Você está na página 1de 11

ANALISIS KADAR NATRIUM DALAM AIR SUMUR DI DAERAH JOMBOR SECARA FLAMEFOTOMETRI SEBAGAI SUMBER AIR MINUM

OLEH : AVIANTI DEWI BAGUS SUCIANTORO EKA RAHMAWATI FEBRINA KARTIKA SARI HERA HADIKUSUMA (127897) (127862) (127904) (127864) (127866)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMTI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI JALAN KUSUMANEGARA NOMOR 3 YOGYAKARTA 2014

NAMA PENELITI 1. Nama No. Absen Kelas 2. Nama No. Absen Kelas 3. Nama No. Absen Kelas 4. Nama No. Absen Kelas 5. Nama No. Absen Kelas : Avianti Dewi : 07 : XI Kimia Analisis A : Bagus Suciantoro : 08 :XI Kimia Analisis A : Eka Rahmawati : 11 :XI Kimia Analisis A : Febrina Kartika Sari : 13 :XI Kimia Analisis A : Hera Hadikusuma : 14 :XI Kimia Analisis A

ABSTRAK Air minum merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia. Sangat penting bahwa kandungan unsure dalam air minum tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan, sehingga tidak membahayakan untuk orang yang mengkonsumsinya. Penelitian tentang kadar Na dalam air sumur di lakukan secara flamefotometri nyala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Na dalam air sumur di dusun Nganti RT 01 RW 07, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil air sumur rumah penduduk di dusun Nganti RT 01 RW 07, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta dengan alat timba. Penetapan kadar Na dengan persamaan regresi y= Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar Na masih berada dibawah batas ambang Na dalam air minum yang ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 416 tahun 1990. Kadar natrium (Na) yang di dapat lebih kecil dari 200 mg/L , yaitu 10,1 mg/L. Dari hasil penetapan kadar natrium (Na) didapatkan kesimpulan bahwa kandungan Natrium pada air sumur yang berasal daridusun Nganti RT 01 RW 07, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta berada di bawah ambang batas, sehingga aman untuk dikonsumsi.

Kata kunci: Air sumur, Natrium, Flamefotometri

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Air merupakan unsur yang sangat penting dan begitu besar peranannya bagi kehidupan semua makhluk di bumi. Air juga merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olah raga dan sebagainya. Dewasa ini, masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik terus menurun khususnya untuk air minum. Hal ini terutama disebabkan karena kerusakan lingkungan. Mulai dari perambahan hutan, pengalihan fungsi lahan hijau yang merupakan daerah tangkapan air dan lahan pertanian menjadi pemukiman, kegiatan industri dan kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Penyebab turunnya kualitas air ini antara lain yaitu, pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut), pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan, terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan, penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan, pembuangan limbah rumah sakit ke sungai, dan tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai. Dengan tercemarnya air tersebut, maka air yang semula tidak mengandung logam berbahaya kini mengandung unsur berbahaya seperti timbal (Pb), air raksa (Hg), cadmium (Cd) dan seng (Zn), menyebabkan air tidak baik dikonsumsi, kematian ikan dan biota air lainnya, bahkan penurunan produksi pertanian. Limbah dari sisa detergen dan pestisida (misalnya DDT) dapat merangsang pertumbuhan kanker (bersifat karsinogen), menyebabkan gangguan ginjal, dan gangguan kelahiran. Bukan hanya logam berbahaya yang terkandung dalam air apabila air sudah tercemar, bahkan logam mineral yang seharusnya sangat berguna bagi tubuh akan berbahaya jika jumlahnya sudah melampaui ambang batas yang diperbolehkan. Logam mineral tersebut seperti, Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur). Logam mineral seperti Na sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, serta menjaga dan mengatur tekanan osmotik agar cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Namun apabila jumlah Na dalam air sumur tinggi ini berarti kita telah mengkonsumsi banyak Na. Padahal jumlah Na yang diperbolehkan berada dalam tubuh yaitu sekitar 3 sampai 6 gram perhari dan batas maksimum yang diperbolehkan dalam air minumadalah 200 mg/L. Kelebihan Na akan menyebabkan tekanan darah meningkat, dan sering merasa haus. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kadar Na dalam air, terutama air sumur atau air minum. Untuk menganalisis kadar Na dalam air dapat dilakukan dengan metode flamefotometri. Flamefotometri yaitu suatu metoda analisa untuk menentukan kadar logam dalam suatu sampel yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik yang dipancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah

pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut. Prinsip dari flamefotometri ini adalah pancaran cahaya elektron yang diemisi dari keadaan tereksitasi dan kemudian kembali ke keadaan dasar. Keadaan tereksitasi ini terjadi apabila elektron dari atom netral keluar dari orbitalnya menuju orbital yang lebih tinggi. Proses eksitasi berlangsung dengan waktu yang relatif sangat singkat sekali. Sesaat setelah tereksitasi, elektron tersebut akan kembali ke keadaan dasarnya dan proses ini dinamakan emisi. Dalam keadaan teremisi inilah elektron tersebut akan memancarkan sejumlah sinar monokromatis tertentu. Dalam keadaan berpijar, logamlogam tertentu akan menghasilkan pijaran warna tertentu pula. Flamefotometer digunakan secara luas di berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti bidang industri, lembaga penelitian, rumah sakit, dan sebagainya. Alat ini cukup sederhana, praktis dan memiliki tingka ketelitian yang tinggi dibandingkan dengan metode yang lain seperti gravemetri dan volumetri. Dilihat dari tingkat ketelitiannya alat ini sejajar dengan spektrofotometer serapan atom (AAS). Tingkat ketelitian yang tinggi ini disebabkan karena alat ini khusus dirancang untuk menganalisa unsur-unsur logam tertentu yang karakteristik, seperti logam alkali dan alkali tanah (Na, K, Li, Ca, Ba). Penelitian ini dilakukan di dusun Nganti RT 01 RW 07, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta karena daerah ini ketika terjadi hujan, banyak sumur warga yang bocor sehingga air hujan dapat masuk ke dalam sumur dan warna air menjadi keruh. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar Natrium dalam air sumur di dusun Nganti RT 01 RW 07, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta untuk melihat apakah sumur warga yang tercemar air hujan masih aman untuk dikonsumsi.

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Lokasi untuk mengambil sampel air sumur beralamat di dusun Nganti RT 01 RW 07, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. B. Waktu Pengambilan Waktu pengambilan sampel air sumur pada pukul 06.00 WIB. C. Teknik Sampling dan Penyimpanan Pengambilan sampel air sumur dilakukan dengan cara mengambil air memakai alat timba agar didapatkan sampel air sumur yang murni dari sumur tersebut. Sampel air sumur yang akan di analisis dimasukkan dalam botol plastik 600 ml yang selanjutnya akan dianalisis ke laboratorium Instrumen SMK SMTI Yogyakarta. D. Teknik Analisis Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara flamefotometri. Alat yang digunakan yaitu flamefotometer menggunakanbahan bakar gas LPG. Sebelum memulai analisis, membuat larutanstandar Na 100 mg/L darilarutaninduk Na 1000mg/L. Larutan standar Na 100mg/L kemudian diencerkan kembali kedalam labu takar 100 mg/L dengan konsentrasi masing-masing 2 mg/L;4 mg/L;6 mg/L;8 mg/L;10 mg/L. Dalam menggunakan flamefotometer tekanan harus diatur pada tekanan 10 Psi dan setelah terdengar bunyi klik, tombol gas bahan bakar diputar hingga terbentuk api yang berbentuk segitiga yang menandakan bahwa flamefotometer siap digunakan. Sampel air sumur dan deret standard diukur konsentrasinya, setelah konsentrasi Na dalam sampel terbaca 10,1 mg/L dan tidak melebihi konsentrasi deret standard maka dapat dibuat kurva kalibrasi guna mendapatkan persamaan garis dan R2 untuk mengetahui nilai darikadar Na dalam sampel yang sebenarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Data Standar Natrium Kosentrasi Na (mg/L) 2 4 6 8 10 Konsentrasi Na terbaca (mg/L) 2,0 4,2 6,1 8,0 10,4

2. Data Sampel NamaSampel Air sumur

Konsentrasi Na terbaca (mg/L) 10,1

B. Pembahasan Berdasarkan perhitungan, disebutkan bahwa kandungan Na dalam air sumur yaitu 9,84 mg/L. Artinya kandungan Natrium dalam air sumur masih berada dibawah ambang batas natrium dalam air minum sesuai Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 416 tahun 1990 yang menyebutkan ambang batas natrium sebesar 200 mg/L. Berikut daftar persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 416 tahun 1990

Dalam penelitian ini dijumpai bahwa kadar Natrium memiliki nilai diantara range deret standar Natrium. Konsentrasi Natrium pada deret standar mempunyai nilai terbesar yaitu 10,4 mg/L dan konsentrasi Natrium pada sampel

air sumur 10,1 mg/L, sehingga dalam pengukuran sampel air sumur tidak dilakukan pengenceran. Pada percobaan ini digunakan alat yang disebut flamephotometer. Prinsip kerja dari percobaan ini yaitu saat suatu unsure dilewatkan melalui nyala, maka akan menyerap energy radiasi, sejumlah atom dalam keadaan tereksitasi pada keadaan dasar akan menyerap energy dari panjang gelombang yang karakteristik dan akan mencapai keadaan energi yang lebih tinggi. Proses eksitasi berlangsung dengan waktu yang relatif sangat singkat sekali. Sesaat setelah tereksitasi, elektron tersebut akan kembali ke keadaan dasarnya dan proses ini dinamakan emisi. Dalam keadaan teremisi inilah elektron tesebut akan memancarkan sejumlah sinar monokromatis tertentu. Dalam keadaan berpijar, logam-logam tertentu akan menghasilkan pijaran warna tertentu pula. Kita mengenal bahwa Natrium akan menghasilkan pijaran warna kuning, Kalium memancarkan sinar ungu sedangkan Litium akan memancarkan sinar merah. Cahaya atau nyala yang dipancarkan sewaktu peristiwa eksitasi tersebut di atas dinamakan emisi nyala yang besarnya adalah A = a. b. c E = Emisi nyala k = konstanta c = konsentrasi E = k. c

Dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka nilai absorbannya juga akan semakin tinggi. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan konsentrasi larutan berbanding lurus terhadap nilai absorban. Hal ini dikarenakan semakin banyak partikel logam maka akan semakin banyak yang tereksitasi yang akan kembali ke keadaan dasar sehingga sinar yang dipancarkan akan semakin banyak terbaca sebagai emisi pada alat Flamephotometer. Akan tetapi terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara blanko dan sampel dimana sampel memiliki konsentrasi yang lebih besar dibandingkan konsentrasi blanko akan tetapi nilai absorbannya sama, hal ini kemungkinan dikarenakan kurangnya ketelitian praktikan dalam percobaan.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar Na dalam air sumur di daerah Jombor adalah 9,84 mg/L dan memenuhi syarat sebagai sumber air minum yang aman dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA (http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/06/macam-macam-fungsi-mineral-bagitubuh.html) (http://tetrahilmyfajrian.blogspot.com/2009/11/mengenal-natriumdan-mengetahuidampak.html) (http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1832525/inilah-tanda-tubuh-kelebihangaram/#.UxbZpD-SyVM). (http://rino14.blogspot.com/2011/03/analisa-kualitas-air-sumur-di-manado.html) (http://handikap60.blogspot.com/2013/04/penyebab-dampak-dan-cara-mencegah.html) (http://winchemistry.blogspot.com/2012/06/flame-fotometris.html)

LAMPIRAN Data perhitungan kadar Natrium dalam sampel air sumur :

Y 10,1 10,14

= 1,030,04 =1,030,04 =1,03 =10,14/1,03 =9,84 mg/L

R2= 0,998

Dokumentasi kegiatan :

Membuat larutan standard dengan Konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm.

Menuang larutan standard ke dalam gelas piala sebelum diukur.

Pengukuran dengan flamefotometer

Você também pode gostar