Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
YESINTA ARIKA PUTRI
08.2.050
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa
NIM
08.2.050
Prodi
KEBIDANAN
Judul
DENGAN
IMUNISASI
CAMPAK
DI
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
( Sumarmi SST )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan
yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Bayi P Umur 9 Bulan dengan Imunisasi
Campak di Posyandu Wonorejo-Tumpang ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
Asuhan kebidanan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari beberapa pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Chaidir Karnanda Sp.PD, selaku Direktur Poltekkes RS dr. Soepraoen.
2. dr. Prabowo, Sp.OG, selaku KA Prodi Kebidanan Poltekkes RS dr. Soepraoen
3. Maria Veronica, Amd. Keb, selaku dosen Pembimbing Institusi
4. Sumarmi, SST. selaku Pembimbing Klinik
5. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan Asuhan
kebidanan ini
Penulis menyadari bahwa Asuhan Kebidanan masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang dapat
memperbaiki kualitas Asuhan Kebidanan ini. Harapan penulis, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1.2 Tujuan.................................................................................
1.3 Manfaat...............................................................................
1.4 Metode Penulisan................................................................
1.5 Sistematika Penulisan.........................................................
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori Imunisasi....................................................
2.2 Konsep Teori Campak......................................................
2.4 Konsep Manajemen Kebidanan Varney...........................
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian..........................................................................
3.2. Identifikasi Masalah...........................................................
3.3. Identifikasi Masalah Potensial...........................................
3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera...........................................
3.5. Intervensi............................................................................
3.6. Implementasi......................................................................
3.7. Evaluasi..............................................................................
BAB IV
PEMBAHASAN......................................................................
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................
5.2 Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga kelak apabila dia terpapar pada
antigen yang serupa maka tidak akan terjadi penyakit.
Campak yang masih menjadi momok nomor satu penyebab kematian
bayi di Indonesia secara global mengalami penurunan. Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan penurunan 60 persen
sejak tahun 1999. Jika pada tahun 1999 kematian bayi akibat campak di dunia
sekitar 873.000 di tahun 2005 menjadi 345.000 kematian. Sementara ini ada
beberapa daerah yang jumlah kasus terbanyak yaitu Sidoarjo (662 kasus),
Jombang (563 kasus), dan Tuban (308 kasus). Meski demikian, penyebaran
campak dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
Oleh karena itu, pemberian imunisasi Campak yang tepat sesuai jadwal
terus membantu menurunkan angka kematian (morbiditas) ataupun angka
kejadian kesakitan (morbiditas) akibat penyakit campak.
Dari fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada bayi P umur 9 bulan dengan imunisasi campak di Posyandu
Wonorejo-Tumpang dengan harapan dapat memberikan imunisasi campak
dengan benar, sehingga tidak timbul komplikasi yang berlanjut.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi P umur 9 bulan
dengan
imunisasi
campak,
diharapkan
mahasiswa
mampu
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data baik data subyektif
maupun obyektif.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah yang
muncul dari hasil pengkajian.
Metode Penulisan
1. Wawancara
langsung
kepada
klien
maupun
keluarga
2. Observasi
3. Praktek
4. Studi Pustaka
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II :
TINJAUAN TEORI
Isi berupa cuplikan/rujukan teori, konsep-konsep yang memiliki
relevansi dengan asuhan kebidanan yang diberikan beserta
konsep teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus yang
dihadapi.
BAB III :
TINJAUAN KASUS
PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan kasus
dan praktek di lapangan.
BAB V :
PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti resisten atau kebal.
Imunisasi
merupakan
suatu
program
yang
dengan
sengaja
Suatu
suspensi
mikroorganisme
hidup
yang
diberikan
pada
hospes
potensial
untuk
menginduksi.
2. Toksiod :
3. Globulin imun :
4. Antitoksin
(Nelson,2000)
Kandungan Antigen :
Vaksin hidup yang dilemahan (BCG, OPV, Campak, MMR,
Varicela, Tipus ora).
Vaksin inactive : Toksoid, rekombinan, konjugasi, sel utuh,
sebagian sel (Hep. A, B, DPT2T, Tipus Inj, IPV HIB)
Program :
Perkembangan Program Imunisasi (PPI) : Hep. B, BCH, Anti
Polio, DPT, Campak.
Non PPI : Hib, Hep. A, MMR, Varicela.
(Burhan Hidayat, 2001 : 125)
2.1.2
Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan
kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta
anak , yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara
umum tujuan imunisasi, antara lain :
a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas
(kematian).
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5)
2.1.3
Manfaat Imunisasi
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5-6)
2.1.4
Sasaran
a. Jenis penyakit yang dapat dicegah :
Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Hep. B, Hep. A,
Meningitis, Haemophilus Influenza tipe b, Kolera, Rabies,
Japanese encephalitis, tifus abdominalis, Rubella, Varicela,
Pneumoni Pneumokokus, Parotitis epidemika.
b. Jenis penyakit menular masuk program imunisasi : Tuberculosis,
Difteria, Pertusis, Polio, Campak, Tetanus, dan Hepatitis.
( Depkes RI : 2005)
Sasaran yang diimunisasi :
Orang-orang yang beresiko tinggi terkena suatu penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, perlu diberi imunisasi.
1. Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja
2. Orang tua, manula
3. Top manager/eksekutif perusahaan
4. Calon jamaah haji atau umroh
5. Orang yang akan bepergian ke luar negeri
6. dll
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 5-6)
2.1.5
Jenis Imunisasi
a. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif alami : tubuh anak aktif membuat sendiri zat
antibodi yang akan bertahan selama bertahun-tahun bahkan
seuimur hidup sakit campak.
Imunisasi aktif buatan / didapat : tubuh anak tidak membuat
sendiri antibodi tetapi mendapatkan suntikan dari luar sehingga
misalnya
kekebalan
terhadap
penyakit
tetanus
neonaturum.
Imunisasi pasif buatan atau didapat : tubuh anak memperoleh
kekebalan dari luar misalnya melalui penyuntikan dengan ATS
atau ADS.
(http://tiasabrina.blogspot.com/2009/06/imunisasivaksinasi.intra.html)
2.1.6
2.1.7
Tuberculosis
Waktu lahir dosis 1
1 tahun (pada bayi Hepatitis B
1 bulan dosis 2
6 bulan dosis 3
DPT dan 3 bulan dosis 1
B)
18 bulan booster 1
Dipteria,
Polio
4 bulan dosis 2
6 tahun booster 2
Pertusis,
5 bulan dosis 3
12 tahun booster 3
Tetanus, dan
Campak
Polio
9 bulan
Campak
(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)
Jadwal Pemberian
1-2 tahun
Ulangan/booster
12 tahun
Melawan
Measles,
meningitis,
Hib
3 bulan dosis 1
rubella
Hemophilus
18 bulan
4 bulan dosis 2
Hepatitis A
Cacar air
influenza
5 bulan dosis 3
Tipe B
12-18 bulan
Hepatitis A
12-18 bulan
Cacar air
(Buku Acuan Imunisasi Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan)
Selang Waktu
Masa Perlindungan
Dosis
T1
0,5 cc
T2
4 minggu setelah T1
3 tahun
0,5 cc
T3
6 bulan setelah T2
5 tahun
0,5 cc
T4
1 tahun setelah T3
10 tahun
0,5 cc
T5
1 tahun setelah T4
25 tahun
0,5 cc
Pemberian
Dosis
Kelas 1
DT 1x, Campak 1x
0,5 cc
Kelas 2
TT 1x
0,5 cc
Kelas 3
TT 1x
0,5 cc
b. Vaksin DPT
Vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan
serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.
-
c. Vaksin TT
Vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan
dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat.
-
d. Vaksin DT
Vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah
dimurnikan.
-
e. Vaksin Polio
Vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis
tipe 1, 2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan.
-
f. Vaksin Campak
Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.
-
g. Vaksin Hepatitis B
Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan.
-
h. Vaksn DPT-HB
-
(http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/vaksin-untuk-imunisasi/html)
2.2
Pengertian
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit
virus strain CAM 70, dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin
dan 30 mcg residu erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku
kering yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut steril yang tersedia
secara terpisah.
(http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html)
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada
anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles,
rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya
mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam
bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis
kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi
aktif, dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang
telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan
terhadap campak adalah bayi berumur lebih dari 1 tahun, bayi yang
tidak mendapatkan imunisasi dan remaja serta dewasa muda yang
belum mendapatkan imunisasi kedua sehingga merekalah yang
menjadi target utama pemberian imunisassi campak.
Vaksinasi campak di Indonesia termaasuk dalam imunisasi rutin,
diberikan pada bayi umur 9 bulan. Kadar antibodi campak tidak dapat
dipertahankan sampai anak menjadi dewasa. Pada usia 5-7 tahun,
sebanyak 29,3% anak pernah menderita campak walaupun pernah
diiimunisasi.
diantaranya
Sedangkan
kelompok
yang mempunyai
10-12
tahun
hanya
50%
2.2.2
Kemasan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut dalam
ampul.
(http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html)
a. 1 box vaksin terdiri dari 10 vial
b. 1 vial berisi 10 dosis
c. 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml
d. Vaksin ini berbentuk beku kering
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010 : 53)
2.2.3
Komposisi
Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan mengandung :
Virus Campak >= 1.000 CCID50
Kanamycin sulfat <= 100 mcg
Erithromycin <= 30 mcg
(http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html)
2.2.4
Cara Pemberian
Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan
secara subkutan, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap penyuntikan
harus menggunakan jarum dan syringe yang steril.
Vaksin yang telah dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu
juga (maksimum untuk 8 jam) dan itupun berlaku hanya jika vaksin
selama waktu tersebut disimpan pada suhu 2-8C serta terlindung dari
sinar matahari. Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum
digunakan.
Satu dosis vaksin campak cukup untuk membentuk kekebalan
terhadap infeksi. Di negara-negara dengan angka kejadian dan
kematian karena penyakit campak tinggi pada tahun pertama setelah
kelahiran, maka dianjurkan imunisasi terhadap campak dilakukan
sedini mungkin setelah usia 9 bulan (270 hari). Di negara-negara yang
kasus campaknya sedikit, maka imunisasi boleh dilakukan lebih dari
usia tersebut. Vaksin campak tetap aman dan efektif jika diberikan
bersamaan dengan vaksin-vaksin DT, Td, TT, BCG, Polio, (OPV dan
IPV), Hepatitis B, dan Yellow Fever.
(http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html)
Sebelum disuntikkan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
Kemudian suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan.
Cara pemberian :
a. Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan
seluruh lengan telanjang
b. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi, dan gunakan jari-jari
tangan untuk menekan ke atas lengan bayi.
c. Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan
sudut 45 derajat
d. Usahakan kestabilan posisi jarum
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:53-54)
Cara pemberian vaksinasi campak :
Vaksin
Campak
dilarutkan
dulu
sebelum
saat
intramuskular
(lakukan
aspirasi
sebelumnya
untuk
Efek Samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi 8 - 12 hari setelah vaksinasi.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:54)
Terjadinya Encephalitis setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu
dengan perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan.
(http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html)
Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare,
konjungtivitis dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).
(http://mypijar.blogspot.com/2005_04_01_archive.html)
2.2.6
Kontra Indikasi
Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada orang yang
mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukimia, dan limfoma.
(Atikah Roverawati dan Citra Setyo Dwi Andini, 2010:54)
Terdapat beberapa kontraindikasi yang berkaitan dengan pemberian
vaksin campak. Walaupun berlawanan penting untuk mengimunisasi
anak yang mengalami malnutrisi. Demam ringan, infeksi ringan pada
saluran nafas atau diare, dan beberapa penyakit ringan lainnya jangan
dikategorikan sebagai kontraindikasi. Kontraindikasi terjadi bagi
individu yang diketahui alergi berat terhadap kanamycin dan
erithromycin. Karena efek vaksin virus campak hidup terhadap janin
belum diketahui, maka wanita hamil termasuk kontraindikasi.
Vaksin Campak kontraindikasi terhadap individu-individu yang
mengidap penyakit immune deficiency atau individu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena leukimia, lymphoma atau
generalized malignancy.
(http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html)
wanita hamil.
(http://mypijar.blogspot.com/2005_04_01_archive.html)
2.2.7
Vaksin
harus
terlindung
dari
sinar
matahari.
Daluarsa : 2 tahun.
2.2.8
Sasaran
Pada saat bayi dalam kandungan, antibody ibu khusus campak
disalurkan ke bayi melalui plasenta atau ari-ari dan akan menetap
sampai bayi dilahirkan. Pada umur 9 bulan hanya sekitar 10% bayi
yang masih mempunyai antibody dari ibu. Bila imunisasi diberikan
pada bayi yang masih mempunyai antibody dari ibu, pembentukan
antibody spesifik campak sebagai tujuan dari imunisasi itu sendiri
dapat terganggu.
(http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html)
Imunisasi campak diberikan pada semua balita (6 bulan 5 tahun)
tanpa melihat status imunisasi.
(Pedoman Keterpaduan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Imunisasi
Campak
di
daerah
Kumuh
Perkotaan/www.gizi.net/pedoman-
gizi/download/ped-padu-vita-kota.doc)
Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004 (revisi September 2003):
2.3
PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama
panggilan
akrabnya.
(Diagnosis Fisis Pada Anak, 2003:5)
Umur
Sehat
atau
pemeriksaan
kesehatan
lainnya.
(Diagnosis Fisis Pada Anak,2003:5)
Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2
merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur
6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada
umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Jadwal_imunisasi)
Jenis Kelamin
baku,
insidens
seks,
penyakit-
Agama :
kepercayaan,
dan
tradisi
dapat
sebagai
tambahan
identitas,
informasi
tentang
pasien
pulang
mungkin
diperlukan
dan
budaya,
misalnya
imunosupresan,
alergi
terhadap
protein
telur,
Nutrisi
Eliminasi :
Istirahat
Aktifitas
20
th
23 th
1bln
B.
Laki-laki
garis keturunan
Perempuan
tinggal 1 rumah
Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda Vital :
Dalam batas normal untuk anak usia 1 bulan
TD
: 96/65 mmHg
: klien
RR
: 30-40 x/menit
: 36,5 37,5oC
(M. Uliyah dan A. Aziz,2006 :164)
2. Pemeriksaan Antropometri
BB : 6,5 kg 10,4 kg
PB
: 65,5-75,0 cm
LIKA
: 41,5-47 cm
LILA
: 12-15 cm
LIDA
: 43-46 cm
(Bobak,Jenan.2004 : 385)
3. Data KMS
Untuk mengetahui tanggal imunisasi sebelumnya tanggal
imunisasi berikutnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Muka
Mata
Dada
Perut
b) Palpasi
Kepala : tidak terba benjolan abnormal
Perut
: tidak kembung
c) Auskultasi
Dada
Ds
Do
: Composmentis
Dada
Perut
2.3.3
2.3.4
2.3.5
INTERVENSI
Dx
Tujuan :
KH
Intervensi :
1. Informasikan pada ibu tentang bayinya
R/ Informasi yang baik membuat ibu lebih kooperatif dalam
menerima asuhan.
yang
benar
memperlancar
proses
pemberian
informasi
4. Lakukan penyuntikan yang benar
R/ Pemberian imunisasi yang benar dapat meningkatkan efektifitas
obat
5. Berikan KIE tentang reaksi dan perawatan post pemberian
imunisasi campak
R/ Persepsi yang sama meningkatkan sikap kooperatif ibu dalam
menerima asuhan
6. Catat hasil imunisasi campak pada buku KMS
R/ Bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
7. Anjurkan ibu untuk segera membawa bayi ke nakes jika ada
keluhan.
R/ Mendeteksi dini kelainan dan mencegah komplikasi
8. Anjurkan ibu untuk tetap membawa bayinya ke posyandu rutin
R/ Pemantauan berkala akan menekan dari kelainan yang timbul
dan penyakit akan terdeteksi secara dini.
2.3.6
IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai intervensi
2.3.7
EVALUASI
Sesuai dengan kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Tanggal
: 18 Februari 2010
Waktu
: 11.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas Bayi / Anak.
Nama
: Bayi P
Umur/Tgl. Lahir
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
Islam
Anak ke-
Wonorejo
Tn. D
Umur
24 tahun
Agama
Islam
Suku/bangsa
Jawa/Indonesia
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
Swasta
Penghasilan
Rp. 1.000.000,-/bln
Alamat
Wonorejo
Nama ibu
Ny. L
Umur
22 tahun
Agama
Islam
Suku/bangsa
Jawa/Indonesia
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
Penghasilan
Alamat
Wonorejo
3. Alasan datang
Ibu
mengatakan
bayinya
mengimunisasikan bayinya.
4. Riwayat Kesehatan Lalu
sekarang
berusia
bulan
dan
ingin
:
ibu mengatakan periksa di bidan 1x, mengeluh mual muntah
sampai usia kehamilan 2 bulan, mendapat vitamin dari bidan,
ibu tidak pernah menderita batuk berdarah.
HB0
BCG
DPT HB Combo
Polio
8.
Motorik kasar
Personal sosial
Bahasa
: Ibu
mengatakan
bayinya
sudah
bisa
bilang
ma....ma....pa....pa....
9.
Eliminasi
Istirahat
Aktifitas
Kebersihan :
10. Genogram
24 th
22
th
9bln
Laki-laki
garis keturunan
Perempuan
tinggal 1 rumah
: klien
B. Data Obyektif
1.
2.
3.
Pemeriksaan Umum
KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV
: RR
: 30x/menit
: 110x/menit
: 36,5 oC
Pemeriksaan Antropometri
BB sekarang
: 9000 gr
PB
: 70 cm
Lingkar kepala
: 44 cm
Lingkar dada
: 46 cm
Data KMS
HB0
BCG
DPT HB Combo
Polio
4.
Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Muka
Mata
Hidung :
Telinga :
Mulut
Perut
b) Palpasi
Kepala :
Perut
tidak kembung
c) Auskultasi
Dada
DS
DO
: KU
baik
Kesadaran : composmentis
TTV
BB
: RR
: 30x/menit
: 110x/menit
: 36,5 oC
: 9000 gr
Pemeriksaan Fisik:
Mata
Dada
Perut
Intervensi :
1. Informasikan pada ibu tentang keadaan bayinya
R/ Informasi yang baik membuat ibu lebih kooperatif dalam menerima
asuhan.
2
Pasien :
Lingkungan :
vaksin
campak
kering
dengan
pelarutnya
dengan
menggunakan spuit 5 cc
b. Memasukkan jarum ke dalam ampul, menghisap vaksin dengan spuit
sebanyak 0,5 cc
c. Mengeluarkan udara dengan spuit tegak lurus dan vaksin tepat pada
skala 0,5 cc
d. Membasahi lengan yang akan disuntik dengan kapas DTT memutar dari
dalam ke luar
e. Memasukkan jarum ke dalam kulit secara SC dengan sudut 45 derajat,
kemudian aspirasi apakah ada darah yang keluar, jika ada berarti salah
dan segera cabut. Tetapi jika tidak ada, maka segera masukkan pelanpelan untuk mengurangi rasa sakit.
f. Mencabut jarum dengan cepat dan mengusap bekas suntikan dengan
kapas DTT dan langsung dibuang ke bengkok.
g. Beritahu ibu bahwa tindakan sudah dilakukan
h. Rapikan pasien dan alat.
A :
Bayi umur 9 bulan dengan imunisasi campak dan telah dilakukan imunisasi
campak pada tanggal 18 Februari 2010
P : - Anjurkan ibu kontrol jika ada keluhan seperti ada tanda infeksi
- Ingatkan ibu untuk rutin membawa bayinya ke posyandu untuk mengetahui
perkembangannya walaupun jadwal imunsasi telah habis.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi P umur 9 bulan
dengan imunisasi campak di Posyandu Wonorejo tanggal 18 Februari 2010,
penulis dapat menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan yang diberikan telah
berjalan sesuai dengan prosedur imunisasi campak, yaitu menyuntikkan vaksin
campak secara subkutan di lengan atas sebelah kiri dengan sudut 45 derajat
dan dosis 0,5 ml. Sehingga diharapkan setelah penyuntikan, bayi P dapat
terhindar dari penyakit campak dan tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek.
Orang tua bayi P sangat kooperatif terhadap tindakan yang
dilakukan, sehingga tidak didapatkan masalah yang serius yang dapat
menghambat proses pelaksanaan implementasi.
5.2
SARAN
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan rutin mengimunisasikan bayinya sesuai dengan jadwal agar
terhindar dari berberapa penyakit berbahaya dan rutin membawa bayinya
ke posyandu untuk memantau perkembangan bayi.
2. Bagi pendidikan
Diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan mutu mahasiswanya agar
menjadi tenaga kesehatan yang kompeten.
3. Bagi Tenaga kesehatan
Diharapkan mampu mempertahankan keterampilan dalam memberikan
asuhan
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat lebih berkompetensi dan terampil dalam
memberikan asuhan
DAFTAR PUSTAKA
A.
Aziz
Alimul
H,
M.
Uliyat.2006.Keterampilan
Dasar
Praktik
Klinik
Andhini.Imunisasi
dan
Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika
Atikah
Proverawati,
Citra
Setyo
Dwi
Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset
Nelson.2000.ilmu Kesehatan Anak.EGC:Jakarta
Hidayat, AA.,2005.Pengantar ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:Salemba Medika
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak.1985.Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.Jakarta:FKUI
Dr. J.B. Suharjo B. Cahyono, Sp.PD, dkk.2010.Vaksinasi Cara Ampuh Cegah
Penyakit Infeksi.Yogyakarta:KANISIUS
Latief,Abdul,dkk.2003.Diagnosis Fisis Pada Anak.Jakarta:CV Sagung Seto
http://bayisehat.blogspot.com/2005/03/perkembangan-kepandaian-bayi-hingga_22.html
diakses tanggal 10 Maret 2010
Vaksin Campak Kering. 2010.http://www.biofarma.co.id/ind/product_measles.html
diakses tanggal 10 Maret 2010
Pedoman Keterpaduan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Imunisasi Campak di daerah
Kumuh Perkotaan (Untuk Petugas Kesehatan).www.gizi.net/pedomangizi/download/ped-padu-vita-kota.doc diakses tanggal 10 Maret 2010
CAMPAK. http://mypijar.blogspot.com/2005_04_01_archive.html diakses tanggal 10
Maret 2010
http://www.infoanak.com/tag/perkembangan-bayi-usia-9-bulan/ diakses tanggal 10
Maret 2010
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004 (revisi September 2003):
http://www.parentsguide.co.id/smf/index.php?topic=566.0 diakses tanggal
10 Maret 2010