ini di gunakan runway type E.
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Berdasarkan data di atas maka didapat perhitungan sebagai berikut :
Arah A
TODA = DT + Runway +Clearway2
=
= m
ASDA = DT + Runway + Stopway2
= 1
= m
TORA = DT + Runway
=
= m
LDA = m
Arah B
TODA = Runway + DT + Clearway1
=
= m
ASDA = Runway + DT + Stopway1
=
= m
TORA = Runway + Dt
=
= m
LDA = m
Tabel 4.9 Nilai TODA, TORA, ASDA, Dan LDA
RUNWAY
TORA TODA ASDA LDA
M m M m
A 3767 5267 4067 3617
B 3767 4117 4117 3767
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Panjang Total Runway =
= m
Setelah dapat dihitung panjang D35, FS, CW, FL, LOD, LD, dan SD untuk
beberapa kondisi, yaitu:
1) Keadaan Lepas Landas Normal
D35 =
=
= m
FS = TORA
= m
CW = TODA-TORA
=
= m
FL = FS + CW
=
= m
LOD =
= m
2) Keadaan Lepas Landas Dengan Kegagalan Mesin :
D35 = TODA
= m
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
FS = TORA
= m
CW = TODA-TORA
=
= m
FL = FS + CW
= +
= 4117 m
LOD = TODA -
= -
= m
3) Keadaan Lepas Landas Yang gagal (ditunda) :
FL = ASDA
= m
FS = TORA
= m
SW = FL FS
=
= m
4) Keadaan pendaratan
FS = TORA
= m
LD = FS
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
= m
SD =
=
= m
Keterangan :
FL : Panjang Lapasan (Field Length), m
FS : Panjang Perkerasan Kekuatan Penuh (full strength), m
CW : Daerah Bebas (clearway), m
TODA : Jarak Lepas Landas (Take Off Distance), m
LOD : Jarak Pengangkatan (Lift Off Distance), m
D35 : Jarak Pada Ketinggian 35 ft, m
TORA : Jarak Pacuan Lepas Landas (Take off Run), m
ASDA : Jarak Percepatan berhenti (Accelerate Stop Distance), m
LD : Jarak Pendaratan (Landing Distance), m
SD : Jarak Pemberhentian (Stop Distance), m
4.2.2 Kemiringan Runway
(1) Kemiringan longitudinal
Dari Tabel didapatkan persyaratan dan kemiringan memanjang landasan, kode
angka 4 berdasarkan ARFL diperoleh :
Tabel 4.10 Kode Angka Landasan
PERIHAL Kode Angka Landasan
4 3 2 1
Max. efektif slope 1,0 1,0 1,0 1,0
Max. longitudinal slope 1,25 1,5 2,0 2,0
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Max. longitudinal change 1,5 1,5 2,0 2,0
Slope change per 30 m 0,1 0,2 0,4 0,4
Sumber : ICAO, Slopes on Runway
Catatan: Untuk landasan dengan kode angka 4, kemiringan memanjang pada
seperempat pertama dan seperempat terakhir dari panjang landasan
tidak boleh lebih dari 0,8 %. Semua kemiringan yang diberikan dalam
persen.
(2) Kemiringan landasan melintang (transversal)
Untuk mendesain pengaliran air permukaan yang berada di atas landasan, perlu
kemirigan melintang pada landasan sebesar 15% (pada kode angka 4 / slope
changer).
Pada beberapa keadaan perlu kemiringan yang lebih kecil dari 1 % kecuali pada
perpotongan landasan dengan taxiway yang memerlukan kemiringan yang lebih
kecil.
(3) Panjang, lebar, kemiringan dan perataan strip lndasan
Persyaratan strip landasan menurut ICAO diberikan pada Tabel 4.5, Ir. Heru Basuki
(hal. 187).Dari tabel ini didapat nilai kode angka dalam landasan ini adalah 4
maka diperoleh :
Jarak min. dari ujung landasan (stopway) = 60 m
Lebar strip landasan untuk landasan instrument = 300 m
Lebar strip landasan untuk landasan non-instrument = 150 m
Kemiringan memanjang max. untuk area yang diratakan = 1.5 %
Kemiringan transversal max. dari area yang diratakan = 2.5 %
Catatan:
- Kemiringan transversal pada tiap bagian dari strip di luar diratakan
kemiringannya tidak boleh > 5 %.
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
- Untuk membuat saluran air, kemiringan 3 meter pertama arah ke luar landasan
bahu landas, stopway harus sebesar 5 %.
4.2.3 Stopway dan Clearway
Persyaratn untuk stopway dan clearway dapat dilihat pada ICAO Chapter 3.6 dan 3.7
dimana diantaranya :
o Lebar stopway = lebar Runway
o Panjang clearway tidak boleh melebihi setengah kali panjang TORA
o Lebar clearway minimal 150 m
Kemiringan serta perubahan kemiringan stopway disesuaikan dengan persyaratan
landasan, kecuali:
Pembatasan kemiringan 0.8% pada perempat awal dan akhir landasan tidak berlaku
pada stopway.
Kemiringan stopway diukur dari ujung sebesar 0.3% tiap 30 m bagi landasan
dengan kode angka 3 atau 4.
4.3 Taxiway
Taxiway berfungsi sebagai jalan penghubung untuk pesawat dari Runway ke apron,
dari apron ke Runway ataupun dari hangar. Peraturan untuk Taxiway diberikan oleh ICAO
Chapter 3.9.
- ARFL : 3.617 m
- Wing span : 60,3 m
- OMGWS : 12 m
- Length : 59 m
- MTOW : 230000 kg
- TP : 1400 kpa
Maka wheel basenya adalah :
:
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Sumber : Annex 14, tahun 2009
Berdasarkan tabel di atas, maka clearance untuk code letter E adalah 4,5 m.
a. Lebar Taxiway
Sumber : Annex 14, tahun 2009
Berdasarkan tabel di atas, maka lebar taxiway untuk code letter E, dan dengan wheel
span 12 m adalah 23 m.
Keterangan Kode
Huruf E
(m)
Lebar Taxiway 23
Lebar total Taxiway dengan bahu landasan 44
Lebar area yang diratakan untuk strip Taxiway 22
b. Kemiringan Taxiway
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
- Taxiway Longitudinal Slope
1 per cent per 30 where the code letter is C, D, E or F; and
1 per cent per 25 m where the code letter is A or B.
- Taxiway Tranverse Slope
Sumber : Annex 14, tahun 2009
c. Taxiways Shoulders
d. Jarak Pandang Taxiway
e. Jarak Pisah Minimum antar Taxiway
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Sumber : SKEP No 77-VI-2005
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh:
- Instrument runways : 182,5m
- Jarak antar taxiway : 80 m
- Jarak taxiway terdekat dengan suatu benda : 47,5 m
- Jarak taxiway terdekat dengan bangunan : 42,5 m
f. Exit Taxiway
Fungsi dari Exit Taxiway adalah menekan sekecil mungkin waktu penggunaan
landasan oleh pesawat yang mendarat. Exit Taxiway dapat ditempatkan dengan menyudut
siku siku terhadap landasan atau bila terpaksa bisa menggunakan besaran sudut yang lain.
Penempatan exit taxiway tergantung kepada pesawat campuran, kecepatan approach,
kecepatan keluar, tingkat pengereman, dan kondisi permukaan runway.
Beberapa bandara dilengkapi dengan Rapid Exit Taxiway, dimana Taxiway ini
memungkinkan pesawat yang mendarat bisa langsung masuk ke Taxiway. Sudut
persilangan dari rapid exit Taxiway dengan landasan tidak boleh lebih dari 45 dan tidak
boleh kurang dari 25, maka direncanakan dengan sudut 30. Peraturan untuk Rapid Exit
Taxiway diberikan oleh ICAO chapter 4.9.
Tabel 4.11 Standar untuk Rapid Exit Taxiway
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
g. Taxiway Strips
Kemiringan jarak taxiway harus dibuat sedemikian agar air dapat mengalir lancar
pada tepi landas pacu, dan area yang diratakan harus mempunyai kemiringan melintang
maksimum.Kemiringan keatas memberikan aturan kemiringan melintang berbatasan dari
permukaan taxiway yang tidak horizontal. Kemiringan kebawah tidak mencapai 5% dari
ukuran horizontal.
Tabel 4.12 Taxiway Strip
Tabel 4.13 Jarak Minimum Setelah Belokan
Berdasarkan
Annex 14 untuk pesawat dengan code letter E, dan code number 4 diperoleh :
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
- Perubahan kemiringan horizontal : 1% per 30 m (radius minimum untuk
lengkungannya adalah 3000 m)
- Jarak pandang : 3 m di atas taxiway
- Kemiringan pada arah melintang : 1,5%
- Arah keluar taxiway : 550 m
- Kecepatan untuk keluar di bawah kondisi basah : 93 km/h
- Taxiway shoulders : 44 m
- Grading of taxiway strips : 22 m
- Kemiringan taxiway strips : 2,5%
4.3. PERENCANAAN APRONS
Untuk perencanan apron, diambil nilai berdasarkan jenis pesawat Boeng B737-300
- Wing span = 64 m
- Panjang badan pesawat = 30,5 m
Sumber : Annex 14, tahun 2009
- Fs digunakan 1,8
Maka, luas apron yang dibutuhkan adalah :
Ada 4 pesawat dengan 2 pesawat cadangan yang akan parkir di apron.
Maka luas apron yang dibutuhkan :
A = jumlah pesawat x wing span x panjang badan pesawat rencana x Fs
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
=
=
4.4. HOLDI NG BAY
Dengan disediakan holding bay maka pesawat dari apron dapat keujung landasan
dengan cepat, dan menggunakan sebuah pesawat lain dapat menyelip masuk ujung
landasan tanpa harus menunggu pesawat didepannya yang sedang menyelesaikan
persiapan teknis.
4.4.1. Lokasi Holding Bay
Jarak minimum dari sumbu landasan ke holding bay atau posisi taxi holding
adalah : Dengan merencanakan tipe operasi landasan adalah preccission approach type I,
maka jaraknya = 90 m (300ft), yaitu berdasarkan tabel 4.12 (Ir. Heru Basuki, 1986).
4.4.2. Ukuran Holding Bay
Ukuran yang diperlukan untuk sebuah holding bay tergantung pada :
Jumlah dan posisi pesawat yang akan dilayani ditentukan oleh frekuensi
pemakaiannya.
Tipe-tipe pesawat yang akan dilayani.
Cara-cara / kelakuan pesawat masuk dan meninggalkan holding bay.
Maka dapat dirancanakan ukuran holding bay:
Specified clearance (jarak antara pesawat yang sedang parkir dengan pesawat yang
sedang lewat dihitung dari ujung sayap) = 15 m.
Lebar yang dibutuhkan pesawat yang lewat dihitung dari sisi terluar Specified
clearance kesumbu pesawat = 45 m.
Lebar extra taxiway = . (Heru Basuki, hal 206).
Pada umumnya, kebebasan ujung pesawat (wing tip clearance) antara pesawat yang
sedang parkir dan pesawat yang sedang berjalan melewatinya tidak boleh kurang dari 15 m
dengan pesawat yang bergerak adalah mesin turbo jet.
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
4.5 Safety Area
Adalah daerah yang harus aman dan bersih dari barang-barang atau tumbuhan yang
akan menyebabkan bahaya pada pesawat atau gagal landasan.
Lebar dari safety area tidak kurang dari 2x dari lebar runway yang dipakai tiap sisi.
Panjang safety area untuk kode 3 dan 4 = 240 m.
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
BAB IV
PENENTUAN ARAH ANGIN
Analisa angin adalah dasar bagi perencanaan lapangan terbang, Sebagai
pedoman pokok, landasan pada sebuah lapangan terbang arahnya harus sedemikian
hingga searah dengan prevailing wind (arah angin dominan). Ketika mengadakan
pendaratan dan lepas landas, pesawat dapat mengadakan manuver sejauh komponen
angin samping (cross wind) tidak berlebihan.
Persayaratan FAA untuk cross wind pada semua lapangan terbang kecuali utility.
landasan harus mengarah sehingga pesawat dapat mendarat pada 95% dari waktu dengan
komponen cross wind tidak melebihi 13 knots (15 MPH).
Persayaratan ICAO, pesawat dapat mendarat atau lepas landaspada sebuah
lapangan terbang pada 95% dari waktu dengan komponen cross wind tidak melebihi :
- 37 Km/jam (20 knots) dengan ARFL 1500 m atau lebih, kecuali jika landasan
memiliki daya pengaman yang jelek yaitu dari pengalaman berkali-kali didapatkan
koefisien gesek memanjang tidak cukup baik.
- 24 Km/jam (13 knots) dengan ARFL antara 1200 m - 1499 m
- 19 Km/jam (10 knots) dengan ARFL < 1200 m
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
5.1 Data-Data Angin
Arah Angin
Persentase Angin
4 -15
mil/h
15 - 31
mil/h
31 - 47
mil/h
Total
Utara
1.7 1.7 1.8 5.2
Utara Timur Laut
2.2 2.4 1.6 6.2
Timur Laut
2.8 2.1 2.5 7.4
Timur timur laut
1.4 1.7 1.3 4.4
Timur
3.7 3.2 2.9 9.8
Timur Tenggara
2.5 2.4 2.2 7.1
Tenggara
1.2 1.4 1.7 4.3
Selatan Tenggara
3 2 3.2 8.2
Selatan
2.1 2.6 2 6.7
Selatan barat daya
3 3 2 8
Barat daya
1.1 1.1 1.8 4
Barat barat daya
0.7 1.1 1.6 3.4
Barat
2 2 3 7
Barat barat laut
1.2 3.1 3.1 7.4
Barat laut
1.4 2 1.2 4.6
Utara barat laut
1.3 1.2 0.8 3.3
Angin lemah (0 - 4 mil/h) 3
Persentase Total 100
Sumber : Soal desain lapangan terbang (2012)
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Tinjauan Arah Utara-Selatan
360
3
4
0
3
2
0
3
0
0
2
8
0
2
6
0
2
4
0
2
2
0
2
0
0
1 8 0
1
6
0
1
4
0
1
2
0
1
0
0
8
0
6
0
4
0
2
0
UTARA
T
S E L A T A N
B
A
R
A
T
1,7
1,7
1,8
2
,2
2
,4
1
,6
2
,
8
2
,
1
2
,
5
1
,
4
1
,
7
1
,
3
3
,
7
3
,
2
2
,
9
2
,
52
,
4
2
,
2
1
,
4
1
,
7
3
2
3
, 2
2 , 1
2 , 6
2
3
3
2
1
,
1
1
,
8
0
,
7
1
,
1
1
,
6
2
2 3
1
,
2 3
,
1
3
,
1
1
,
4
2
1
,
2
1
,3
1
,2
0
,8
3
1
,
1
1
,
2
U
T
L
T
L
T
T
L
T
T
UTARA
T
G
S
T
UBL
B
B
L
B
L
B
B
D
B
D
S
B
D
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
=
=
Tinjauan Arah Utara Timur Laut Selatan Barat Daya
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
360
3
4
0
3
2
0
3
0
0
2
8
0
2
6
0
2
4
0
2
2
0
2
0
0
1 8 0
1
6
0
1
4
0
1
2
0
1
0
0
8
0
6
0
4
0
2
0
UTARA
T
S E L A T A N
B
A
R
A
T
1,7
1,7
1,8
2
,2
2
,4
1
,6
2
,
8
2
,
1
2
,
5
1
,
4
1
,
7
1
,
3
3
,
7
3
,
2
2
,
9
2
,
52
,
4
2
,
2
1
,
4
1
,
7
3
2
3
, 2
2 , 1
2 , 6
2
3
3
2
1
,
1
1
,
8
0
,
7
1
,
1
1
,
6
2
2 3
1
,
2 3
,
1
3
,
1
1
,
4
2
1
,
2
1
,3
1
,2
0
,8
1
,
1
1
,
2
U
T
L
T
L
T
T
L
T
T
UTARA
T
G
S
T
UBL
B
B
L
B
L
B
B
D
B
D
S
B
D
3
=
=
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Tinjauan Arah Timur Laut Barat Daya
360
3
4
0
3
2
0
3
0
0
2
8
0
2
6
0
2
4
0
2
2
0
2
0
0
1 8 0
1
6
0
1
4
0
1
2
0
1
0
0
8
0
6
0
4
0
2
0
UTARA
T
S E L A T A N
B
A
R
A
T
1,7
1,7
1,8
2
,2
2
,4
1
,6
2
,
8
2
,
1
2
,
5
1
,
4
1
,
7
1
,
3
3
,
7
3
,
2
2
,
9
2
,
52
,
4
2
,
2
1
,
4
1
,
7
3
2
3
, 2
2 , 1
2 , 6
2
3
3
2
1
,
1
1
,
8
0
,
7
1
,
1
1
,
6
2
2 3
1
,
2 3
,
1
3
,
1
1
,
4
2
1
,
2
1
,3
1
,2
0
,8
1
,
1
1
,
2
U
T
L
T
L
T
T
L
T
T
UTARA
T
G
S
T
UBL
B
B
L
B
L
B
B
D
B
D
S
B
D
3
=
=
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Tinjauan Arah Timur Timur Laut Barat Barat Daya
360
3
4
0
3
2
0
3
0
0
2
8
0
2
6
0
2
4
0
2
2
0
2
0
0
1 8 0
1
6
0
1
4
0
1
2
0
1
0
0
8
0
6
0
4
0
2
0
UTARA
T
S E L A T A N
B
A
R
A
T
1,7
1,7
1,8
2
,2
2
,4
1
,6
2
,
8
2
,
1
2
,
5
1
,
4
1
,
7
1
,
3
3
,
7
3
,
2
2
,
9
2
,
52
,
4
2
,
2
1
,
4
1
,
7
3
2
3
, 2
2 , 1
2 , 6
2
3
3
2
1
,
1
1
,
8
0
,
7
1
,
1
1
,
6
2
2 3
1
,
2 3
,
1
3
,
1
1
,
4
2
1
,
2
1
,3
1
,2
0
,8
1
,
1
1
,
2
U
T
L
T
L
T
T
L
T
T
UTARA
T
G
S
T
UBL
B
B
L
B
L
B
B
D
B
D
S
B
D
3
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
=
=
Tinjauan Arah Timur Barat
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
360
3
4
0
3
2
0
3
0
0
2
8
0
2
6
0
2
4
0
2
2
0
2
0
0
1 8 0
1
6
0
1
4
0
1
2
0
1
0
0
8
0
6
0
4
0
2
0
UTARA
T
S E L A T A N
B
A
R
A
T
1,7
1,7
1,8
2
,2
2
,4
1
,6
2
,
8
2
,
1
2
,
5
1
,
4
1
,
7
1
,
3
3
,
7
3
,
2
2
,
9
2
,
52
,
4
2
,
2
1
,
4
1
,
7
3
2
3
, 2
2 , 1
2 , 6
2
3
3
2
1
,
1
1
,
8
0
,
7
1
,
1
1
,
6
2
2 3
1
,
2 3
,
1
3
,
1
1
,
4
2
1
,
2
1
,3
1
,2
0
,8
1
,
1
1
,
2
U
T
L
T
L
T
T
L
T
T
UTARA
T
G
S
T
UBL
B
B
L
B
L
B
B
D
B
D
S
B
D
3
=
=
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Tinjauan Arah Timur Tenggara Barat Barat Laut
360
3
4
0
3
2
0
3
0
0
2
8
0
2
6
0
2
4
0
2
2
0
2
0
0
1 8 0
1
6
0
1
4
0
1
2
0
1
0
0
8
0
6
0
4
0
2
0
UTARA
T
S E L A T A N
B
A
R
A
T
1,7
1,7
1,8
2
,2
2
,4
1
,6
2
,
8
2
,
1
2
,
5
1
,
4
1
,
7
1
,
3
3
,
7
3
,
2
2
,
9
2
,
52
,
4
2
,
2
1
,
4
1
,
7
3
2
3
, 2
2 , 1
2 , 6
2
3
3
2
1
,
1
1
,
8
0
,
7
1
,
1
1
,
6
2
2 3
1
,
2 3
,
1
3
,
1
1
,
4
2
1
,
2
1
,3
1
,2
0
,8
1
,
1
1
,
2
U
T
L
T
L
T
T
L
T
T
UTARA
T
G
S
T
UBL
B
B
L
B
L
B
B
D
B
D
S
B
D
3
=
=
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Tinjauan Arah Tenggara Barat Laut
360
3
4
0
3
2
0
3
0
0
2
8
0
2
6
0
2
4
0
2
2
0
2
0
0
1 8 0
1
6
0
1
4
0
1
2
0
1
0
0
8
0
6
0
4
0
2
0
UTARA
T
S E L A T A N
B
A
R
A
T
1,7
1,7
1,8
2
,2
2
,4
1
,6
2
,
8
2
,
1
2
,
5
1
,
4
1
,
7
1
,
3
3
,
7
3
,
2
2
,
9
2
,
52
,
4
2
,
2
1
,
4
1
,
7
3
2
3
, 2
2 , 1
2 , 6
2
3
3
2
1
,
1
1
,
8
0
,
7
1
,
1
1
,
6
2
2 3
1
,
2 3
,
1
3
,
1
1
,
4
2
1
,
2
1
,3
1
,2
0
,8
1
,
1
1
,
2
U
T
L
T
L
T
T
L
T
T
UTARA
T
G
S
T
UBL
B
B
L
B
L
B
B
D
B
D
S
B
D
3
=
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
=
Tinjauan Arah Selatan Tenggara Utara Barat Laut
360
3
4
0
3
2
0
3
0
0
2
8
0
2
6
0
2
4
0
2
2
0
2
0
0
1 8 0
1
6
0
1
4
0
1
2
0
1
0
0
8
0
6
0
4
0
2
0
UTARA
T
S E L A T A N
B
A
R
A
T
1,7
1,7
1,8
2
,2
2
,4
1
,6
2
,
8
2
,
1
2
,
5
1
,
4
1
,
7
1
,
3
3
,
7
3
,
2
2
,
9
2
,
52
,
4
2
,
2
1
,
4
1
,
7
3
2
3
, 2
2 , 1
2 , 6
2
3
3
2
1
,
1
1
,
8
0
,
7
1
,
1
1
,
6
2
2 3
1
,
2 3
,
1
3
,
1
1
,
4
2
1
,
2
1
,3
1
,2
0
,8
1
,
1
1
,
2
U
T
L
T
L
T
T
L
T
T
UTARA
T
G
S
T
UBL
B
B
L
B
L
B
B
D
B
D
S
B
D
3
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
=
=
Jadi berdasarkan perhitungan di atas, maka arah angin dominan untuk merencanakan
runway adalah Timur Timur Laut Barat Barat Daya Dengan nilai maksimum sebesar
65,2 %
KESIMPULAN :
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Analisis Angin
No. Arah Angin
Kecepatan Angin Dominan
mil/hour
1 Utara Selatan
61.9
2 Utara Timur Laut Selatan Barat Daya
61.2
3 Timur Laut Barat Daya
63.4
4 Timur Timur Laut Barat Barat Daya
65.2
5 Timur Barat
64.7
6 Timur Tenggara Barat Barat Laut
63.3
7 Tenggara Barat Laut
64.5
8 Selatan Tenggara Utara Barat Laut
64.7
Sumber : Analisa Data
Keterangan :
Arah angin dominan adalah dari arah Timur Timur Laut , maka Runway mengarah
ke arah Timur Timur Laut (Sesuai dengan arah angin dominan).
Posisi arah Timur Timur Laut 300
0 .
Posisi arah Barat Barat Daya 120
0
.
Maka Penomoran pada landasan yang mengarah ke Timur Timur Laut adalah dengan
angka 30 dan penomoran pada landasan yang mengarah ke Barat Barat Daya adalah
dengan angka 12.
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
5.2 PERENCANAAN TERMINAL BUILDING
Kedalaman dimana tegangan yang terjadi pada perkerasan akibat dual wheel sama
dengan akibat single wheel tergantung pada jarak kedua roda, yang dekat dengan roda
bereaksi independent.
Pada kedalaman yang lebih tebal tegangan akan saling tindih (overlap) tetapi
mengecil karena kedalaman bertambah, sehingga pada suatu kedalaman tertentu akan
bernilai nol.
Rumus : Rn = Ro ( 1 + t )
n
Dimana : Ro = Forecast annual departure awal
Rn = Forecast annual departure yang akan datang
n = 10 th
t = Crown traffik
No. Aircraft Type 2006 2007 2008 2009 2010
1
Airbus
Airbus A320-200 2138 2238 2183 2198 2038
AIRBUS A-330-200 2218 2376 2285 2195 2288
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
2
Boeing :
B737-200 2123 2312 2124 2199 2298
B737-300 2380 2830 2278 2283 2343
B737-400 2258 2438 1238 2300 2103
3
Mc Donnell Douglas
DC-9-30 1203 1383 1233 1383 1173
Nilai Ro untuk tiap - tiap pesawat rencana :
1. A320-220 =
2. A330-200 =
3. B737-200 =
4. B737-300 =
5. B737-400 =
6. DC-9-30 =
a. Pesawat A320-220
Tabel 4.4: Pesawat A320-220
A320-220
Tahun (Xi) Pengunjung (Yi) Xi*Yi Xi
2
2006 2.138 4288828 4024036
2007 2.238 4491666 4028049
2008 2.183 4383464 4032064
2009 2.215 4449935 4036081
2010 2.265 4552650 4040100
10.040,00 11.039 22.166.543,00 20.160.330,00
x = 2008
5
10040
= =
E
n
x
i
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Ro = y = 2208
5
11039
= =
E
n
y
i
=
2 2
2
) ( ) ( * 5
)) * ( * ( )) ( * (
Xi Xi
Yi Xi Xi Xi Yi
a
( ) ( )
( )
44177
10040 0160330 2 5
0160330 2 10040 0160330 2 1039 1
a
2
=
=
=
2 2
) ( ) ( * 5
* . * 5
Xi Xi
Yi Xi Yi Xi
b
( ) ( )
( )
23
10040 20160030 5
1039 1 10040 20160330 5
b
2
=
=
a = y bx = 2208 (23)(2008) = -44177
485 2 (2020) * 24 -44177 Y = + =
0,971% 100%
x10 2265
2265 2208
t = =
=
b. Pesawat A320-200
Tabel 4.5: Pesawat A320-200
A320-200
Tahun (Xi) Pengunjung (Yi) Xi*Yi Xi
2
2006
2.218 4.449.308
4.024.036,00
2007
2.376 4.768.632
4.028.049,00
2008
2.285 4.588.280
4.032.064,00
2009
2.195 4.409.755
4.036.081,00
2010
2.288 4.598.880
4.040.100,00
10.040,00
11.362 22.814.855
20.160.330,00
Dengan menggunakan Microsoft excel diperoleh:
( )
( ) 2431,86 0.009713 1 2208 Rn
t 1 Ro Rn
10
n
= + =
+ =
10th x umur x x 23 -44177 bx a Y = = + = + =
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
a = 10505,2
b = -4
Y = 2223,2
t = -0,28%
Rn = 2208,86
c. Boeing 737-200
Tabel 4.6 Pesawat Boeing 737-200
Boeing 737-200
Tahun (Xi) Pengunjung (Yi) Xi*Yi Xi
2
2006
2.123 4.258.738 4.024.036
2007
2.312 4.640.184 4.028.049
2008
2.124 4.264.992 4.032.064
2009
2.199 4.417.791 4.036.081
2010 2.298 4.618.980 4.040.100
10.040,00 11.056 22.200.685 20.160.330
Dengan menggunakan Microsoft excel diperoleh:
a = -45378,4
b = 24
Y = 2495,6
t = 0,859%
Rn = 2408,86
d. Pesawat B707-300
Tabel 4.7 Pesawat B707-300
B707-300
Tahun (Xi) Pengunjung (Yi) Xi*Yi Xi
2
2006
2.380 4.774.280
4.024.036,00
2007
2.830 5.679.810
4.028.049,00
2008
2.278 4.574.224
4.032.064,00
2009
2.283 4.586.547
4.036.081,00
2010
2.343 4.709.430
4.040.100,00
10.040,00
12.114 24.324.291
20.160.330,00
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Dengan menggunakan Microsoft excel diperoleh:
a = 127119,6
b = -62
Y = 1677,6
t = -2,84 %
Rn = 1816,3
e. Pesawat B707-400
Tabel 4.7 Pesawat B707-400
B707-400
Tahun (Xi) Pengunjung (Yi) Xi*Yi Xi
2
2006
2.258 4.529.548
4.024.036,00
2007
2.438 4.893.066
4.028.049,00
2008
1.238 2.485.904
4.032.064,00
2009
2.300 4.620.700
4.036.081,00
2010
2.103 4.227.030
4.040.100,00
10.040,00
10.337 20.756.248
20.160.330,00
Dengan menggunakan Microsoft excel diperoleh:
a = 92025,8
b = -45
Y = 1529,8
t = -2,73 %
Rn = 1568,23
f. Pesawat DC-9-30
Tabel 4.7 Pesawat DC-9-30
DC-9-30
Tahun (Xi) Pengunjung (Yi) Xi*Yi Xi
2
2006
1.203 2.413.218
4.024.036,00
2007
1.383 2.775.681
4.028.049,00
2008
1.233 2.475.864
4.032.064,00
2009
1.383 2.778.447
4.036.081,00
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
2010
1.173 2.357.730
4.040.100,00
10.040,00
6.375 12.800.940
20.160.330,00
Dengan menggunakan Microsoft excel diperoleh:
a = 13323
b = -6
Y = 1203
t = -0,26 %
Rn = 1307,99
Maka nilai Rn untuk tiap-tiap pesawat rencana adalah :
- Pesawat A-330-200
Rn = 2431,86
- Pesawat A320-200
Rn = 2208,86
- Pesawat B707-200
Rn = 2404,86
- Pesawat B707-300
Rn = 1816,3
- Pesawat B707-400
Rn = 1568,23
- Pesawat DC-9-30
Rn = 1307,99
BAB VI
PERENCANAAN PERKERASAN
Data penerbangan dengan penambahan jenis pesawat terbang dan annual departures-nya
dapat lihat pada Tabel 4.8 berikut ini.
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Tabel 4.8: Tipe pesawat brdasarkan pergerakan, roda dan MTOW
Type
pesawat
Ro
International
(Rn)
Type roda
MTOW
(Rn) (Kg)
A330-200 2159 2431,86 Dual Tandem 72000
A320-200 2272 2208,88 Dual Tandem 230000
B-737-200 2211 2404,86 Dual Wheel 52390
B-737-300 2423 1816,30 Dual Wheel 61230
B-737-400 2068 1568.23 Dual Wheel 63083
DC-9-30 1275 1307,99 Dual Wheel 48988
6.1 Menentukan EAD Pesawat Campuran (R
2
)
Setiap tipe roda pendaratan utama untuk pesawat campuran dikonversikan terlebih
dahulu ke tipe roda pendaratan utama pesawat rencana (DC-9-32). Hasil konversi ke tipe
roda pendaratan utama pesawat rencana dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut:
Tabel 4,9: KonversikeTipeRodaPendaratanUtamaPesawatRencanaVariasi 1
No
Tipe
Pesawat
Tipe
Roda
Tipe Roda
Konversi
Faktor
Konversi
Pergerakan
Nyata
Pergerakan
Konversi
(R
2
)
1. A330-200 DT DW 1,7 2431,86 4134,16
2
A320-200 DT DW 1,7 2208,88 3755,10
3
B-737-200 DW DW 1 2404,86 2404,86
4
B-737-300 DW DW 1 1816,30 1816,30
5
B-737-400 DW DW 1 1568.23 1568,23
6
DC-9-30 DW DW 1 1307,99 1307,99
Keterangan: DW = Dual Wheel. DT =Dual Tandem
6.2 Menentukan Beban Roda Pesawat W
1
dan W
2
Beban roda pesawat rencana (W
1
) dan pesawat campuran (W
2
), didapat dengan
menggunakan persamaan (2.1) dan (2.2) berikut ini:
W
1
= 95 % x MTOW pesawat rencana x
N
1
(2.1)
W
2
= 95 % x MTOW pesawat campuran x
N
1
(2.2)
Dengan :
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
W
1
= beban pesawat rencana (kg)
W
2
= beban pesawat campuran (kg)
MTOW = berat lepas landas maksimum (kg)
N = jumlah roda pada masing-masing main gear
1) Data karakteristik pesawat Boeng A-330-200 sebagai berikut:
1. MTOW : 72000 kg
2. Tipe gear : Dual Tandem (DT)
Beban roda pesawat didapat sebagai berikut:
a) Pesawat rencana dipilihA-330-200
W
1
= 95 % x 72000 x
8
1
.. catatan: N jumlah roda pada main gear = 8
= 8550 kg
b) Pesawat campuran A320-200
W
2
= 95 % x 230000 x
8
1
= 27312,5 kg
c) Pesawat campuran B-737-200
W
2
= 95 % x 52390 x
4
1
= 12442,63 kg
d) Pesawat campuran B-737-300
W
2
= 95 % x 61230 x
4
1
= 14542,21 kg
e) Pesawat campuran B-737-400
W
2
= 95 % x 63083 x
4
1
= 14982,21 kg
f) Pesawat campuran DC-9-30
W
2
= 95 % x 48988 x
4
1
= 11634,65 kg
2) Data karakteristik pesawat Boeng A-320-200 sebagai berikut:
1. MTOW : 230000 Ib
2. Tipe gear : Dual Tandem (DT)
Beban roda pesawat didapat sebagai berikut:
a. Pesawat rencana dipilih A-330-200 .. catatan: N jumlah roda pada main gear =
8
W
1
= 95 % x 230000 x
8
1
= 27312,5 kg
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
b. Pesawat campuran A320-200W
2
W
2
= 95 % x 72000 x
8
1
= 8550 kg
c. Pesawat campuran B-737-200
W
2
= 95 % x 52390 x
4
1
= 12442,63 kg
d. Pesawat campuran B-737-300
W
2
= 95 % x 61230 x
4
1
= 14542,21 kg
e. Pesawat campuran B-737-400
W
2
= 95 % x 63083 x
4
1
= 14982,21 kg
f. Pesawat campuran DC-9-30
W
2
= 95 % x 48988 x
4
1
= 11634,65 kg
3. Data karakteristik pesawat B737-200 sebagai berikut:
1. MTOW : 52390 kg
2. Tipe gear : (DW)
Beban roda pesawat didapat sebagai berikut:
a. Pesawat rencana dipilih B737-200
W
1
= 95 % x 52390 x
4
1
= 12442,63 kg
b. Pesawat campuran A320-200
W
2
= 95 % x 230000 x
8
1
= 27312,5 kg
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
c. Pesawat campuran B-330-200
W
2
= 95 % x 230000 x
8
1
= 27312,5 kg
d. Pesawat campuran B-737-300
W
2
= 95 % x 61230 x
4
1
= 14542,21 kg
e. Pesawat campuran B-737-400
W
2
= 95 % x 63083 x
4
1
= 14982,21 kg
f. Pesawat campuran DC-9-30
W
2
= 95 % x 48988 x
4
1
= 11634,65 kg
4. Data karakteristik pesawat B-737-300 sebagai berikut:
1. MTOW : 61230 kg
2. Tipe gear : (DW)
Beban roda pesawat didapat sebagai berikut:
a. Pesawat rencana dipilih B-737-300
W
1
= 95 % x 61230 x
4
1
= 14542,21 kg
b. Pesawat campuran A320-200
W
2
= 95 % x 230000 x
8
1
= 27312,5 kg
c. Pesawat campuran B-737-200
W
2
= 95 % x 52390 x
4
1
= 12442,63 kg
d. Pesawat campuran A-330-200
W
2
= 95 % x 72000 x
8
1
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
= 8550 kg
e. Pesawat campuran B-737-300
W
2
Pesawat campuran B-737-400
W
2
= 95 % x 63083 x
4
1
= 14982,21 kg
f. Pesawat campuran DC-9-30
W
2
= 95 % x 48988 x
4
1
= 11634,65 kg
5. Data karakteristik pesawat B-737-400 sebagai berikut:
1. MTOW : 63083 kg
2. Tipe gear : (DW)
Beban roda pesawat didapat sebagai berikut:
a. Pesawat rencana dipilih B737-400
W
1
= 95 % x 63083 x
4
1
= 14982,21 kg
b. Pesawat campuran A320-200
W
2
= 95 % x 230000 x
8
1
= 27312,5 kg
c. Pesawat campuran B-737-200
W
2
= 95 % x 52390 x
4
1
= 12442,63 kg
d. Pesawat campuran B-737-300
W
2
= 95 % x 61230 x
4
1
= 14542,21 kg
e. Pesawat campuran A-330-200
W
2
= 95 % x 72000 x
8
1
= 8550 kg
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
f. Pesawat campuran DC-9-30
W
2
= 95 % x 48988 x
4
1
= 11634,65 kg
6. Data karakteristik pesawat DC-9-30 sebagai berikut:
1. MTOW : 48988 Kg
2. Tipe gear : Dual Tandem (DW)
Beban roda pesawat didapat sebagai berikut:
a. Pesawat rencana dipilih DC-9-30
W
1
= 95 % x 48988 x
4
1
= 11634,65 kg
b. Pesawat campuran A320-200
W
2
= 95 % x 230000 x
8
1
= 27312,5 kg
c. Pesawat campuran B-737-200
W
2
= 95 % x 52390 x
4
1
= 12442,63 kg
d. Pesawat campuran B-737-300
W
2
= 95 % x 61230 x
4
1
= 14542,21 kg
e. Pesawat campuran B-737-400
W
2
= 95 % x 63083 x
4
1
= 14982,21 kg
f. Pesawat campuran A-330-200
W
2
= 95 % x 72000 x
8
1
= 8550 kg
6.3 Menentukan EAD pesawat rencana (R
1
)
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Equivalent annual departures pesawat rencana (R
1
) didapat dengan menggunakan
persamaan (3) berikut:
Log R
1
= Log R
2
5 . 0
1
2
(
W
W
Dengan:
R
1
= EAD pesawat rencana
R
2
= annual departures pesawat campuran
W
1
= beban satu roda pesawat rencana (Ib)
W
2
= beban satu roda pesawat campuran (Ib)
1. Untuk Pesawat Rencana A-330-200
a. Pesawat rencana Boeng A-330-200 dengan pesawat campuran A-330-200
- Beban satu roda pesawat rencana A-330-200 (W
1
) = 8550
kg
- Beban satu roda pesawat campuran A-330-200 (W
2
) = 8550
kg
- Annual departures pesawat A-330-200 (R
2
) = 4134,16
EAD pesawat rencana (R
1
) untuk pesawat campuran DC8-63 adalah sebagai berikut:
Log R
1
= Log R
2
5 . 0
1
2
(
W
W
Log R
1
= Log 4134,16
5 . 0
8550
8550
(
Log R
1
= (Log 4134,16 )(1)
Log R
1
= 3.36I6
R
1
= 10
3.336
R
1
= 4134,16
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tipe Pesawat R
2
W
2
W
1
Log R
1
R
1
Airbus A330-200 4134,16 8550 8550 3,616387 4134,16
Airbus A-320-
200 3755,10 27312,5 8550 6,388923 2448631,02
B737-200
2404,86 12442,625 8550 4,078774 11988,76
B737-300 1816,30 14542,125 8550 4,250502 17803,37
B737-400 1568,23 14982,2125 8550 4,229913 16979,05
DC-9-30 1307,99 11634,65 8550 3,635593 4321,09
R1 2503857,44
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
2. Untuk Pesawat Rencana A320-200
a. Pesawat rencana A320-200 dengan pesawat campuran A320-200
- Beban satu roda pesawat rencana A320-200 (W
1
) = 27312,5
kg
- Beban satu roda pesawat campuran A320-200 (W
2
) = 27312,5
kg
- Annual departures pesawat A320-200 (R
2
) = 3755,10
EAD pesawat rencana (R
1
) untuk pesawat campuran A320-200 adalah sebagai
berikut:
Log R
1
= Log R
2
5 . 0
1
2
(
W
W
Log R
1
= Log 3755,10
5 . 0
27312,5
27312,5
(
Log R
1
= (Log 3755,10 )(1)
Log R
1
= 3.574
R
1
= 10
3.574
R
1
= 3755,1
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tipe Pesawat R
2
W
2
W
1
Log R
1
R
1
Airbus A330-200 4134,16 8550 27312,5 2,023379 105,53
Airbus A-320-
200 3755,10 27312,5 27312,5 3,574621 3755,10
B737-200
2404,86 12442,625 27312,5 2,282086 191,46
B737-300 1816,30 14542,125 27312,5 2,378168 238,87
B737-400 1568,23 14982,2125 27312,5 2,366649 232,62
DC-9-30 1307,99 11634,65 27312,5 2,034125 108,17
R1 4631,76
3. Untuk Pesawat Rencana Airbus Boeing 737-200
a. Pesawat rencana Airbus CESNA 404 dengan pesawat campuran Airbus Boeing 737-200:
- Beban satu roda pesawat rencana Boeing 737-200: (W
1
) = 12442,63
kg
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
- Beban satu roda pesawat campuran Boeing 737-200: (W
2
) = 12442,63
kg
- Annual departures pesawat Boeing 737-200: (R
2
) = 2404,86
EAD pesawat rencana (R
1
) untuk pesawat campuran Airbus CESNA 404 adalah
sebagai berikut:
Log R
1
= Log R
2
5 . 0
1
2
(
W
W
Log R
1
= Log 2404,86
5 . 0
12442,63
12442,63
(
Log R
1
= (Log 2404,86 )(1)
Log R
1
= 3.381
R
1
= 10
3.381
R
1
= 2404,86
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tipe Pesawat R
2
W
2
W
1
Log R
1
R
1
Airbus A330-200 4134,16 8550,00 12442,63 2,997796 994,937
Airbus A-320-
200 3755,10 27312,50 12442,63 5,296082 197734,451
B737-200
2404,86 12442,63 12442,63 3,38109 2404,860
B737-300 1816,30 14542,13 12442,63 3,523443 3337,669
B737-400 1568,23 14982,21 12442,63 3,506376 3209,049
DC-9-30 1307,99 11634,65 12442,63 3,013716 1032,087
R1 208713,052
4. Untuk Pesawat Rencana B707-300
a. Pesawat rencana B707-300 dengan pesawat campuran B707-300 :
- Beban satu roda pesawat rencana B707-300 (W
1
) = 14542,13 kg
- Beban satu roda pesawat campuran B707-300 (W
2
) = 14542,13 kg
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
- Annual departures pesawat Airbus B707-300 (R
2
) = 1816,30
EAD pesawat rencana (R
1
) untuk pesawat campuran B707-300 adalah sebagai
berikut:
Log R
1
= Log R
2
5 . 0
1
2
(
W
W
Log R
1
= Log 1816,30
5 . 0
14542,13
14542,13
(
Log R
1
= (Log 1816,30 )(1)
Log R
1
= 3.259
R
1
= 10
3.259
R
1
= 1816,30
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tipe Pesawat R
2
W
2
W
1
Log R
1
R
1
Airbus A330-200 4134,16 8550 14542,13 2,77296 592,874849
Airbus A-320-
200 3755,10 27312,5 14542,13 4,89888 79228,232
B737-200
2404,86 12442,625 14542,13 3,12751 1341,25233
B737-300 1816,30 14542,125 14542,13 3,25919 1816,3
B737-400 1568,23 14982,2125 14542,13 3,24340 1751,46164
DC-9-30 1307,99 11634,65 14542,13 2,78769 613,323427
R1 85343,4443
5. Untuk Pesawat Rencana B707-400
b. Pesawat rencana B707-300 dengan pesawat campuran B707-400 :
- Beban satu roda pesawat rencana B707-400 (W
1
) = 14982,2125 kg
- Beban satu roda pesawat campuran B707-400 (W
2
) = 14982,2125 kg
- Annual departures pesawat Airbus B707-400 (R
2
) = 1568,23
EAD pesawat rencana (R
1
) untuk pesawat campuran B707-300 adalah sebagai
berikut:
Log R
1
= Log R
2
5 . 0
1
2
(
W
W
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Log R
1
= Log 1568,23
5 . 0
14982,2125
14982,2125
(
Log R
1
= (Log 1568,23)(1)
Log R
1
= 3.195
R
1
= 10
3.195
R
1
= 1568,23
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tipe Pesawat R
2
W
2
W
1
Log R
1
R
1
Airbus A330-200 4134,16 8550 14982,2125 2,731933 539,42736
Airbus A-320-
200 3755,10 27312,5 14982,2125 4,826394 67049,2381
B737-200
2404,86 12442,625 14982,2125 3,081234 1205,68646
B737-300 1816,30 14542,125 14982,2125 3,210963 1625,41072
B737-400 1568,23 14982,2125 14982,2125 3,19541 1568,23
DC-9-30 1307,99 11634,65 14982,2125 2,746442 557,75259
R1 72545,7452
6. Untuk Pesawat Rencana DC-9-30
c. Pesawat rencana B707-300 dengan pesawat campuran DC-9-30 :
- Beban satu roda pesawat rencana DC-9-30 (W
1
) = 11634,65 kg
- Beban satu roda pesawat campuran DC-9-30 (W
2
) = 11634,65 kg
- Annual departures pesawat Airbus DC-9-30 (R
2
) = 1307,99
EAD pesawat rencana (R
1
) untuk pesawat campuran B707-300 adalah sebagai
berikut:
Log R
1
= Log R
2
5 . 0
1
2
(
W
W
Log R
1
= Log 1307,99
5 . 0
11634,65
11634,65
(
Log R
1
= (Log 1307,99)(1)
Log R
1
= 3.116
R
1
= 10
3.116
R
1
= 1307,99
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Tipe Pesawat R
2
W
2
W
1
Log R
1
R
1
Airbus A330-200 4134,16 8550 11634,65 3,1001 1259,33229
Airbus A-320-
200 3755,10 27312,5 11634,65 5,4769 299840,775
B737-200
2404,86 12442,625 11634,65 3,4965 3137,04153
B737-300 1816,30 14542,125 11634,65 3,6437 4402,84832
B737-400 1568,23 14982,2125 11634,65 3,6261 4227,50465
DC-9-30 1307,99 11634,65 11634,65 3,1166 1307,99
R1 314175,49
Dari perhitungan di atas, wheel load pesawat rencana (W
1
) diambil yang terbesar yaitu
tipe pesawat A-320-200 dengan W
2
= 27312,5 kg dan. Nilai R
1
yang paling rendah
yaitu 4631,76
Catatan :
1. Jika R
1
> 25000, maka tebal perkerasan total harus ditambah dengan 1, untuk
lapisan surface.
2. Jika R
1
< 25000, maka tebal perkerasan total tidak perlu ditambah.
6.4 Tebal Perkerasan
a. Sub-Grade
Merupakan tanah dasar yang perlu distabilisasi sehingga dapat menahan konstruksi
sesuai umur rencana.
Menggunakan perkerasan fleksibel, standar pesawat diambil pesawat A-320-200
dengan data-data sebagai berikut :
MTOW = 230000 kg = 506607,93 lb
R
1
= 4631,76
CBR = 6 %
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Berdasarkan data tersebut, dari kurva rencana perkerasan fleksibel untuk A-320-
200 Gambar 6 21 ( Ir. Heru Basuki, 1986), diperoleh tebal perkerasan yaitu setebal = 33
inchi = 83,82 cm
b. Sub-Base
CBR Sub-base = 20 %
Dari Gambar 6 21 ( Ir. Heru Basuki, 1986), diperoleh ketebalan = 13 inchi =
33,02 cm
Tebal Sub-base = (83,82 33,02) cm = 50,8 cm
c. Surface
Untuk daerah kritis, tebal Surface = 4 inchi = 10,16 cm
d. Base-Course
Tebal Base-course = 33,02 cm 10,16 cm = 22,86 cm
Catatan : Untuk tebal surface tidak perlu ditambah karena R
1
< 25000
Untuk perencanaan diambil :
Lapisan Surface = 10,16 cm
Lapisan Base-course = 22,86 cm
Lapisan Sub-base = 50,08 cm
4.1.Penstabilan Lapisan
Material Sub-base dan Base-course perlu diadakan stabilisasi agar didapatkan
lapisan yang lebih baik. Keuntungan lapisan yang distabilisasi terutama pada perkerasan
fleksibel yaitu membagi tebal perkerasan yang telah diperoleh dari grafik dengan faktor
equivalent yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4. Faktor Equivalent untuk Sub-Base yang Distabilisasi
Bahan Faktor Equivalent
P-401, Bituminous Surface Course
P-201, Bituminous Base Course
P-215, Cold Laid Bituminous Base Course
P-216, Mixed In-Place Base Course
1,7 2,3
1,7 2,3
1,5 1,7
1,5 1,7
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
P-304, Cement Treated Base Course
P-301, Soil Cement Base Course
P-209, Crushed Aggregate Base Course
P-154, Subbase Course
1,6 2,3
1,5 2,0
1,4 2,0
1,0
Bahan Sub-Base diambil = P-216, Mixed I n-Place Base Course
Faktor ekuivalen P-216 = 1,6
Tebal Sub-base yang yang dstabilisasi = cm 3 , 31
6 , 1
08 , 50
= 32 cm
Tabel 4.4. Faktor Equivalent untuk Base-course yang Distabilisasi
Bahan Faktor Equivalent
P-401, Bituminous Surface Course
P-201, Bituminous Base Course
P-215, Cold Laid Bituminous Base Course
P-216, Mixed In-Place Base Course
P-304, Cement Treated Base Course
P-301, Soil Cement Base Course
P-209, Crushed Aggregate Base Course
P-154, Subbase Course
1,2 1,6
1,2 1,6
1,0 1,2
1,0 1,2
1,2 1,6
Not-Aplicable
1,0
Not-Aplicable
Bahan Base-Course diambil = P-201, Bituminous Base Course
Faktor ekuivalen P-201 = 1,4
Tebal Base Course yang dstabilisasi = 33 , 16
4 , 1
86 , 22
= cm 17 cm
Total perkerasan dengan Sub-base dan Base-course yang telah distabilisasi :
= 10,16 + 32 + 17 = 59,16 cm
Asphalt Hot Mix
Surf Bituminous Base
Course
Surface Course
Base Course
Sub Base Course
10,16 cm
17 cm
32 cm
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
Mixed In-Place
Base Course
Gambar 6.1. Potongan Melintang Lapisan Perkerasan
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245
DESAIN LAPANGAN TERBANG
ANGGA INDRA KURNIAWAN - 1007121245