Você está na página 1de 24

Askep dan HE pada klien dengan penyakit arteri koroner ANGINA PECTORIS

OLEH :
I B Gde Mustika Luh Gita Ernanda Sukmawati Putu Nanik Meryastuti Luh Nyoman Sri Ariastini Dewi Eva Roseana Putri Putu Ari Indrawati I Dewe Gede Dwija Yasa Ni Putu Nur Indah Candradewi Ni Made Erawati I Putu Sena Pratama Made Dian Kharisma Putra (1202105013) (1202105029) (1202105036) (1202105055) (1202105060) (1202105063) (1202105066) (1202105067) (1202105077) (1202105078) (1202105083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2014

SOAL ANGINA PECTORIS 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan angina pectoris ? Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada di dearah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas, yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri, kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah Noer,1996) Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard, karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1 sampai 5 menit, bila sakit dada terus berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan angina pektoris biasa. Pada pasien angina pektoris dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan kadang-kadang sakit dada disertai keringat dingin.

2. Jelaskan apa faktor penyebab atau resiko terjadinya angina pectoris ! Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya angina ini adalah sebagai berikut : 1. Ateriosklerosis 2. Spasme arteri koroner 3. Anemia berat 4. Artritis 5. Aorta Insufisiensi Faktor Resiko Angina Pektoris adalah : 1. Dapat Diubah (dimodifikasi)

Diet (hiperlipidemia) Rokok Hipertensi Stress Obesitas Kurang aktifitas Diabetes Mellitus Pemakaian kontrasepsi oral

2. Tidak dapat diubah

Usia

Jenis Kelamin Ras Herediter

3. Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain: Emosi Stress Kerja fisik terlalu berat Hawa terlalu panas dan lembab Terlalu kenyang Banyak merokok

3. Pada usia berapa angina pectoris sering terjadi ? dapat terjadi lebih banyak pada laki-laki atau perempuan? Apakah faktor keturunan berperan di dalamnya? Di amerika serikat setiap tahun 1 juta pasien dirawat di rumah sakit karena angina pectoris tak stabil; diamana 6-8 % kemudian mendapat serangan infark jantung yang tak fatal atau meninggal dalam satu tahun setelah diagnosis ditegakkan. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 persentase gejala angina pektoris dan risiko gejala angina pektoris meningkat dengan bertambahnya umur. Risiko cenderung meningkat hingga di atas 2 kali setelah umur 55 tahun. Kelompok umur 75 tahun ke atas berisiko 2,94 kali mengalami gejala angina pektoris dibandingkan dengan kelompok dewasa muda. Perempuan cenderung berisiko 1,45 kali dibanding laki-laki. Persentase gejala angina pektoris pada perempuan tampak lebih tinggi dari pada laki-laki. Beberapa literature mengatakan laki-laki mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung dibandingkan perempuan dan biasanya terserang pada umur yang lebih muda. Namun, hasil SKRT 2001 menunjukkan prevalensi penyakit jantung pada populasi semua umur lebih tinggi pada perempuan (4,9%) dibanding laki-laki (3,4%), pada hasil SKRT 2004 prevalensi penyakit jantung menurut gejala pada populasi umur >15 tahun juga lebih tinggi pada perempuan (2,3% vs 1,3%). Hasil penelitian tahun 1985 di masyarakat pedesaan di Kabupaten Semarang juga sudah menunjukkan hasil yang berbeda dengan gambaran di rumah sakit saat itu, prevalensi penyakit jantung iskemik pada wanita lebih tinggi dibanding pria. Angina pectoris juga merupakan resiko keturunan (genetik). Artinya, bila ada salah satu anggota keluarga yang sudah pernah terjangkit penyakit ini, anak cucunya pun bisa mengalami hal yang sama. Faktor keturunan akan lebih cepat terlihat gejalanya daripada faktor yang lainnya. Kalau umumnya angina pectoris baru terlihat pada usia 50 tahun keatas, tetapi jika disebabkan karena faktor keturunan angina pectoris bisa lebih muda lagi.

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksido) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.

Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina: o Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung. o Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen. o Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung. o Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.

4. Jelaskan proses (patofisiologi) terjadinya angina pectoris Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang

sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksido) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat.

Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda. Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina: o Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung. o Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen. o Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung. o Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat. Pathway ( Terlampir )

5. Jelaskan klasifikasi angina pektoris Angina Pektoris Stabil Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas. Durasi nyeri 3 15 menit.

Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu : a. Angina noctural Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini dapat di kurangi dengan duduk tegak. Biasanya angina noctural disebabkan oleh gagal ventrikel kiri. b. Angina dekubitus

Angina yang terjadi saat berbaring. c. Iskemia tersamar Terdapat bukti objektif iskemia ( seperti tes pada stress ) tetapi pasien tidak menunjukan gejala. -

Angina Pektoris Tidak Stabil Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil. Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan. Kurang responsif terhadap nitrat. Lebih sering ditemukan depresi segmen ST. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.

Angina Prinzmental (Angina Varian) Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik. EKG menunjukkan elevasi segmen ST. Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut. Dapat terjadi aritmia

6. jelaskan gejala klinis angina pectoris ! Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan.

7. jelaskan beda karakteristik nyeri angina pectoris dengan infark miokard ! Karakteristik nyeri dada pada Angina Pektoris dapat dijadikan patokan berdasarkan lokasi nyeri, kualitas nyeri, kuantitas nyeri, gejala penyerta. Lokasi nyeri bisa didapatkan di dada tengah, retrosternal atau substernal atau di daerah perikordial, yang dapat disertai dengan penjalaran ke leher, rahang, bahu, sampai ke lengan ( biasanya lengan kiri). Kualitas nyeri dapat berupa nyeri tumpul seperti rasa tertindih atau berat di daerah dada, rasa desakan yang kuat, rasa tertekan. Nyeri berhubungan dengan aktivitas dan berkurang atau sembuh dengan istirahat, terapi tidak berhubungan

dengan perubahan pergerakan nafas dan perubahan posisi tubuh. Kuantitas nyeri yang berlangsung biasanya nyeri yang hilang timbul dengan intensitas yang semakin bertambah atau berkurang atau terkontrol. Nyeri yang terjadi terus menerus sepanjang hari atau bahkan beberapa hari biasanya bukanlah nyeri Angina Pektoris. Gejala lain yang dapat menyertai Angina Pectoris antara lain mual, muntah, keringat dingin, sulit bernafas, cemas, dan lemas. Nyeri dada penderita infark miokard serupa dengan nyeri angina tetapi lebih intensif dan berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin (Irmalita, 1996).

8. jelaskan pemeriksaaan fisik dan penunjang yang dilakukan untuk membuktikan pasien mengalami aterosklerosis, dan jelaskan bagaimana hasilnya! Pemeriksaan Fisik a. Angina pektrosis ( nyeri dada ) diikuti oleh : Dorongan untuk berkemih Diaphoresis Mual Dispneu Ekstremitas dingin

b. Kaji rasa sakit untuk mengidentifikasikan angina Angina stabil; nyeri dada intermiten dengan pola intensitasnya. Angina tak stabil nyeri dada tidak dapat diprediksi; dapat terjadi kapan saja, bahkan pada saat istirahat atau selama tidur. Serangan berakhir pada umumnya setelah 20 menit dan frekuensi, intensitas dan durasinya meningkat. Angina noktural; nyeri dada terjadi pada malam hari biasanya terjadi selama tidur, hal ini dapat berkurang selama duduk. Angina dekubitus; nyeri dada cepat terjadi saat berbaring dan berkurang ketika duduk. Angina prinzmetal;nyeri dada terjadi pada saat istirahat de ngan serangan tiba-tiba serangan yang dapat diprediksi lamanya,

c. Kaji nyeri dada sehubungan dengan: Factor factor pencetus pada pasien, apa yang mencetuskan timbulnya nyeri yang sedang akan dikerjakan sebelum nyeri mulai terjadi ( missal;merokok, aktifitas berlebihan, makanan berat yang berlebihan , stress emosional , aktifitas seksual dan minuman terlalu dingin ) Kualitas sakitnya bagaimana ( seperi rasa terbakar , perasaan tertekan atau tercekik)

Lokasi nyeri: terjadi pada substernal atau pada dada mid anterior dan sekitar leher, rahang, tulang belikat atau lengan kiri bawah. Hebatnya serangan : ringan ,sedang atau berat. Waktu; lamanya sakit, frekuensinya. Yang khas pada serangan : mengepalkan tangan di atas dada atau menggosok lengan kiri. Serangn nyeri terjadi perlahan lahan atau tiba- tiba selama 15 menit atau lebih. Kaji perasaan klien tentang kondisi dan pengaruh yang dirasakan dari gaya hidupnya. Pemeriksaan Penunjang

Elektrokardiogram Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark moikard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.

Foto Rontgen Dada Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yahng juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.

Uji Latihan Jasmani Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkalimasih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.

Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut. Thallium Exercise Myocardial Imaging Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia.

9. apakah pasien dengan angina pectoris harus dirawat di RS jika ia kapan dia harus dirawat ? Angina yang menyebabkan terbatasnya aktifitas walaupun dengan pemakaian obat-obatan. Angina progresif dan tak stabil Angina baru yang timbul terutama bila tidak dapat diatasi dengan obat-obatan Angina dengan kapasitas exercise yang buruk dibandingan dengan penderita pada umur dan jenis kelamin yang sama. Angina dengan gagal jantung Angina atipikal pada laki-laki dan wanita di atas 40 tahun. Angina post-infark Nyeri dada non-anginal yang menetapkan dan tidak dapat didiagnosa pada penderita usia tua terutama bila ada risiko yang multipel Keadaan lainnya seperti keadaan non-kardial yang serius dan umur tua.

10. jelaskan apa therapy farmakologis dan tindakan yang diberikan untuk menangani angina pectoris ? jelaskan bagaimana obat itu diberikan. Terapi Farmakologi.

Nitrogliserin. Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina. Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan

menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuhan. Nitrogliserin biassanya diletakkan dibawah lidah (sublinguinal) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia dalam 3 menit. Pasien diminta untuk menggerakkan dan jangan menelan ludah sampai tablet nitrogliserin larut. Bila nyeri sangat berat, tablet dapat dikunyah untuk dapat mempercepat penyerapan dibawah lidah. Sebagai pencegahan, pasien harus selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat tidak stabil dan harus disimpan dalam botol gelap tertutup rapat. Nitogliserin tidak dapat disimpan dalam botol plastik atau logam. Nitrogliserin mudah menguap dan menjadi tidak aktif bila terkena panas, uap, udara,cahaya dalam waktu lama. Bila ntrogliserin masih segar, pasien akan merasa terbakar di bawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan berdenyut. Persiapan nitrogliserin harus diperbaharui setiap 6 bulan sekali

Penyekat Beta-adrenergik. Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.

Nitrat dan Nitrit. Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.

Kalsium Antagonis. Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.

Terapi Non Farmakologis

Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius. Umumnya pasien dengan angina pektoris dapat hidup bertahun-tahun dengan hanya sedikit pembatasan dalam kegiatan sehari-hari. Mortalitas bervariasi dari 2% - 8% setahun. Faktor yang mempengaruhi prognosis adalah beratnyan kelainan pembuluh koroner. Pasien dengan penyempitan di pangkal pembuluh koroner kiri mempunyai mortalitas 50% dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan pasien dengan penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah lainnya. Juga faal ventrikel kiri yang buruk akan memperburuk prognosis. Dengan pengobatan yang maksimal dan dengan bertambah majunya tindakan intervensi dibidang kardiologi dan bedah pintas koroner, harapan hidup pasien angina pektoris menjadi jauh lebih baik. Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secar bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner transluminal perkutan (PCTA= percutaneus transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan. Angioplasti koroner transluminal perkutan adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecahkan plak atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan ke arteri koroner yang mengalami gangguan dan diletakkan di antara daerah aterosklerotik. Balon kemidian dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak. PCTA dilakukan pada pasien yang mempunyai lesi yang menyumbat paling tidak 70% lumen internal arteri koroner besar, sehingga banyak daerah jantung yang berisiko mengalami iskemia. PCTA jarang dilakukan pada pasien dengan:

oklusi arteri koroner kiri utama yang tidak menunjukkan aliran kolateral ke arteri sirkumflexa dan desebdens anterior,

yang mengalami stenosis di daerah arteria koroner kanan dan aorta, yang aretri koronernya menunjukkan aneurisma proksimal atau distal stenosis, yang telah menjalani tandur safena magma, atau fungsi ventrikel kirinya sudah tidak jelas.

11. Jelaskan komplikasi atau efek yang mungkin muncul dari angina pectoris ? 1. Stable Angina Pectoris

Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi karena terdapat stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu pekerjaan. sesuai dengan berat ringannya pencetus dibagi atas beberapa tingkatan : Selalu timbul sesudah latihan berat. Timbul sesudah latihan sedang ( jalan cepat 1/2 km) Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m) Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa) Diagnosa Pemeriksaan EKG Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa pemeriksaan radionuclide) Angiografi koroner.

Terapi Menghilangkan faktor pemberat Mengurangi faktor resiko Sewaktu serangan dapat dipakai Penghambat Beta Antagonis kalsium Kombinasi

2.

Unstable Angina Pectoris

Disebabkam primer oleh kontraksi otot polos pembuluh koroner sehingga mengakibatkan iskemia miokard. patogenesis spasme tersebut hingga kini belum diketahui, kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin, Katekolamin, Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut peranan dari agregasi trobosit. penderita ini mengalami nyeri dada terutama waktu istirahat, sehingga terbangun pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme pembuluh koroner ialah variant (prinzmental). Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja. Pada waktu serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini oleh karena dapat mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark. Terapi

1. Inhibitor trombosit: Pasien angina yang tidak stabil efektif terhadap aspirin selama fase akut maupun kronis 2. Antikoagulan: Heparin dapat mencegah miokard infark dan mengurangi iskemia dan depresi ST segmen. 3. Anti trombotik: preparat yang paling banyak digunakan adalah aspirin dimana dengan pemberian aspirin angka kematian dapat diturunkan sampai 25%. Disamping itu aspirin dapat juga mencegah re-infark 4. Nitrogliserin: hasilnya masih kontroversi akan tetapi dapat diberikan intravena pada angina yang tidak stabil disepakati untuk mencegah timbulnya angina 5. Beta blocker: Mengurangi kecepatan jantung, kontraksi miokard dan kebutuhan oksigen oleh miokard. Efektif untuk mengurangi nyeri dada. Sebaiknya diberikan intravenous dilanjutkan dengan beta blocker sampai dengan denyut jantung 60 x/menit 6. Kalsium Antagonis: Efektif sebagai vasodilatasi. Dalam hal ini yang banyak digunakan adalah diltiazim juga menyebabkan pengurangan denyut jantung dan verampamil. Tidak mengurangi infark akan tetapi dapat mengurangi serangan angina. Yang banyak digaunakan adalah nifedipine, nikardipin yang biasa dikombinasikan dengan beta blocker. 7. Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass Graff Surgery (CBGS)

3.

Infark miokard acut (IMA)

Gambaran Klinis: Kebanyakan pasien dengan infark miokard akut mencari pengobatan karena rasa sakit didada. Namun demikian ,gambaran klinis bisa bervariasi dari pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan rutin, sampai pada pasien yang merasa nyeri di substernal yang hebat dan secara cepat berkembang menjadi syok dan eadem pulmonal, dan ada pula pasien yang baru saja tampak sehat lalu tiba-tiba meninggal. Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,tetapi tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa pada dada atau perasaan akan datangnya kematian. Bila pasien sebelumnya pernah mendapat serangan angina ,maka ia tabu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan angina sebelumnya sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark miokard akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat ,sering pada jam-jam awal dipagi hari. Nitrogliserin tidaklah mengurangkan rasa sakitnya yang bisa kemudian menghilang berkurang dan bisa pula bertahan berjam-jam malahan berhari-hari. Nausea dan vomitus merupakan penyerta rasa sakit tsb dan bisa hebat, terlebih-lebih apabila diberikan martin untuk rasa sakitnya. Rasa sakitnya adalah diffus dan bersifat mencekam, mencekik, mencengkeram atau membor. Paling nyata didaerah subternal, dari mana ia menyebar kedua lengan, kerongkongan atau dagu, atau abdomen sebelah atas (sehingga ia mirip dengan kolik cholelithiasis, cholesistitis akut ulkus peptikum akut atau pancreatitis akut). Terdapat laporan adanya infark miokard tanpa rasa sakit. Namun bila pasien-pasien ini ditanya secara cermat, mereka biasanya menerangkan adanya gangguan pencernaan atau rasa benjol didada yang samar-

samar yang hanya sedikit menimbulkan rasa tidak enak/senang. Sekali-sekali pasien akan mengalami rasa napas yang pendek (seperti orang yang kelelahan) dan bukanya tekanan pada substernal.Sekali-sekali bisa pula terjadi cekukan/singultus akibat irritasi diapragma oleh infark dinding inferior. pasien biasanya tetap sadar, tetapi bisa gelisah, cemas atau bingung. Syncope adalah jarang, ketidak sadaran akibat iskemi serebral, sebab cardiac output yang berkurang bisa sekali-sekali terjadi.Bila pasien-pasien ditanyai secara cermat, mereka sering menyatakan bahwa untuk masa yang bervariasi sebelum serangan dari hari 1 hingga 2 minggu) ,rasa sakit anginanya menjadi lebih parah serta tidak bereaksi baik tidak terhadap pemberian nitrogliserin atau mereka mulai merasa distres/rasa tidak enak substernal yang tersamar atau gangguan pencernaan (gejala -gejala permulaan /ancaman /pertanda). Bila serangan-serangan angina menghebat ini bisa merupakan petunjuk bahwa ada angina yang tidak stabil (unstable angina) dan bahwasanya dibutuhkan pengobatan yang lebih agresif. Bila diperiksa, pasien sering memperlihatkan wajah pucat bagai abu dengan berkeringat , kulit yang dingin .walaupun bila tanda-tanda klinis dari syok tidak dijumpai. Nadi biasanya cepat, kecuali bila ada blok/hambatan AV yang komplit atau inkomplit. Dalam beberapa jam, kondisi klinis pasien mulai membaik, tetapi demam sering berkembang. Suhu meninggi untuk beberapa hari, sampai 102 derajat Fahrenheid atau lebih tinggi, dan kemudian perlahan-lahan turun ,kembali normal pada akhir dari minggu pertama. Pengobatan: Sasaran pengobatan IMA pertama adalah menghilangkan rasa sakit dan cemas. Kedua mencegah dan mengobati sedini mungkin komplikasi (30-40%) yang serius seperti payah jantung, aritmia, thromboembolisme, pericarditis, ruptur m. papillaris, aneurisma ventrikel, infark ventrikel kanan, iskemia berulang dan kematian mendadak. Untuk sakit diberikan sulfas morphin 2,5-10 mg IV. Pethidin kurang efektif dibandingkan Morphin dan dapat menyebabkan sinus tachycardia. Obat ini banyak dipakai pada infark inferior dengan sakit dada dan sinus bradycardia. Dosis 25-50 mg dapat diulang sesudah 2-4 jam dengan perlahan-lahan . Pada sakit dada dengan lMA terutama infark anterior dengan sinus tachycardia dan tekanan darah sistolik di atas 100 - 100 mm Hg B-Blocker dapat dipakai. Dosis kecil B-Blocker mulai dengan 1/2 - 5 mg Inderal. IV. Dikatakan bahwa pemberian B-Blocker dalam 5 jam pertama bila tidak ada kontra indikasi dapat mengurangi luasnya infark. Nitrat baik sublingual maupun transdermal dapat dipakai bila sakit dada pada hari-hari pertama. Nifedipin, C-antagonist yang sering dipakai bila diduga penyebabnya adalah spasme koroner, khusus angina sesudah hari ke-2 dan sebelum pulang. Istirahat, pemberian 02, diet kalori rendah dan mudah dicernakan dan pasang infus untuk siap gawat. Pemberian anti koagulansia hanya pada penderita yang harus dimobilisasi agak lama seperti gagal jantung, syok dan infark anterior yang luas. Sekitar 60-70% dari infark tidak terdapat komplikasi dan dianjurkan penanganan sesudah 2-3 minggu untuk uji latih jantung beban (ULJB) yang dimodifikasikan. Kalau normal untuk rehabilitasi biasa tetapi kalau abnormal agar diperiksa arteriogram koroner untuk mengetahui tepat keadaan pembuluh darah koronernya agar dapat ditentukan sikap yang optimal.

Pembatasan perluasan Infark: Seperti telah diterangkan bahwa perfusi miokard dan kebutuhan metabolik tidak boleh dirugikan oleh pengobatan. Keadaan yang mungkin memperluas infark harus dicegah atau langsung diperbaiki seperti: Tachykardia, Hipertensi , Hipotensi, Aritmia dan Hipoxemia. Menghadapi keadaan tersebut diperlukan strategi pengobatan yaitu :

1.

Upaya menurunkan kebutuhan 02 miokard dengan cara :

Beta Blocker Menurunkan afterload penderita dengan hipertensi Membantu sirkulasi dengan ABC

2.

Mengurangi iskemia miokard dengan memperbaiki perfusi atau aliran kolateral ditingkat kan sehingga persediaan 02 miokard meningkat. Pengobatan dengan thrombolitik streptokinase, Tissue plasminogen activator (Actylase) . Calcium antagonist Peningkatan perfusi koroner dengan ABC Streptokinase intra vena memberi thrombolyse dalam 50% para penderita bila diberikan dalam waktu

6 jam sesudah timbul gejala infark. Dosis : 250.000 U dalam 10 Menit, diikuti dengan infus dengan dosis antara 850.000 sampai 1.700.000 U selama 1 jam. Sebaiknya diberikan Hydrocortison IV-l00 mg sebelum streptokinase diberikan. Heparin diberikan 2 jam sesudah streptokinase infus berakhir. Actylase, recombinant human tissue-type plasminogen activator (rt-PA). Actylase adalah suatu bahan thrombolitik yang unik dengan teknologi DNA rekombinan dan dinyatakan sebagai bahan yang mampu menghambat terjadinya oklusi pembuluh darah koroner dengan cara menyebabkan lysisnya thrombus sebelum terjadi infark jantung total. Bahan ini mempunyai sifat spesifik dimana tidak mempengaruhi proses koagulasi sistemik. Disamping itu bahan ini tidak menyebabkan allergi karena berasal dari protein manusia secara alami. Untuk mendapatkan bahan ini secara alami tentu tidak mudah, karena untuk mendapat 1 gr human tissue plasminogen acti vater dibutuhkan 5 ton jaringan manusia. Cara membuatnya adalah dengan teknik Recombinant DNA dan metode fermentasi sel jaringan. (genetic engineering). Cara kerja actylase adalah fibrin spesifik dan berikatan dengan fibrin guna mengaktifkan perobahan plasminogen menjadi plasmin. Afinitasnya besar pada fibrin dan tidak aktif di darah. Kerja actylase cepat yaitu 1-2 menit setelah pemberian 10 fig. Indikasi: Thrombo-oklusi koroner, pulmoner, deep vein thrombosis peripheral arterial occlusion. Kontra indikasi: Adanya diathese hemorrhagis

Adanya perdarahan internal baru Perdarahan cerebral. Trauma atau operasi yang baru Hipertensi yang tidak terkontrol Bacterial endocarditis Acute pancreatitis

12. Jelaskan tindakan pencegahan perlu dilakukan dan edukasi yang perlu diberikan kepada pasien dan keluarganya!

Dalam kebanyakan kasus, pencegahan terbaik adalah mencegah sesuatu yang menyebabkan serangan angina. Jika sudah diberikan obat darah tinggi oleh dokter, kepatuhan adalah suatu keharusan dan harus menjadi prioritas. Banyak professional kesehatan (termasuk dokter, ahli gizi dan perawat) dapat memberikan saran berharga pada diet yang tepat, mengontrol berat badan, kadar kolesterol darah, dan tekanan darah. Secara umum, mayoritas dari mereka untuk meminimalkan episode angina dengan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dan menggunakan obat jika dianjurkan dan perlu. Berikut adalah beberapa tindakan pencegahan angina: Berhenti merokok. Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas. Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat. Olahraga teratur terbukti efektif mencegah angina. Hindari stres yang tidak perlu dan belajar teknik relaksasi. Kurangi konsumsi alkohol. Jangan menambahkan garam pada makanan

13. Jelaskan diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif yang mungkin muncul pada pasien dengan angina pectoris. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan melaporkan nyeri secara verbal Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas ditandai dengan penurunan fraksi ejeksi, perubahan EKG Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d. respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktifitas, dipsnea setelah beraktifitas, menyatakan merasa letih

Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan ditandai dengan pengungkapan masalah Ansietas berhubungan dengan status kesehatan d.d gelisah,ketakutan,rasa nyeri yang meningkat

14. Jelaskan tujuan dan rencana intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ! ( Terlampir ) 15. Carilah minimal 10 gambar dan 5 video yang berhubungan dengan topik yang anda bahas.

Ny B 49 tahun, BB 60kg, TB 165cm datang ke poliklinik penyakit tempat anda bekerja. Ny B mengeluh nyeri di daerah dada yang hilang timbul. Kadang nyerinya ringan dan kadang agak berat. Nyeri biasanya timbul setelah bermain tennis dan setelah makan dalam porsi banyak. Ketika bertengkar dengan suami , Ny B juga sering mengeluh nyerinya muncul. Anda curiga kalau Ny b mengalami angina pectoris.

16. Jelaskan apa yang perlu anda tanyakan untuk menyimpulkan kecurigaan anda (riwayat kesehatan, kebiasaa,keluhan,dan lain-lain yang diperlukan)! Riwayat kesehatan : 1. Riwaya kesehatan sekarang Apakah pasien mengeluh nyeri dada sebeleh kiri,dan nyeri apabila menarik nafas 2. Riwayat pengobatan terakhir Apakah pasien pernah berobat sebelumnya 3. Riwayat kesehatan yang lalu Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya atau pun penyakit lain. 4. Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada dari keluarga pasien memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi ,asma, DM 5. Apakah pasien mempunyai kebiasaan : Merokok ( sejak kapan Ibu mulai merokok dan apakah kebiasaan tersebut masih Ibu lakukan pada sampai ini ? ) Minum kopi (sejak kapan Ibu mulai minum kopi dan apakah kebiasaan tersebut masih Ibu lakukan pada sampai ini ? ) Penggunaan alkohol (sejak kapan Ibu mulai mengonsumsi alkohol dan apakah kebiasaan tersebut masih Ibu lakukan pada sampai ini ? )

6. Apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan, seperti obat anti kolesterol, anti hipertensi dan lain sebagainya ? 7. Hal apa yang sudah pasien upayakan untuk mengatasi nyeri yang pasien rasakan saat ini ? 8. Aktivitas apa yang sering pasien lakukan ?

17. Jelaskan hasil pertanyaan anda yang mengidikasikan Ny B mengalami Angina Pectoris! Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengeluh nyeri dada, nyeri dada hilang timbul, Hubungan nyeri dengan aktivitas Ny B mengatakan nyeri biasanya timbul setelah bermain tenis dan setelah makan dalam porsi yang banyak dan setelah bertengkar dengan suaminya Apakah nyeri menetap dan terus-menerus ? Ny B mengatakan nyeri tidak menetap atau pun terus-menerus, namun nyeri datang setelah Ny B melakukan aktivitas seperti bermain tenis, setelah makan dalam porsi banyak.

18. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menunjang kecurigaan anda bahwa Ny B mengalami Angina Pectoris? Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG b. Latihan EKG c. EBCT (Electron Beam Computed Temography) d. Koroner Angiography e. Foto Thoraks Pemeriksaan Laboratorium

Ketika sel miokardium mengalami kerusakan karena adanya infark, biokimia dalam aliran darah dapat dideteksi dengan tes laboratorium. 1. Kreatinin Kinase 2. Troponin 3. Myoglobin

19. Jelaskan hasil pemeriksaan tersebut yang mengindikasikan Ny B mengalami Angina Pectoris!

Pemeriksaan Diagnostik EKG

EKG merekam adanya nyeri mungkin disebabkan iskemia dengan menggambarkan tanda ST elevasi atau depresi. Rekaman EKG selama episode nyeri memberi kesan adanya kekakuan arteri koroner dan meluasnya otot jantung menandakan adanya atau terjadinya iskemia. Latihan EKG

Selama stress tes, pasien berlatih dengan treadmill atau sepeda yang tidak berjalan sampai mencapai 85% dari frekuensi jantung. EKG atau vital sign mungkin mengindikasikan adanya iskemia EBCT (Electron Beam Computed Temography)

Tindakan non invasive ini memungkinkan mendeteksi jumlah dari kalsium dalam arteri koroner. Karena klasifikasi terjadi dengan adanya pembentukan dari plak aterosklerosis dikoroner. Tingginya nilai kalsium koroner mempunyai hubungan dengan penyakit sumbatan koroner. Koroner Angiography

Angiography merupakan tes atau pemeriksaan diagnostic yang paling akurat dalam menegakkan diagnose adanya sumbatan pada arteri koroner karena adanya aterosklerosis. Foto Thoraks

Foto thorak adalah teknik yang mudah untuk melihat atau mendeteksi adanya cardiomegaly dan penyebab nyeri dada yang bukan pada bagian jantung (misalnya; pleuritis atau pneumonia). Pemeriksaan Laboratorium Ketika sel miokardium mengalami kerusakan karena adanya infark, biokimia dalam aliran darah dapat dideteksi dengan tes laboratorium. 1. Kreatinin Kinase Kreatinin kinase adalah enzim yang ditemukan di jantung dan otot skeletal. Ketika otot jantung mengalami kerusakan, kreatinin kinase beredar dalam darah. Tingkat kreatinin kinase menjadi tidak normal ketika 6-8 jam setelah onset infark, memuncak pada 12-28 jam, dan berkurang atau menurun atau kembali normal dalam 24-36 jam. Isoenzim dari kreatinin kinase adalahttindakan yang menentukan apakah kreatinin kinase berasal dari jantung (MB) atau dari otot skeletal. Tingginya CK-MB menandakan adanya indikasi dari kerusakan miokardium. Untuk pasien IM, CK-MB terlihat dalam serum, dalam 3-12 jam, memuncak pada 24 jam, dan kembali normal dalam 48-72 jam. CK-MB positif ketika lebih besar 3% dari total kreatinin kinase. Nilai normal: Total kreatinin kinase Pria: Total kreatinin kinase wanita: CK-MB 2. Troponin Troponin adalah komponen dasar dari otot jantung yang menyebabkan kontraksi dari otot jantung. Troponin tidak ditemukan pada orang yang sehat. Troponin dibagi menjadi 2 yaitu 60 400 u/L 40 150 u/L < 3% atau 0 7,5 ng/ml

troponin I dan troponin T. Troponin I dan troponin T sangat bagus untuk digunakan dalam diagnose IMA. - Troponin I; meningkat dalam 3-12 jam, memuncak 24 jam, dan tetap meningkat dalam 5-10 hari. Troponin I sangat spesifik dan sensitive indikasi dari IMA dan tidak meempengaruhi dari penyakit lainnya atau injuri dari otot lain kecuali otot jantung. - Troponin T; mirip dengan CK-MB, meningkat dalam 3 6 jam setelah nyeri, dan tetap meningkat dalam 14 21 hari. Troponin dapat ditemukan sampai 6 jam setelah gejala dimulai. Oleh karena itu, AHA merekomendasikan bahwa pasien yang meempunyai troponin negative pada 6 jam dari gejala onset hingga 8 12 jam setelah onset. Nilai Rujuk; Troponin I < 0,6 ng/ml > 1,5 ng/ml konsisten dengan IM Troponin T > 0,1-0,2 ng/ml konsisten dengan IM Dapat dideteksi pada batas rendah 0,08 ng/ml

3. Myoglobin Myoglobin adalah protein yang mengikat oksigrn yang ditemukan pada tulng dan otot jantung. Pengeluaran myoglobin dari otot yang mengalami iskemia lebih dulu darri pada pengeluaran kreatinin kinase. Sehingga peningkatan serum myoglobin dapat diketahui segera setelah gejala onset. Myoglobin meningkat dalam 1-4 jam dari IMA dan memuncak dalam 6 7 jam. Karena myoglobin juga berada dalam otot skeletal maka peningkatan myoglobin tidak dapat mendiagnosa IM secara spesifik. Nilai rujuk : Myoglobin 50 120 ug/ml

20. Jelaskan apa edukasi yang perlu anda berikan kepada Ny B sebelum pulang dari poliklinik anda bekerja ( diperagakan saat pleno ; satu orang sebagai pasien dan satu orang perawat . gunakan media yang sesuai. Tidak perlu membuat SAP) Edukasi A. Melakukan aktivitas sedang 1.berpartisipasi dalam program aktivitas harian secara teratur yang tidak menimbulkan nyeri dada, nafas pendek dan kelelahan 2. menghindari latihan yang memerlukan aktivitas mendadak C. Menghindari makan berlebihan 1. Makan dengan porsi yang lebih kecil; mungkin perlu makan sering tapi dengan porsi kecil untuk mengurangi rasa lapar 2. Beristirahat dahulu selama 2 jam sebelum melakukan latihan

B. Segera meletakkan nitrogliserin di bawah lidah begitu ada tanda nyeri dada 1. Tidak menelan liur sampai semua tablet telah terlarut 2. Menghentikan segala aktivitas dan beristirahat sampai semua nyeri hilang 3. Mengetahui pentingnya posisi tegak untuk menguatkan efek nitrogliserin

DIALOG

Perawat : selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat mustika yang bekerja di poliklinik ini, maaf sebelumnya benar dengan ibu nur kan?? Pasien : pagi juga sus,iya bener sus,saya ibu nur

Perawat : bu apa yang ibu rasakan saat ini? Apakah ibu merasakan ada rasa seperti menekan di depan dada ibu ? Pasien : iya sus,saya merasakan nyeri di daerah dada. Saya sering merasakan nyeri pada saat saya melalukan aktifitas bermain tennis dan setelah makan dalam porsi yang cukup banyak, bagaimana hasil pemeriksaan saya sus? Perawat : ibu nur menurut hasil pemeriksaan yang ibu telah lakukan dan saya juga sudah membaca catatan keperawatan ibu, ibu terdiagnosis angina pectoris. Pasien : angina pectoris suster ? apa itu angina pectoris sus?

Perawat : Begini buk ,Penyakit Angina Pectoris itu adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. Pasien : ooohh begitu yaw suster, sekarang apa yang harus saya lakukan suster? Perawat : Ibu bisa melakukan aktivitas sederhana , seperti aktifitas harian secara teratur yang tidak menimbulkan nyeri dada, nafas yang pendek. Menghindari latihan yang memerlukan aktifitas mendadak , dan banyak istirahat Pasien : hanya itu saja suster yang bisa saya lakukan?

Perawat : tidak hanya itu bu, ibu juga harus menghindari makan berlebihan. Ibu bisa makan sering tetapi dengan porsi yang kecil Pasien : suster jika saya mengalami serangan nyeri angina secara mendadak apa yang harus saya lakukan suster? Perawat : ibu juga mampu menangani serangan nyeri angina dengan cara, ibu selalu membawa obat nitrogliserin, kemudian ibu segera meletakkannya di bawah lidah begitu ada tanda nyeri

dada. Nitrogliserin itu fungsinya untuk mencegah nyeri yang mungkin terjadi pada aktivitas tertentu Pasien : ooohhh begitu ya suster, baiklah suster saya akan melakukan saran dari suster. Terimakasih ya suster atas sarannya. Perawat : iya ibu , sama sama bu nur

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Judith M. Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions and NOC Outcome. New Jersey : Horrisonburg. Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical-Bedah Vol 2. Jakarta : EGC Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, Yakobus Siswadi, 2008, Seri Asuhan Keperawatan Kilen Gangguan Kardiovaskuler, Jakarta: EGC Soendoro, Triono. 2009. Artikel Penelitian: Faktor Determinan Gejala Angina Pektoris pada Masyarakat Volume: 59, Nomor: 11, Nopember . Jakarta, Diambil dari: http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/693/694 pada tanggal 9 Maret 2014

Você também pode gostar