Você está na página 1de 18

Kelompok 3 : 1. Achmad Arifin 2. Debby Anggraini Marwan 3. Hilna Fitri 4. Intan Dwi Pratiwi 5.

Intan Permata Sari

6. Mita Desma Yeta 7. Silvi Ria Ariani 8. Sinta Yulia Putriani 9. Siti Vellanita

IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT, IMAN KEPADA HARI AKHIR, DAN IMAN KEPADA QADA DAN QADAR ALLAH SWT

IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH SWT


Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul ALLAH SWT

Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. menerima wahyu dari ALLAH SWT untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syariat yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syariat rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syariat yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syariat yang dibawa nabi Musa AS. Seperti dalam Firman ALLAH AWT, "Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78). Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt.adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.

"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad) Berdasarkan hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Quran dan mereka inilah yang wajib kita nketahui,yaitu: Adam AS, Idris AS, Nuh AS, Hud AS, Shaleh AS, Ibrahim AS, Luth AS, Ismail AS, Ishak AS., Yaqub AS, Yusuf AS, Ayyub AS, Dzulkifli AS, Syuaib AS, Yunus AS, Musa AS, Harun AS, Dawud AS, Sulaiman AS, Ilyas AS, Ilyasa AS, Zakaria AS, Yahya AS, Isa AS, Muhammad saw. Diantaran 25 nabi dan rasul, ada rasul yang di beri gelar ulul azmi, yaitu : Nabi Nuh Alaihissalam Nabi Ibrahim Alaihissalam Nabi Musa Alaihissalam Nabi Isa Alaihissalam Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam

Tugas Para Rasul Tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka

terima dari Allah swt. kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mukjizat. Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut: Mengajarkan aqidah tauhid Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt. Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata bena Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt

Sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi Rasul-Rasul ALLAH SWT

Sifat-sifat terpuji tersebut adalah sebagai berikut: Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib). Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat. Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah swt. (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar. Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah swt. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah).
Adapun sifat-sifat mustahil bagi rasul yaitu : Kizib : berkata bohong Khianah : tidak dapat dipercaya Khitman : menyembunyikan Baladah : bodoh

Nilai-nilai Yang Dapat Diaplikasikan Dalam

Kehidupan Sehari-hari 1. Istiqamah dalam menjalankan syariat agama 2. Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah 3. Selalu optimis dan tidak pernah putus asa 4. Peduli terhadap kaum dhuafa 5. Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah 6. Tidak membeda-bedakan para Rasul-rasul Allah 7. Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para Rasul

IMAN KEPADA HARI AKHIR


Pengertian Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir adalah mempercayai dan meyakini akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi setelah kehidupan dunia ini. Bagi orang islam wajib mengimani dan meyakini bahwa suatu ketika nanti dunia yang kita huni beserta isinya ini akan hancur lebur, yang dikenal dengan hari kiamat. Setelah itu manusia akan di bangkitkan lagi dari alam kuburnya untuk menerima kebenaran yang sesungguhnya, yakni manusia akan mempertanggungjawabkan semua yang diperbuat selama hidup dunia. Bukti seseorang beriman kepada hari akhir adalah ia mau mempersiapkan diri untuk menyambut hari itu, yakni dengan banyak beramal saleh, contohnya salat lima waktu, infaq, belajar dengan giat, dan lain-lain. Datangnya hari kiamat tidak ada orang yang tahukapan waktunya, datangnya hari kiamat merupakan rahasia Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Thaha ayat 15 yang artinya: Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahakan.(QS. Thaha : 15)

Hari kiamat juga dibedakan menjadi dua, yaitu: Kiamat Sughra (kiamat kecil), yaitu kerusakan atau kematian yang dialami oleh sebagian kecil umat manusia yang ada di dunia. Misalnya kematian yang dialami seseorang karena kecelakaan, sakit, bencana alam. Banjir, tsunami, gunung meletus, dan lain-lain. Kiamat kubro (kiamat besar), yaitu kematian dan kehancuran seluruh alam semesta ini tanpa kecuali. Setelah kejadian ini maka kehidupan di dunia akan berganti dengan kehidupan di akhirat.

Dalam kehidupan hari akhir manusia akan mengalami proses kehidupan sebagai berikut : Alam Barzakh, yaitu alam setelah manusia dimatikan oleh Allah. Yaumul Baats (Hari Kebangkitan), yakni hari dibangkitkannya manusia dari kubur. Yaumul Mahsyar, yakni hari dimana semua manusia sejak zaman Nabi Adam a.s sampai zaman Nabi Muhammad SAW dikumpulkan ditanah lapang yang sangat luas. Yaumul Hisab dan Mizan, yakni hari dihitung dan ditimbangnya amal manusia dengan sangat teliti untuk mendapatkan balasan yang sesuai. Sirathal Mustaqim, yakni setelah amal manusia ditimbang, manusia akan melewati sebuah titian yang membentang diantara kedua tepi neraka. Orang yang beriman akan dengan mudah melewatinya, sedangakan orang-orang kafir tidak akan mampu melewati titian tersebut dan akan jatuh ke neraka. Surga dan Neraka, yakni tempat pembalasan amal mausia. Manusia yang beriman dan beramal saleh akan menempati surga yang penuh kenikmatan, sedangkan manusia yang kafir akan bertempat di neraka.

Adapun fungsi beriman kepada hari akhir antara lain : Menjadirajin beribadah kepada Allah SWT. Bekal utama untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT adalah beribadah. Beribadah dapat dilakukan dalam berbagai hal, bukan hanya rukun islam yang lima. Misalnya belajar dengan giat, menolong orang yang kesusahan dan lain-lain. Senantiasa meminta ampun kepada Allah SWT. Allah adalah Maha Pengampun, yang akan mengampuni segala dosadosa hambanya yang mau bertobat kepada-Nya. Sebelum hari kiamat datang, segala tobat makan diterima oleh Allah SWT dan akan diampuni dosa-dosa yang telah ia perbuat. Senantiasa senang berperilaku baik dan menghindari perbuatan buruk. Dengan mengimani hari akhir, manusia akan senantiasa menjaga perilakunya, ia menyadari bahwa seluruh amal perbuatan manusia akan diperhitungkan, walau sekecil apapun akan mendapatkan balasannya. Kebaikan akan mendapatkan pahal dan keburukan akan mendapatkan siksa. Memperoleh ketenangan dan ketentraman.

IMAN KEPADA QADA DAN QADAR ALLAH SWT


Pengertian Qada dan Qadar

Iman kepada qada dan qadar adalah mempercayai bahwa segala sesuatu di dunia ini ditetapkan atas kehendak Allah SWT. Qada artinya ketentuan Allah atas segala sesuatu yang diucapkan. Qadar artinya ketetapan Allah SWT di zaman azali (sebelum terjadi sesuatu) bagi semua makhluk-makhluk-Nya. Qada dan qadar merupakan rahasia Allah, hanya Allah saja yang mengetahui-Nya. Oleh karena itu, sebelum terjadi takdir kita harus berusaha sekuat tenaga (ikhtiar). Jika kita sudah berusaha ternyata kejadia itu masih menimpa kita, berarti itu sudah takdir dari Allah. Kita wajib menerimanya dengan ikhlas dan sabar. Contoh: apabila kita mendapat nilai ulangan kurang baik, padahal kita sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan rajin tetapi tetap saja mendapat nilai yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, kita harus menerimanya dengan ikhlas dan sabar disertai doa agar dimudahkan dan dipahamkan dalam belajar.

Dalam kehidupan sehari-hari, ketentuan baik dan buruk itu biasanya disebut takdir. Takdir ada dua, yaitu: Takdir Mubram, yaitu takdir yang tidak dapat dicegah atau dielakkan oleh manusia walaupun dengan usaha yang bagaimana saja, seperti jenis kelamin bagi calon bayi yang telah ditentukan Allah SWT, laki-laki atau perempuan Takdir Muallaq, yaitu takdir yang tergantung atas usaha atau ikhtiar seseorang, seperti kepandaian atau kebodohan seseorang tergantung pada usaha dan ikhtiarnya, yakni belajar atau tidak. Dengan adanya takdir muallaq itu, maka diwajibkan untuk selalu berikhtiar dan berusaha dengan sungguhsungguh dan sekuat tenaga yang ada pada diri kita guna memperoleh kebaikan-kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Dalil-dalil Qadha dan Qadar

Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, yang mana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu Abbas pernah berkata, Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya (Majmu Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258). Oleh karena itu, iman kepada qadha dan qadar ini merupakan faridhah dan kewajiban yang harus dilakukan setiap muslim dan mukmin. Hal ini berdasarkan beberapa hadits berikut ini. Hadits Jibril yang diriwayatkan Umar bin Khaththab r.a., di saat Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang iman. Beliau menjawab, Kamu beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Akhir, dan kamu beriman kepada qadar baik maupun buruk. (HR. Muslim) Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. [QS. AlHadiid (57): 22-23]

Muslim yang meyakini akan qadha dan qadar Allah

swt. secara benar akan melahirkan buah-buah positif dalam kehidupannya. Ia tidak akan pernah frustrasi atas kegagalan atau harapan-harapan yang lari darinya, dan ia tidak terlalu berbangga diri atas kenikmatan dan karunia yang ada di genggamannya. Sabar dan syukur adalah dua senjata dalam menghadapi setiap permasalahan hidup.

TERIMA KASIH

12-069 contoh dari qada dan qadar jawab: Intan permata sari 2.12-031 apa efek dari seseorang yang tidak mempercayai dari qada dan qadar Jawab: Silvia 3.dura conto dari meng
1.

Você também pode gostar