Você está na página 1de 27

LEMBAR PENGESAHAN

Referat yang berjudul VENTILATOR telah diterima dan disetujui pada April 2014 oleh pembimbing sebagai salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi RSUD dr. SLAMET

Garut, April 2014

dr. Hj. Hayati, Sp.An

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb Segala puji bagi dan syukur kita panjatkan kepada allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan kepada kami,sehingga kami dapat menyusun laporan kasus Anestesi dengan judul Ventilator. Referat ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mengikuti kepanitraan klinik ilmu Anastesi di RSUD dr. Slamet Garut. Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar besar nya kepada : 1. Dr. Hj Hayati usman Sp. An Selaku dosen pembimbing 2. Para penata dan perawat anestesia di bagian bedah sentral RSUD dr. Slamet Garut 3. Teman teman sejawar dokter muda di lingkungan RSUD dr. Slamet Garut Kami menyadari bahwa laporan kasus yang kami kerjakan masi jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan hargai. Akhir kata kami mengharapkan laporan kasus ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Garut, April 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.............................................................................................................1 Kata Pengantar.....................................................................................................................2 Daftar Isi..............................................................................................................................3 Bab I Anatomi dan fisiologi pernapasan........................................................................................4 Definisi Saluran pernapasan bagian atas Saluran pernapasan bagian bawah Bab II Ventilator .........................................................................................................................12 Pengertian Sejarah Jenis- jenis ventilator Macam-macam ventilator Indikasi ventilator Efek samping ventilator Daftar Pustaka...................................................................................................................27

BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

A. Pengertian Respirasi Respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung Karbondioksida keluar dari tubuh. (Syaifuddin; 2002). Respirasi adalah pertukaran gas antara individu dan lingkungan atau keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah dan antara darah dengan selsel tubuh (Kozier; 1991). Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbon dioksida (CO) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

Sistem respirasi adalah sistem organ yang berfungsi untuk mengambil O dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh untuk mentranspor CO2 yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi untuk bicara produksi dan berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

B.Anatomi Saluran Respirasi Sistem respirasi dibedakan menjadi dua saluran yaitu, saluran nafas bagian atas dan saluran nafas bagian bawah. Saluran nafas bagian atas terdiri dari: rongga hidung, faring dan laring. Saluran nafas bagian bawah terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru.

1. Saluran Nafas Bagian Atas

A. Hidung Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses pernafasan

berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Hidung terdiri atas bagian- bagian sebagai berikut: Bagian luar dinding terdiri dari kulit. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.

Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yangdinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah yaitu: konka nasalis inferior, konka nasalis media, dan konka nasalis superior.

B. Faring Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya

dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsildan Tuba Eustachius). Nasofaring

Terletak tepat di belakang cavum nasi , di bawah basis crania dan di depan vertebrae cervicalis I dan II. Nasofaring membuka bagian depan ke dalam cavum nasi dan ke bawah ke dalam orofaring. Tuba eusthacius membuka ke dalam dinding lateralnya pada setiap sisi. Pharyngeal tonsil (tonsil nasofaring) adalah bantalan jaringan limfe pada dinding posterior superior nasofaring. Orofaring

Merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal lidah). Orofaring adalah gabungan sistem respirasi dan pencernaan, makanan masuk dari mulut dan udara masuk dari nasofaring dan paru. Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Laringofaring merupakan bagian dari faring yang terletak tepat di belakang laring, dan dengan ujung atas esophagus.

C.

Laring (tenggorok) Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada bagian pangkal ditutup oleh

sebuah empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiridari tulang-tulang rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan menutup laring. Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan

beberapa otot kecil, dan di depan laring ofaring dan bagian atas esopagus. Cartilago / tulang rawan pada laring ada 5 buah, terdiri dari sebagai berikut: Cartilago thyroidea 1 buah di depan jakun ( Adams apple) dan sangat jelas terlihat pada pria.
6

Cartilago epiglottis 1 buah. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas di belakang dasar lidah

Cartilago cricoidea 1 buah yang berbentuk cincin. Cartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang.

Cartilago arytenoidea 2 buah yang berbentuk beker. Dua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterior sudut piramid yang menonjol ke depan

Saluran Nafas Bagian Bawah

A. Trachea atau Batang tenggorok Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5cm. Trachea

berjalan dari cartilago cricoidea ke bawah pada bagian depan leherdan di belakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (tautmanubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang

diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.

B. Bronchus Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata

torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.Bronckus kanan

lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan dibawah arteri

pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian

menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalanterus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidakmengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak

diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran

penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

C. Paru-Paru Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri atas gelembung-gelembung kecil ( alveoli ). Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yangterkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobulus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn. Paru-paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari 3 lobus ( lobus

pulmo dekstra superior, lobus pulmo dekstra media, lobuspulmo dekstra inferior) dan paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus ( lobussinistra superior dan lobus sinistra inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang bernama segmen.Paru-paru kiri

memiliki 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior dan lima lobus inferior. Paru-paru kanan juga memiliki 10 segmen, yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Paru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang pernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua

yaitu pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaputyang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapatrongga kavumyang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum/ hampa udara.

A.Fisiologi Sistem Pernafasan Respirasi dibagi menjadi 2 bagian , yaitu respirasi eksternal dimana proses pertukaran O2 & CO2 ke dan dari paru ke dalamO2 masuk ke dalam darah danCO2 + H2O masuk ke paru paru darah, kemudian dikeluarkan dari tubuh dan respirasi internal/respirasi sel dimana proses pertukaran O2 & peristiwa CO2 ditingkat sel biokimiawi untuk proses kehidupan.

Proses pernafasan terdiri dari 2 bagian, yaitu sebagai berikut : Ventilasi pulmonal Ventilasi Mekanik

Transportasi gas pernafasan

a. Ventilasi Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi sebaliknya yaitu udara keluar dari paru-paru. Udara yg masuk ke dalam alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir. Udara yg di hembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu sama dengan tubuh. b. Difusi Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara dengan darah. Tempat difusi yang ideal yaitu di membran alveolar-kapilar karena permukaannya luas dan tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara difusi. dinding alveolus dalam darah O2

c . Perfusi pulmonal Merupakan aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal dimana O2 diangkut dalam darah membentuk ikatan (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%) sedangkan dalam eritrosit bergabung dgn Hb dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%). CO2 dalam darah ditrasportasikan sebagai bikarbonat, alam eritosit sebagai natriumbikarbonat, dalam plasma sebagai kalium bikarbonat , dalam larutan bergabung dengan Hb dan protein plasma. CO2 larut dalam plasma sebesar 5 7 % , HbNHCO3 Carbamoni Hb (carbamate) sebesar 15 20 % , Hb +CO2 HbC0 bikarbonat sebesar 60 80% . Pengukuran volume paru

Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan kapasitas paru. Volume paru dibagi menjadi : Volume tidal (TV) yaitu volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas Volume cadangan inspirasi (IRV), yaitu volume udara maksimal yang dapat dihirup setelah inhalasi normal. Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal. Volume residual (RV) volume udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekhalasi maksimal. Kapasitas Paru Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal. Kapasitas inspirasi (IC), volume udara maksimal yang dihirup setelah ekspirasi normal. Kapasitas residual fungsional (FRC), volume udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi normal. Kapasitas total paru (TLC), volume udara dalam paru setelah inspirasi maksimal.

Pengaturan pernafasan Sistem kendali memiliki 2 mekanismne saraf yang terpisah yang mengatur pernafasan.

Satu sistem berperan mengatur pernafasan volunter dan sistem yang lain berperan mengatur pernafasan otomatis

10

1. Pengendalian oleh saraf pusat ritminitas di medula oblongata langsung mengatur otot otot pernafasan. 2. Pengendalian secara kimia pernafasan dipengaruhi oleh : PaO2, pH,dan PaCO2. Pusat khemoreseptor : medula, bersepon terhadap perubahan kimia pada CSF akibat perub kimia dalam darah. Kemoreseptor perifer : pada arkus aortik dan arteri karotis

11

BAB II VENTILATOR MEKANIK

Dalam kedokteran , ventilasi mekanik adalah suatu metode untuk mekanis membantu atau mengganti pernapasan spontan . Ini mungkin melibatkan mesin yang disebut ventilator atau pernafasan dapat dibantu oleh dokter atau orang lain yang sesuai penekanan suatu kantong atau set bellow. Tradisional dibagi menjadi ventilasi tekanan negatif , di mana udara pada dasarnya tersedot ke dalam paru-paru, atau ventilasi tekanan positif , di mana udara (atau campuran gas) didorong ke dalam trakea .Hal ini dapat digunakan sebagai ukuran jangka pendek, misalnya selama operasi atau penyakit kritis (seringkali dalam setting sebuah unit perawatan intensif ). Ini dapat digunakan di rumah atau di lembaga perawatan atau rehabilitasi jika pasien memiliki penyakit kronis yang memerlukan bantuan ventilasi jangka panjang. Karena anatomi manusia faring , laring , dan kerongkongan dan keadaan yang ventilasi diperlukan maka langkah-langkah tambahan yang sering diminta untuk "aman" jalan napas selama ventilasi tekanan positif untuk memungkinkan perjalanan tanpa hambatan dari udara ke trakea dan menghindari udara yang lewat ke kerongkongan dan lambung. Umumnya ini adalah dengan menyisipkan sebuah tabung ke dalam trakea yang menyediakan rute yang jelas untuk udara. Hal ini dapat berupa suatu tabung endotrakeal , dimasukkan melalui bukaan alami mulut atau hidung atau trakeostomi dimasukkan melalui lubang buatan di leher. Dalam keadaan lain maneuvres saluran napas yang sederhana , sebuah saluran udara orofaringeal atau saluran udara masker laring dapat digunakan. Jika pasien mampu melindungi jalan napas sendiri seperti di -non invasif ventilasi atau ventilasi tekanan negatif maka tidak ada tambahan udara mungkin diperlukan. Ventilasi mekanis sering merupakan intervensi yang menyelamatkan hidup, tetapi membawa potensi komplikasi, termasuk pneumotoraks , cedera saluran napas, kerusakan alveolar, dan-yang terkait pneumonia ventilator. Dalam sistem kesehatan banyak ventilasi berkepanjangan sebagai bagian dari perawatan intensif adalah sumber daya terbatas (dalam bahwa hanya ada banyak pasien sehingga dapat
12

menerima perawatan pada suatu waktu tertentu). Hal ini digunakan untuk mendukung sistem gagal organ tunggal (paru-paru) dan tidak dapat membalik setiap proses penyakit yang mendasarinya (misalnya kanker terminal). Untuk alasan ini bisa ada (kadang-kadang sulit) keputusan yang harus dibuat tentang apakah itu cocok untuk seseorang dimulai pada ventilasi mekanis. Sama banyak masalah etika mengelilingi keputusan untuk menghentikan ventilasi mekanis.

Sejarah Dokter Romawi Galen mungkin telah orang pertama yang menggambarkan ventilasi mekanis: "Jika Anda mengambil seekor binatang mati dan udara meniup melalui laring yang [melalui buluh], Anda akan mengisi bronki dan paru-paru yang menonton mencapai pembesaran terbesar. Vesalius terlalu menggambarkan ventilasi dengan menyisipkan buluh atau tongkat ke dalam trachea hewan. Pada tahun 1908 George Poe menunjukkan respirator mekanik nya oleh asphyxiating anjing dan tampaknya membawa mereka kembali ke kehidupan. Mesin Tekanan Negatif

Sebuah Paru Besi Paru-paru besi , juga dikenal sebagai peminum dan tangki Shaw, dikembangkan pada tahun 1929 dan merupakan salah satu mesin negatif tekanan pertama digunakan untuk jangka panjang ventilasi. Itu halus dan digunakan di abad ke-20 sebagian besar sebagai akibat dari epidemi polio yang melanda dunia pada tahun 1940-an. Mesin ini secara efektif memanjang besar tangki , yang melukai pasien sampai ke leher. Leher yang disegel dengan karet paking sehingga pasien wajah (dan saluran napas) terkena udara ruangan.

13

Sedangkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara aliran darah dan karya-karya wilayah udara paru difusi dan tidak memerlukan kerja eksternal, udara harus pindah ke dalam dan keluar dari paru-paru untuk membuatnya tersedia bagi proses pertukaran gas. Dalam bernapas spontan, tekanan negatif dibuat dalam rongga pleura oleh otot-otot respirasi, dan gradien yang dihasilkan antara tekanan atmosfer dan tekanan di dalam dada menghasilkan aliran udara. Dalam paru-paru besi dengan menggunakan pompa, udara ditarik mekanik untuk menghasilkan vakum di dalam tangki, sehingga menciptakan tekanan negatif. Hal ini menyebabkan tekanan negatif perluasan dada, yang menyebabkan penurunan tekanan intrapulmonary, dan meningkatkan aliran udara ambien ke paru-paru. Seperti vakum dilepaskan, tekanan di dalam tangki menyetarakan dengan yang tekanan ambien, dan kumparan elastis dari dada dan paru-paru menyebabkan pernafasan pasif. Namun, ketika vakum dibuat, perut juga mengembangkan bersama dengan paru-paru, memotong aliran vena kembali ke jantung, menyebabkan penyatuan darah vena di ekstremitas bawah. Ada portholes besar untuk perawat atau akses rumah asisten. Para pasien dapat berbicara dan makan normal, dan dapat melihat dunia melalui serangkaian baik ditempatkan cermin. Beberapa bisa tetap dalam paru-paru besi selama bertahun-tahun pada suatu waktu cukup berhasil. Hari ini, mekanik tekanan ventilator negatif masih digunakan, terutama dengan Wing Polio Rumah Sakit di Inggris seperti St Thomas '(olehWestminster di London ) dan John Radcliffe di Oxford . Perangkat menonjol digunakan adalah perangkat yang lebih kecil dikenal sebagailapisan baja . lapisan baja adalah satuan shell-seperti, menciptakan tekanan negatif hanya pada dada menggunakan kombinasi shell pas dan kandung kemih lembut. penggunaan utamanya adalah pada pasien dengan gangguan neuromuskuler yang memiliki beberapa sisa fungsi otot. Namun, itu rawan jatuh dan menyebabkan radang dan kerusakan kulit dan tidak digunakan sebagai alat jangka panjang. Dalam beberapa tahun terakhir perangkat ini telah kembali muncul sebagai modern polycarbonate shell dengan beberapa segel dan tekanan tinggipompa osilasi dalam rangka untuk melaksanakan ventilasi lapisan baja biphasic .

14

Mesin Tekanan Positif

Neonatal ventilator mekanik Desain dari ventilator tekanan positif modern terutama berdasarkan perkembangan teknis oleh militer selama Perang Dunia II untuk suplai oksigen untuk pilot pesawat tempur di dataran tinggi. Ventilator tersebut menggantikan paru-paru besi tabung endotrakeal aman dengan volume tinggi / manset tekanan rendah dikembangkan. Popularitas tekanan ventilator positif meningkat selama wabah polio di tahun 1950-an di Skandinavia dan Amerika Serikat dan merupakan awal dari terapi ventilasi modern . tekanan positif melalui penyediaan manual% oksigen 50 melalui trakeostomitabung menyebabkan penurunan angka kematian di antara pasien dengan polio dan kelumpuhan pernafasan. Namun, karena sedikitnya jumlah daya manusia yang diperlukan untuk intervensi manual seperti, mekanik tekanan positif ventilator menjadi semakin populer. Positif-tekanan ventilator bekerja dengan meningkatkan tekanan jalan napas pasien melalui pipa endotrakeal atau trakeostomi. Tekanan positif yang memungkinkan udara mengalir ke saluran udara sampai nafas ventilator dihentikan. Selanjutnya, tekanan udara turun menjadi nol, dan takut elastis dari dinding dada dan paru-paru mendorong volume tidal - nafas-keluar melalui pernafasan pasif.

15

Indikasi untuk digunakan Ventilasi mekanik ditunjukkan ketika ventilasi spontan pasien tidak memadai untuk mempertahankan hidup. Hal ini juga diindikasikan sebagai profilaksis untuk kolaps fungsi fisiologis lain, atau pertukaran gas tidak efektif di paru-paru. Karena ventilasi mekanis hanya berfungsi untuk memberikan bantuan untuk bernafas dan tidak menyembuhkan penyakit, kondisi yang mendasari pasien harus diperbaiki dan harus menyelesaikan dari waktu ke waktu. Selain itu, faktor lain harus dipertimbangkan karena ventilasi mekanik bukanlah tanpa komplikasi (lihat di bawah) Indikasi Pemasangan Ventilator 1. Pasien dengan respiratory failure (gagal napas) 2. Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi. 3. Post Trepanasi dengan black out. 4. Respiratory Arrest. 5. Luka paru akut (termasuk ARDS , trauma) 6. Apnea dengan pernapasan, termasuk kasus dari intoksikasi 7. Penyakit paru obstruktif kronis ( COPD ) 8. Akut pernafasan asidosis dengan tekanan parsial karbon dioksida (PCO 2)> 50 mmHg dan pH <7,25, yang mungkin karena kelumpuhandiafragma karena sindrom GuillainBarre , Myasthenia Gravis , saraf tulang belakang cedera, atau efek

dari anestesi dan relaksan ototobat 9. Peningkatan kerja pernapasan yang dibuktikan secara signifikan takipnea , retractions, dan tanda-tanda fisik lain dari distress pernapasan 10. Hipoksemia dengan tekanan parsial oksigen arteri (PaO 2) dengan tambahan fraksi oksigen inspirasi (Fio 2) <55 mm Hg 11. Hipotensi termasuk sepsis , syok , gagal jantung kongestif 12. Neurologis penyakit seperti Muscular Dystrophy dan Amyotrophic Lateral Sclerosis

16

Penyebab Gagal Napas 1. a. b. c. d. Penyebab sentral Trauma kepala Radang otak Gangguan vaskuler Obat-obatan : : : : Contusio cerebri. Encepalitis. Perdarahan otak, infark otak. Narkotika, Obat anestesi.

2. a.

Penyebab perifer Kelaian Neuromuskuler: b. c. d. e. Guillian Bare symdrom Tetanus Trauma servikal. Obat pelemas otot.

Kelainan jalan napas. Obstruksi jalan napas. Asma broncheal.

Kelainan di paru. Edema paru, atlektasis, ARDS

Kelainan tulang iga / thorak. Fraktur costae, pneumothorak, haemathorak.

Kelainan jantung. Kegagalan jantung kiri.

Kriteria Pemasangan Ventilator Menurut Pontopidan seseorang perlu mendapat bantuan ventilasi mekanik (ventilator) bila : Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg. PaCO2 lebih dari 60 mmHg AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.

17

Jenis ventilator

ICU ventilator. Ventilator ini lebih besar dan biasanya berjalan di listrik AC (meskipun hampir semua berisi baterai untuk memfasilitasi transportasi intra-fasilitas dan sebagai back-up pada saat terjadi kegagalan daya). Gaya ventilator sering memberikan kontrol yang lebih besar dari berbagai parameter ventilasi (seperti rise time inspirasi). ventilator ICU Banyak juga menggabungkan grafis untuk memberikan umpan balik visual setiap napas.

NICU ventilator. Dirancang dengan neonatus prematur dalam pikiran, ini adalah subset khusus ventilator ICU yang dirancang untuk memberikan, lebih kecil lebih tepat volume dan tekanan yang diperlukan untuk ventilasi pasien.

PAP ventilator. ventilator ini secara khusus dirancang untuk ventilasi non-invasif. ini termasuk ventilator untuk penggunaan di rumah, dalam rangka untuk mengobati apnea tidur .

Macam-macam Ventilator. Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu: 1. Volume Cycled Ventilator. Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten. 2. Pressure Cycled Ventilator Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.

18

3. Time Cycled Ventilator Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2

Mode-Mode Ventilator. Pasien yang mendapatkan bantuan ventilasi mekanik dengan menggunakan ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin ventilator, tetapi tergantung dari mode yang kita setting. Mode mode tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mode Control. Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation) 2. Mode IMV / SIMV: Intermitten Mandatory Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation. Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan.

19

3. Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan. 4. CPAP : Continous Positive Air Pressure. Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.

Sistem Alarm Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari pasien), sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi fighting, dll. Alarm volume rendah menandakan kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap Pelembaban dan suhu. Ventilasi mekanis yang melewati jalan nafas buatan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh unmtuk pelembaban dan penghangatan. Dua proses ini harus digantikan dengan suatu alat yang disebut humidifier. Semua udara yang dialirkan dari ventilator melalui air dalam humidifier dihangatkan dan dijenuhkan. Suhu udara diatur kurang lebih sama dengan suhu tubuh. Pada kasus hipotermi berat, pengaturan suhu udara dapat ditingkatkan. Suhu yang terlalu itnggi dapat menyebabkan luka bakar pada trachea dan bila suhu terlalu rendah bisa mengakibatkan kekeringan jalan nafas dan sekresi menjadi kental sehingga sulit dilakukan penghisapan.

Fisiologi Pernapasan Ventilasi Mekanik Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif.

20

Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan sselama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif.

Pengaturan Ventilator Awal Berikut ini adalah panduan umum yang mungkin perlu dimodifikasi untuk masing-masing pasien. Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas) Posisi Rawan (menghadap ke bawah) posisi telah digunakan pada pasien dengan ARDS dan berat hipoksemia . Hal ini meningkatkan FRC, drainase sekret, dan ventilasi-perfusi pencocokan (efisiensi pertukaran gas). Ini dapat meningkatkan oksigenasi dalam> 50% pasien, tetapi tidak ada manfaat kelangsungan hidup telah didokumentasikan.

Komplikasi Ventilasi Mekanik (Ventilator) Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, tapi bila perawatannya tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti: 1. Pada paru a. Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler.

21

b. c. d. e. f. g. h.

Atelektasis/kolaps alveoli diffuse Infeksi paru Keracunan oksigen Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat. Aspirasi cairan lambung Tidak berfungsinya penggunaan ventilator Kerusakan jalan nafas bagian atas

2. Pada sistem kardiovaskuler Hipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan menurunnya aliran balik vena akibat meningkatnya tekanan intra thorax pada pemberian ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi.

3. Pada sistem saraf pusat a. Vasokonstriksi cerebral Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah normal akibat dari hiperventilasi. b. Oedema cerebral Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari hipoventilasi. c. Peningkatan tekanan intra kranial d. Gangguan kesadaran e. Gangguan tidur.

4. Pada sistem gastrointestinal a. Distensi lambung, illeus b. Perdarahan lambung.

5.

Gangguan psikologi

22

Sedasi dan Kelumpuhan Intubated kebanyakan pasien menerima infus obat penenang melalui infus kontinu atau dijadwalkan dosis untuk membantu dengan kecemasan atau stres psikologis. Obat penenang juga membantu pasien mentolerir iritasi konstan tabung endotrakeal di, tekak mulut dan trakea. Tanpa beberapa bentuk obat penenang dan analgesia , biasanya bagi pasien untuk "melawan" ventilator. Hal ini meningkatkan pertempuran kerja pernapasan dan dapat menyebabkan cedera paru-paru lebih lanjut. gangguan harian sedasi umumnya membantu pasien untuk reorientasi dan penyapihan yang tepat. Gangguan ini sering digambarkan sebagai "liburan obat penenang" dan telah terbukti mengurangi waktu pasien tetap pada ventilasi mekanis. Hal ini tidak biasa bagi pasien pada ventilator mekanis harus diberi relaksan otot atau lumpuh untuk membantu ventilasi. Ini "blokade neuromuskuler" mencegah otot rangka dari kontrak dan dengan demikian menghentikan semua gerakan pasien termasuk upaya pernapasan.Jenis agen farmasi harus selalu diberikan bersama dengan sedasi sebagai efek dari lumpuh tidak hanya tidak nyaman, tetapi akan menimbulkan signifikan psikologis stres dan kecemasan . Pencegahan

Untuk melindungi terhadap pneumonia ventilator-terkait, tempat tidur pasien sering ditinggikan sampai sekitar 30 .

trombosis vena Deep profilaksis dengan heparin atau perangkat kompresi berurutan adalah penting dalam anak-anak dan orang dewasa.

Sebuah reseptor histamin (H2) blocker atau proton-pump inhibitor dapat digunakan untuk mencegah perdarahan saluran cerna, yang telah dikaitkan dengan ventilasi mekanis

Ketika untuk menarik ventilasi mekanik Penarikan dari mekanik ventilasi-juga dikenal sebagai menyapih-tidak boleh ditunda tidak perlu, atau apakah hal itu dilakukan sebelum waktunya. Pasien harus memiliki ventilasi yang mereka dipertimbangkan untuk penarikan jika mereka dapat mendukung ventilasi dan oksigenasi mereka sendiri, dan hal ini harus dinilai terus menerus. Ada beberapa parameter objektif untuk mencari ketika mempertimbangkan penarikan, tetapi tidak ada kriteria khusus yang generalizes kepada semua pasien.
23

Uji coba pernapasan spontan telah terbukti secara akurat memprediksi keberhasilan bernapas spontan. (Yang K, Tobin MJ Sebuah penelitian prospektif indeks memprediksi hasil dari penyapihan ventilasi mekanik N ENGL J Med 1991;.. 324:1445-1450). Koneksi ke ventilator Ada berbagai prosedur dan alat mekanik yang menyediakan perlindungan terhadap runtuhnya saluran napas, kebocoran udara, dan aspirasi:

Face mask - Dalam resusitasi dan untuk prosedur minor dengan anestesi, masker wajah seringkali cukup untuk mencapai segel terhadap kebocoran udara. Patensi jalan napas dari pasien tidak sadar dipelihara baik oleh manipulasi rahang atau dengan

menggunakannasofaring atau saluran napas orofaringeal . Ini dirancang untuk memberikan suatu bagian dari udara ke faring melalui hidung atau mulut, masing-masing. Buruk dilengkapi masker sering menyebabkan bisul jembatan hidung, menjadi masalah bagi beberapa pasien. Masker wajah juga digunakan untuk ventilasi non-invasif pada pasien sadar. Masker wajah penuh tidak, bagaimanapun, memberikan perlindungan terhadap aspirasi.

Laryngeal mask airway - The saluran napas masker laring (LMA) menyebabkan rasa sakit dan batuk kurang dari tabung trakea. Namun, tidak seperti tabung trakea tidak segel terhadap aspirasi, membuat evaluasi individual berhati-hati dan pemilihan pasien wajib.

24

Intubasi trakea sering dilakukan untuk ventilasi mekanik jam untuk durasi minggu. tabung A dimasukkan melalui hidung (intubasi nasotracheal) atau mulut (intubasi orotracheal) dan maju ke dalam trakea . Dalam kebanyakan kasus tabung dengan manset karet yang digunakan untuk perlindungan terhadap kebocoran dan aspirasi. Intubasi dengan tabung diborgol diperkirakan untuk memberikan perlindungan terbaik terhadap aspirasi. tabung trakea pasti menyebabkan rasa sakit dan batuk. Oleh karena itu, kecuali pasien tidak sadarkan diri atau dibius karena alasan lain, obat penenang biasanya diberikan untuk memberikan toleransi tabung. kelemahan lain dari intubasi trakea meliputi kerusakan pada lapisan mukosa dari nasopharynx atau orofaring dan stenosis subglottic .

Terserang obturatorium napas - kadang-kadang digunakan oleh teknisi medis darurat dan dasar EMS penyedia tidak dilatih untuk intubasi.Ini adalah sebuah tabung yang dimasukkan ke dalam kerongkongan , melewati epiglotis . Setelah dimasukkan, kandung kemih di ujung jalan napas membengkak itu untuk memblokir ("menutup") kerongkongan, dan oksigen diberikan melalui serangkaian lubang di sisi tabung yang kemudian dipaksa masuk ke dalam paru-paru.

Cricothyrotomy - Pasien yang memerlukan darurat manajemen jalan nafas, dalam intubasi trakea yang telah berhasil, mungkin memerlukan saluran udara dimasukkan melalui lubang bedah di membran cricothyroid. Hal ini mirip

dengan trakeostomi tetapicricothyrotomy dikhususkan untuk akses darurat.

Trakeostomi - Ketika pasien membutuhkan ventilasi mekanis selama beberapa minggu, trakeostomi mungkin menyediakan akses yang paling cocok untuk trakea. trakeostomi adalah dibuat bagian operasi ke dalam trakea . tabung Trakeostomi baik ditoleransi dan seringkali tidak memerlukan penggunaan obat obat penenang. tabung Trakeostomi dapat dimasukkan

25

awal selama pengobatan pada pasien dengan pra-ada penyakit pernapasan parah, atau dalam setiap pasien yang diharapkan akan sulit untuk menyapih dari ventilasi mekanik, yaitu, pasien yang memiliki cadangan sedikit berotot.

Corong - Kurang interface umum, tidak memberikan perlindungan terhadap aspirasi. Ada corong lipseal dengan flensa untuk membantu menahan mereka di tempat jika pasien tidak mampu.

26

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganong, F. William. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,Ed. 22. Jakarta: EGC 2. Syaifuddin.2009.Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika. 3. Syaifuddin.2002.Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan,Ed Jakarta: EGC. 4. http://en.wikipedia.org/wiki/Mechanical_ventilation 5. http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/6-icu/13-ventilator-mekanik.html

27

Você também pode gostar

  • Kum&ham 10
    Kum&ham 10
    Documento7 páginas
    Kum&ham 10
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Perak Undip 2010
    Perak Undip 2010
    Documento43 páginas
    Perak Undip 2010
    aurea_yansiku
    Ainda não há avaliações
  • Referat THT Bellinda
    Referat THT Bellinda
    Documento33 páginas
    Referat THT Bellinda
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Referat THT Belle
    Referat THT Belle
    Documento32 páginas
    Referat THT Belle
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Cika
    Cika
    Documento9 páginas
    Cika
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Kumham 10
    Kumham 10
    Documento8 páginas
    Kumham 10
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Anestesi Pada Kehamilan
    Anestesi Pada Kehamilan
    Documento4 páginas
    Anestesi Pada Kehamilan
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Tugas THT Bellinda
    Tugas THT Bellinda
    Documento3 páginas
    Tugas THT Bellinda
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Perak Undip 2010
    Perak Undip 2010
    Documento43 páginas
    Perak Undip 2010
    aurea_yansiku
    Ainda não há avaliações
  • Anestesi Pada Bedah Darurat
    Anestesi Pada Bedah Darurat
    Documento2 páginas
    Anestesi Pada Bedah Darurat
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Cover Referat THT
    Cover Referat THT
    Documento2 páginas
    Cover Referat THT
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Kumham 10
    Kumham 10
    Documento8 páginas
    Kumham 10
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Anestesia PD Gynecology
    Anestesia PD Gynecology
    Documento6 páginas
    Anestesia PD Gynecology
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Cinta Icha
    Cinta Icha
    Documento5 páginas
    Cinta Icha
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Anestesi Pada Operasi Thyroid
    Anestesi Pada Operasi Thyroid
    Documento9 páginas
    Anestesi Pada Operasi Thyroid
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Anestesia Obstetrik
    Anestesia Obstetrik
    Documento6 páginas
    Anestesia Obstetrik
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Cover Referat THT
    Cover Referat THT
    Documento2 páginas
    Cover Referat THT
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • ANESTESI INHALASI Hendra
    ANESTESI INHALASI Hendra
    Documento72 páginas
    ANESTESI INHALASI Hendra
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Cover Geriatri
    Cover Geriatri
    Documento2 páginas
    Cover Geriatri
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Status THT Alfred
    Status THT Alfred
    Documento30 páginas
    Status THT Alfred
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • ANESTESI INHALASI Hendra
    ANESTESI INHALASI Hendra
    Documento72 páginas
    ANESTESI INHALASI Hendra
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Definisi Operasional
    Definisi Operasional
    Documento2 páginas
    Definisi Operasional
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Cover Referat Anastesi
    Cover Referat Anastesi
    Documento2 páginas
    Cover Referat Anastesi
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Revisi Referat RDS Ank
    Revisi Referat RDS Ank
    Documento14 páginas
    Revisi Referat RDS Ank
    nobumblebee
    Ainda não há avaliações
  • Medikol Sken 1
    Medikol Sken 1
    Documento12 páginas
    Medikol Sken 1
    Bellinda Nadya Putri
    Ainda não há avaliações
  • Case Report - Peb Gawat Janin
    Case Report - Peb Gawat Janin
    Documento35 páginas
    Case Report - Peb Gawat Janin
    Aura Rachmawati
    Ainda não há avaliações