Você está na página 1de 26

KOMUNIKASI DAN INFORMASI EPIDEMIOLOGI

Komunikasi yang efektif dalam penelitian epidemiologi diperlukan untuk memperluas bermacam-macam teknik dan non teknik pada audiens.
Ada beberapa hal untuk membuat strategi yang praktis dalam komunikasi dan informasi epidemiologi:

1. Komunikasi tertulis 2. Komunikasi langsung 3. Melalui media 4. Surveilans kesmas 5. Risiko komunikasi 6. Pemasaran sosial 7. Media advokasi

Komunikasi tertulis :

Menulis merupakan dasar dari komunikasi dan informasi epidemiologi. Penulisan yang ilmiah dibagi dalam beberapa bagian yaitu : judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan referensi.

Komunikasi langsung :

Presentase langsung yang efektif dapat menanamkan informasi penting pada kelompok dan individu. Ada beberapa pedoman yang perlu diikuti oleh seorang epidemiolog : - Mengerti siapa audiensnya dan tujuan dari presentase. - Perkirakan waktu untuk presentase - Persiapan audio visual

- Presentase yang praktis - Jelas dan singkat - Merekam dan memeriksa kembali.

Melalui media Hasil laporan penelitian akan semakin menarik dan mendapat perhatian bila melalui media atau publikasi dalam jurnal serta presentase pada konfrensi ilmiah

Surveilans kesehatan masyarakat

Ada beberapa langkah dalam komunikasi dan informasi surveilans kesehatan masyarakat :

Step
1 2

Question
Data apa yang terlihat Apa yang akan dikatakan Apa sasaran komunikasi Secara langsung untuk siapa pesan diarahkan Medium komunikasi apa yang digunakan Apakah sasaran komunikasi yang dicapai

Action
Melakukan analisa Menetapkan pesan

3 4
5 6

Menetapkan sasaran Menetapkan audiens


Memilih saluran Mengevaluasi dampak

Risk komunikasi

Suatu strategi komunikasi yang khusus digunakan oleh epidemiolog


Risk komunikasi adalah suatu proses yang interaktif pada pertukaran informasi dan opini diantara individu, kelompok, dan institusi (Maibach and Holtgrave 1995)

Menurut Covello (1995), ada 3 prinsip dasar pada risk komunikasi : 1.Tanggapan terhadap kenyataan : 2.Tujuan untuk menentukan kepercayaan dan kredibilitas 3.Keahlian merupakan risk komunikasi yang efektif

Pemasaran Sosial

Praktisi kesehatan masyarakat sudah mengarah ke program komunikasi kesehatan formal untuk mencegah kesakitan dan kematian prematur Menurut Philip Kotler, strategi program komunikasi kesehatan menggambarkan landasan pemikiran yang pokok dari semua strategi. Komponen program difokuskan pada: produk, harga, tempat dan promosi

Produk Dalam komunikasi dan informasi epidemiologi, produk adalah informasi yang paling sering digunakan. Sebagai contoh: Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko dari stroke dan untuk mengontrol tekanan darah tersebut dengan pengobatan yang substansial untuk mengurangi risiko dari stroke.

Harga

Ada 2 jenis harga yaitu harga tak terukur ( perubahan kepercayaan dan kebiasaan) dan terukur (uang, waktu atau perjalanan) Sebagai contoh: informasi pada wanita tentang risiko dari alkohol dan kanker payudara mungkin mempunyaiharga jika mengubah kebiasaan minumnya

Place

Salah satu komunikasi dan informasi yang dipakai adalah tempat dengan mengacu pada medium atau saluran. Sebagai contoh: Informasi tentang kesehatan dan biaya ekonomi dari merokok, dibutuhkan suatu komunikasi dengan pembuat kebijakan.

Promosi

Merupakan bentuk dari komunikasi yang meliputi semua alat pemasaran dan siapa yang berperan dalam komunikasi persuasif (kotler,1975)

Suatu bentuk dari komunikasi meliputi semua alat dari pemasaran, dimana alat pemasaran meliputi iklan,publikasi, kontak person dan insentif (Frederiksen et al 1984).

Promosi kesehatan berbeda informasi dalam beberapa hal dengan produk komersial. Promosi tidak dapat mengubah produk, hanya meningkatkan daya tarik pada konsumen. Semua model promosi penting untuk dipahami secara seksama dan dibutuhkan kepercayaan dari target audiens.

Media Advokasi
Suatu bentuk strategi komunikasi kesehatan yang fokus pada: 1.Promosi khusus pada kebijakan kesehatan 2.Pemanfaatan ketertarikan media terhadap issu kesehatan Media advokasi mencoba membentuk diskusi publik untuk meningkatkan dukungan pada kemajuan kebijakan kesehatan masyarakat.

5 Langkah yang digunakan dalam media advokasi untuk kemajuan kebijakan kesmas: 1.Menetapkan apa yang menjadi tujuan kebijakan 2.Memutuskan siapa yang menjadi target audiens 3.Menentukan issu dan pesan 4.Membuat rencana media advokasi secara keseluruhan 5.Mengevaluasi dampak dari apa yang dilakukan

Summary

Penelitian epidemiologi dalam praktek kesehatan masyarakat memerlukan informasi dan komunikasi yang efektif pada beragam audiens. Tantangan dari praktek epidemiologi adalah penggunaan strategi yang secara efektif untuk komunikasi dan informasi kesehatan yang pada akhirnya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Keterangan gambar:

Media yang menyoroti kontroversi hasil penelitian epidemiologi Risk faktor: kopi, merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker pankreas (1981)akan tetapi hal ini dibantah pada tahun yang sama, dan mengatakan bahwa kopi bukan merupakan risk faktor karena kebiasaan minum kopi hanya merupakan risk faktor eksogen.

Risk faktor: Type A personality, yang awlnya diberitakan sebagai penyebab penyakit jantung dan kemudian dibantah sebagai bukan penyebab dikarenakan banyak faktor antara lain aktifitas dan potensi bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan pengukuran

Margarine sebagai risk faktor, yang baik buat jantung yang kemudian dibantah, bahwa margarine tidak baik untuk jantung karena margarine banyak mengandung lemak/kolesterol yang dapat menimbulkan penumpukan lemak yang memacu jantung. Pestisida yang akhirnya dikatakan bukan penyebab kanker payudara, mungkin disebabkan olek bias dalam pengukuran

Risk factor: Estrogen replacement therapy, sebagai penyebab kanker payudara hal ini mungkin disebabkan oleh lemahnya penukuran/instrumen metodelogi karena pada awalnya pada pemakai tidak ada yang terkena kanker payudara, setelah 7 tahun baru ditemukan bahwa ERT sebagai penyebab mungkin juga diperkirakan karena adanya estrogen tersebut.

Risk factor oral contraceptives, awalnya diduga bukan sebagai penyebab kanker payudara(1986) namun pada tahun 1989 dibantah dengan menyatakan oral contraceptives sebagai penyebab, salah satu penyebabnya mungkin karena adanya progesteron dalam oral contraceptives yang sebagian bisa berubah menjadi estrogen sehinnga dapat memicu terjadinya kanker payudara.

Você também pode gostar