Você está na página 1de 88

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

BAB VI PENDEKATAN PEMBANGUNAN DI PROPINSI RIAU Sejalan dengan penyelenggaraan Otonomi Daerah di Era Reformasi, berdasarkan kondisi, potensi dan kemampuan riil daerah. Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Riau sekarang dapat dikatakan sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan dalam rangka me ujudkan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, ada beberapa kelemahan mendasar yang sangat mempengaruhi daerah Riau dibandingkan dengan daerah lainnya, antara lain! struktur ekonomi yang terlalu bertumpu pada pengusaha besar, sehingga kurang merata dan mengakar ke ba ah " trickledown-effect#$ kualitas sumber daya manusia "SD%# Riau yang masih lemah dan kurang mendapat sentuhan yang berarti$ dan Pengelolaan sumber daya alam yang keuntungannya belum dibagi se&ara proporsional bagi daerah Riau. Selanjutnya untuk mengatasinya maka diperlukan strategi dasar yaitu ! mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis pada penguatan usaha ke&il, menengah dan koperasi$ meningkatkan SD% untuk mampu bersaing dalam merebut setiap peluang di berbagai sektor kehidupan$ dan diupayakan otonomi daerah yang lebih luas dan terus memperjuangkan pembagian keuntungan yang proporsional dalam pengelolaan setiap sumber daya alam yang dieksploitir di daerah Riau. Kesemuanya itu untuk menuju keadaan daerah Riau di era baru masa depan yang lebih baik. A. Reformasi A mi!is"rasi a! Para i#ma Pere!$a!aa! Pem%a!#&!a! 'dministrasi pembangunan diarahkan untuk men&apai tujuan pembangunan nasional khususnya negara(negara berkembang. Ruang lingkup disiplin tersebut bervariasi karena terdapat perbedaan dalam masalah dan lingkungan antara negara berkembang yang satu dengan negara yang lain. )al 1

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

ini dapat dilihat pada variasi bentuk reformasi administrasi yang ada, khususnya pada peren&anaan administrasinya. Reformasi administrasi adalah suatu sistem yang didesain untuk memperkenalkan perubahan(perubahan dasar dalam administrasi negara melalui transformasi sistem yang luas atau paling tidak melalui perbaikan salah satu atau lebih elemen(elemen kun&i seperti struktur administrasi, organisasi territorial, manajemen anggaran, proses peren&anaan, praktek(praktek kepega aian dan proses administrasi lainnya dalam menghadapi perubahan(perubahan dari lingkungan administrasi negara. Orientasi reformasi administrasi tersebut tidak lain adalah perubahan( perubahan elemen(elemen kun&i administrasi dan manajemen pembangunan sebagai usaha menyesuaikan diri dengan perubahan(perubahan yang berasal dari lingkungan, seperti lingkungan ! alam, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan fisik. Perlu juga disadari bah a reformasi administrasi saja, tidak &ukup untuk men&apai tujuan pembangunan nasional, karena faktor(faktor lain yang merupakan faktor lingkungan juga turut menentukan pen&apaian tujuan pembangunan nasional. *aktor(faktor lingkungan yang dimaksud adalah ! kemauan politik, sikap dan perilaku birokratis, norma(norma budaya, struktur ekonomi serta sistem penataan ruang dan fisik. %eskipun pada tingkat nasional terdapat perubahan paradigma dalam kebijakan dasar. %anifestasi dari perubahan paradigma pembangunan ini dapat terlihat dalam penyusunan kembali ranking prioritas +rilogi Pembangunan, dari stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, menjadi pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. Delapan jalur pemerataan merupakan tindakan operasional dari distribusi yang lebih merata, yaitu men&iptakan akses yang sama dalam bidang pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan pendidikan, kesehatan, pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi dalam pembangunan oleh sama dalam bidang keadilan. 2 anita dan kaum muda, distribusi yang merata usaha(usaha pembangunan, dan akses yang

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

'kan tetapi, adanya gejala yang menunjukkan bah a keadaan golongan miskin belum banyak berubah dan adanya kerapuhan kita dalam menghadapi pergolakan ekonomi global, krisis politik dan menurunnya keper&ayaan kepada Pemerintah, menunjukkan bah a nilai(nilai pembangunan yang kita kejar selama ini masih perlu dipikirkan kembali. ,ssue tentang nilai pembangunan yang baru, yaitu pergeseran paradigma dalam strategi peren&anaan pembangunan dari strategi terpusat "center-down planning) menjadi peren&anaan yang mengakomodasi kepentingan pusat dan aspirasi dari ba ah. Pembangunan yang berpusat pada manusia tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. %anusia dimotivasi supaya tidak menjadi penerima pasif pelayanan publik, dan menjadi makhluk yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam meme&ahkan masalahnya sendiri dan menghadapi berbagai tantangan. B. Res"r&'"&risasi Or#a!isasi a! Ta"a (a'sa!a Pemeri!"a) Daera) Sejalan dengan mun&ulnya berbagai masalah dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, pemerintah kemudian merevisi PP -omor ./ tahun 0111, melalui PP -omor . tahun 0112 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. +erkait dengan itu, perlu dilakukan evaluasi se&ara terus menerus terhadap organisasi perangkat daerah Provinsi Riau dalam kerangka PP -omor . tahun 0112 agar dapat dibentuk organisasi yang reponsif dalam penyelangaraan pelayanan publik. 3ndang(undang -omor 20 tahun 011/ menyatakan Pemerintahan Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonomi sebagai 4adan Eksekutif Daerah. 3ndang(undang nomor 20 tahun 011/ tersebut menyebutkan pula bah a Pemerintah Daerah terdiri dari Perangkat Daerah, Dinas Daerah dan 5embaga +eknis Daerah lainnya. Sekretariat Daerah adalah unsur staf " supporting staff#, dengan tugas pokok melayani "to serve, to think#. Dinas Daerah unsur lini "techno structure#, dengan tugas pokok melaksanakan "to do, to act#, dan 5embaga +eknis Daerah dapat berupa unsur lini atau unsur staff 3

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

auxiliary dengan tugas membantu pemimpin dan mendukung kegiatan kegiatan unsur lini. Sejalan dengan itu, maka organisasi perangkat daerah dibentuik berdasarkan pertimbangan!

1. Ke enangan pemerintah yang dimiliki daerah$ 2. Karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah "dituangkan dalam bentuk visi
dan misi daerah#$

3. Kemampuan keuangan daerah$ 4. Ketersedian sumber daya aparatur$ 5. Pengembangan pola kerjasama antar Daerah dan6atau dengan pihak ketiga.
+erbitnya PP -omor . tahun 0112 sebagai pengganti PP nomor ./ tahun 0111 memba a implikasi pada perubahan struktur organisasi pemerintahan daerah. )asil evaluasi yang berupa penilaian atas faktor dan indikator kondisi objektif daerah akan mengakibatkan perubahan organisasi perangkat daerah menjadi beberapa kemungkinan yaitu pembentukan unit baru, penggabungan unit(unit yang sudah ada dan perubahan fungsi unit(unit yang sudah ada dan perubahan fungsi unit(unit yang sudah ada baik pada Sekretariat Daerah, Dinas Daerah dan 5embaga +eknis Daerah. ,mplikasi kebijakan ini memberikan isyarat perbaikan dalam hal ! uraian jabatan organisasi pemerintah daerah sebaiknya tertuang dalam setiap 4uku Pedoman Organisasi di Sektariat daerah, Dinas, 4adan dan Kantor. 3raian jabatan selain mendeskripsikan tugas pokok dan fungsi bagian, bidang, sub bidang, seksi, subseksi, dan urusan, serta uraian tugas setiap pejabat dan pega ai. 3raian jabatan yang baik juga harus tergambar kondisi fisik kerja, lingkungan kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. 4uku pedoman organisasi dilengkapi pula dengan struktur organisasi dan bagan organisasi. Selanjutnya ada beberapa usaha yang sebaiknya dilakukan Pemerintah Daerah dalam hal spesifikasi jabatan yaitu mengembangkan sistem karier aparatur berdasarkan analisis jabatan yang dilakukan se&ara terus menerus. Pengembangan pega ai melalui pendidikan formal, penjenjangan, pelatihan dan 4

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

kursus(kursus dalam rangka meningkatkan profesionalitas aparatur. Selain itu perlu peren&anaan aparatur dalam penerimaan, penempatan dan pemanfaatan aparatur. Pendataan dan pengumpulan data dan informasi diikuti dengan analisis jabatan sebaiknya terus dikembangkan se&ara teren&ana dan berkelanjutan. )al ini dikeranakan analisis jabatan merupakan pekerjaan pokok dalam pengembangan sumber daya manusia aparatur, karena melakukan 'nalisis 7abatan, baik 3raian 7abatan dan Spesifikasi jabatan Se&ara berkala dan terus menerus, dapat berguna dan meberikan informasi tentang !

1. Keputusan Perekrutan dan Seleksi$ 2. Penilaian Kinerja$


2 . / . 9 . : . Evaluasi untuk *ormasi dan persyaratannya, Penempatan, Promosi 7abatan Kompensasi "3pah dan 8aji# dan kesejahteraan pega ai +untutan Pendidikan dan Pelatihan %otivasi, +indakan Disiplin dan )ak(hak P-S Selanjutnya perlu terus dilakukan se&ara optimal penataan dan %utasi dan

peningkatan kinerja 4agian Kepega aian dan 4adan 'dministrasi Kepega aian dan D,K5'+. 5akukan upaya pemenuhan kepangkatan, eselonisasi, dan golongan pejabat yang mengisi formasi jabatan, melalui pendidikan formal, penjenjangan, pelatihan, dan kursus(kursus serta persiapan kaderisasi pega ai yang mengisi jabatan. Demikian pula halnya peningkatan Pembinaan, Penga asan, dan Kesejahteraan Pega ai. 3raian jabatan di Sektariat Daerah, Dinas(dinas, 4adan(badan, dan Kantor(kantor sebaiknya dilengkapi. +ugas pokok dan fungsi setiap struktur dibukukan dengan baik. 4egitu pula dengan uraian pekerjaan setiap pega ai juga sebaiknya disusun se&ara sistematik dan jelas ke dalam suatu buku pedoman organisasi. Dengan demikian setiap pejabat dan pega ai dapat sepenuhnya memahami akan tugas dan tanggung ja abnya dalam organisasi. 'pabila jabatan dan pekerjaan ini tidak diuraikan se&ara lengkap dan baik maka pega ai sulit untuk mengembangkan diri $ inovasi maupun motivasi dan bahkan tidak ada standar kinerja.

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Dalam hal mengukur spesifikasi jabatan Dinas, 4adan dan Kantor Kelembagaan Pemerintah Daerah Provinsi, dapat dilihat dari tiga kelompok indikator yaitu ! pertama, keterampilan, ke&akapan, pengetahuan dan kemampuan$ kedua, pendidikan, pelatihan, kursus, pengalaman$ dan ketiga, Pangkat, Eselon, dan 8olongan. Dengan ditetapkannya PP -omor . tahun 0112 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka perlu dilakukan evaluasi se&ara terus menerus terhadap organisasi perangkat daerah dalam kerangka PP -omor . tahun 0112 agar dapat dibentuk organisasi yang reponsif dalam penyelangaraan pelayanan publik. *. Sis"em Pe+a,a!a! Ter-a & a! Dere#&+asi Peri.i!a! I!/es"asi Pemberian pelayanan umum oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat adalah merupakan per ujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara. 'gar ter&ipta keseragaman pola dan langkah di bidang pelayanan umum oleh aparatur pemerintah, perlu adanya suatu sistem pelayanan yang efektif dan efisien. %enteri -egara Pendayagunaan 'paratur -egara dalam Surat Keputusannya -o. .; +ahun ;<<2 +anggal 09 -ovember ;<<2 menegaskan bah a pelayanan umum dilaksankan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lan&ar, tepat, lengkap, ajar dan terjangkau. Dalam hal penetapan tatalaksana pelayanan peri=inan di bidang usaha, selain menga&u pada pedoman S.K. %E-P'- -o. .; +ahun ;<<2 juga tetap berpedoman pada ,ntruksi Presiden -omor 9 +ahun ;<./ tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Peri=inan di bidang usaha. Dalam pengembangan ekonomi daerah, selain faktor modal dan teknologi juga adalah faktor tenaga kerja, kemampuan pasar, persaingan, situasi politik, kepastian hukum dan faktor peri=inan. Kesemuanya itu merupakan penentu efektivitas, produktivitas dan efisiensi dalam berusaha. Setip pelaku ekonomi akan mempertimbangkan faktor tersebut dalam berinvestasi. Sistem pelayanan peri=inan berinvestasi yang terpusat menghasilkan efisensi dalam pelayanan 6

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

publik. %erupakan salah satu kun&i keberhasilan pembangunan daerah, karena dapat meningkatkan minat, gairah berinvestasi pada akhirnya meningkatkan perekonomian, pelayanan kepada publik dan pendapatan asli daerah. Dalam rangka menarik minat investor di era globalisasi dan perdagangan bebas, membangun sistem peri=inan berinvestasi di Daerah dalam rangka menunjang pelaksanaan otonomi daerah merupakan salah satu dimensi terpenting. %engingat, investor dalam menamkan modalnya selalu mempertimbangkan faktor(faktor ekonomi, misalnya ! selain faktor modal dan teknologi juga adalah faktor tenaga kerja, kemampuan pasar, persaingan, situasi politik, kepastian hukum dan faktor peri=inan. Kesemuanya itu merupakan penentu efektivitas, produktivitas dan efisiensi dalam berusaha. 3ntuk mengantisipasi dan merealisasikan pelayanan yang menggairahkan bagi investor, Pemerintah Daerah Provinsi harus mampu men&iptakan suasana yang kondunsif dan memberi kemudahan dalam bidang peri=inan berinvestasi. Sistem pelayanan peri=inan yang berlaku saat ini, pada kenyataannya dirasakan masyarakat masih ada hambatan birokratis. +erkesan dalam kebijakannya pemerintah sangat dilematis. Disatu sisi keberadaan investor merupakan salah satu sumber penyumbang penerimaan Pendapatan 'sli Daerah, disisi yang lain investor merasa keberatan jika terlalu banyak jenis pemungutan, baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Sistem yang demikian tentunya harus segera dilakukan penyempurnaan. )al ini ditandai dengan !

1. Prosedur pengurusan i=in yang berbelit(belit dan terlalu banyak instansi yang
terlibat$

2. 4iaya yang terlalu tinggi$ 3. Persyaratan yang tidak relevan$ 4. >aktu penyelesaian i=in yang terlalu lama$ 5. Kinerja pelayanan yang sangat rendah.
Deregulasi dan debirokratisasi pelayanan terpadu " One Service Stop# oleh beberapa badan, dinas, Kantor terkait dalam bidang peri=inan maupun dalam bidang yang lain merupakan hal yang sangat mendesak dalam kaitannya memper&epat pembangunan ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan. 7

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Se&ara umum Provinsi Riau memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang dapat dikembangkan menjadi usaha unggulan daerah dalam rangka mensejahterakan rakyatnya. Sejalan dengan misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam se&ara maksimal diperlukan biaya investasi yang sangat besar, yang tidak mungkin dilakukan Pemerintah Provinsi Riau sendiri, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Riau harus sher dengan pemerintah Pusat, Kabupaten6Kota dan pihak investor. Pembentukan sitem unit pelayanan terpadu i=in berinvestasi dan kegiatan promosi potensi daerah yang dilakukan se&ara terus menerus dalam jangkauan luas ke seluruh man&a negara di era ekonomi pasar dan perdagangan dunia yang dilakukan dengan konsep E-Government mutlak mesti dilakukan daerah dalam rangka Provinsi Riau meraih keunggulan kompetitif dalam jangka panjang. Sistem unit pelayanan terpadu i=in berinvestasi dan penerapan konsep E-Government tentunya didukung oleh adanya sistem pengelolaan data " data base#. ,nvestasi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan PDR4 daerah, pembukaan dan perluasan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu segala faktor yang mendorong minat investor ke suatu daerah Provinsi Riau harus dilakukan deregulasi peri=inan sebagai bagian dari kun&i keberhasilan pembangunan. )al(hal yang harus diperhatikan untuk menarik minat investor antara lain ! apabila daerah dapat memberikan keamanan dan kenyamanan berinvestasi dan pelayanan yang prima termasuk informasi potensi sumber daya, dan kemudahan dalam pengurusan i=in. )al itu dapat dilakukan dengan &ara ! pengumpulan dan pengolahan data base tentang potensi daerah$ kedua, Pembentukan sistem unit pelayanan terpadu i=in berinvestasi, disertai pemangkasan persyaratan yang tidak relevan dan pembebasan pemungutan biaya$ dan ketiga, promosi potensi daerah berkaitan denagan investasi menggunakan konsep e(8overnment termasuk website se&ara on line 8 ertama,

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Selain dari kemudahan mendapatkan i=in dengan memangkas beberapa persyaratan yang kurang perlu, perlu pula pemberian insentive lain dan membebaskan segala biaya. %endapatkan pan&ing lebiah baik dari pada mendapat beberapa ekor ikan, artinya pendapatan dari biaya i=in untuk P'D tidak seberapa apabila dibandingkan dengan nilai tambah yang diperoleh daerah jika meningkatnya investasi. D. E-Go/erme!" a! Da"a Base Se&ara sederhana, E-Government dapat didefinisikan sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang mampu mendorong dan memfasilitasi hubungan yang saling mendukung, selaras dan adil antara masyarakat, dunia usaha dan pemerintah, dengan memanfaatkan teknologi informasi, telekomunikasi, dan ebset atau internet. Dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah EGovernment berfungsi antara lain!

1. %engoptimasikan pendapatan daerah yang dilaksanakan se&ara transparan,


misalkan! Sistem Pelayanan Pajak dan Retribusi daerah, Sistem Pengelolaan Sumber Daya 'lam, Sistem Kepemilikan +anah, dan sebagainya. Ketika data potensi sumberdaya ilayah telah tertangani dengan baik melalui sistem EGovernment yang dikembangkan, maka kesempatan akses ke perekonomian global akan meningkat sangat signifikan. Pada gilirannya hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan ilayah6Daerah.

2. %eningkatkan &itra dan kinerja aparatur pemerintahan daerah melalui


peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan publik, misalnya! Sistem 5ayanan Kependudukan "K+P, Kartu Keluarga, 'kta 5ahir, Pernikahan, dan lain(lain#, Sistem 5ayanan Perijinan 3saha, Sistem ,nformasi Keimigrasian, Sistem ,nformasi ,=in %engemudi dan sebagainya#.

3. %eningkatkan efisiensi administrasi kepemerintahan dan DPRD . 'da


kelompok aplikasi yang dapat dimanfaatkan di pemerintahan maupun DPRD, misalnya! Sistem Pengelolaan Kepega aian, Sistem Pelaporan, 9

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Sistem Keuangan, Sistem Referensi On(line dan sebagainya. %elalui pemanfaatan sistem yang terpadu, kerjasama pemerintah dan DPRD akan dapat lebih efisien dan sinergis, termasuk dalam menampung dan melaksanakan aspirasi rakyat.

4. %eningkatkan efektivitas peren&anaan dan pengembangan daerah dengan


memanfaatkan dukungan Sistem ,nformasi Potensi dan Kemajuan yang terpadu, akurat dan up(to(date. 4eberapa sistem pelayanan publik yang dapat dimanfaatkan dari EGovernment, antara lain ! 0. Sis"em A mi!is"rasi Per'a!"ora! 1SIAP # Sistem 'dministrasi Perkantoran "S,'P# adalah aplikasi sistem komputer yang dibangun untuk mekanisme kontrol, koordinasi, komunikasi dan penjad alan pekerjaan yang akurat di lingkungan pemerintah daerah. S,'P merupakan Paket 5ayanan 'dministrasi Perkantoran dan dibuat berdasarkan eb " web-based application#. Pemanfaatan S,'P mempunyai sifat sebagai alat bantu untuk mempermudah dan memperbaiki &ara bekerja yang telah ada terutama menyangkut komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar pega ai di lingkungan Pemerintah Daerah. Pengembangan atau penggabungan paket(paket aplikasi sistem komputer yang telah ada, baik yang telah terimplementasi maupun yang masih berupa konsep juga dimungkinkan. Dengan adanya aplikasi siap ini maka diharapkan akan memper&epat proses pekerjaan dan meningkatkan mutu dari pekerjaannya di lingkungan Pemerintah Daerah. 0. Sis"em I!formasi E'se'&"if 1SIE2 Sistem ini berfungsi untuk membantu pemerintah, khususnya para eksekutif, mendapatkan informasi yang &epat dan tepat sesuai kebutuhan, berdasarkan data yang ada di 4ank Data S,%D'. +ujuan adanya sistem ini agar para eksekutif yang terkait, dapat meningkatkan kualitas kebijakan dan keputusan serta peraturan berdasarkan informasi yang akurat sehingga memungkinkan pembuatan peren&anaan strategis yang lebih baik dan 10 ilayah

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

memungkinkan pimpinan memahami apa yang terjadi di

ilayahnya. Diharapkan

pula dengan didukung oleh informasi yang akurat dan &epat maka manfaat dari kebijakan itu akan tepat sasaran. )al ini pada akhirnya akan sangat membantu pemerintah dan masyarakatnya dalam menjalankan dan melaksanakan peraturan tersebut. 'plikasi eksekutif dapat berfungsi se&ara maksimal apabila system pendukungnya, berupa sistem aplikasi operasional dan sistem pengelolaan data telah berjalan dengan baik. 2. Sis"em I!formasi Ke-e#a3aia! 1SIPEG2 %erupakan suatu sistim yang mengelola data kepega aian pemerintah daerah. 'plikasi ini merupakan salah satu modul dari Sistem ,nformasi %anajemen Daerah "S,%D'# yang se&ara data saling berintegrasi dan dapat di manfaatkan oleh modul(modul lainnya. 'plikasi ini dikelola oleh 4agian Kepega aian Daerah, dimana seluruh urusan kepega aian dilakukan. %elalui jaringan komputer aplikasi ini dapat dihubungkan dengan aplikasi kepega aian yang ada pada instansi(instansi lain sesuai dengan keperluan. S,PE8 dioperasikan melalui 7aringan komputer "intranet# sehingga dapat diakses oleh seluruh pega ai "dengan tingkat keamanan yang disesuaikan#, dengan database terpusat yang dikelola oleh instansi sektoral terkait atau oleh 4agian Kepega aian. /. Sis"em I!formasi Ke&a!#a! Daera) 1SIKD2 S,KD merupakan suatu sistem aplikasi yang berfungasi untuk mengelola data dan informasi keuangan dalam 'nggaran Pendapatan dan 4elanja Daerah "'P4D# Pemerintahan Daerah. 'plikasi ini dalam pengoperasiannya dikelola oleh instansi yang ber enang dalam pengelolaan keuangan daerah, dalam hal ini 4iro Keuangan. %elalui jaringan &omputer unit(unit lain yang terkait seperti Kas Daerah, 4PD atau Dinas terkait dapat mengakses sesuai dengan tugas dan e enangnya. 'plikasi ini merupakan salah satu modul dari Sistem ,nformasi %anajemen Daerah "S,%D'# yang se&ara data saling berintegrasi dan dapat di manfaatkan oleh modul(modul lainnya. Data(data dalam aplikasi ini dapat 11

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

digunakan misalnya oleh Sistem ,nformasi Eksekutif, sehingga Pimpinan Pemerintahan atau DPRD dapat memonitor target dan realisasi pendapatan dan belanja daerah. 9. Sis"em (o#is"i' Daera) 1SI(OGDA2 %erupakan suatu sistem aplikasi yang mengelola 'set6logistik yang dikuasai oleh pemerintahan daerah. 'plikasi ini merupakan salah satu modul dari Sistem ,nformasi %anajemen Daerah "S,%D'# yang se&ara data saling berintegrasi dan dapat di manfaatkan oleh modulmodul lainnya. Khusus aplikasi ini, yang ber enang dalam pengoperasiannya adalah instansi yang ber enang dalam pengelolaan aset6logistik daerah, misalnya 4iro6 4ag Perlengkapan. -amun dalam manajemen pemeliharaan aset6logistik bila telah di distribusikan ke instansi yang terkait maka menjadi tanggungja ab instansi tersebut. 7uga dalam beberapa kasus, terutama dalam pengadaan rutin biasanya e enang pengadaannya di serahkan kepada instansi terkait. 3ntuk mendukung hal tersebut maka sebagai satu kesatuan dari Sistem %anajemen 'set dan 5ogistik Daerah, di setiap instansi dibanguna aplikasi pendukung yang khusus menangani laporan pemeliharaan aset6logistik tersebut dan juga laporan pengadaan barang(barang rutin di instansi. :. Sis"em Arsi- Daera) 1 SIARDA 2 %erupakan suatu sistem aplikasi yang berfungsi untuk mengelola data surat menyurat dan kearsipan di lingkungan Pemerintahan Daerah, termasuk didalamnya adalah pengelolaan Sistem ,nformasi %anajemen Pengarsipan Dokumen Elektronik "S,%PDE#. 'plikasi ini dalam pengoperasiannya dikelola oleh instansi yang ber enang dalam pengelolaan arsip atau administrasi, dalam hal ini 4iro 3mum dan Kantor Pengelolaan Data Elektronik "KPDE# atau instansi terkait lainnya. Pada masing(masing instansi, aplikasi ini dapat dipasang dan terintegrasi dengan aplikasi yang ada pada 4iro 3mum. %elalui jaringan komputer seluruh kearsipan dapat dikelola dengan lebih &epat &ermat dan teratur. Pihak(pihak yang ber enang akan dapat mengakses sesuai dengan 12

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

tugas dan

e enangnya. 'plikasi ini merupakan salah satu modul dari Sistem

,nformasi %anajemen Daerah "S,%D'# yang se&ara data saling berintegrasi dan dapat di manfaatkan oleh modulmodul lainnya. Data(data dalam aplikasi ini dapat digunakan misalnya oleh Sistem ,nformasi Eksekutif, sehingga Pimpinan Pemerintahan atau yang ber enang dapat melihat kembali atau men&ari arsip atau surat yang diperlukan dengan mudah dan &epat. ?. Sis"em I!formasi Or#a!isasi Daera) 1SIORGDA2 S,OR8D' adalah aplikasi untuk mengelola informasi tentang organisasi dan lembaga6instansi yang ada dimana aplikasi ini digunakan, baik mengenai dasar hukum, tupoksi atau informasi lain yang berhubungan dengan struktur organisasi sesusai dengan SO+K pemerintah daerah setempat 'plikasi ini merupakan salah satu modul dari Sistem ,nformasi %anajemen Daerah "S,%D'# yang se&ara data saling berintegrasi dan dapat di manfaatkan oleh modulmodul lainnya. Data(data dalam aplikasi ini dapat digunakan misalnya oleh Sistem ,nformasi Eksekutif, sehingga Pimpinan Pemerintahan dengan mudah dapat melihat data(data instansi, organisasi yang ada diba ah organisasi yang dipimpinnya. 3ser yang ber enang dapat melihat dasar hukum, tupoksi atau data lain yang berhubungan dengan organisasi yang bersangkutan. .. Sis"em I!formasi Ke-e! & &'a! 1SIMDUK2 Sistem ini merupakan salah satu modul dalam S,%D' yang digunakan untuk manajemen kependudukan di suatu daerah. Data(data yang dikelola mulai dari data dasar mengenai kependudukan, seperti nama, alamat, jenis kelamin, pendidikan sampai dengan sebararan pendapatan. S,%D3K bertujuan untuk dijadikan sebagai database terpusat di Pemerintah daerah mengenai kependudukan. Sehingga sistem ini bisa juga di dihubungkan dan sebagai salah satu data dasar bagi S,%+'P "misal untuk pelayanan K+P# S,%D3K ini.

13

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

<. Sis"em Pe+a,a!a! Sa"& A"a- 1SIMTAP2 Sistem Pelayanan Satu 'tap merupakan sistem perijinan, untuk mengatur semua perijinan "atau sebagian, sesuai keinginan# yang berhubungan dengan pemerintahan, mulai dari K+P,,%4 sampai i=in usaha dapat dilayani pada satu tempat 6 atap. Dengan sistem ini pelayanan masyarakat dapat dilayani se&ara optimal dan memuaskan. Sistem ini sangat menunjang kegiatan masyarakat dan perusahaan s asta untuk ikut berperan dalam membangun daerah. %erupakan aplikasi pelayanan masyarakat untuk melayani berbagai jenis system pelayanan masyarakat di lingkungan Pemerintah Kabupaten atau Kota, yang se&ara fisik dilakukan di satu tempat atau satu gedung. Petugas loket melakukan pelayanan kepada masyarakat menggunakan aplikasi S,%+'P. %elalui jaringan intranet, aplikasi ini terhubung dengan unit atau instansi terkait yang memiliki e enang dalam mengeluarkan6menerbitkan suatu surat i=in atau surat keterangan lain. 'plikasi ini dihubungkan dengan Sistem Pelayanan ,nformasi %asyarakat "SP,%#, sehingga masyarakat yang berkepentingan dapat memonitor status dari pro&ess pengurusan surat i=in yang bersangkutan yang sedang dilakukan. ;1. Sis"em Pe!#e+o+aa! Da"a U!##&+a! 1SP U!##&+a!2 'plikasi ini berfungsi untuk mengelola data unggulan yang terdapat di daerah, yang akan kelola dan diinformasikan pada masyarakat, kepada eksekutif atau kepada pihak pihak yang berkepentingan. Data yang diberikan disesuaikan dengan ke enangan dari user yang melihat, serta sesuai dengan kerahasiaan dan kegunaan dari data yang akan dikelola atau diinformasikan. 'plikasi ini dikelola oleh dinas atau instansi terkait yang memiliki e enang dalam mengelola data(data tersebut, sehingga kebenaran dan keterkinian data yang bersangkutan akan terjaga. 7uga informasi yang tersebar tidak simpang siur dan jelas karena dikelola @langsungA oleh dinas6instansi yang bersangkutan. ;;. Sis"em Pe!#e+o+aa! Da"a Pe!&!4a!# 1SP Pe!&!4a!#2 'plikasi ini berfungsi untuk mengelola data penunjang yang terdapat di daerah, yang akan kelola dan diinformasikan pada masyarakat, kepada eksekutif 14

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

atau kepada pihakpihak yang berkepentingan. Data penunjang ini merupakan data yang bersifat dasar yang diperlukan untuk pengolahan pusat bank data dalam S,%D', seperti untuk S,E, S,%D3K, S, Promosi Daerah. Sifat dari aplikasi ini adalah sebagai komplementer bagi sistem informasi lainnya. 'plikasi ini dikelola oleh dinas atau instansi terkait yang memiliki e enang dalam mengelola data(data tersebut, sehingga kebenaran dan keterkinian data yang bersangkutan akan terjaga. 7uga informasi yang tersebar tidak simpang siur dan jelas karena dikelola @langsungA oleh dinas6instansi yang bersangkutan. ;0. Sis"em Pere!$a!aa! Pem%a!#&!a! 1SPP2 Sistem meren&anakan ini berfungsi untuk membantu Pemerintah sektor daerah dalam yang pembangunan berdasarkan pembangunan

di&anangkan, mulai konsep kerja, mitra kerja sampai peren&anaan sumber pendanaan pembangunan, berdasarkan 4ank Data S,%D'. +ujuan adanya sistem ini agar para eksekutif yang terkait, dapat meningkat kualitas peren&anaan pembangunan dan mensinergikan agenda pembangunan di lingkungan Pemerintah Daerah Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat meningkatkan koordinasi pembangunan dari masing(masing instansi terkait. )al ini dapat direalisasi dengan adanya S,%D' yang mampu mengintegrasikan keseluruhan sistem(sistem di lingkungan Pemerintah Daerah. ;2. Sis"em I!formasi Promosi Daera) 1PROMODA2 Sistem ini berfungsi untuk mempromosikan potensi dan produksi yang ada didaerah, sehingga dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi di daerah. 7uga sekaligus memperluas target pasar bagi produk yang ada di sebagai suatu institusi yang dapat menjembatani kesenjangan ilayah antara tersebut. Peranan pokok dari Sistem Promosi pelayanan terpadu ini adalah kekurangsiapan organisasi dengan tuntutan pelayanan paripurna dari kalangan dunia usaha. 5ebih jauh lagi sistem ini dapat diterapkan se&ara bertahap dan modular tanpa kehilangan arah menuju suatu pelayanan yang terpadu dan paripurna. 15

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

'dapun maksud dari pembangunan sistem promosi ini adalah!

1. %enelusuri, mempelajari se&ara seksama dan membuat referensi dasar yang


praktis dan bermutu mengenai potensi daerah bagi Pemda serta institusi lain yang berkepentingan baik s asta, pemerintah maupun kalangan internasional mengenai daerah tersebut.

2. %embangun strategi komunikasi dasar untuk promosi. 3. %eningkatkan kualitas pelayanan dan informasi daerah se&ara praktis,
terpadu, berkualitas dan mudah diakses oleh berbagai kalangan yang berkepentingan khususnya yang berkaitan dengan pari isata dan dunia usaha.

4. %embangun

suatu

pondasi

yang

praktis

namun

berkualitas

guna

pengembangan berbagai layanan maupun sistem aplikasi lain berkaitan dengan Perdagangan maupun administrasi pemerintahan. ;/. Sis"em Pe+a,a!a! I!formasi Mas,ara'a" 1SPIM2 Di beberapa daerah dikenal juga dengan istilah Sistem ,nformasi %anajemen )ubungan %asyarakat "S,%)3%'S#. Sistem ini berfungsi sebagai sarana utama bagi pemerintahan dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan pemerintahan serta informasi lain seputar pemerintahan yang layak diberikan kepada masyarakat +ujuan adanya sistem ini agar para eksekutif yang terkait, dapat meningkatkan kualitas kebijakan dan keputusan serta peraturan berdasarkan informasi yang akurat. Dengan adanya sistem ini maka kondisi pemerintah yang akuntabilitas serta terkontrol oleh masyarakat dapat direalisasikan. Selain informasi yang tersebut, melalui sistem ini dapat pula memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ke enangan dari daerah. ;9. Sis"em Pro#ram a! Pro,e' Daera) 1SIPRODA2 Di beberapa Pemerintah Daerah dikenal juga dengan istilah Sistem ,nformasi Pengendalian Kegiatan "S,PK#. %erupakan suatu sistem aplikasi yang membantu dalam fungsi pengendalian proyek(proyek yang terdapat pada 16

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

pemerintahan. 'plikasi ini merupakan salah satu modul dari Sistem ,nformasi %anajemen Daerah "S,%D'# yang se&ara data terintegrasi dengan modul(modul lainnya . Struktur data yang terintegrasi ini, dapat dimanfaatkan pada modul( modul yang lain untuk diolah berdasarkan kebutuhan. +etapi Bindependan&yB aplikasi ini tetap terjaga sehingga berkemampuan juga untuk berdiri sendiri dan tidak tergantung dengan modul yang lain. 'plikasi ini, dapat dioperasikan penggunaannya pada instansi yang ber enang misalnya 4iro Peren&anaan dan Pengendalian Proyek Pemerintah Daerah. Dengan sifat Bindepedan&yB yang terdapat pada aplikasi ini, memungkinkan penggunaannya pada lembaga( lembaga pemerintahan lainnya yang membutuhkan suatu sistem pengendalian proyek.

05. Sis"em I!formasi 6i+a,a) Daera) 1SI6I(DA2 Di beberapa Pemerintah Daerah dikenal juga dengan istilah Sistem ,nformasi 8eografis "S,8#. S,>,5D' merupakan aplikasi untuk mengelola data yang berhubungan dengan ilayah suatu daerah dimana aplikasi ini digunakan. 'plikasi ini merupakan salah satu modul dari Sistem ,nformasi %anajemen Daerah "S,%D'# yang se&ara data saling berintegrasi dan dapat di manfaatkan oleh modul modul lainnya. Data(data dalam aplikasi ini dapat digunakan misalnya oleh Sistem ,nformasi Eksekutif, sehingga Pimpinan Pemerintahan atau yang ber enang dapat melihat ilayah mana saja yang merupakan bagian dari daerah ilayah( ilayah ebset atau yang bersangkutan. 'plikasi ini juga dapat di(integrasikan dengan 8,S "8eographi&al ,nformation System# yang menampilkan peta dari yang ada. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data dan informasi data base. Data dan informasi tersebut berupa ! internet tersebut diatas perlu dilakukan pengumpulan data dan informasi ke dalam

1. Data geogarfis "peta# sampai level ke&amatan, meliputi batas administratif,


Pemerintahan, kota, pelabuhan, pelabuhan udara, jalan raya dan sungai. 17

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

2. Profil desa, meliputi data geografi, kependudukan, sosial, ekonomi dan


infrastruktur.

3. Pertanian sampai dengan tingkat ke&amatan, meliputi! 1. +anaman pangan dan pemakaian pupuk 2. )ortikultura 3. Perkebunan 4. Peternakan 5. Kehutanan 6. Perikanan 4. Profil ekonomi Propinsi dan Kabupaten 5. ,ndustri 6. Pertambangan 3mum 17. Sis"em Ter%&'a Pere!$a!aa! S"ra"e#is
Kenyataannya selama ini dalam praktek, peren&anaan pembangunan daerah hanyalah semata(mata merupakan penja antahan keinginan pemerintahan Kabupaten6Kota, Provinsi dan Pusat, atas dasar suatu kepentingan dan bukan berdasarkan nilai efektivitas dan efisiensi dari suatu peren&anaan pembangunan. Pendekatan pembangunan daerah selama ini tidak menurut konteksnya. Sesungguhnya pembangunan pembangunan yang yang kontekstual kepada tidak lain adalah suatu dengan didasarkan setting setempat,

mengakomudasi faktor(faktor lingkungan. *okus utamanya mengelola dan memobilisasi sumber(sumber yang terdapat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan mereka dan menyesuaikan dengan kondisi lokal. Disinilah arti peting suatu kegiatan pra kondisi peren&anaan strategis sebelum perumusan ren&ana strategis pembangunan daerah, karena hasil kegiatan pra kondisi peren&anaan strategis akan memberikan informasi dan data kepada peren&ana sehingga rumusan ren&ana strategis akan lebih sesuai dengan situasi dan kondisi internal dan eksternal didaerah. Dengan demikian implementasi program dan kegiatan 18

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

pembangunan akan lebih jelas tujuan dan sasarannya, dan pada akhirnya pembangunan daerah akan berhasil. Dalam proses pembangunan daerah selama ini belum optimal memberikan pembelajaran kepada masyarakat lokal. Proses pembelajaran maksudnya dalam melaksanakan pembangunan diperlukan adanya interaksi kolaboratif antara birokrasi dan komunitas, dimulai dari proses peren&anaan sampai kepada evaluasi program dan kegiatan dengan mendasarkan diri pada sikap saling belajar. Dengan demikian pada suatu saat masyarakat akan lebih diberdayakan karena lebih mengerti akan tugas dan tanggung ja abnya, sehingga tugas pemerintah dan ketergantungan masyarakat akan menjadi berkurang. Dalam tahap pengembangan dan penerapannya, ternyata system terbuka peren&anaan strategis telah memberikan napas baru dan darah segar pada organisasi publik dan nirlaba "sektor ketiga#. 4ryson ";<<;!/<# menyatakan bah a manakala peren&anaan strategis diterapkan se&ara tepat dalam lingkungan publik dan nirlaba, peren&anaan strategis memberikan sekumpulan konsep, prosedur, dan alat untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi. Selanjutnya 4ryson ";<<;!91# menyatakan pula bah a proses peren&anaan strategis yang responsif terhadap situasi yang berbeda dalam sektor publik dan nirlaba harus dikembangkan dan diuji. 4eberapa konsep manajemen dan peren&anaan strategis yang telah dikembangkan di organisasi sektor s asta, publik dan nirlaba "sektor ketiga# sebagaimana yang dikemukakan di atas, ternyata dapat dijadikan landasan pengembangan pada organisasi sektor publik. Dengan demikian penggunaannya lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan peren&anaan yang dipraktekkan sekarang yang masih dirasakan terlalu sentralistis " top-down#. 5angkah(langkah sistem terbuka peren&anaan strategis dalam konteks di Provinsi Riau adalah sebagai berikut !

9.

Kegiatan Pra Kondisi Peren&anaan Strategis, terdiri dari ! ;#. 'nalisis Potensi 'lam Daerah 0#. 'nalisis Potensi %asyarakat Daerah 19

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

2#. 'nalisis Keadaan Pemerintahan Daerah /#. 'nalisis Sumber Pendapatan "Penerimaan Keuangan# Daerah 9#. 'nalisis Kebutuhan %asyarakat Daerah :#. 'nalisis Kebijakan Pemerintah Pusat ?#. 'nalisis Kebutuhan Pasar dari Sumber Daerah .#. 'nalisis Perkembangan +eknologi Daerah, dan <#. 'nalisis ,nvestasi Pemerintah dan S asta -asional di daerah ,,. Perumusan Ren&ana Strategis, terdiri dari ! ;#. Organisasi Peren&anaan 0#. %erumuskan +ujuan 2#. %erumuskan Sasaran /#. %erumuskan Program dan Kegiatan 9#. Organisasi Pelaksana Program dan Kegiatan :#. Sumber(sumber Daya yang Diperlukan, dan ?#. Pengambilan Keputusan Strategis

61.

,mplementasi Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah, yaitu ! '. Pengorganisasian Sumber(sumber Daya Pembangunan, terdiri dari ! ;#. Program Kerja Operasional 0#. Pembentukan6Penunjukan Organisasi Pelaksana "3nit Kerja#6+im 2#. Pembagian Kerja /#. Pemberian6Pelimpahan >e enang 9#. Pertanggungja aban :#. Koordinasi

2.

Penggerakan6Pengendalian Sumber(sumber Daya Pembangunan, terdiri dari ! ;#. Kepemimpinan 0#. Sikap %ental 'parat 2#. Disiplin /#. %otivasi 20

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

9#. Komunikasi :#. )ubungan 4aik ")uman Relations#

3.

Evaluasi dan Penga asan Program dan Proyek Pembangunan, terdiri dari ! ;#. %enetapkan 3kuran "Standarisasi# 0#. %engevaluasi dan Penilaian 2#. %elakukan Koreksi dan Perbaikan

2. Pen&apaian +ingkat Keberhasilan Pembangunan Daerah , yaitu ! 1. Kualitas Sumber Daya %anusia %asyarakat 2. Perekonomian %asyarakat 3. *asilitas 3mum 4. Keadaan 5ingkungan )idup 5. Keadilan Sosial %asyarakat 6. Partisipasi %asyarakat, dan 7. Pendapatan Keungan
Konsep sistem terbuka peren&anaan strategis dalam pembangunan perdesaan yang kontekstual tersebut apabila diterapkan pada peren&anaan pembangunan perdesaan akan lebih efektif dan efisien. Dengan pertimbangan bah a konsep sistem terbuka peren&anaan strategis dalam pembangunan perdesaan yang memperlihatkan kontekstual memberikan nilai tamba h, dalam yaitu ! ertama, perbaikan sistem

adanya reformasi administrasi

peren&anaan pembangunan yang selama ini telah dipolakan dalam peraturan perundangan$ !edua, peren&anaan pembanguan perdesaan dirumuskan atas dasar nilai efektivitas dan efisiensinya bukan atas dasar kepentingan$ !etiga, pendekatan pembangunan perdesaan dirasakan lebih kontekstual dengan anggapan bah a faktor(faktor lingkungan adalah penting, mengingat selama ini faktor(faktor lingkungan kurang dipertimbangkan$ !eempat, dalam proses pembangunan perdesaan menekankan kepada adanya proses pembelajaran kepada masyarakat lokal$ dan !elima, dengan sistem terbuka peren&anaan strategis selalu berusaha menjaga keberadaan dan keberlanjutan melalui 21

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

kestabilan situasi dan kondisi internal dan eksternal se&ara proporsional "komparatif#, holistik, intrasektoral, dan fungsional.

5. Sis"em Ter%&'a Pere!$a!aa! S"ra"e#is Da+am Pem%a!#&!a! Daera)


,a!# Ko!"e's"&a+ Dalam tahap pengembangan dan penerapannya, ternyata konsep peren&anaan strategis telah memberikan napas baru dan darah segar pada organisasi publik dan nirlaba "sektor ketiga#. 4ryson ";<<;!/<# menyatakan bah a manakala peren&anaan strategis diterapkan se&ara tepat dalam lingkungan publik dan nirlaba, peren&anaan strategis memberikan sekumpulan konsep, prosedur, dan alat untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi. Selanjutnya 4ryson ";<<;!91# menyatakan pula bah a proses peren&anaan strategis yang responsif terhadap situasi yang berbeda dalam sektor publik dan nirlaba harus dikembangkan dan diuji. 4eberapa konsep manajemen dan peren&anaan strategis yang telah dikembangkan di organisasi sektor s asta, publik dan nirlaba "sektor ketiga# sebagaimana yang dikemukakan di atas, ternyata dapat dijadikan landasan penelitian pada organisasi sektor publik. +ampa terke&uali termasuk pula pada organisasi yang lebih spesifik dan ke&il lagi. %aksudnya, selain mengembangkan dan menguji, dimaksudkan pula untuk menemukan kendala(kendala, modifikasi dan penyesuaian. Sehingga diharapkan penggunaannya lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan peren&anaan yang dipraktekkan sekarang yang masih dirasakan terlalu sentralistis "top-down#. Sistem terbuka peren&anaan strategis dalam pembangunan daerah yang kontekstual tersebut apabila diterapkan pada peren&anaan pembangunan daerah akan lebih efektif dan efisien. Dengan pertimbangan bah a konsep sistem terbuka peren&anaan strategis dalam pembangunan daerah yang kontekstual memberikan nilai tambah, yaitu ! ertama, memperlihatkan adanya reformasi administrasi dalam perbaikan sistem peren&anaan pembangunan yang selama ini telah dipolakan dalam peraturan perundangan$ !edua, peren&anaan 22

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

pembanguan daerah dirumuskan atas dasar nilai efektivitas dan efisiensinya bukan atas dasar kepentingan$ !etiga, pendekatan pembangunan daerah dirasakan lebih kontekstual dengan anggapan bah a faktor(faktor lingkungan adalah penting, mengingat selama ini faktor(faktor lingkungan kurang dipertimbangkan$ !eempat, dalam proses pembangunan daerah menekankan kepada adanya proses pembelajaran kepada masyarakat lokal$ dan !elima, dengan sistem terbuka peren&anaan strategis selalu berusaha menjaga keberadaan dan keberlanjutan melalui kestabilan situasi dan kondisi internal dan eksternal se&ara proporsional "komparatif#, holistik, intrasektoral, dan fungsional. Paling tidak ada sembilan tipelogi atau karakteristik daerah di Provinsi Riau yang masing(masingnya menggambarkan potensi alam dan potensi masyarakatnya. Dengan demikian strategi pembangunan yang seharusnya dikembangkan adalah dengan sistem terbuka peren&anaan strategis dalam pembangunan daerah dengan prioritas pembangunan yang disesuaikan dengan potensi Daerahnya masing(masing, yaitu ! potensi persa ahan, potensi perladangan, potensi perkebunan, potensi peternakan, potensi perikanan, potensi industri besar dan sedang, potensi industri ke&il dan kerajinan, potensi jasa, poelabuhan dan perdagangan, dan potensi pari isata. Pembagian tipelogi berdasarkan karakteristik daerah tersebut tidak dimaksudkan untuk mengarahkan pembangunan daerah di Provinsi Riau hanya kepada spesialisasi produksi, melainkan atas dasar supaya adanya ke&o&okan strategi dan proritas program pembangunan yang dikembangkan dengan potensi alam dan potensi masyarakat yang sebenarnya, dalam rangka pembangunan daerah yang kontekstual. Dengan demikian peren&anaan pembangunan daerah yang dianggap lebih efektif dan efisien karena lebih kontekstual adalah suatu sistem terbuka peren&anaan strategis dalam pembangunan daerah yang kontekstual.

6.

Ko!se- Pere!$a!aa! S"ra"e#is Pem%a!#&!a! Daera) Kenyataan dilapangan menunjukkan bah a peren&anaan pembangunan

daerah di Riau, lebih menitikberatkan pada ekstrapolasi masa lampau. Para peren&ana di berbagai tingkatan, mulai dari %usya arah Pembangunan +ingkat 23

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Desa, +emu Karya Pembangunan +ingkat Ke&amatan "Rapat 3DKP#, *oroum Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Kabupaten6Kota dan Provinsi, selalu meninjau kembali hasil mereka dari satu atau lima tahun sebelumnya dan memproyeksikan pola yang sama untuk satu atau lima tahun berikutnya, dengan membuat penyesuaian(penyesuaian terhadap perubahan yang mereka ketahui akan terjadi kelak. Praktek peren&anaan sema&am ini jelas mengabaikan dinamika organisasi, karena setiap saat organisasi selalu berubah sebagai akibat tuntutan faktor(faktor lingkungan internal dan eksternal yang tidak mungkin dapat dielakkan dan beberapa perubahan lain sebagai hasil dari usaha kreativitas manusia. %elakukan penyesuaian(penyesuain dengan tuntutan lingkungan tidak mungkin harus menunggu satu atau lima tahun yang akan datang. Proses peren&anaan yang efektif harus se&ara proaktif ditujukan untuk mengantisipasi beberapa perubahan yang tidak bisa dielakkan dan beberapa perubahan lain sebagai usaha kreativitas manusia. Dengan demikian sudah saatnya se&ara bertahap sistem terbuka peren&anaan strategis yang berorientasi kepada kualitas, keilmuan, dan kelompok se&ara bersungguh(sungguh diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 4erorientasi kepada kualitas maksudnya peren&anaan strategis men&iptakan dan mengembangkan seperangkat nilai dan keyakinan yang akan membuat setiap orang mengetahui bah a kualitas fisik, mental, moral, pendidikan, teknis, dan kualitas pengalaman, serta kualitas hasil adalah tuntutan yang paling utama. 4erorientasi kepada keilmuan maksudnya peren&anaan strategis mendasarkan diri kepada bah a semua tugas yang berkaitan dengan fungsi(fungsi manajerial dapat dan harus dianalisis melalui metode ilmu pengetahuan yang men&akup observasi, pengumpulan data, analisis, pengujian dan implementasi aktual. 4erorientasi kepada kelompok "tim# maksudnya peren&anaan strategis dapat mengkondisikan setiap orang untuk berperilaku dan berkerjasama sesuai dengan tuntutan organisasi atau ter&iptanya sistem sosial yang kooperatif. 24

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

%ensikapi perkembangan peren&anaan pembangunan daerah di Riau sampai saat ini, justru data dan informasi bagi para pengambil keputusan sungguh tidak memadai, sehingga model pembangunan yang diterapkan tidak sesuai dengan kondisi objektif "kontekstual# yang sebenarnya. Data dan informasi yang ada di Perdesaan, Ke&amatan, Kabupaten6Kota, dan Provinsi, se&ara berurut sama kurang lengkapnya. Dengan demikian informasi yang ada tidak memadai untuk dijadikan bahan pengambilan keputusan dalam peren&anaan strategis pembangunan. 'kibatnya ren&ana(ren&ana strategis jangka panjang, menengah dan pendek untuk efektivitas manajemen dari peluang dan tantangan lingkungan organisasi, meliputi ! prumusan misi, tujuan spesifik, strategi(strategi, dan kebijakan, program, dan proyek belum dirumuskan se&ara sistemik dan terpadu. Praktek selama ini dalam pertemuan %usya arah Pembangunan +ingkat Desa "%3S4'-8DES# dan +emu Karya Pembangunan +ingkat Ke&amatan "Rapat 3DKP#. +ergambar dengan jelas bah a dalam proses pengambilan keputusan, sangat aktu presentasi atau penyampaian usulan dari setiap per akilan sekitar ;1 menit, sedangkan materi usulan ren&ana singkat,

pembangunan &ukup banyak, sehingga tidak semua materi dapat tersampaikan untuk dibahas. Selain itu, dalam pembahasan materi usulan setiap per akilan R+, R>, dan Dusun bertahan dengan argumentasinya untuk menggolkan usulan ren&ana pembangunan yang menjadi prioritasnya. Demikian Ke&amatan, pula dalam Desa forum +emu pula Karya Pembangunan usulan +ingkat yang setiap berusaha menggolkan

disampaikannnya. Suasana yang demikian terjadi pula pada Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan di Kabupaten6Kota dan Provinsi. +arik menarik kepentingan antara R+, R>, Dusun, Desa, Dinas dan 4adan Daerah, membuat %usya arah Pembangunan di semua tingkatan terasa kurang efektif. +ampak dengan jelas persipan rapat perumusan ren&ana strategis pembangunan kurang matang, metode dan mekanisme rapat tidak jelas, data dan informasi yang mendukung setiap usulan ren&ana strategis pembangunan tidak pula tersedia se&ara lengkap dan akurat. )al yang demikian 25

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

terus

saja

terjadi

berulang(ulang

disetiap

tahun

penyusunan

ren&ana

pembangunan, tanpa ada perubahan dan peningkatan yang berarti. Sebahagian besar program dan proyek yang diusulkan dan disetujui dalam 'P4-, 'P4D Provinsi dan '4PD Kabupaten dan Kota tidak sesuai dengan potensi, harapan, keinginan dan kebutuhan kondisi objektif masyarakat setempat. Sesunguhnya yang menjadi harapan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan, adalah membutuhkan modal dan sarana produksi dalam rangka peningkatan produktivitas usaha. Dalam kenyataannya program dan proyek yang diren&anakan tidak memakai sekala prioritas, justru hanya didominasi pembangunan fisik, dan ternyata kurang produktif untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 7ustru program dan proyek tersebut hanya memberi keuntungan kepada para pelaksana dan para pejabat di tingkat Kabupaten6Kota dan Provinsi yang mempunyai ke enangan dalam pengambilan keputusan. 'ntara bobot dan kualitas hasil program dan proyek dilapangan tidak sesuai dengan jumlah anggaran program6proyek yang telah disediakan. %aksudnya, disini telah terjadi kebo&oran dana pembangunan, sebagai akibat lemahnya dalam fungsi penga asan. G. Ko!se- Im-+eme!"asi Pro#ram Pem%a!#&!a! Daera) Dalam praktek pembangunan daerah di Riau selama ini tergambar dengan jelas bah a pengorganisasian sumber daya organisasi, sumber daya manusia, anggaran dan prosedur dalam implementasi program pembangunan daerah belum terorganisir dengan baik. )al ini terjadi, karena ditenderkan kepada tim pelaksana program dan proyek pembangunan fisik kepada kontraktor dan program khusus kepada P5P atau tim pelaksana program yang ditunjuk pimpinan program atau proyek "pimpro# Dinas Daerah, Kantor atau 4adan yang mengadakan program atau proyek pembangunan. 7ustru dalam kenyataannya di lapangan, mereka ini kurang memahami situasi dan kondisi masyarakat tempatan. Dominasi kekuasaan kontraktor dan P5P atau tim pelaksana program, terkadang yang membuat masyarakat penerima program pembangunan menjadi 26

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

apatis. Selalu mengikut dan menerima saja tampa ada kritikan dan memberikan informasi yang berharga kepada tim atau personil pelaksana program. +erkesan masyarakat sudah muak dengan &ampur tangan yang berlebihan dari aparatur "agen) pembangunan sebagai pelaksana program atau proyek. Dalam pembangunan fisik, selain proses tender kepada kontraktor yang tidak transparan dan berbau korupsi, kolusi, dan nepotesme. Sebahagian besar pelaksana program atau proyek tidak memba a serta masyarakat setempat. Dengan demikian suatu program pembangunan antara yang meren&anakan, melaksanakan dan menga asinya berbeda(beda, dan tidak jelas prosedur dan tanggung ja abnya. Dari berbagai informasi ternyata dalam pelaksanaan program6proyek pembangunan fisik, sebahagian dananya ternyata telah dipotong oleh pimpro yang mentenderkan proyek sebesar antara 01 C D /1 C. Dengan demikian pelaksana proyek terpaksa harus mengurangi bahan(bahan pembangunan proyek, karena kontraktor juga ingin mendapatkan keuntungan. Pemotongan dana proyek pembangunan ini mengakibatkan kualitas proyek menjadi rendah. Program khusus melalui ,npres atau S.K. 4ersama %enteri, misalnya Program ,npres Desa +ertinggal dan 7aring Pengaman Sosial atau Program Pengembangan Ke&amatan "PPK#, dalam praktek prosesnya dibuat tidak transparan sehingga ada Eamat, Kepala Desa, +im Pelaksana, +im Pendamping, atau Ketua Kelompok %asyarakat memotong sebahagian dana program atau proyek untuk biaya resmi "honor, uang jalan, uang sidang, dll# atau biaya tidak resmi "uang seminar, dll#. Sebenarnya dana tersebut harus disalurkan kepada anggota kelompok se&ara utuh tanpa pemotongan, karena dana administrasi telah disediakan dalam program tersebut. Effendi, dkk., ";<.<!;?# menyatakan sudah menjadi rahasia umum bah a sejumlah besar dana ,npres program khusus digunakan untuk kepentingan insentif bagi pelaksana baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Dana insentif pelaksana ini menyerap;62 dana ,npres, dan justru digunakan bukan untuk menyerap tenaga kerja lokal. 27

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Dalam proses pembangunan masyarakat tidak memiliki akses untuk berpartisipasi dalam bersikap dan menentukan program dan proyek pembangunan. Para pimpinan diberbagai level dan tokoh masyarakat tidak berfungsi menggerakkan partisipasi masyarakat dalam rangka pen&apaian tujuan program dan proyek pembangunan. Peranan masyarakat lokal hanya diberikan dalam hal menyediakan lahan atau lokasi proyek pembangunan dan mendata anggota masyarakat sebagai kelompok sasaran yang menerima bantuan. Sementara bagi masyarakat tidak jelas siapa yang meren&anakan, melaksanakan dan menga asi program atau proyek pembangunan tersebut. Kenyataannya realisasi program atau proyek pembangunan tersebut tidak tepat sasaran dan kurang berkualitas. Sebagai &ontoh program sarana air bersih yaitu proyek penyediaan bak air %EK "mandi, &u&i dan kakus# dalam jangka aktu lima atau enam bulan sudah retak bahkan bo&or. 'gaknya memang demikian di&iptakan, supaya tahun anggaran berikutnya diharapkan ada proyek renopasi, melanjutkan, atau membangun baru. Eontoh yang lain adalah tidak bergulirnya dana ,D+, dengan demikian tujuan semula program ,D+ tidak ter&apai yaitu dalam jangka aktu tertentu penerima pertama harus menggulirkan dana ,D+ kepada kelompok yang lain. 'tas dasar penilaian masyarakat ternyata program dan proyek pembangunan daerah hanya untuk diproyekkan disetiap tahun anggaran dalam 'P4-, 'P4D Provinsi dan 'P4D Kabupaten6Kota kepada sekelompok orang yang mendapatkan akses langsung kepada pihak pengambil keputusan. Sejak a al, peren&anaan program6proyek pembangunan memang sangat sentralistis karena program tersebut bersifat nasional dan dibiayai dengan anggaran pemerintahan Pusat, Propinsi, Kabupaten dan Kota, serta disalurkan melalui bank(bank nasional. ,ntruksi Presiden dan %enteri, 8ubernur, 4upati, >alikota dari atas mengatur prosedur pelaksanaan se&ara detail. 4eribu(ribu ren&ana program atau proyek dari Desa diba a ke Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk dimintakan persetujuannya, karena memang merekalah yang memiliki anggaran dalam 'P4-, 'P4D Provinsi, 'P4D Kabupaten, dan Kota. 28

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Dari deskripsi di atas, bila kita kembalikan pada kriteria teoritis, maka se&ara singkat terlihat bah a program dan proyek tersebut dilihat dari struktur dan proses, pelaksanaan dan pengelolaan program dan proyek sangat bersifat sentralistis "top-down planning), birokrasi sangat tinggi dan penuh regulasi. Dengan demikian salah satu faktor yang menyebabkan sentralisasi penyusunan dan pelaksanaan program adalah disebabkan pemerintahan dearah yang berotonomi belum optimal menggali dan mengelola sumber dana sendiri, meskipun sumber(sumbernya ada, dalam rangka pembiayaan program pembangunannnya. Dengan demikian, pemerintahan daerah tidak pernah atau belum optimal menyusun anggaran pembangunannya dalam 'P4D. Persoalan lain yang tidak kalah penting dalam pembangunan daerah adalah, terutama dalam membangkitkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Dalam hal ini, sangat diperlukan peranan tokoh pimpinan formal dan informal sebagai figur kepemimpinan. Kepemimpinan yang baik adalah pemimpin yang memahami situasi dan kondisi yang dihadapi, sehingga memahami betul kapan saatnya dan dimana tempat yang tepat untuk melakukan tindakan "action#. Selain kepemimpinan, dalam menggerakkan masyarakat diperlukan pula kegiatan memotivasi dan komunikasi yang baik. +entunya kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang tidak memberikan &ontoh perbuatan yang ter&ela, bermoral yang baik, mendahulukan kepentingan orang banyak dari kepentingan pribadi, mengayomi dan memiliki otos dan semangat kerja yang tinggi, berkerja keras, jujur dan berlaku adil. Dalam pembangunan daerah di Provinsi Riau ke depan, figur kepemimpinan yang bertanggungja ab yang selalu didambakan dan diharapkan masyarakat daerah. 3ntuk mendapatkan pemimpin yang demikian, perlu proses pemilihan kepala daerah yang transparan, demokratis dan tanpa &ampur tangan dari Pemerintah Pusat dan kelompok kepentingan serta bebas KK-. Disinilah letak arti pentingnya pembangunan sosial terutama dalam mengaktualisasi nilai( nilai demokrasi dan partisipasi dalam pembangunan. Selain itu diperlukan pula 29

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

pembinaaan sumber daya manusia aparatur Pemerintah melalui pendidikan lanjutan, kursus(kursus dan pelatihan. Dalam penga asan dan evaluasi pembangunan daerah tidak jelas pula siapa yang melaksanakannya, sebagai &ontoh yang telah dikemukakan misalnya banyak program dan proyek yang tidak berkualitas, namun tidak pernah ada tindakan tegas untuk memperbaiki. Kenyataannya masyarakat tidak mengerti dan masih takut kepada siapa dan bagaimana &aranya untuk melaporkan kegiatan program dan proyek yang tidak berkualitas atau menyimpang tersebut, termasuk kekayaan pejabat daerah yang patut di&urigai. Keberadaan DPRD yang diharapkan memberikan kontrol terhadap jalannya program dan proyek ternyata tidak berfungsi dengan optimal, karena keberadaan lembaga tersebut hanya lebih meutamakan kepentingan pribadi, kelompok, disamping belum diberdayakan. )anya 5S% dan %ahasis a yang masih punya hati nurani memperjuangkan hak( hak rakyat dan penyimpangan pelaksanaan pembangunan. 4erdasarkan uraian di atas tentang berbagai faktor yang menyebabkan kurang optimalnya implementasi program pembangunan daerah, telah memberi ketegasan bah a diperlukan proses pembelajaran antara masyarakat lokal dengan birokrat dalam pembangunan. %aksud gagasan ini adalah supaya program(program pembangunan diarahkan kepada peningkatan kapasitas organisasi dan masyarakat lokal untuk mampu melaksanakan program6proyek pembangunan se&ara mandiri. Dengan demikian, melalui proses pembelajaran dan pembinaaan dari Pemerintah yang telah memiliki sumber daya manusia yang memadai diharapkan pula pada suatu saat organisasi dan masyarakat lokal akan mandiri dan berdaya. Selain dari itu, dalam jangka aktu tertentu, Pemerintah Daerah memberikan dukungan sumber dana pembangunan kepada kelompok usaha masyarakat melalui lembaga(lembaga perekonomian daerah yang sudah dibentuk se&ara mapan, misalnya K3D dan 4ank Pembangunan Daerah atau 4PR. Dalam aktu yang bersamaan organisasi dan masyarakat lokal terus menggali dan mengembangkan sumber(sumber penerimaan pembangunan. 30

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Dengan demikian strategi pembangunan jangka panjang melalui otonomi Daerah yang bers adaya dan mandiri diharapkan dapat memberdayakan masyarakat "empewerment people# di daerah. Sehingga masyarakat lebih mengerti akan tugas dan tanggung ja abnya. Se&ara tidak langsung partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan meningkat pula.

7. Sis"em Pere!$a!aa! S"ra"e#is Ko!"e's"&a+

a+am Pem%a!#&!a! Daera) ,a!#

'rti penting sistem peren&anaan strategis dalam pembangunan daerah yang kontekstual dimasa mendatang orientasinya tidak saja ditujukan kepada mengejar pertumbuhan yang &ukup tinggi, tetapi se&ara bersamaan ter&ipta pula pemerataan pendapatan dan hasil(hasilnya. 4anyak negara berkembang termasuk ,ndonesia gagal mengatasi masalah kesenjangan sosial yang &ukup lebar yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai akibat tidak meratanya pembagian sumber(sumber produksi. Sekelompok orang dengan mudahnya memiliki dan menguasai faktor produksi yang diperoleh dari sumber kekayaan negara sebagai akibat kebijakan Pemerintah yang keliru. ,ni disebabkan kebijakan ekonomi yang berpihak kepada sekelompok konglemerat yang dianggap memiliki peran lebih besar dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Di pihak lain, mayoritas masyarakat usaha menengah, ke&il dan koperasi tidak memperoleh akses dan kesempatan mendapatkan sumber(sumber produksi yang dikuasai negara akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Strategi pembangunan yang berpihak kepada rakyat banyak "ekonomi kerakyatan# yang hanya menguasai usaha menengah dan ke&il sudah sangat mendesak dilaksanakan. %elalui kebijakan perampingan birokrasi dan deregulasi diberbagai peraturan, misalnya dalam pemberian kredit investasi dan modal kerja kepada usaha ke&il dan ekonomi lemah harus lebih dipermudah. 7ika Pemerintah benar(benar ingin mengatasi masalah kesenjangan sosial dan ketidak adilan ekonomi dalam pembangunan daerah dimasa yang akan datang. 31

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Pembangunan

untuk

rakyat

harus

dilaksanakan

dengan

strategi

memadukan antara pertumbuhan dan pemerataan. Dengan demikian sasaran pembangunan dalam arti yang luas, tidak saja pen&apaian produktivitas melainkan juga se&ara bersamaan ter&apai pula pemerataan hasil dan keseimbangan pembangunan diberbagai bidang! politik, ekonomi, sosial budaya dan ketahanan masyarakat. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan hendaknya tidak saja dalam bentuk sumbangan pemikiran dan tenaga, melainkan juga pada peningkatan partisipasi sumbangan dana. Pada saat ini yang sering menjadi persoalan adalah bagaimana mengelola partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan dana. Dalam persekutuan masyarakat dari bentuk negara sampai masyarakat yang terke&il sebenarnya sumbangan dana dibenarkan dan penting artinya dalam pembangunan. Dalam sistem Pemerintahan ,slam sumbangan tersebut merupakan ke ajiban bagi orang yang kaya berupa =akat, infak atau sodaFah kepada orangDorang yang tidak mampu. Sumbangan tersebut dapat diberikan se&ara langsung atau melalui Pemerintah "penguasa# atau badan amal "amil =akat# yang kemudian disalurkan dalam bentuk program pembangunan yang bermanfaat. Demikian pula Desa yang merupakan bagian ilayah Kabupaten6Kota yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik adalah desa yang mampu menyelenggarakan pembangunan atas dasar kemampuan keuangannya sendiri. 3ntuk penggalian sumber(sumber keuangan desa tentunya diperlukan ke enangan yang lebih besar. Dalam peraktek pemerintahan di ,ndonesia sumber(sumber daerah banyak di pungut pemerintahan Pusat, Provinsi dan Kabupaten6kota. %isalnya Pajak 4umi dan 4angunan sebahagian besar dananya masuk ke kas Kabupaten6Kota. Eontoh lain adalah keberadaan perusahaan negara dan perusahaan s asta besar di perdesaan. Se&ara resmi tidak ada penghasilan perusahaan besar tersebut yang masuk ke kas Desa. %ungkin se&ara tidak resmi bantuan perusahaan besar tersebut langsung diberikan kepada aparatur atau tokoh masyarakat perdesaan, dengan maksud 32

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

supaya mereka tidak mengalami kesulitan menghadapi kritikan masyarakat Desa dari kebijakan perusahaan yang merugikan kepentingan masyarakat setempat. Sebagai &ontoh adalah program bantuan ternak sapi dan perjalanan ke tanah su&i dari P+. R'PP melalui Departemen "ommunity #evelopment "ED# kepada masyarakat Desa Pangkalan Kerin&i. 4erdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat, ternyata program bantuan ternak sapi diantaranya ada yang diberikan kepada mereka yang se&ara ekonomis sudah mapan, misalnya diberikan kepada ketua K3D atau pengurus pasar. Sedangkan sebahagian masyarakat lain yang sangat membutuhkannya tidak mendapatkan bantuan program tersebut. ,ni artinya ada proses dalam pembagiannya tidak transparan dan tidak adil. Sedangkan program perjalanan ke tanah su&i, salah satunya diberikan pula kepada Kepala Desa, ini menunjukkan program bantuan tersebut tidak jelas tujuan, sasaran dan manfaatnya. Dengan demikian &ukup kuat alasan bah a perusahaan hanya ingin menyenangkan dan membungkam kritikan dari anggota masyarakat yang memiliki posisi kuat " bargening pocition# yang diperkirakan perdesaan. Pada sisi yang lain, hasil keuntungan perusahaan sebahagian besar justru disetor pula ke Pemerintah Pusat melalui berbagai peraturan perundangan yang diberlakukan terhadap perusahaan, selain itu perusahaanpun seakan(akan tidak ada ke ajiban untuk berhubungan dengan pemerintah daerah, tidak terbuka dalam manajemennya dan tidak jelas konstribusinya kepada daerah. Sebenarnya apa yang hilang dan yang diperoleh masyarakat dari keberadaan perusahaan besar tersebut, tidak lain adalah ! masyarakat termarjinalkan. Dimasa yang akan datang, pemerintahan daerah yang berotonomi, tentunya sangat memerlukan sumber(sumber dan penghasilan yang memadai. 'pabila pemerintahan yang berotonomi ini tidak dapat melaksanakan ke enangannya dan ke ajibannya se&ara baik, maka akan menimbulkan krisis partisipasi bahkan perla anan dari masyarakat terhadap Pemerintah Daerah. 33 ertama, masyarakat akan kehilangan lahan pertanian$ !edua, masyarakat mendapatkan limbah perusahaan$ dan !etiga, dapat membahayakan keberadaan perusahaan tersebut di

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

'tas dasar logika bah a apsek peren&anaan pembangunan daerah harus pula disertakan dengan penyusunan 'P4D. Dimasa yang akan datang salah satu faktor terpenting yang perlu direformasi dalam rangka proses pembelajaran menuju pemberdayaan masyarakat, sudah sangat mendesak pemerintahan daerah perlu menata kembali sistem anggaran pendapatan dan belanja pembangunannya supaya lebih terbuka dan dapat dipertanggungja abkan. Oleh karena itu, dimasa yang akan datang salah satu faktor yang terpenting adalah bagaimana suatu sistem terbuka peren&anaan strategis pembangunan yang disertakan dengan penyusunan anggaran yang transparan dan dipertanggungja abkan kepada masyarakat bukan hanya sekedar diterima DPRD, sebagai suatu per ujudan otonomi Daerah yang bers adaya. Efektivitas pembangunan konsep sistem yang terbuka kontekstual peren&anaan memerlukan strategis pula dalam

perdesaan

beberapa

persyaratan yang harus selalu terpenuhi, yaitu !

1. Ketersediaan data dan informasi yang akurat dan kontinuitas. 2. Sumber daya manusia yang handal. 3. Peralatan dan bahan atau perlengakapan organisasi yang
memadai.

4. Sumber pendanaan yang &ukup. 5. 'danya kemauan politik pemerintah untuk mereformasi
administrasi.

1. Pe! e'a"a! Pem%a!#&!a! Per esaa!


%enurut Kaho ";<?.# ada beberapa fa&tor kemampuan suatu daerah dalam rangka kemampuan penyelenggaran pemerintahan yang ber otonomi, yaitu !

1. Organisasi "kelembagaan# 2. manajemen "manajerial# 3. Sumber Daya %anusia 4. Keuangan


34

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Pada

tahun

;.9/

Pemerintah

4elanda

mengeluarkan

Peraturan

Pemerintah "$egerrings $eglement, RR#, pasal ?; RR menetapkan hak masyarakat desa %inlandsche gemeente) untuk memilih kepala desanya dan menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. ,ni jelas sebagai bentuk pengakuan Pemerintah 4elanda. Dari a al masa kemerdekaan sampai pertengahan tahun enampuluhan otonomi desa terus berkembang. -amun, sejak masa GOrde 4aruH, terjadi perubahan yang oleh )ansen ";<.;!;?.# disebut sebagai masa memudarnya otonomi desa dan mengetatnya kontrol pemerintah pusat kepada desa. Sejak itu se&ara berangsur profil desa sebagai pelaksana intruksi pihak atas semata(mata, semakin jelas dan struktural. -draha ";<<1!;9?# menyatakan, hal itu sudah barang tentu tidak mendorong berkembangnya inisiatif dan prakarsa masyarakat desa. Soetardjo ";<:9!09# menyatakan pula, dahulu otonomi desa merupakan otonomi yang tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya masyarakat berdasarkan hukum adat dan tradisi, kini otonomi itu merupakan pemberian dari atas "pemerintah pusat#. Pada tahap perkembangan berikutnya pemerintah Orde 4aru mengeluarkan 33 -o. 9 tahun ;<?< dan setelah 01 tahun kemudian di era reformasi diganti dengan 33 -o. 00 tahun ;<<< tentang Pemerintah Daerah, namun konsep otonomi desa yang tertuang dalam 33 -o. 00 +ahun ;<<< tersebut tidak terealisasi dengan baik oleh pemerintah desa, kerena tidak diatur se&ara jelas dan rin&i dalam Peraturan Pemerintah. -draha ";<<1!;:1# menyatakan, menghadapi perubahan sosial, tampaknya kepemimpinan pemerintahan desa belum mampu berperan. Karena itu, pemimpin formal dan informal di desa dituntut kualitas yang lebih baik, seperti! tingkat pendidikan, mempunyai sifat orientasi kedepan, dan kemampuan men&apai sasaran. Syarat(syarat ini sulit untuk dipenuhi oleh tenaga(tenaga pemerintahan desa de asa ini. Selain itu program pemerintah untuk pendidikan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di perdesaan kurang sungguh(sungguh, disamping alokasi anggaran pembangunan untuk perdesaan masih relatif ke&il, bila 35

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

dibandingkan alokasi dana pembangunan di perkotaan. 4ryant dan >hite ";<.0!2:<# menyatakan, apabila konsep otonomi desa dilaksanakan oleh masyarakat perdesaan dengan baik akan memberikan pengaruh yang &ukup besar kepada keberhasilan pembangunan se&ara nasional. Pendapat tersebut dapat dipahami, karena hakekat otonomi adalah memberikan ke enangan sepenuhnya kepada masyarakat perdesaan untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri, termasuk ke enangan men&ari sumber(sumber pembiayaan pembangunan "33 -o. 00 +ahun ;<<<#. 'pabila ke enagan pemerintahan desa yang berotonomi ini tidak dapat terlaksana dengan baik maka akan menimbulkan krisis partisipasi dari masyarakat. Rusadi ";<..!;?:# menyatakan ! dalam proses pembuatan keputusan apapun yang menyangkut

kepentingan masyarakat perdesaan pemerintah selalu menganggap lebih memahami persoalan, lebih banyak turunnya dari atas " top down#, selalu mengikat dan terkesan dipaksakan, sebagai konsekuensi logisnya menimbulkan dampak krisis partisipasi. 2. Pemeri!"a) Desa %eser"a Pera!#'a" Desa %eskipun ke enangan kepala desa &ukup besar namun tidak diiringi dengan kemampuan dan kapasistas SD% yang &ukup untuk melaksanakan pembangunan sehingga desa sebagai daerah otonom belum mampu dilaksanakan sesuai ke enangannya dalam melaksanakan otonominya. Pada hakekatnya kepala desa dipilih oleh masyarakat desa melalui pemilihan yang demokratis. Sebagai konsekuensinya kepala desa tentunya bertanggung ja ab kepada siapa yang memilihnya. Dapat ditegaskan disini bah a 4upati sebagai Kepala Daerah Kabupaten hanya menerima laporan sebagai tembusan. Dalam kaitan ini permasalahan harmonisasi hubungan kepala desa dengan &amat sebagai perangkat daerah dapat diselesaikan, apabila ada kejelasan dan ketegasan pelimpahan ke enangan dari bupati kepada &a at dalam tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. 36

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Dalam struktur organisasi pemerintah Desa telah ada pembagian kerja dan diharapkan pelaksanaan tugas menjadi lebih lan&ar. 'pabila dilihat dari struktur organisasi Pemerintahan Desa ini sudah jelas siapa sebagai unsur pimpinan, unsur staf dan unsur pelaksana, namun hal yang masih lemah adalah kurangnya pembinaan dari Pemerintah Ke&amatan dan Kabupaten. %alah yang lebih menonjol adalah &ampur tangan Pemerintah yang lebih tinggi atau di atasnya.

2. BPD 1Ba a! Per3a'i+a! Desa2

Pada permulaan tumbuh dan berkembangnya pemerintahan desa, lembaga yang memiliki kekuasaan tertinggi di perdesaan menurut hukum adat adalah Rembug Desa atau Rapat Desa. -draha ";<<1!;9?# menyatakan! sebagai pemegang kekuasaan "menurut# hukum adat di desa adalah lembaga yang disebut Rembug Desa, Rapat Desa atau Kerapatan -egeri. 5embaga inilah yang memegang kekuasaan tertinggi di desa. Kepala Desa bersama(sama pembantu(pembantunya merupakan unsur pelaksana di ba ah Rembug Desa yang meren&anakan dan melaksanakan pembangunan. 'kan tetapi pada perkembangan berikutnya fungsi mengatur "legislatif# yang dimiliki desa lambat laun berkurang karena 5embaga %usya arah Desa "5%D# dijadikan unsur pemerintah desa, bukan substitusi atau peningkatan Rembug Desa, sumber(sumber administratif pemerintah desa lemah, sementara tugas dan tanggung ja abnya semakin berat. Pemerinatah desa diperlakukan sebagai pelaksana instruksi dari atas belaka. )al ini terjadi lebih(lebih karena kebijakan pemerintah yang lebih mementingkan pen&apaian target, formalitas, keserempakan, keseragaman, dan sifat massal. Sebagaimana telah dikemukakan bah a salah satu unsur Pemerintahan Desa adalah 4adan Per akilan Desa. Pasal ;1/ 33 -o. 00 tahun ;<<< 37

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

menetapkan bah a 4adan Per akilan Desa atau yang disebut dengan nama lain berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan penga asan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa. Selanjutnya pasal ;19 33 -o. 00 tahun ;<<< mengatur tentang 4adan Per akilan Desa yaitu! 'nggota 4adan Per akilan Desa dipilih dari dan oleh penduduk Desa yang memenuhi persyaratan, Pimpinan 4adan Per akilan Desa dipilih dari dan oleh anggota, 4adan Per akilan Desa bersama dengan Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa, dan Pelaksanaan Peraturan Desa ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa. Kedudukan politis 5%D sebelumnya yang sekarang dengan telah ditetapkannya 33 -o. 00 tahun ;<<< dirubah namanya menjadi 4adan Per akilan Desa "4PD# atau disebut dengan nama lain. 4PD adalah permusya aratan6pemukatan pemuka(pemuka masyarakat desa, adah bertugas

menyalurkan pendapat masyarakat Desa dan memusya arahkan setiap ren&ana pembangunan sebelum ditetapkan menjadi Keputusan Desa. Sebenarnya tugas dan fungsi 4PD sama DPRD di Provinsi dan Kabupaten6Kota, namun dalam kenyataanya belum diberdayakan. Selain anggotanya belum mampu memainkan peran, juga karena kuatnya pengaruh Kepala Desa. *ungsi legislasi, anggaran dan penga asan yang diharapkan berjalan men&apai keseimbangan antara kekuasaan legislatif dan eksekutif tidak berjalan sebagaimana mestinya. ,ni merupakan kendala otonomi desa dimasa yang akan datang. 8. (KD 1(em%a#a Ke"a)a!a! Desa2 Pada a alnya 5embaga masyarakat yang tumbuh dari ba ah dan dapat mengemban fungsinya sebagai pembimbing dan penyuluh berbagai pekerjaan sosial desa, dan mampu menjadi saluran aspirasi masayarakat desa adalah 5embaga Sosial Desa. -amun, melalui KEPRES -o. 0. +ahun ;<.1, 5SD diubah menjadi 5embaga Ketahanan %asyarakat Desa "5K%D#. Kemudian menurut pasal ;1: 33 -o. 00 +ahun ;<<< selain lembaga 4adan Per akilan 38

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Desa, di Desa terdapat juga lembaga lainnya sesuai dengan kebutuhan Desa dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Kepala Desa karena jabatannya merangkap sebagai ketua umum 5K%D. Sesungguhnya 5K%D memiliki fungsi yang sangat strategis sebagai perangkat peren&ana dan pelaksana pembangunan desa dan membantu kepala desa dalam mengkoordinasikan pembangunan, menggerakkan partisipasi masyarakat dan mendorong kegotongroyongan masyarakat, tetapi pada kenyataannya kurang berfungsi, karena lebih besar pengaruh kepala desa dalam proses pengambilan keputusan. %elalui kedudukannya sebagai Ketua 3mum 5K%D, Kepala Desa berfungsi meren&anakan dan mengendalikan pelaksanaan pembangunan Desa. 7ika dihubungkan dengan 4ab ,I 4agian D 3mum angka 0 huruf f 84)- ;<?. maka kemampuan pemerintah Desa untuk melaksanakan tugasnya langsung bertalian dengan usaha menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan penyelenggaraan administrasi desa yang semakin meluas dan efektif. Selanjutnya pada tahap peren&anaan pembangunan di tingkat Ke&amatan juga tidak memperkokoh sistem peren&anaan bottom up planning& )anafiah ";<.0!9:# menyatakan bah a ! pembentukan sistem 3DKP diharapkan dapat berfungsi sebagai sistem peren&anaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi pelaksanaan pembangunan ilayah yang menyeluruh dan terpadu di tingkat Ke&amatan, namun karena pembangunan perdesaan hendak dipadukan dalam jangkauan ke enangan Eamat selaku kepala >ilayah, hal ini justru semakin memperkokoh sistem Gtop down planning' dalam pembangunan perdesaan. Dalam kaitan organisasi peren&anaan pembangunan, berdasarkan

pendekatan kontekstual sebaiknya ke enangan menentukan tujuan, sasaran dan program pembangunan lebih besar diserahkan kepada organisasi lokal. 39

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Sedangkan pemerintah yang lebih tinggi tingkatannya hanya sebagai fasilisator dan memberi bimbingan. Esman dan 3phoff ";<.0!<# menyatakan! organisasi lokal adalah organisasi penduduk desa yang bertanggung ja ab kepada anggota(anggotanya dan terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan. Sejauhmana organisasi ini berhasil organi(ation#, bergantung pada &ara merealisasikan dan potensinya sebagai organisasi yang tumbuh dari ba ah " grass root mendirikan mengembangkannya. Dengan demikian organisasi harus men&erminkan pengalaman,

kemampuan dan keinginan anggotanya. 4aik struktur maupun prosedur janganlah dikendalikan se&ara seragam dari luar, sementara pengembangannya haruslah merupakan Glearning processH bagi semua pihak. *riedmann ";<.;! /0# menyatakan bah a ! pembangunan desa "rural development# harus dibimbing se&ara sentral tetapi dilandaskan pada kondisi setempat. 4imbingan dari atas hanya mungkin efektif jika di perdesaan ada organisasi yang mampu menerima, menyerap, menterjemahkan dan menanggapi bimbingan tersebut. Organisasi yang dimaksud haruslah yang mampu berbi&ara untuk dan atas nama masayarakat setempat. Dengan kemampuan administratifnya, pemerintah desa diharapkan mampu menggali, menggerakkan, dan mengkombinasikan masukan(masukan, men&egah berbagai akses sistem dari atas ke ba ah, dan mengefektifkan sistem dari ba ah ke atas, sedemikian rupa, sehingga sasaran pembangunan perdesaan dapat di&apai. 'da beberapa anggapan yang keliru dari pengambil kebijakan. Kartasasmita ";<<:!;/:(;/?# menyatakan bah a!

1. Pendekatan pembangunan yang berasal dari atas lebih sempurna dari


pada pengalaman dan aspirasi pembangunan di tingkat ba ah " grass root#. 'kibatnya kebijakan pembangunan menjadi kurang efektif 40

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

karena kurang mempertimbangkan kondisi yang nyata dan hidup di masyarakat$

2. %asyarakat di lapisan ba ah tidak tahu apa yang diperlukannya atau


bagaimana memperbaiki nasibnya. Oleh karena itu mereka harus dituntun dan diberi petunjuk dan tidak perlu dilibatkan dalam peren&anaan meskipun yang menyangkut dirinya sendiri. 'kibat dari anggapan ini banyak proyek(proyek pembangunan yang ditujukan untuk rakyat, tetapi salah alamat, tidak meme&ahkan masalah, dan bahkan merugikan rakyat. Dari kenyataan tersebut di atas bah a pemerintah masih kuat

menggunakan pendekatan top down strategis dirasakan kurang efektif dalam pembangunan. Peren&anaan dari atas menunjukkan bah a semua ide berasal dari atas "pemerintah#. 'kibatnya pihak atas kurang memperhatikan kultur masyarakat, daya dukung ilayah yang bersangkutan, dan peranan kelembagaan. Karena itu, misalnya pada program inpres desa tertinggal banyak menemui kegagalan, alaupun peren&anaan dari atas juga mempunyai kebaikan( kebaikan. %elihat kenyataan tersebut, -asoetion dan +adjuddin "4udiharsono, ;<.<!21# memberi alternatif peme&ahan berupa konsep peren&anaan dari ba ah, hal demikian sesuai dengan semangat pemerintahan yang desentralisasi dalam rangka pemberian otonomi yang lebih luas dan bertanggung ja ab kepada desa. -draha ";<<1!;/?# mena arkan pendekatan yang lebih tepat mengenai sasaran kepada aspirasi masyarakat yaitu pola balik yang disebut pola dari ba ah ke atas "bottom up strategis#. -amun pola tersebut diharapkan tidak hanya bersifat formal, melainkan sungguh(sungguh mengakar(rumput, atau G gross rootH. Selanjutnya 4udiharsono ";<.<!2;# menyatakan pengadaptasian peren&anaan pembangunan dari ba ah dalam konteks pembangunan nasional bukan berarti membunuh total peren&anaan dari atas yang berlaku saat ini. Peren&anaan dari atas masih mungkin untuk tetap diberlakukan sepanjang masih dengan Gkonsensus nasionalH yaitu 33D /9 dan Pan&asila. 41

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Sekarang pada siapakah tanggung ja ab bagi peren&anaan dan pelaksanaan proyek(proyek, program(program dan kebijakan(kebijakan pembangunan diberikan. Persoalannya, bergantung bagaimana menemukan kombinasi antara desentralisasi dan sentralisasi yang &o&ok untuk berbagai tugas pembangunan. 9. A!##ara! Pe! a-a"a! a! Be+a!4a Desa 1APBD2 "ermas&' &sa)a Desa 9 Struktur juga mendukung pelaksanaan tugas dalam hal pembiayaan. sehari(hari dan biaya operasional keluar. Pasal ;1? ayat ; 33 -o. 00 tahun ;<<< menetapkan sumber pendapatan desa terdiri dari ! pertama, pendapatan asli Desa yang meliputi hasil usaha Desa, hasil kekayaan Desa, hasil s adaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain(lain pendapatan asli desa yang sah$ kedua, bantuan dari Pemerintah Kabupaten yang meliputi bagian dari perolehan pajak dan retribusi Daerah, dan bagian dari dana perimbangan keuangan Pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten$ ketiga, bantuan dari Pemerintah dan Pemerintan Provinsi$ keempat, Sumbangan dari pihak ketiga$ dan kelima, pinjaman desa. Sumber pendapatan desa sebagaimana dimaksud pada ayat ";#, menurut pasal ;1? ayat 0 33 -o. 00 tahun ;<<< dikelola melalui 'nggaran Pendapatan dan 4elanja Desa "'P4D#$ ayat 2 menetapkan Kepala Desa bersama 4adan Per akilan Desa "4PD# menetapkan 'nggaran Pendapatan dan 4elanja Desa "'P4D# setiap tahun dengan Peraturan Desa "Perdes.#$ ayat / menetapkan pedoman penyusunan 'nggaran Pendapatan dan 4elanja Desa ditetapkan oleh 4upati$ ayat 9 menetapkan tata &ara pungutan objek Pendapatan dan 4elanja Desa ditetapkan bersama antara Kepala Desa dan badan per akilan Desa. Selanjutnya pasal ;1. 33 -o. 00 tahun ;<<< menetapkan pula bah a Desa dapat memiliki badan usaha sesuai dengan peraturan perundang(undangan. Desa yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik adalah Desa yang mampu menyelenggarakan pembangunan atas dasar kemampuan keuangannya sendiri. 3ntuk penggalian sumber(sumber keuangan 42

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Desa tentunya diperlukan ke enangan yang lebih besar. Dalam peraktek pemerintahan di ,ndonesia sumber(sumber perdesaan banyak di pungut pemerintahan Kabupaten6 Kota. %isalnyaPajak 4umi dan 4angunan sebahagian besar dananya masuk ke kas Kabupaten6Kota. Eontoh lain adalah keberadaan perusahaan negara dan perusahaan s asta besar di perdesaan. Se&ara resmi tidak ada penghasilan perusahaan besar tersebut yang masuk ke kas Desa. %ungkin se&ara tidak resmi bantuan perusahaan besar tersebut langsung diberikan kepada aparatur atau tokoh masyarakat perdesaan. Pada sisi yang lain, hasil keuntungan perusahaan sebahagian besar justru disetor pula ke Pemerintah Kapupaten6Kota, Provinsi dan Pusat melalui berbagai peraturan perundangan yang diberlakukan terhadap perusahaan.. Dimasa yang akan datang, pemerintahan perdesaan yang berotonomi, tentunya sangat memerlukan sumber(sumber dan penghasilan yang memadai. 'tas dasar logika bah a apsek peren&anaan pembangunan perdesaan harus pula disertakan dengan penyusunan 'nggaran Pendapatan dan 4elanja Desa "'P4D#. Dimasa yang akan datang salah satu faktor terpenting yang perlu direformasi dalam rangka proses pembelajaran menuju pemberdayaan masyarakat, sudah sangat mendesak pemerintahan Desa perlu menata kembali sistem anggaran pendapatan dan belanja pembangunannya. Dalam penyusunan 'P4D harus ter&ermin pula sisi sumber(sumber penerimaan Desa dan sisi pengeluaran untuk biaya rutin dan biaya pembangunan desa. )arus disadari bah a pembinaan otonomi desa merupakan tanggung ja ab semua, baik Pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten. %isalnya porsi bantuan dan dana perimbangan sumer daya alam masing(masingnya adalah Pusat membantu 01 C, Provinsi 21 C dan Kabupaten6kota 91 C dari 91 C total kebutuhan biaya pembangunan perdesaan. 5. (em%a#a A a" Seperti telah dikemukakan pada uraian terdahulu bah a pemerintahan Desa memerlukan dukungan keuangan dan dukungan struktur organisasi 43

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

dalam rangka pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan dukungan lingkungan. Dukungan lingkungan terhadap Pemerintahan Desa terletak pada kenyataan bah a Kepala Desa maupun pembantu(pembantunya merupakan tokoh(tokoh pilihan masyarakat setempat. Dengan kemampuan adminsitratif seperti diuraikan di atas, pemerintahan Desa diharapkan mampu menggali, menggerakkan dan mengkombinasikan masukan(masukan, men&egah berbagai akses sistem dari atas ke ba ah, dan mengefektifkan sistem dari ba ah ke atas, sehingga sasaran pembangunan desa dapat di&apai. De asa ini Desa selalu ada dua kelompok tokoh pemimpin, yaitu tokoh formal dan tokoh informal. +okoh formal merupakan pemerintah Desa yang mempuyai kekuatan hukum. +okoh informal merupakan tokoh yang mempunyai kekuatan ikatan batin dengan arganya sehingga besar pengaruhnya pada masyarakat. +okoh formal kelopok pertama terdiri dari ! Kepala Desa, Setretaris Desa, Kepala(kepala 3rusan, Kepala(kepala Dusun, Ketua dan anggota 4PD, Ketua dan Seksi 5K%D, Pengurus PKK, Ketua R> atau RK, Ketua R+. +okoh formal kelompok kedua yaitu semua petugas instansi terkait dalam pembangunan Desa, terdiri dari ! Dephankam "4abinsa dan 4impolda#, Dinas P dan K "penilik SD, penilik olahraga, dan penilik pendidikan#, Dinas Kesehatan "dokter, juru ra at, dan sanitarian#, Dinas Pertanian dan Kehutanan "PP5, mantri kehe anan, polisi hutan, penyuluh penghijauan, dan mantri perikanan#, Dinas Pemukiman dan Prasarana >ilayah "petugas pengairan "P2S#, +SK+, sarjana penggerak pembangunan Desa#, Dinas Sosial "+KSS, PS%, dan PSK#, 4adan Penerangan "juru penerangan dan penerangan transmigrasi#, Dinas Koperasi dan PK% "petugas penerangan K3D#, Dinas Perindustrian dan Perdagangan "petugas proyek 4,P,K perindustrian#, 4KK4- "P5K4#, 4R, "petugas 4R, unit Desa#, Perguruan +inggi "%ahasis a KK- dan PK5#. Sedangkan tokoh informal antara lain ! pemuka agama, pemuka adat, tokoh yayasan sosial dan pendidikan, tokoh pemuda, pimpinan organisasi kemasyarakatan, pimpin Orsospol komisariat Desa, kelompok petani dan nelayan, kelompen&apir, dan lain(lain sebagainya sebagai tokoh informal. 44

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Kedua kelompok tokoh formal dan tokoh informal tersebut merupakan kekuatan yang sangat besar jika dapat dipersatukan untuk menggerakkan masyarakat dalam pembangunan. Karena mereka ini merupakan pelopor " agen pembangunan# bagi masyarakat dalam menggerakkan roda pembangunan, khususnya pembanguan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, jasa dan perdagangan, pari isata dan lain(lain sebagainya. I. Pe!i!#'a"a! K&a+i"as S&m%er Da,a Ma!&sia 4erdasarkan tingkat perkembangan pembangunan daerah di Riau, apabila dirin&ikan kualitas berdasarkan sumber daya bidang manusia pembangunan, belum optimal. memperlihatkan Sesungguhnya bah a program peren&anaan dan implementasi program pembangunan daerah pada bidang peningkatan S.D.% di daerah tidak saja ditujukan kepada kedisiplinan dan penguasaan atau pemahaman materi pekerjaan dan pelayanan yang diberikan aparatur, melainkan bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berusaha meningkatkan pendapatan perkapitanya. Perbaikan faktor manusia "human factor# memberikan kontribusi yang besar bagi per&epatan laju pembangunan. %eningkatkan mutu sumber daya manusia dipandang sebagai bagian pembangunan yang dapat menjamin kemajuan ekonomi dan kestabilan sosial. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat supaya dapat berkesinambungan, harus didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki prakarsa dan daya kreasi untuk kemajuan diri termasuk menggunakan hak(hak politiknya. Prakarsa itu hanya akan tumbuh apabila ada kesempatan yang sama dan berkeadilan kepada setiap masyarakat dalam proses pembangunan. 'tas dasar pandangan perlu adanya daya prakarsa dan kreasi masyarakat dalam pembangunan, maka kebijakan pembangunan harus ter&ipta sedemikian rupa sehingga ada kebebasan dan kesempatan untuk berperan serta "berpartisipasi# dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri setiap individu dan masyarakat. 45

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Peran serta masyarakat tidak hanya terbatas pada bidang tertentu saja, melainkan termasuk kepada semua bidang pembangunan ! ekonomi, politik, sosial budaya dan hankam. Singkatnya, kemajuan ekonomi suatu masyarakat tidak akan mampu bertahan, tanpa adanya pembangunan demokrasi politik dalam masyarakat tersebut. Pembangunan sosial "social building# dalam rangka pengembangan sumber daya manusia tidak terlepas dari bagaimana men&iptakan sistem sosial yang dapat mendorong lahirnya manusia kreatif atau manusia berprestasi, termasuk pula sikap mental masyarakat dan aparatur Pemerintah. Selama ini pembangunan hanya difokuskan pada pembangunan fisik dan mengabaikan faktor(faktor non fisik yang justru memiliki potensi yang &ukup besar untuk keberhasilan pembangunan. Smith dan %ill "+odaro, ;<<9!2<;# menyatakan dalam pembangunan ekonomi perlu pula memperhitungkan faktor non ekonomi yaitu keper&ayaan masyarakat, kebiasaan berpikir, adat istiadat, budaya usaha dan &orak kelembagaan masyarakat. Pada periode pembangunan selama pemerintahan orde lama berkuasa yang mengutamakan pembangunan politik sampai kepada lapisan terba ah di perdesaan, pada kenyataannya telah gagal men&iptakan kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya. Demikian pula dengan pengalaman selama pemerintahan orde baru berkuasa, juga dianggap telah gagal karena terlalu memfokuskan pada pembangunan ekonomi masyarakat semata dalam rangka mengejar pertumbuhan. Oleh karena itu sungguh sangat tepat di era reformasi yang juga dalam aktu yang bersamaan sedang mengalami krisis ekonomi, Pemerintah Daerah Provinsi Riau melakukan perubahan strategi pembangunan daerah dari strategi mengabaikan aspek pembangunan demokrasi politik menuju kepada strategi pembangunan demokrasi ekonomi bergandengan dengan pembangunan demokrasi politik. Pembangunan demokrasi politik terutama dalam hal prakarsa, daya kreasi dan hak(hak politik masyarakat Daerah belum dapat terekspresikan dengan baik. Demikian pula dalam hal partisipasi individu dan masyarakat daerah dalam proses pengambilan keputusan. 46

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Keberadaan Pemerintah dengan visi dan misinya tersediri telah membuat masyarakat daerah tidak ada pilihan ke&uali hanya mengikut. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam rangka men&ari penyesuaian antara keinginan arus ba ah dengan keinginan pihak atas, tidak tersebut lain adalah dengan untuk mengembangkan demokrasi politik. 3paya dimaksudkan

mengurangi ketergantungan masyarakat dan sekaligus mengurangi &ampur tangan yang berlebihan dari Pemerintah Daerah dalam proses pembangunan. Disinilah arti pentingnya pembangunan demokrasi politik di daerah dalam rangka pemberdayaan masyarakat madani dimasa yang akan datang. Pembangunan masyarakat daerah sebenarnya meliputi dua unsur pokok yaitu ! masalah manusia yang menjadi pengambil inisiatif, yang menjadi manusia pembangunan. Dan masalah meteri yang mau dihasilkan dan dibagi(bagikan. Para ahli ekonomi hanya menekankan pada aspek keterampilan, dan manusia lebih dianggap sebagai faktor produksi saja. Jang kurang dipersoakan adalah bagaimana men&iptakan sistem sosial, yang bisa mendorong lahirnya manusia kreatif. Dengan demikian, pembangunan tidak saja berurusan dengan produksi dan distribusi barang(barang material selain itu, pembangunan juga harus men&iptakan kondisi(kondisi yang memuat manusia yang bisa tumbuh dan mengembangkan kreatifitas. 7adi pembangunan harus dimulai dari pembangunan manusianya. Pengembangan sumber daya manusia, tidak terlepas dari pada untuk membuat sebuah pekerjaan menjadi berhasil. Jang paling penting adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut. Perseoalannya apakah seseorang memiliki semangat baru yang sempurna dalam menghadapi pekerjaan. Dan apakah dia memiliki keinginan untuk berhasil. Sejalan yang dikemukakan. %& Elelland " dalam 4udiman, ;<<9 ! 02 # dengan konsepnya )he need for *chievement %n*ch) yaitu kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi. Orang dengan n('&h yang tinggi, yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena mendapat imbalan dari hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerjanya dianggap sangat baik. 47

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

%enga&u pada konsep tadi, maka kemampuan sumber daya manusia di perdesaan yang di tingkatkan terlebih dahulu, karena kalau dalam masyarakat ada banyak orang yang memiliki n('&h yang tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang &ukup tinggi. 7adi sebenarnya kemajuan suatu masyarakat itu sendiri maju atau berkeinginan untuk terus berprestasi. %emajukan masyarakat dapat dimulai dari pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, diskusi(diskusi, bahan(bahan ba&aan, kursus(kursus keterampilan, pemanfaatan media informasi yang kesemuanya dapat memberi semangat dan motivasi berprestasi tinggi. %enurut ,nkeles dan Smith " dalam Kamil P,;<<< ! .< # bah a pembangunan negara berkembang memerlukan manusia(manusia modern yang siap menerima perubahan. %enjadi manusia modern yang perlu dirubah adalah atak masyarakat. +entang proses perubahan manusia modern, ,nkelas dan Smith " dalam 4udiman, ;<<9 ! 29 # mengatakan bagaimanpun juga, manusia bisa dirubah se&ara mendasar setelah dia menjadi de asa, dan karena itu tak ada manusia yang tetap menjadi manusia tradisional dalam pandangan dan keperibadiannya, hanya karena dia dibesarkan dalam sebuah masyarakat tradisional. ,nkelas dan Smith memberikan pemahaman bah a dengan memberikan lingkungan yang tepat, setiap orang bisa diubah menjadi manusia modern, setelah dia men&apai usia de asa. 4agaimana menjadikan masyarakat perdesaan menjadi orang modern. %enurut ,nkelas dan Smith " dalam Suarsono dan 'lvin,;<<; ! 22 # ada beberapa faktor antara lain ! pendidikan, penduduk desa men&ari pengalaman ke kota, tersedianya media informasi " televisi, radio, surat kabar, majalah, jurnal iptek #, memberikan pendidikan politik, modernisasi pabrik dan administrasi industri, dan pengembangan ilmu dan teknologi. Selanjutnya kondisi(kondisi apa yang membuat suatu masyarakat dapat membimbing proses mengatur kehidupan dan membentuk kembali. %enurut Et=ioni "dalam 8arna, ;<<0! ??# mengatakan bah a pengatahuan, pengambilan 48

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

keputusan, kekuasaan, kesesuaian paham dan mobilisasi sebagai variabel( variabel penyambung pada transformasi dari masyarakat yang terasing kepada tahap masyarakat aktif. Et=ioni yakin bah a pengatahuan ilmiah, termasuk ilmu(ilmu pengatahuan sosial, akan dipakai dalam transformasi sosial, khususnya dalam memahami dan me ujutkan masyarakat yang self(guinding. %asyarakat lebih menjadi demokratis, penggunaan jasa paksaan dikurangi dan kontrol sosial pun lebih efektif. 4anyak ahli ekonomi berangkali sependapat bah a bukanlah sumber daya modal atau materi yang sepenuhnya menentukan karakterisasi dan tingkat perkembangan ekonomi dan sosial, melainkan sumber daya manusia. Sebagimana dikatakan )erbison "dalam +odaro ;<<9 ! 2.9# bah a sumber daya manusia merupakan landasan utama bagi kesejahteraan negara. Sumber daya alam dan modal merupakan faktor(faktor produksi aktif yang dapat mengakumulasi modal, mengelola sumber daya alam, membangun organisasi( organisasi sosial, ekonomi dan politik serta melaksanakan pembangunan nasional lebih lanjut. Dengan demikian investasi sumber daya manusia akan menghasilkan manfaat ganda. Sedangkan mekanisme kelembagaan yang paling penting bagi pengembangan keterampilan masyarakatlah sistem pendidikan nonformal. Peningkatan kesempatan pendidikan kuantitatif dan kualitatif yang &epat akan merupakan kun&i pokok pembangunan masyarakat perdesaan. Permasalahan yang sangat mendasar tentang pendidikan di perdesaan adalah kurang sesuainya sistem pendidikan dengan kebutuhan pembangunan. ,ni disebabkan, sistem pendidikan hafalan, pengulangan dan pengalaman, bukannya pemikiran, penalaran atau peme&ahan masalah. 7adi sekolah(sekolah dasar amat terbatas aktunya untuk memberikan bekal pengatahuan ke&akapan dan gagasan(gagasan baru yang sangat dibutuhkan murid agar bisa berfungsi se&ara efisien di dalam lingkungan perdesaan, misalnya praktek pertanian dan pengelolaannya, kesehatan, nutrisi, pembangunan komunikasi dan sebagainya. Jang menjadi prioritas hanya memba&a, menulis, berhitung dan bahasa asing, 49

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

sesungguhnya kebanyakan mereka bukan dipersiapkan untuk melanjutkan keperguruan tinggi. %isalnya, anak(anak yang berasal dari keluarga miskin dengan tarap kehidupan keluarga yang rendah, sering gagal dalam menyelesaikan pendidikan. %enurut Simmon " dalam Jodaro$ ;<<9 ! 2<? # menyebutkan ada empat faktor paling penting yang merupakan determinasi terhadap kemampuan belajar anak(anak, yaitu !

1. 5ingkungan keluarga, termasuk tingkat penghasilan, pendidikan orang


tua, kondisi perumahan, jumlah anak dalam suatu keluarga, dan sebagainya.

2. ,nteraksi kelompok sebaya, yaitu tipe anak(anak dengan siapa


seseorang anak berhubungan.

3. Keperibadian, yaitu inteligensia dan ke&apan yang diturunkan kepada


anak.

4. -utrisi dan kesehatan selama bertahun(tahun a al.


Setidaknya ada beberapa manfaat dari investasi sumber daya manusia di perdesaan, antara lain ! mendorong pertumbuhan ekonomi, ter&iptanya angkatan kerja terdidik, mema&u sikap(sikap modern masyarakat, dan mengurangi tingkat kesuburan anita. %enurut +odaro " ;<<9 ! /02 # banyak pendidikan di masyarakat desa di negara(negara berkembang hanya sedikit sumbangannya di dalam memperbaiki tingkat produktivitas pertanian alam atau di dalam membuat murid bisa belajar lebih efektif di lingkunagan masyarakatnya. Selanjutnya Eoombs " dalam +odaro, ;<<9 ! /02 # mengelompokkan pada empat kelompok pendidikan yang diperlukan penduduk usia muda dan de asa, laki(laki dan perumpuan, dalam empat bagian sebagai berikut!

1. Pendidikan umum atau pendidikan dasar, memba&a, menulis, berhitung,


lingkungan hidup dan sebagainya.

2. Pendidikan kesejahteran keluarga, untuk mendalami pengatahuan,


keterampilan, dan sikap(sikap yang berguna untuk memperbaiki kualitas kehidupan keluarga termasuk kesehatan, nutrisi, rumah sakit, 50

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

pera atan anak, membangunan rumah dan memperbaikinya, keluarga beran&ana, dan sebagainya.

3. Pendidikan kesejahteraan masyarakat, diran&ang untuk memperkuat


lembaga(lembaga kemasyarakatan, baik lokal maupun nasional, 5%D, 5K%D, koprasi, proyek kemasyarakatan dan upaya serupa.

4. Pendidikan keterampilan kerja, diran&ang untuk mengembangkan


pengatahuan kehidupan. 3ntuk men&apai tingkat keberhasilan peningkata SD%, berikut ini akan ditunjukkan betapa kebutuhan terhadap pendidikan berbeda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain di lingkungan perdesaan. Program(program pendidikan yang efektif dan diatur dengan baik se&ara &o&ok untuk semua kelompok pekerja adalah sangat diperlukan jika pendidikan dimaksudkan sebagai sarana penunjang yang penting bagi pembangunan perdesaan. 3ntuk lebih jelasnya tertuang pada tabel berikut ini. Kemudian Eoombs dan 'hmed " ;<.9 ! 2? D 2< # mengemukankan dari empat pendekatan untuk meningkatkan sumber daya manusia perdesaan, diantaranya! dan ke&apan khususnya yang berkaitan dengan efektivitas ekonomi dan yang bermanfaat bagi usaha membina

1.

Pendekatan penyuluhan, berusaha merubah pertanian subsistensi menjadi suatu masyarakat yang dinamik, dan meningkatkan suatu taraf hidup keluarga dan masyarakat.

2.

Pendekatan pelatihan6pendidikan, pengajaran yang sistematis serta mendalam untuk meningkatkan keterampilan dan pengatahuan dasar tertentu.

3. 4.

Pendekatan s adaya terpadu, merubah

atak, sikap penduduk

terhadap pembaharuan dan hasrat mereka akan perbaikan nasib. Pendekatan pembangunan terpadu, sifatnya beraneka ragam dan tegas dalam memilih metode pendidikannya. Suatu pandangan yang luas mengenai proses pembangunan dan &ara mengkoordinasi 51

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

dalam rangka satu sistem pengelolaan tunggal segala komponen penting. Dengan demikian jelaslah bah a se&ara konvensional pembangunan sumber daya manusia diartikan sebagai investasi @ +human capitalH yang harus dilakukan sejalan dengan investasi physikal &apital. Eakupan pembangunan sumber daya ini meliputi pendidikan, pelatihan, kesehatan, gi=i, penurunan fertilitas, dan pengembangan enterpreneurial, yang kesemuanya bermuara kepada peningkatan produktivitas manusia. Karenanya dikatatan kenerja pembangunan sumber daya manusia men&akup indikator pendidikan, pelatihan, kesehatan, gi=i, dan sebagainya yang disebut di atas tadi. -amun, pembangunan sumber daya manusia tidak hanya terbatas pada hanya untuk membuat manusia profesional dan terampil yang sesuai dengan kebutuhan sistem untuk dapat memberikan kontribusinya di dalam proses pembangunan interpretasi pengembangan sumber daya manusia lebih luas lagi, seperti yang dikemukakan +jokro inato " ;<<: ! 0< # bah a pembangan sumber daya manusia menjangkau demensi yang lebih luas yang menekankan pentingnya kemanpuan manusia untuk ikut berpertipasi dalam proses transformasi masyarakatnya dimana mereka hidup bukan suatu struktur yang statis, tertutup, suatu realita yang harus diterima saja, tetapi menuntut mereka untuk beradaptasi sepenuhnya kepada sistem. Pembangunan sumber daya manusia masyarakat perdesaan tidak sekitar pendidikan, kesehatan dan gi=i, akan tetapi membentuk manusia yang mempunyai kemampuan kritis untuk melihat kendala(kendala sosial, ekonomi, politik, kultural dan sebagainya dari sistem sosial yang ada, dan men&ari alternatif( alternatif peme&ahan. 7adi menyangkut pula membentuk mental yang baik, sikap kritis dan pola pikir berlian, selalu ingin maju dan berperestasi, tumbuh ji a iras asta, punya ide(ide &emerlang, pandangan kedepan menyongsong hari esok dan mampu sebagai agen pembangunan. 'pabila sudah memiliki tingkat sumber daya yang demikian, diharapkan pula dapat mengembangkan ilmu pengatahuan dan teknologi, termasuk menggali dan 52

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

mengembangkan teknologi pribumi " eudugeulous te&hnology # yang dimilikinya. Dengan memberikan peningkatan kepada kemampuan sosial ekonominya. %enurut )agen " dalam +jokro inoto, ;<<: ! /< # bah a diterimanya keberhasilan pembangunan suatu negara tergantung pada peran faktor makro individu, yaitu keperibadian. 'da empat unsur keperibadian sumber daya manusia, yaitu ! intelegensia dan energi, orientasi nilai, kognisi dan kebutuhan "need#, yang membedakan keperibadian antara bangsa(bangsa adalah pada unsur kebutuhan "need#. Keberhasilan pembangunan menurut peribadi yang mempunyai kebutuhan manipulatif " mengubah lingkungan # yang tinggi, kebutuhan agresif " bertindak agresif #, rendah, dan kebutuhan pasif " bersikaf pasif # yang rendah, kebutuhan manipulatif terdiri atas empat unsur, yaitu ! need a&hievement " kebutuhan untuk selalu berperstasi #, need outonomy " kebutuhan mandiri #, need order " kebutuhan untuk hidup dalam lingkungan yang serba teratur #, dan need understanding " kebutuhan untuk selalu memahami peristi a yang terjadi #, yang masing(masing juga harus tinggi. 3ntuk merubah sumber daya manusia masyarakat perdesaan sehingga memiliki kualitas keperibadian yang dapat mendorong keberhasilan pembangunan pada bidang lain perlu upaya(upaya yang sungguh(sungguh. Dengan demikian akan terbentuk manusia(manusia sebagaimana yang dikatakan Dahlan " ;<<0 ! < (;1 # bah a kualitas manusia ,ndonesia seutuhnya adalah memiliki kualitas fisik, yaitu ! kesegaran jasmani, kesehatan, daya tahan fisik, dan sebagainya. Dan kualitas non fisik yaitu !

1. Kualitas

keperibadian

Ke&erdasan,

kemendirian,

kreativitas,

ketahanan mental, keseimbangan antara emosi dan rasio$

2. Kualitas masyarakat ! keselarasan hubungan sesama manusia$ 3. Kualitas berbangsa ! tingkat kesadaran berbangsa dan bernegara$ 4. Kualitas spiritual ! religiousitas dan moralitas$ 5. >a asan lingkungan ! kualitas yang diperlukan untuk me ujutkan
pembangunan yang berkelanjutan$ dan

53

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

6. kualitas kekaryaan ! kemampuan me ujutkan aspirasi dan potensi diri


dalam bentuk kerja nyata guna menghasilkan sesuatu dengan mutu yang sebaik(baiknya. Didalam konteks kearifan pembangunan yang mendasarkan dari pada H ,uman centered develoment G justru kearifan, inovasi, dan daya kreasi manusia yang mempunyai potensi untuk tumbuh se&ara e(ponential, merupakan G -nexhaustible determinant G proses pembangunan itu sendiri. Karenanya H ,uman centered develoment G merupakan . "onditio / sine 0ao non G dari pembangunan yang berkelanjutan % subtained development #. :. Pe! e'a"a! Pem%a!#&!a! a! Pemera"aa! E'o!omi Dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dapat dilakukan dengan menghidupkan dan memfungsikan kembali lembaga(lembaga dalam masyarakat yang mendukung perekonomian masyarakat. %isalanya K3D, 4ank Pembangunan Daerah atau 4PR, Pasar dan pengadaan sarana produksi dan distribusi Daerah. 'pabila semua masyarakat usahanya sudah di adahi oleh K3D yang didukung pula dengan pengadaan sarana produksi dan distribusi, sementara 4ank Pembangunan Derah atau lembaga keuangan lainnya menyediakan fasilitas kredit untuk modal usaha dan modal kerja maka diharapkan masyarakat lebih akses dan berdaya dalam berusaha. Penumpukan produksi dapat pula diatasi apabila K3D dan berbagai lembaga perekonomian lainnya benar(benar berfungsi tidak saja sebagai lokal, regional bahkan ke pasar ,nternasional. Dukungan Pemerintah yang sangat dibutuhkan di sini adalah pembinaan lembaga perekonomian dan dukungan " support# dana yang dititipkan pada lembaga K3D atau lembaga keuangan "4ank Perkeriditan Rakyat#. 'lternatif ini perlu lilakukan, karena pengalaman telah membuktikan bah a dana yang disalurkan melalui berbagai program6proyek ternyata kurang efektif untuk mengangkat harkat dan martabat manusia di daerah sebagaimana maksud dan 54 adah produksi, melainkan juga sebagai penyalur "distribusi# produk daerah ke pasar

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

tujuan program6proyek diadakan. Sebagai akibat dari proses dan struktur program6proyek terlalu birokratis dan regulasi. Selain dari itu, dukungan Pemerintah diperlukan pula dalam hal memberi informasi produk daerah apa saja yang dibutuhkan pasar lokal, regional dan pasar ,nternasional. Se&ara umum pembangunan di bidang fisik khususnya penyediaan sarana dan prasarana di daerah belum pula optimal. %isalnya, yang hampir terlupakan adalah pengadaan fasilitas dan perangkat pendukung pelatihan kerja kepada petani dan nelayan. Selain bertujuan meningkatkan kemampuan petani dan nelayan pelatihan ditujukan pula kepada proses pengenalan dan adaptasi teknologi baru terhadap teknologi dan budaya kerja setempat. +idak mungkin petani dan nelayan kita akan men&apai taraf kemajuan yang lebih baik tanpa menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi dalam berusaha tani, meskipun telah didukung oleh sarana dan prasarana umum yang memadai. Selanjutnya, dalam bidang pembangunan lingkungan hidup di daerah ternyata hasilnya belum pula optimal. %asih terdapat beberapa faktor kerusakan lingkungan, khususnya tanah perdesaan di Riau yang disebabkan oleh faktor alam dan ulah manusia. Kerusakan karena faktor alam banyak disebabkan oleh gelombang pasang terutama Desa(desa pesisir dan pantai. Sedangkan kerusakan karena faktor ulah manusia disebabkan oleh sikap yang berlebihan dari perusahaan "investor# dalam pembukaan lahan perkebunan. %engakibatkan gundulnya hutan yang berdampak pada tingkat erosi tanah yang &ukup tinggi. *aktor kerusakan tanah yang lain disebabkan adat atau tradisi pembagian tanah arisan, sehingga lahan menjadi sempit dan kurang produktif " pregmentatie#, tanpa ada usaha membuka lahan baru yang lebih luas. Pembangunan daerah di Riau termasuk gagal dalam mengatasi masalah kesenjangan sosial yang &ukup lebar yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai akibat tidak meratanya pembagian sumber(sumber produksi. Sekelompok orang dengan mudahnya memiliki dan menguasai faktor produksi yang diperoleh dari sumber kekayaan negara dan Daerah sebagai akibat kebijakan Pemerintah 55

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

terlalu berlebihan dan berpihak kepada sekelompok konglemerat yang dianggap memiliki peran dalam pertumbuhan perekonomian. Di pihak lain, mayoritas masyarakat usaha menengah, ke&il dan koperasi tidak memperoleh akses dan kesempatan mendapatkan sumber(sumber produksi yang dikuasai negara dan Daerah akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Strategi pembangunan yang berpihak kepada rakyat "ekonomi kerakyatan# yang hanya menguasai usaha menengah dan ke&il sudah sangat mendesak dilaksanakan, melalui kebijakan parampingan birokrasi dan deregulasi diberbagai peraturan, misalnya dalam pemberian kredit investasi dan modal kerja kepada usaha ke&il dan ekonomi lemah harus lebih dipermudah. +entunya, jika Pemerintah Daerah benar(benar ingin mengatasi masalah kesenjangan sosial dan ketidakadilan ekonomi dalam pembangunan dimasa yang akan datang. Iisi dan misi Riau 0101 akan mendekati kenyataan apabila semua pihak! pemerintah daerah, pihak s asta dan masyarakat memiliki komitmen dan dapat bekerjasama yang saling menguntungkan dan adil. +erutama dalam kegiatan produksi dan distribusi dengan memanfaatkan potensi alam dan masyarakat se&ara optimal dan berkelanjutan. )al ini dapat di ujudkan, apabila mampu menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomis dari potensi yang dimiliki luas lahan dan potensi kelautan dimanfaatkan pemerintah daerah, pihak s asta dan masyarakat untuk kegiatan pertanian, perikanan, perkebunan, industri dan perdagangan se&ara professional, ekonomis dan berteknologi tinggi. Di Riau dalam hal pembangunan ekonomi kerakyatan belumlah dapat dikatakan berhasil. Pembangunan perekonomian masyarakat di Riau telah menimbulkan dampak terjadinya kesenjangan sosial dan kesenjangan tingkat pendapatan yang &ukup tinggi. 'da sekelompok ke&il masyarakat sebagai pemilik perusahaan pertambangan, perkebunan, industri pengolahan " manufactur# kayu lapis, telah meraih keuntungan dengan pendapatan perkapita yang &ukup tinggi atas sumber( sumber kekayaan alam di Riau, sedangkan sebahagian besar 56

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

masyarakat terutama yang tinggal di perdesaan pendapatan perkapitanya &ukup ke&il. Dengan meningkatnya persentase penduduk yang berada diba ah garis kemiskinan di Riau, membuktikan bah a hasil pembangunan yang dinikmati masyarakat sampai lapisan terba ah " trickle-down effect# yang melekat pada paradigma pertumbuhan "growth paradigm) ternyata tidak ter ujud bahkan yang terjadi justru kesenjangan semakin melebar. Sebagai akibat penerapan se&ara bulat konsep ekonomi liberal kapitalis, tanpa menyesuaikan dengan peradaban sosial budaya masyarakat daerah di Provinsi Riau, ternyata kemajuan(kemajuan ekonomi daerah di Provinsi Riau dianggap telah gagal, karena hanya menguntungkan sebahagian ke&il individu dan kelompok dalam masyarakat. Sebagai akibat kebijakan pembangunan yang keliru tersebut, ternyata sekelompok individu dalam masyarakat yang tinggal di ibu kota sudah baik keadaannya, se&ara ekonomi lebih mampu dan dapat memanfaatkan sumber( sumber kekayaan Daerah Provinsi Riau. Sebahagian ke&il jumlah masyarakat ekonomi kelas atas selalu mendapat peluang dan kesempatan yang lebih luas bila dibandingkan dengan mayoritas masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di daerah kumuh atau kantong kemiskinan di perkotaan dan perdesaan. Dengan demikian yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin bahkan menjadi lebih miskin lagi. Pasal 22 33D ;</9 telah mengamanatkan bah a demokrasi ekonomi se&ara harfiah berarti kedaulatan rakyat di bidang kehidupan ekonomi. Kalau demokrasi ekonomi dijabarkan maka bermakna produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua diba ah pimpinan atau kepemilikan anggota(anggota masyarakat. Dengan demikian dalam demokrasi ekonomi, kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Kemakmuran yang hendak di&apai haruslah kemakmuran atas dasar keadilan sosial. De asa ini masalah yang masih mengganjal bagi pembangunan demokrasi ekonomi di Provinsi Riau berdasarkan hasil penelitian yaitu masih adanya ketidakseimbangan kemampuan dan kesempatan berusaha antara 57

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

pihak(pihak diberbagai lapisan masyarakat antara yang menguasi dengan yang tidak menguasi sumber(sumber produksi. Sudah saatnya dimasa yang akan datang pembangunan ekonomi yang berakar kepada kerakyatan dianggap lebih tepat di terapkan di Provinsi Riau. Selain dapat meningkatkan kemampuan masyarakat yang berpenghasilan rendah, juga sebagai upaya Pemerintah Daerah Provinsi Riau dalam men&iptakan pemerataan pendapatan dan sekaligus mengatasi kesenjangan sosial. Diantara upaya yang perlu dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi Riau termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota adalah kebijakan debirokratisasi dan deregulasi yang transparan dan seadil(adilnya. Dalam rangka peningkatan kemampuan perekonomian masyarakat di daerah Provinsi Riau tidak lain dengan memberdayakannya. Strategi yang dikembangkan adalah pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pertumbuhan yang dihasilkan melalui upaya pemerataan, dengan penekanan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Pemberdayaan masyarakat perdesaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, melainkan termasuk pula membangun pranata( pranatanya, dalam hal menanamkan nilai(nilai budaya modern misalnya kerja keras, keterbukaan, hemat, dan bertanggung ja ab. Demikian pula pembaharuan lembaga(lembaga sosial daerah dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya melalui proses pembelajaran. Pengembangan ekonomi yang berakar pada kerakyatan tetap pula menga&u pada pertumbuhan, pemerataan, stabilitas dan peningkatan sumber daya manusia. Selain itu perlu pula memper&epat berbagai proses perubahan dari masyarakat daerah yang masih berpikir dan berprilaku tradisional ke masyarakat modern, dari sistem ekonomi dan dari ketergantungan masyarakat yang subsistem ke ekonomi pasar, terhadap pemberi bantuan menuju

kemandirian dan pemberdayaan. Dalam hal ini sasaran ekonomi kerakyatan di daerah tidak lain adalah petani dan nelayan. Dalam kebijakan ekonomi kerakyatan, petani harus diberi hak kepemilikan, penguasaan dan penggunaan 58

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

tanah sebagai lahan pertanian, disediakan pula fasilitas kredit untuk permodalan dan teknologi tepat guna dalam rangka efektivitas berusaha. Dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat dapat dilakukan dengan menghidupkan dan memfungsikan kembali lembaga(lembaga dalam masyarakat yang mendukung perekonomian masyarakat. %isalanya K3D, 4ank Daerah, Pasar dan pengadaan sarana produksi dan distribusi. 'pabila semua masyarakat usahanya sudah di adahi oleh K3D yang didukung pula oleh pengadaan sarana produksi dan distribusi, sementara 4ank Daerah atau lembaga keuangan lainnya menyediakan fasilitas kredit untuk modal usaha dan modal kerja maka diharapkan masyarakat lebih akses dan berdaya dalam berusaha. Penumpukan produksi dapat pula diatasi apabila K3D benar(benar berfungsi tidak saja sebagai Dalam adah produksi, melainkan juga sebagai penyalur keberadaan investor di daerah sering "distribusi# produk daerah ke pasar lokal, regional bahkan ke pasar ,nternasional. perkembangannya, menimbulkan konflik antara pemilik modal dengan petani sebagai pemilik lahan. Pada sisi yang lain, keberadaan investor untuk menanamkan modalnya dalam rangka pemanfaatan potensi alam dan tenaga kerja sangat diharapkan masyarakat. 7alan tengah yang terbaik sebagai solusinya adalah peren&anaan pembangunan harus pula men&iptakan kerjasama dan saling ketergantungan "komensalisma# anatara investor dan petani. Efektivitas penerapan teknologi daerah dapat di&apai dengan &ara memadukan teknologi sendiri dengan teknologi dari luar, karena dianggap lehih &epat tingkat pemahaman dan diharapkan lebih efektif dan efisien. 3paya penerapan inovasi dan teknologi di daerah, membutuhkan suatu strategi adaptasi antara modernisasi dengan tradisi. Pendekatan pembangunan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia daerah, dapat dilakukan yaitu melalui penyuluhan, pelatihan, s adaya terpadu dan pembangunan terpadu. %eningkatkan mutu sumber daya manusia dipandang sebagai bagian pembangunan yang dapat menjamin kemajuan 59

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

ekonomi dan kestabilan sosial, karena itu investasi harus diarahkan bukan saja untuk meningkatkan mutu pendidikan, melainkan juga kesehatan dan gi=i. Salah satu kegagalan dalam peren&anaan pembangunan daerah adalah karena ketidakmampuan Kepala Daerah bersama DPRD dalam menyusun 'PPD. Dimasa yang akan datang salah satu faktor terpenting yang perlu direformasi dalam rangka proses pembelajaran menuju pemberdayaan masyarakat, sudah sangat mendesak pemerintahan Daerah perlu menata kembali sistem anggaran pendapatan dan belanja pembangunannya supaya lebih berkualitas, transparan dan dapat dipertanggung ja abkan kepada masyarakat. 4erdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada kebijakan pembangunan daerah di Provinsi Riau yang berakar kepada kerakyatan, ada beberapa faktor penting yang harus dikembangkan di masa yang akan datang, antara lain ! Pertama; fa'"or s&m%er a,a ma!&sia. Sebagaimana telah diketahui ada dua kelompok pelaku dalam pembangunan yaitu Pemerintah dan masyarakat. Kedua pelaku pembangunan ini adalah sama(sama penting dan memberikan akses bagi pembangunan. Kedua pelaku pembangunan ini sama(sama perlu ditingkatkan kemampuan sumber daya manusianya. >alaupun dipihak Pemerintah telah &ukup memadai kekampuan daya pikir dan nalarnya dalam berkreativitas, namun dipihak masyarakat dirasakan masih banyak kelemahan, jika dilihat dari sisi sumber daya manusianya. Oleh karena itu dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di daerah Provinsi Riau, perlu diberikan pendidikan dan pelatihan kepada petani dan nelayan, dalam rangka efektivitas dan efisiensi dalam berusaha. Selain itu instansi yang terkait menyangkut masalah kegiatan pertanian harus pula rutin dan lebih serius lagi dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan. Kedua; fa'"or +a)a! -er"a!ia!. Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di daerah Provinsi Riau, faktor pemilikan lahan oleh petani sangat penting, dan justru perlu pengaturan, pembagian, dan penataan kembali kepemilikan hak(hak atas tanah. Selain perusahaan(perusahaan besar 60

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Pemerintah "43%-# dan s asta yang menguasi lahan untuk perkebunan dengan areal yang begitu luas, meskipun hanya dengan hak guna usaha atau hak pakai dan sebahagian lagi penduduk kota yang begitu banyak menguasai lahan yang tidak produktif maksudnya tidak diusahakan, melainkan hanya untuk memperoleh keuntungan dari hasil jual(beli sebagai pakang tanah. Sementara pada sisi yang lain petani kita yang ingin melakukan kegiatan usaha pertanian tidak mempunyai &ukup lahan, sebagai akibat tidak mampu untuk membelinya atau tidak memiliki modal untuk membuka lahan baru. Dimasa yang akan datang, Pemerintah Daerah Provinsi Riau melalui Dinas Pertanahan harus benar(benar melakukan pemetaan, pembagian dan penggunaan lahan pertanian se&ara transparan dan seadil(adilnya, sehingga lahan(lahan yang tidak produktif dapat diserahkan kepada masyarakat yang tidak memiliki atau lahannya sangat sempit untuk kegiatan berusaha. Ketiga; fa'"or -ermo a+a!. Selain masalah lahan pertanian, petani di daerah Provinsi Riau, perlu pula memiliki modal dalam arti dana untuk investasi dan modal kerja. 7ika tidak ada dana, sudah barang tentu petani tidak akan mungkin memiliki peralatan, bibit tanaman yang unggul, pupuk, ra&un hama dan biaya hidup selama kegiatan produksi. 3ntuk itu Pemerintah Daerah Provinsi Riau harus membuat program bantuan permodalan sebagai upaya mengatasi kesulitan permodalan petani dalam rangka pengembangan ekonomi kerakyatan. Program permodalan petani untuk kegiatan berusaha, dapat dilakukan Pemerintah melalui kebijakan kredit lunak melalui bank milik Pemerintah Daerah, misalnya melalui 4ank Pembangunan Daerah Riau "4PD Riau#, 4ank Syariah dan P+.PER atau program bantuan khusus disalurkan kepada K3D atau 4ank Desa yang telah dibentuk dan dibina se&ara mapan. Keempat; fa'"or "e'!o+o#i. Kegiatan pertanian merupakan pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan banyak modal, pengetahuan khusus dan teknologi tepat guna. Dengan penggunaan teknologi, misalnya ! bibit unggul, pupuk, ra&un hama, dan peralatan mekanik, kegiatan pertanian diharapkan lebih efisien dan produktif. Oleh karena itu, dalam rangka pengembangan ekonomi kerakyatan, petani se&ara menyeluruh harus dapat menikmati penggunaan bibit 61

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

unggul, pupuk, ra&un hama, dan perlatan mekanik yang mudah didapat dan dengan harga yang relatif terjangkau oleh petani. Semua teknologi tersebut seharusnya tetap selalu tersedia, namun dalam kenyataannya di daerah Provinsi Riau teknologi tersebut sangat sulit didapat dan harganyapun relatif &ukup tinggi, terutama peralatan mekanik untuk kegiatan pengolahan lahan dan untuk kegiatan pas&a panen. Karena itu kebijakan pengembangan dan penemuan baru di bidang teknologi pertanian harus tetap selalu ditingkatkan, dalam rangka produktivitas, efektivitas dan efisiensi kegiatan usaha tani. 3paya tersebut dapat dilakukan apabila Pemerintah Daerah Provinsi Riau mau bekerjasama dengan lembaga riset dan teknologi melalui berbagai perguruan tinggi yang ada di Daerah, misalnya dengan *akultas +eknik dan *akultas pertanian 3-R,, 3,R atau 3-,5'K. Kelima; fa'"or is"ri%&si a! -emasara!. Setelah kegiatan produksi

yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan. Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan distribusi dan pemasaran hasil produksi harus ditata sedemikian rupa sehingga ada jaminan bah a setiap hasil pertanian tetap terjual di pasaran lokal, regional dan internasional. 3ntuk itu Pemerintah Daerah Provinsi Riau harus men&iptakan pengaturan dalam rangka memasarkan produk pertanian di daerah. Pemasaran lokal diserahkan kepada Koprasi 3nit Desa dan pemasaran regional dan internasional harus ada koordinasi antara instansi terkait, misalnya! Dinas Koperasi dan 3K%, Dinas ,ndustri dan Perdagangan, Dinas Perhubungan, 4adan 8ugus Kendali %utu, termasuk pula 4adan yang mengatur kegiatan Ekspor(,npor. Keenam; -em%er a,aa! 'o-erasi. Perubahan mendasar pada fungsi koperasi sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan adalah dengan telah dikeluarkannya 33. -o. 09 +ahun ;<<0, bah a koperasi tidak lagi semata(mata sebagai organisasi ekonomi bertujuan sosial melainkan sebagai organisasi ekonomi yang men&ari keuntungan untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat luas. Dalam pengembangan ekonomi kerakyatan yang dimaksud, struktur koperasi termasuk K3D di Provinsi Riau yang selama ini kurang efektif perlu dilakukan perubahan(perubahan yang sangat mendasar. +idak saja 62

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

perluasan usaha, manajemen yang baik, struktur modal yang kuat sampai kepada peningkatan sumber daya manusia pengurus dan keanggotaannya. Dengan demikian, strategi pemberdayaan koperasi, seharusnya diarahkan kepada ! ertama, posisi, peran dan fungsi Pemerintah Daerah haruslah mendorong peran serta, efisiensi, dan produktivitas masyarakat melalui koperasi$ !edua, meningkatkan kegairahan, kesadaran, dan kemampuan berkoperasi di seluruh lapisan masyarakat$ !etiga, meningkatkan kemitraan usaha diantara sesama lembaga koperasi, dan antara koperasi dengan usaha s asta dan 43%lainnya$ dan !eempat, men&iptakan iklim berusaha yang mendukung tumbuhnya koperasi se&ara sehat dan mandiri. Ketujuh; 'emi"raa! %er&sa)a. Dalam perkembangan perekonomian masyarakat daerah di Provinsi Riau, sangat dirasakan adanya kepin&angan struktural, antara usaha besar dengan usaha ke&il dan menengah. Kesenjangan itu merupakan akibat dari tidak meratanya pemilikan sumber daya produksi dan produktivitas usaha, serta sistem distribusi dan pemasaran diantara pelaku ekonomi. 3ntuk meme&ahkan masalah ini menuntut perlu dilakukannya kemitraan berusaha, dan bukan ketergantungan dan persaingan yang tidak sehat. Kemitraan berusaha yang dimkasud adalah dalam rangka pen&iptaan hubungan kerja antara pelaku ekonomi yang didasarkan kepada ikatan yang saling menguntungkan dalam hubungan kerja yang sejajar, dilandasi oleh prinsip saling menunjang, dan saling menghidupi berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan. Pengalaman telah membuktikan bah a dalam berusaha masing(masing pihak tetap saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu, atas dasar kelebihan dan kelemahan ini setiap usaha dituntut untuk selalu berkerjasma dan bermitra. 7ustru disinilah arti penting ekonomi kerakyatan. 3saha yang besar dan usaha ke&il saling membutuhkan dan saling berkerjasama dalam rangka men&apai produktivitas dan efisiensi dalam persaingan yang sehat. Dalam sistem perekonomian yang kita anut sebenarnya tidak ada persaingan bebas yang tidak seimbang, yang ada hanyalah persaingan sehat berupa perlombaan untuk men&ari yang terbaik dan bermanfaat bagi semua pihak. 3saha yang satu harus dapat menunjang usaha yang lain, dan 63

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

tentunya merupakan bahagian dari yang lain. Perusahaan yang besar menopang dan mendorong yang ke&il agar tumbuh besar, dan yang ke&il membantu yang besar dalam penyediaan berbagai kebutuhan bahan mentah dan lain sebagainya. Pada akhirnya men&iptakan suatu totalitas sistem usaha bersama untuk kesejahteraan bersama. Pengalaman telah membuktikan bah a sebenarnya tidak ada perusahaan yang maju dan menjadi besar sendiri meninggalkan usaha(usaha lain yang ke&il. Semua berhubungan, terkait dan interdependensi. %odel kemitraan berusaha yang dimaksud dapat berupa hubungan yang saling menguntungkan "komensalisma#, misalnya petani perkebunan kelapa sa it di Provinsi Riau menyediakan bahan mentah, sedangkan pabrik selain menyediakan kebutuhan petani sekaligus mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau menghasilkan minyak goreng untuk dipasarkan pada pasar lokal, regional dan internasional. 4entuk hubungan kerjasama ini dapat saja diterapkan pada hubungan antara petani dengan K3D yang memiliki pabrik pengolahan barang(barang produksi. Dengan demikian, kemitraaan usaha ini diharapkan pula dapat memberantas atau mengurangi kegiatan monopoli dan oligopoli dari sekelompok orang yang perekonomiannya yang sudah sangat kuat dalam masyarakat. Selanjutnya dalam kemitraan usaha, selain saling menguntungkan, juga harus adil dan dinamis. 'dil, dalam arti kemitraannya tidak memberatkan kepada salah satu pihak. Dinamis, dalam arti tidak terpaku pada suatu keadaan, tetapi senantiasa disesuaikan dengan tuntutan keadaan situasi dan kondisi setempat, sehingga efektivitas, produktivitas, dan kualitas usaha kemitraan senantiasa tetap terjaga. Sampai saat ini, berdasarkan pengamatan langsung di lapangan ternyata konsep kemitraan berusaha di Provinsi Riau belum terlaksana dengan baik, karena itu diperlukan peranan Pemerintah Daerah dalam upaya memper&epat proses sosialisasi kemitraan berusaha. Peranan Pemerintah Daerah Provinsi Riau dalam hal ini adalah membuat kebijakan, menfasilitasi pertemuan dan dialog antara perusahaan( perusahaan besar Pemerintah "43%-# dan s asta dengan petani sebagai pemilik lahan, tentang kemitraan berusaha. 64

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Kedelapan; 'e%i4a'a! a!"i mo!o-o+i; o+i#o-o+i

a! 'ar"e+. Dalam

mengembangkan ekonomi kerakyatan, tidak dibenarkan adanya praktek(praktek monopoli, oligopoli dan kartel. )al ini bertentangan dengan prinsip ekonomi dan keadilan. Kegiatan monopoli sudah barang tentu tidak efisien, karena pelakunya se&ara sengaja membatasi keluaran dan membebankan harga yang lebih tinggi dibandingkan jika keluaran atau produksi itu dihasilkan dalam kondisi persaingan yang murni dan sempurna. Oleh sebab itu dapat ditegaskan disini bah a monopoli atau sejenisnya seperti perusahaan(perusahaan 43%- adalah tidak efisien jika dibandingkan dengan perusahaan(perusahaan s asta yang murni bersaing, karena 43%- menghasilkan terlalu sedikit dengan beban biaya yang tinggi. 4erkurangnya persaingan atau kompetisi yang didukung oleh adanya subsidi Pemerintah, telah menyebabkan perusahaan(perusahaan milik Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dituduh sebagai perusahaan yang dijalankan dengan manajemen yang kurang baik, tidak efisien dan di&emari oleh akses(akses birokrasi, korupsi, kolusi dan nepotisme yang merajalela. Oleh karena itu usaha apaun, besar atau ke&il termasuk perusahaan(perusahaan negara atau perusahaan Daerah yang kegiatannya berbau monopoli, harus dis astakan "privatisasi# murni dan dipaksa untuk dapat bersaing di pasaran yang bebas. Demikian pula halnya dengan kegiatan kartel, tidak dibenarkan ada dan berkembang dalam sistem perekonomian kerakyatan. Kegiatan kartel hanya men&iptakan kelompok(kelompok usaha yang ke&enderungannya dikuasai oleh sekelompok masyarakat saja, sedangkan sebahagian besar masyarakat yang lainnya tidak mendapatkan akses dan kesempatan untuk berusaha. 3ntuk men&egah dan memberantas praktek(praktek monopoli, oligopoli dan kartel ini, Pemerintah Daerah Provinsi Riau harus lebih serius melaksanakan undang( undang tentang pelarangan kegiatan monopoli, oligopoli dan kartel dalam setiap dunia usaha. Perubahan masyarakat perdesaan tidak dapat hanya dilihat dari sisi H )uman Eentered DevelomentG sebagimana telah disinggung pada uraian sebelumnya. Karena harapan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia 65

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

adalah

supaya

pembangunan

terarah

juga

pada

G roduction

centered

development '& 'dam Smith, sebagi tokoh sentral 'liran Ekonomi klasik telah

mengemukakan ajaran G individualisme H dan . 1aisse( 2aire H adalah semboyan yang lahir dari semangat individualisme. %enurut Smith " dalam +jokroamidjojo, ;<<9 ! 21 # bah a sistem induvidualisme ekonomi menyerahkan aturan dan penguasaan ekonomi kepada masyarakat, sedangkan pemerintah tidak perlu &ampur tangan. +iap(tiap produser dan konsumen merdeka bertindak, pembentukan karya didasari kepada hukum permintaan dan permintaan pasar, menjadi dasar pengambilan keputusan. )arga yang terbentuk atas dasar mekanisme pasar tersebut, dengan sendirinya akan mengpengaruhi produksi, alokasi, pendapatan dan konsumen. Dan semua itu akan lan&ar jalannya apabila orang seseorang merdeka bertindak dan berbuat. %ekanisme pembentukan harga akan memba a segala hubungan ekonomi se&ara otomatis kejurusan persesuaian kepada keadaan seimbang. Dengan .invisibel hand' mekanisme harga tersebut Gnatural ordeH dan naturan price, akan berlaku. Pendekatan teori klasik ini akan baik hasilnya, jika persyaratan(persyaratan yang memungkinkan setiap individu memiliki kemampuan yang sama untuk berperan dalam iklim individualisme. Pendekatan pembangunan ekonomi ini tidak akan baik, kalau iklim usaha tidak kondusif. %isalnya masih ada monopoli, oligopali, kartel, dan harus ada perangkat aturan yang jelas. %ereka yang sudah memiliki kesempatan yang besar untuk menguasai sumber(sumber ekonomi. 'kibatnya terjadi kepin&angan sosial, dimana yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah melarat, inilah mungkin yang terjadi di perdesaan dengan kebijakan perkebunan dalam skala luas. %enurut Smith dan %ill " dalam +jokroamidjojo, ;<<: ! 20 # bah a penduduk se&ara pasti merupakan tenaga produksi yang akan melahirkan perluasan pasar dan pertumbuhan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi perlu pula memperhitungkan faktor non(ekonomi ! keper&ayaan masyarakat, kebiasaan( kebiasaan berpikir, adat istiadat, dan &orak kelembagaan dalam 66

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

masyarakat. ,ni memperkuat argumen bah a pembangunan ekonomi perlu memeperhatikan kontekstual desa. Kemudian Keynes " dalam +jokroamidjojo, ;<<9 ! 2/ # mengatakan bah a rendahnya suatu pertumbuhan ekonomi sebagai akibat kurangnya penanaman modal dari pengusaha(pengusaha, maka pemerintah harus bertindak berupa kebijakan fiskal dan moneter. 3ntuk melengkapi pendapat ini, Domar menambahkan bah a pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang, sekaligus juga sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Penanaman modal yang dilakukan masyarakat dalam se aktu aktu tertentu digunakan dua tujuan ! mengganti alat(alat modal yang tidak dapat dipergunakan dan untuk memperbanyak jumlah alat(alat modal dalam masyarakat. Jang menghanghasilkan dua ma&am nilai, yaitu rasio produksi modal dan rasio modal produksi " capital output ratio #. +eori ini menuntun kebijakan ekonomi masyarakat, bah a perlunya investasi dan modal kerja. 3ntuk itu perlu didukung oleh pemerintah, terutama men&ari investor dalam dan luar negeri, serta pengadaan kredit usaha yang disediakan pihak bank. Selain itu diperlukan pula lembaga ekonomi yang lain, misalnya koperasi masyarakat perdesaan untuk usaha simpan pinjam, memberi semangat budaya menabung, dan termasuk persediaan saprodi untuk keperluan petani, serta destribusi pemasaran hasil(hasil pertanian. +ampa itu semua pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan pendapatan masyarakat sulit di&apai. 'liran -eo klasik yang dipelajari Eobb dan Douglas " dalam +jokroamidjojo, ;<<9 ! 2: # bah a pertumbuhan ekonomi masyarakat ditentukan oleh pertumbuhan dalam pena aran faktor(faktor produksi. " alat(alat modal di tenaga kerja # dan teknologi. *ungsi produksi yang telah berkembang, yang terkenal dengan istilah GEobb(Douglas roduction 2unction, sebagai berikut ! Jt +t Kt 5t K K K K +ingkat Produksi Pada +ahun t$ +ingkat +eknologi Pada tahun t$ 7umlak Stok 'lat('lat %odal Pada +ahun t$ 7umlah +enaga Kerja Pada +ahun t

67

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

L 4

Pertambahan Produksi 'kibat pertumbuhan Satu 3nit %odal

K Pertumbuhan Produksi 'kibat pertambahan Satu 3nit +enaga Kerja -ilai L dan 4 biasanya ditentukan dengan anggapan bah a L M 4 K ;,

berakti nilai L dan 4 adalah sama dengan nilai produktivitas batas dari masing( masing faktor tersebut, dengan melihat peranan tenaga kerja dan modal dalam pen&apaian pendapatan masyarakat. Dalam menganalisa tahapan pembangunan sosial ekonomi perdesaan, dapat menga&u pada konsep proses pembangunan yang dikemukan Rosto " dalam 4udiman, ;<<9 ! 09 D 2; # bah a pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat yang terkebelakang ke masyarakat yang maju, yaitu !

1. %asyarakat tradisional ! tingkat ilmu pengatahuan masyarakat rendah,


masyarakatnya masih dikuasai keper&ayaan kekuatan magis, tunduk kepada alam, produksi terbatas, ekonomi subsistensi, tidak ada investasi, dan masyarakatnya statis.

2. Prakondisi untuk lepas landas ! masyarakat tradisional meskipun sangat


lemah, terus bergerak men&apai suatu titik prakondisi untuk lepas landas. Perubahan ini karena ada &ampur tangan dari luar, mulai dari ide pembaharuan. 3saha untuk meningkatkan tabungan terjadi digunakan untuk investasi sektor(sektor produktif dan menguntungkan, termasuk pendidikan.

3. 5epas landas ! dimulai dari tersingkirnya hambatan(hambatan yang


menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. +abungan dan investasi yang aktif meningkat 9C menjadi ;1C dari pendapatan nasional industri(industri baru mulai berkembang dengan pesat. Pertanian menjadi usaha komersial, bukan sekedar untuk konsumsi.

4. 4ergerak ke kede asaan ! terjadi proses kemajuan yang terus bergerak


kedepan, tabungan dan investasi men&apai antara ;1C sampai 01C dari pendapatan nasional dan diinvestasikan kemabali. ,ndustri berkembanmg sangat pesat, sebahagian barang diimpor sekarang sudah di produksi dan ekspor barang(barang baru 68

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

mengimbangi impor. Setelah /1 D :1 tahun setelah periode lepas landas terakhir, tingkat kede asan biasanya ter&apai.

5. 7aman konsumsi masal yang tinggi ! karena pendapatan masyarakat


naik , konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup tetapi meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Produksi industri berubah kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama. ,nvestasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan utama, surplus ekonomi akibat proses politik dialokasikan untuk kesejahteraan sosial dan penambahan dana sosial. Pembangunan sudah berkesinambungan untuk kemajuan terus menerus. +eori Rosto modernisasi tentang lima tahap pertumbuhan ekonomi ini, seperti teori didasarkan pada dekotomi masyarakat(masyarakat lainnya,

tradisional dan masyarakat modern. +itik tengah dalam gerakan kemajuan dari masyarakat yang satu ke yang lainnya adalah periode lepas landas " masyarakat transisi #. Kalau mengaku ke perdesaan, tingkat perkembanganya yaitu desa tradisional, desa tradisional dan desa modern, dalam perkembangan tingkat sosial ekonomi masyarakat Rosto juga mengemukakan penting adanya kelompok iras asta an, elite baru dalam masyarakat, misalnya ! kaum pedagang, meningkatnya investasi, tumbuh industri pengelolaan "manufaktur# dan adanya se&ara &epat lembaga(lembaga politik dan sosial yang dapat men&iptakan iklim berinvestasi yang kondusif. Pada umunya perdesaan di ,ndonesia karena sebagai negara agraris, sektor pertanian yang menjadi andalan. %enurut >eit= " dalam +odaro, ;<<9 ! 2:? # terdapat tiga langkah atau tahapan besar di dalam perjalanan evolusi produksi pertanian ! pertama, pertanian subsisten yang produktivitasnya rendah$ kedua tahapan pertanian diversifikasi atau &apuran$ ketiga, tahapan pertanian modern, produktivitas yang tinggi untuk mengisi pasar(pasar komersial. %odernisasi di bidang pertanian di dalam ekonomi pasar &ampuran seperti yang tampak di perdesaan akan mengalami peralihan se&ara bertahap, dari subsisten " untuk memenuhi kebutuhan sendiri # menuju spesialisasi produksi " komersial #. 'kan tetapi transisi tersebut lebih banyak memerlukan 69

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

adanya reorganisasi struktural ekonomi pertanian atau aplikasi teknologi pertanian. Kebanyakan masyarakat perdesaan pada saat ini, pertanian bukan saja aktivitas ekonomi, tatapi sudah menjadi &ara hidup. Setiap pemerintah yang berusaha untuk mengubah pertanian tradisionalnya ini harus mengatahui bah a selain penerapan struktural pertanian yang baru, perubahan(perubahan yang berpengaruh kepada seluruh struktur kehidupan sosial ekonomi, pendidikan dan kelembagaan pada masyarakat, kesemuanya itu sangat diperlukan. +ampa adanya perubahan seperti itu, pembangunan masyarakat perdesaan tidak akan beranjak atau barangkali hanya akan memperlebar kesenjangan antara sekelompok ke&il orang yang kaya dan makmur dan mayoritas petani miskin. Di dalam pertanian subsisten tradisional, keluaran dan konsumsi identik dengan dua tiga hasil pertanian pokok " biasanya sagu, beras dan jagung # merupakan sumber pangan utama. Keluaran dan produktivitasnya rendah dan peralatan pertanian yang digunakan amat sederhana, lingkungan statis, musim tanam sangat tergantung pada &ua&a, dan tenaga kerja merupakan faktor produksi pokok. 8agal panen dan kurang keterampilan dalam mengelola lahan merupakan ben&ana bagi kelansungan hidup petani. Para petani memperkerjakan anggota keluarganya. +erbatasnya teknologi, kakunya lembaga(lembaga sosial dan terbagi(baginya pasar merintangi meningkatnya produksi. Sebagian besar masyarakat pertanian perdesaan masih tetap berarti pada tahap subsistensi. -amun kebanyakan pertanian tradisional dapat berprilaku se&ara ekonomi rasional, jika dihadapkan kepada alternatif kesempatan. %enurut teori yang baku, pendapatan rasional atau laba "profit# maksimum pertanian atau perusahaan akan selalu memilih metode produksi yang akan meningkat keluaran pada biaya tertentu atau menurut biaya pada tingkat keluaran tertentu " prinsip ekonomi #. Oleh karena itu, jika rasio dan ketidak pastiannya pasar, seorang petani miskin akan segan " pikir(pikir dulu # untuk beralih dari teknologi tradisional dan bertani yang telah bertahun(tahun mereka tekuni ke teknologi baru, yang alupun menjanjikan hasil panen lebih 70

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

tinggi, namun mengandung resiko kegagalan yang besar juga. %enurut +odaro " ;<<9 ! 2?1 # mengatakan bah a ada beberapa faktor mengapa petani ke&il kurang responsif terhadap peluang ekonomi yang jelas, diantaranya karena ! pemerintah memberikan jaminan harga yang tidak pernah dibayar, memasukan pelengkap " pupuk, obat(obatan, anti hama, pengairan, kredit(kredit yang tidak bisa dimanfaatkan dan sebagainya #, semuanya itu di tidak tertenggulangi petani ke&il. Dengan demikian usaha(usaha untuk memperke&il resiko dan melenyapkan hambatan(hambatan komersial dan kelembagaan terhadap inovasi baru termasuk teknologi, merupakan persyaratan pokok pembangunan pertanian di perdesaan. Selanjutnya diversifikasi tanaman atau pertanian &ampuran merupakan langkah pertama yang dapat dianggap masuk akal untuk beralih dari subsisten ke spesialisasi produksi. Dalam tahap ini panen pokok tidak lagi di dominasi keluaran pertanian, karena hasil bumi baru untuk perdagangan seperti buah(buahan, sayuran, kopi, the, sa it, kelapa, nenas, pisang, jeruk, mangga, rambutan dan sebagainya dapat dipungut bersama(sama dengan hasil kolam dan ternak peliharaan. 'ktivitas baru ini dapat dilakukan lebih santai, dimana banyak tenaga kerja petani diluar masa panen dalam keadan setengah menganggur, memanfaatkan sisa lahan. 'khirnya dengan menggunakan traktor ke&il, mesin penyebar benih, bajak(bajak yang dijalankan he an, penggunaan bibit unggul, pupuk, irigasi, ra&un hama, dan irigasi akan meningkatkan hasil panen pokok seperti, beras, dan jagung serta dapat menghemat tanah untuk digunakan menahan tanaman perdagangan, tampa menggangu sediaan panen pokok. Para penggarap lahan yang demikian dapat memiliki surplus panen yang dapat dijual ke pasar yang hasilnya dapat meningkatkan standar hidup keluarganya atau digunakan untuk investasi, divertifikasi tanaman dapat juga memperke&il pengaruh gagalnya panen, disamping memberikan jaminan tambahan pendapatan. Sukses atau gagaglnya petani di perdesaan, akan tergantung tidak hanya pada kemampuan petani dan keterampilannya dalam meningkatkan 71 "esensial# bagi

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

produktivitasnya, tertapi bahkan yang lebih penting tertumpu pada kondisi(kondisi sosial, komersial dan kelembagaan yang melingkupi petani. Khususnya jika petani telah yakin gampang memperoleh kredit ,pupuk, air, penjelasan(penjelasan dari penyuluh, fasilitas pemasaran, dan sebagainya, dan jika petani tidak ragu(ragu lagi akan dapat memperoleh keuntungan dari setiap perbaikan, maka tidak ada alasan untuk mengatakan bah a petani tidak tanggap terhadap rangsangan ekonomi dan peluang(peluang baru untuk memperbaiki taraf kehidupan kehidupan masyarakat di perdesaan. Kemudian dari pada itu, spesialisasi tanaman merupakan tahap akhir dan paling maju dari lahan pertanian yang dikelola se&ara individu dari dalam perekonomian pasar &ampuran. Pada tipe pertanian yang mengenal spesialisasi tanaman atau usaha, penyediaan pangan bagi keluarga dari surplus atau kelebihan penjualan pasar tidak lagi merupakan sasaran motivasi pokok. Keuntungan yang benar(benar komersial menjadi ukuran atau kriteria sukses usaha manusia atas lahan pertanian per meter kubik " ,rigasi, pupuk, anti hama, bibit unggul dan sebagainya, sementara itu tujuan aktivitas usaha. Produksi dimaksudkan semata(mata untuk pasar dan konsep(konsep ekonomi, seperti biaya tetap, biaya variabel, tabungan, investasi dan tingkat laba atau keuntungan, kombinasi(kombinasi faktor optimal, harga(harga pasar dan penunjang harga dan sebagainya, mempunyai peranan kuantatif dan kualitatif. Pembentukan modal, kemajuan teknologi, penelitian ilmiah, memainkan peran besar di dalam meningkatkan keluaran dan produktivitas yang lebih tinggi. Spesialisasi tanaman mungkin berbeda ukuran, bentuk dan fungsinya. Eakupannya meliputi pembudidayaan buah(buahan, sayur(sayuran, perkebunan, peternakan dan perikanan yang sangat luas padat modal. Dalam banyak hal peralatan mekanis yang hemat tenaga, dari mulai traktor(traktor yang besar sampai dengan pesa at penyemperot hama memungkinkan seorang petani mengelola ribuan meterkubik lahan tanah sekaligus. 8ambaran umum mengenai spesialisasi pertanian, menitik beratkan pada pembudidayaan satu jenis tanaman tertentu, pemakaian teknik( teknik yang padat modal dan hemat tenaga kerja terkait pada skala ekonomi, yaitu memperke&il biaya perunit tetapi dengan 72

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

keuntungan maksimal. Kenyatanya beberapa pengoprasian spesialisasi tanaman dimiliki dan dikelola oleh perusahan(perusahaan agrobisnis. Dengan berpengalaman kepada negara(negara maju yang tingkat kemakmuranya tinggi, pilihan kepada spesialisasi produksi yang disesuaikan dengan sumber alam dan permintaan pasar merupakan alternatif yang tepat untuk diterapkan pada pembangunan sosial ekonomi perdesaan. )anya saja berdasarkan pengalaman spesialisasi. Produksi, seperti perkebunan inti rakyat, faktor modal, teknologi dan keterlibatan "keikutsertaan# petani yang berada disekitarnya atau sebagai pemilik lahan merupakan faktor yang perlu diperhitungkan, dalam rangka pen&apaian pembangunan perdesaan yang beroreintasi pada kepentingan manusia yang sebenarnya. Jang sering menimbulkan konflik adalah para pemilik agrobisni s asta selalu menggarap lahan(lahan petani dalam skala yang luas, tanpa mengikutsertakan petani, yang luas. Dengan menga&u pada beberapa teori pertumbuhan ekonomi dari berbagai aliran, maka setidak(tidaknya ada beberapa faktor yang harus ada selalu tersedia dan berfungsi pada masyarakat perdesaan, diantaranya ! bahkan merampas lahan(lahannya. 7adi aspek pengaturan dan pembagian mengurangi resiko spesialisasi produksi dalam skala

1. +enaga kerja yang terampil dan sehat, pembentukan melalui


peningkatan sumber daya manusia.

2. Petani yang memiliki tanah "lahan# melalui kebijakan landreform. 3. Dana untuk investasi dan modal kerja, melalui penyediaan kredit jangka
panjang dan ke&il tingkat suku bunga yang disediakan bank pemerintah atau koperasi desa.

4. Seperangkat aturan yang men&agah terjadinya monopoli 6persaingan


yang tidak sehat dan iklim sosial politik yang kondusif.

5. 7aminan distribusi dan pemasaran hasil(hasil usaha di perdesaan. 6. +eknologi tepat guna " yang disesuaikan dengan kebutuhan karateristik
sosial ekonomi desa #. 73

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

7. Pembagian kerja "usaha# se&ara lokal, ragional dan nasional, melalui


perkembangan spesialisasi produksi yang sesuai dengan sumber( sumber setempat.

8. Dukungan kebijakan dan kemampuan politik dari pemerintah. 9. 4erfungsinya lembaga(lembaga dalam masyarakat.
K. Pe! e'a"a! Ke%i4a'a! Pe!#em%a!#a! Usa)a Ber-&sa" i Per esaa! Dalam kerangka a&uan pembangunan nasional, pembangunan yang memberdayakan masyarakat di perdesaan harus menjadi pusat perhatian dan tanggung ja ab bersama. %embangun masyarakat perdesaan berarti pula membangun sebagian besar penduduk ,ndonesia. Selain memiliki potensi sumber daya manusia, perdesaan juga memiliki potensi sumber daya alam. Dengan demikian pembangunan masyarakat pedesaan ,ndonesia harus menjadi pusat perhatian yang lebih serius, teren&ana, terpadu dan berkesinambungan, serta diper&epat prosesnya, sebagaimana telah ditegaskan dalam 8aris(garis 4esar )aluan -egara +ahun ;<<<D011/ sebagai +'P %PR -o. ,I6 %PR 6;<<< "huruf 8 angka ;. d#, bah a perlu per&epatan pembangunan perdesaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat terutama petani dan nelayan melalui penyediaan program prasarana, pengembangan kelembagaan, penguasaan teknologi dan pemanfaatan sumber daya alam. 4erkaitan dengan prinsip(prinsip birokrasi pemerintahan yang efektif "Osborne dan 8aebler, ;<<0!0.;$ Osborne dan Plastrik, ;<<:!2/<# dalam perspektif kontekstual "*riedmann, ;<.;!/0$ *indley, ;<.?!;<$ 4ryant dan >hite, ;<.<!2?.$ Saefullah, ;<<9!;2# menyatakan bah a pendekatan pembangunan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat dan berdasarkan situasi kondisi internal dan eksternal yang merupakan faktor(faktor kun&i keberhasilan, antara lain berupa potensi, kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan, tidak dapat diabaikan. Demikian pula halnya dalam upaya penerapan Otonomi Daerah "33 -o. 00 +ahun ;<<<# membutuhkan suatu strategi adaptasi antara modernisasi dengan tradisi. 74

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

Strategi dan kebijakan pembangunan yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat dan potensi yang ada di perdesaan, tentunya tidak efisien, mengingat pada kenyataannya perdesaan di ,ndonesia memiliki perbedaan karakteristik antara satu Desa dengan Desa yang lain "Saefullah, ;<<9!;2#. Karena itu, menurut *indley ";<.?!;<# menyatakan bah a keberhasilan pembangunan perdesaan sangat ditentukan bagaimana ter&iptanya kesesuaian antara peren&anaan pembangunan yang dibuat dengan potensi yang ada, kebutuhan dan keinginan masyarakat di perdesaan. 4erdasarkan survey a al di lokasi penelitian, meskipun dalam prakteknya mekanisme peren&anaan dan pelaksanaan program pembangunan masuk perdesaan telah melibatkan kelembagaan perdesaan yang memiliki ke enangan untuk itu. -amun pada kenyataannya terdapat indikasi kuat kurang efektifnya peren&anaan dan implementasi program pembangunan perdesaan yang dirumuskan pemerintah daerah, perusahaan besar maupun 5S%. )al ini dikarenakan pembangunan masyarakat perdesaan terutama petani dan nelayan belum dapat melepaskan diri mereka dari kemiskinan. Kenyataan yang demikian yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pembinaan terutama pada masyarakat di desa yang terisolir. Sebagimana telah diuraikan bah a ren&ana maupun program pembangunan ekonomi, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industi, pari isata, perdagangan, dan lain(lain harus disesuaikan dengan potensi sosial dan potensi alam setempat, yang kemudian dikaitkan pula dengan peluang( peluang pasar lokal, regional, nasional dan pasar internasional. 3ntuk me ujudkan ren&ana dan program yang demikian dibutuhkan dukungan sumber dana dan manusia dari berbagai pihak ! Pemerintah Daerah, Perguruan +inggi, Perusahaan 4esar, Perbankan, 4alai Pelatihan, Koperasi, 5S% dan lain sebagainya dalam rangka pembinaan masyarakat tani dan nelayan di perdesaan. Dukungan dana dan pembinaan diperlukan masyarakat tani dan nelayan terutama ditujukan pada manajemen usaha, pengolahan lahan, efisiensi dan efektivitas berusaha, dan bantuan teknologi termasuk pembinaan memasarkan 75

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

produk. Semuanya itu dilakukan dalam rangka proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam rangka kemandirian masyarakat tani dan nelayan. Dalam hal ini diperlukan suatu kajian analisis potensi alam dan potensi masyarakat setempat untuk membuat suatu proyek desa per&ontohan dalam rangka mengembangkan jenis(jenis usaha apa saja yang perlu dikembangkan yang dilakukan se&ara terintegral dan terpadu dan memerlukan dukungan dana dan pemibinaan dari perguruan tinggi. Oleh karena itu, pada bahagian ini penulis tertarik untuk meneliti dengan memfokuskan pada analisis tentang potensi alam dan potensi masyarakat setempat yang dikaitkan dengan peluang pasar lokal, regional, nasional dan internasional dalam rangka menetukan proyek per&ontohan usaha apa yang perlu dikembangkan pada suatu komunitas kelompok masyarakat atau pada suatu desa. Setelah itu dilakukan pembinaan, yairu ! melakukan pemilihan usaha yang berbasiskan potensi desa dan dikaitkan dengan peluang pasar " market#$ melakukan pelatihan terhadap SD% petani, memberikan dukungan finansial, pengolahan lahan de&ara mekanik dalam skala luas, pembinaan lembaga Koperasi, dan penerapaFn teknologi. Kesemuanya itu diharapkan melahirkan suatu desa yang dapat dijadikan &ontoh dalam pengembangan usaha pertanian terpadu yang memiliki efek ganda "multi efec# dalam rangka pengurangi tingkat kemiskinan dan kebodohan. Permasalahan selama ini adalah HRen&ana dan implementasi program dan kegiatan pembangunan pertanian di perdesaan dalam usaha men&apai keberhasilan pembangunan perdesaan kurang didasarkan pada potensi alam dan sosial setempat serta kurang dikaitan dengan peluang pasar lokal, regional, nasional dan internasionalH serta belum optimal dalam pembinaan SD% petani, memberikan dukungan finansial dan penggunaan teknologi. 'da lain ! ;. 'pa potensi alam dan sosial suatu komunitas masyarakat atau desa$ 76 beberapa hal penting yang harus terungkap apabila ingin pengembangkan usaha di desa dalam rangka kemiskinan dan kebodohan antara

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

2. 7enis usaha apa saja yang perlu dikembangkan dikaitkan dengan potensi
alam dan sosial pada suatu komonitas setempat atau pada suatu desa yang dikaitkan dengan peluang pasar$

3. 4agaimana pembinaan yang harus dilakukan terhadap petani atau


masyarakat miskin dalam berusaha$

4. 4agaimana mengoptimalkan dukungan finansial dari pemerintah Daerah


Kabupaten, Provinsi dan Pusat sehingga penggunaan dana tidak konsumtif, tetapi memilki nilai ganda dalam rangka penyediaan modal kerja, pembinaan SD% petani dan penerapan teknologi pertanian. Dari potensi, kelemahan , peluang dan tantangan pengembangan usaha masyarakat di desa tersebut di atas, apabila dikaji karakteristik pengembangan usaha di Provinsi Riau dapat saja berupa pembukaan perkebunan dalam sekala luas dengan kebijakan redistribusi asset kepada petani dan nelayan atas dasar dukungan kerjasama Pemerintah, suasta dan masyarakat dan pertimbangan karakteristik potensi alam dan berorientasi kepada pasar " market#. Salah satu strategi yang diterapkan adalah seluruh kegiatan perkebunan dan pertanian dipusatkan pada suatu K3D sebagai pusat lembaga perekonomian dan seluruh peserta program ajib menjadi anggotanya. ,ni adalah merupakan proses pemberdayaan masyarakat. Dimana pada suatu ketika masyarakat sudah mampu mengrus usahanya maka K3D beserta assetnya akan diserahkan. )al ini atas dasar konsep, bah a pemberdayaan masyarakat akan terjadi apabila !

1. 2. 3.

Dalam jangka aktu tertentu masyarakat harus mampu berusaha sendiri$ Pada tahap a al diberikan modal dan pembinaan$ Pemerintah, 5embaga perguruan +inggi, Pengusaha "investor# dan 5S%, bertindak sebagai agen perubahan "pembangunan# dengan menyediakan kebutuhan usaha masyarakat, berupa!

1. 2. 3.

investasi dan modal kerja dengan &uma(&uma atau kredit lunak tanpa bunga$ 4antuan dan Penyediaan mekanisasi pertanian, teknologi "bibit unggul, pupuk dan ra&un hama penyakit#$ +enaga ahli sebagai pembina6pendamping$ 77

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

4. 5. 6. 7. 8.

%embantu proses terbentuknya Organisasi65embaga Ekonomi berupa K3D$ %emberikan pelatihan dan keterampilan se&ara &uma(&uma$ %emberi motivasi dan etos kerja$ %embantu dalam memasarkan hasil produksi. Pemerintah, perguruan tinggi dan 5S%, berke ajiban menjembatani pola kemitraan "saling menguntungkan# antara petani dengan pengusaha, petani sebagai pelaksana pengadaan bahan baku dan Perusahaan menyediakan pabrik pengolahan.

Sebagai &iri negara agraris menuju industri, perkebunan kelapa sa it atau apapun dalam sekala luas yang sesuai dengan kondisi lahan dan budaya bertani masyarakat lokal yang diminta pasar, diharapkan sebagai penghasilan untuk jangka panjang. Sedangkan usaha lain sebagai tumpang sari atau melengkapi, misalnya ternak ayam potong, tanaman sayuran dan buah(buahan merupakan penghasilan jangka pendek. Dasar pemikirannya adalah sambil menunggu /(9 tahun sa it berproduksi, penghasilan tanaman tumpang sari dan ternak ayam potong diharapkan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari(hari. Selain itu pupuk kandang ayam potong dapat bermanfaat untuk pupuk kandang perkebunan kelapa sa it. -amun demikian setelah /(9 tahun, apabila sa it sudah menghasilkan maka masyarakat sebagai peserta program sekarang harus mengembalikan biaya atau modal yang telah diterimanya kepada K3D dengan &ara men&i&il perbulan tanpa dikenakan biaya bunga dalam jangka aktu yang sangat meringankan. ,katan ini dilakukan dalam suatu surat perjanjian, dengan jaminan kebun sa itnya. Kemudian dana yang terkumpul di koperasi setelah /(9 tahun selain untuk pengembangan usaha digulirkan kembali kepada masyarakat yang belum menerima program dengan pelaksanaan program menggunakan sistem yang sama. (. Mo e+ Pem%a!#&!a! Desa Ber asar'a! Kara'"eris"i' Po"e!si Paling tidak ada sembilan karakteristik perdesaan yang masing(masingnya menggambarkan potensi alam dan potensi masyarakatnya. Dengan 78

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

demikian model pembangunan perdesaan yang seharusnya dikembangkan dalam konsep sistem terbuka peren&anaan strategis dalam pembangunan perdesaan yang kontekstual, adalah model(model pembangunan !

1. Desa persa ahan, 2. Desa perladangan, 3. Desa perkebunan, Desa peternakan, 4. Desa perikanan, 5. Desa industri besar dan sedang, 6. Desa industri ke&il dan kerajinan, 7. Desa jasa dan perdagangan, dan 8. Desa pari isata. 1. Or#a!isasi a! Peser"a Pe!erima Pro#ram
Organisasi Pengembangan usaha terdiri dari !

1. Organisasi Pembina dan Pelaksana 3tama adalah Pemerintah, Perguruan


+inggi dan 5S%, sedangkan Koperasi 3nit Desa "K3D# Desa. Segala kebutuhan dan hasil produksi pertanian terpusat di K3D, dan setiap anggota penerima program ajib menjadi anggotanya.

2. Organisasi Pembina Pendamping adalah !Dinas Daerah +erkait, dalam hal


ini sebagai tenaga teknis dan penyuluh lapangan, antara lain misalnya ! Dinas +anaman Pangan, Peternakan, Perkebunan, Perikanan, Pertanahan, Kimpras il, Pasar, Perindustrian Perdagangan dan Koperasi.

3. Organisasi Penga as adalah Pemerintah Daerah melalui 4appeda dan


4a asda adalah sebagai penga as program. Peserta yang menerima program adalah masyarakat miskin yang berada di Desa. Pemilihan dan penunjukan yang menjadi peserta program dilakukan dengan penyebaran ,nstrumen penelitian, a an&ara dan pengamatan langsung terhadap

masyarakat berupa aktifitas dan tempat tinggalnya. Proritas yang menerima program adalah masyarakat yang miskin yang sudah berkeluarga dan 79

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

sudah menetap minimal 9 tahun, selain tidak memiliki usaha yang tetap, pendapatan rendah, tempat tinggal yang kurang memadai, juga dipertimbangkan mereka yang memiliki semangat kerja &ukup tinggi. 'tas dasar kriteria tersebut disusun daftar nama yang menerima program. Daftar nama tersebut akan di &ek lagi se&ara faktual di lapangan apakah benar(benar masyarakat miskin, jika masih ada masyarakat yang lebih berhak menerima bantuan program ini maka namanya akan diganti pada &alon peserta yang lebih berhak menerimanya. 2. :e!is Usa)a Me!4a i Priori"as Pe!#em%a!#a! 4erdasarkan Survai yang dilakukan di lokasi penerima program dengan mempertimbangkan !

1. %erupakan tanah datar dan berbukit(bukit$ 2. Ketinggian sekitar 211 meter dari permukaan laut$ 3. 7enis tanahnya ber arna kuning dengan kemasaman tanah antara /,9
sampai dengan 9,9$

4. ,klimnya tropis dengan suhu udara berkisar antara ;<,9 derajat &el&ius
sampai dengan 2/,0 derajat &el&ius$

5. Sedangkan musim yang ada adalah musim hujan dan musim kemarau,
musim hujan terjadi pada bulan September sampai dengan bulan %aret dan musim kemaraunya terjadi pada bulan 'pril sampai dengan bulan 'gustus. Selanjutnya di Desa Pengembangan terdapat lapangan kerja rumah tangga pertanian ;;:, perdagangan 2, buruh6 karya an 2, dan jasa 2. Sedangkan atau di desa yang lain terdapat lapangan kerja rumah tangga pertanian ;1?, perdagangan 2, buruh6 karya an 9, dan jasa 2. ,ni berarti sebahagian besar masyarakat disini sudah memiliki budaya bertani dan berkebun dan memang kondisi alamnya &ukup mendukung atau potensial. +radisi berkebun dengan pemilihan tanaman antara lain ! karet, kelapa "kopra#, pisang, nangka, mangga, jambu air, pepaya, petai, jengkol dan nenas. 7enis tanaman pertanian, antara lain ! padi sa ah dan ladang, pla ija, ka&ang( 80

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

ka&angan, sayuran, dan bumbu masak. Sedikit perikanan darat dengan jenis ikan nila dan mas. Petrnakan yang menjadi prioritas adalah ayam kampung, sapi, kerbau dan kambing. 7ika dilihat dari peluang pasar lokal di suatu daerah dan sekitarnya, maka jenis produksi pertanian dan perkebunan yang diminati pasar dan memiliki potensi dapat dikembangkan, misalnya adalah jenis usaha yang menghasilkan !

9. Kebutuhan Pokok adalah! 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.


4eras$ 8ula Pasir$ %inyak 8oreng Daging Sapi Daging 'yam 4roiler Daging 'yam Ras Daging 'yam Kampung +elur 'yam Ras +elur 'yam Kampung

10. 7agung Pipilan 11. Ketela Pohon 3mbi 4asah 12. Ketela Rambat 3mbi 4asah 13. +epung 8aplek 14. Ka&ang +anah ">ose# 15. Kedelai "5okal# 16. Ka&ang )ijau 17. Sagu 18. 4erbagai 7enis ,kan Sungai dan Kolam, dsbnya
,,. 7enis Sayuran !

1. 2. 3. 4.

4ayam 4a ang Prey 4a ang %erah 4a ang Putih 5okal 81

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

5. 6. 7. 8. 9.

4un&is Eabe %erah 4esar Eabea %erah Keriting Eabe Ra it Kangkung

10. Ketimun 11. Petsai6 Sa i Panjang 12. Kentang %utu Sedang 13. +omat %utu Sedang 14. >ortel 15. +erong 16. Ka&ang Panjang 17. 5abu Siam 18. Paria 19. 8ambas, dsbnya
,,,. 4uah(buahan adalah !

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

'lpokat 7eruk %anis 7eruk -ipis %angga -enas Rambutan Pisang 'mbon Pisang +anduk Pisang Raja Serai

10. Pisang 4arangan 11. Semangka 12. %anggis 13. Pepaya 14. Sa o 15. Duku
82

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

16. Durian 17. Kedondong 18. 7ambu 4iji, dsbnya


Dengan demikian apabila dilihat dari potensi geografis, topografi, budaya usaha, modal, teknologi dan pelung pasar maka usaha yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di suatu Desa yang menjadi &ontoh dalam model analisis pendekatan potensi alam, budaya usaha dan pertimbangan permintaan pasar adalah sebagai berikut !

1. +anaman Pokok adalah Perkebunan Kelapa Sa it, masing(masing petani 6 ha$ dengan pertimbangan untuk penghasilan jangka panjang dan
memiliki nilai ekonomis tinggi, selain mudah memasarkan produknya.

2. +ernak ayam potong adalah selain memberikan penghasilan utama


menjelang panen kelapa sa it, juga diharapkan dapat menghasilkan pupuk kandang. Pupuk kandang ini dibutuhkan untuk pupuk kelapa sa it, pupuk tanaman pla ija, umbi(umbian, buah(buahan dan sayuran.

3. +anaman tumpang sari di areal sa it 0 ha, jenis tanaman untuk setiap


petani berbeda atau tidak boleh seragam, antara lain !

1. 7enis +anaman Pangan ! 1. 7agung Pipilan 2. Ketela Pohon 3mbi 4asah 3. Ketela Rambat 3mbi 4asah 4. Ka&ang +anah 5. K&ang Kedelai 6. Ka&ang )ijau, dsbnya 2. Peikanan Darat ! 1. ,kan -ila 2. 5ele 7umbo, dsb 3. 7enis 4uah(buahan ! 1. 'lpokat 2. 7eruk -ipis 3. -enas
83

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

4. Pisang 'mbon 5. Pisang +anduk 6. Pisang Raja Serai 7. Pisang 4arangan 8. Semangka 9. Pepaya 10. Sa o, dsbnya 4. 7enis Sayuran ! 1.
4ayam

2. 4a ang Prey 3. 4a ang %erah 4. 4a ang Putih 5okal 5. 4un&is 6. Eabe %erah 4esar 7. Eabe %erah Keriting 8. Eabe Ra it 9. Kangkung 10. Ketimun 11. Petsai6 Sa i Panjang 12. Kentang %utu Sedang 13. +omat %utu Sedang 14. +erong 15. Ka&ang Panjang 16. 5abu Siam 17. Paria, dsbnya
3. Bia,a; Me'a!isasi a! Te'!o+o#i Pembiayaan investasi, modal kerja, dan pengadaan mekanisasi dan teknologi adalah merupakan shering antara Pemerintah Pusat, Provinsi,

Kabupaten6Kota, 4antuan atau Pinjaman 5unak 5uar -egeri "4ank 4unia, 'D4# dan s asta -asional atau Daerah dengan pola kemitraan. 84

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

4. Mo e+ Po+a Kemi"raa! 1. Pemerintah berperan memberikan pelayanan kepada investor,


kemudahan, insentif dan kepastian hukum serta menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan pengusaha. 5embaga +eknis pemerintah dan Perguruan +inggi serta 5S% melakukan pembinaan dan pengembangkan teknologi.

2. Pengusaha atau pemilik modal berperan mendirikan industri


pengolahan dan dukungan modal kerja dan teknologi serta pelatihan kerja dalam skil yang dibutuhkan perusahaan.

3. %asyarakat sebagai petani selain bekerja, memiliki lahan dan ikut


memiliki sahan dalam Pabrik industri pengolahan.

5. Ba+ai (a"i)a! Ke"eram-i+a!


Pemerintah dan pemilik modal berke ajiban mengadakan balai latihan, kursus keterampilan bagi setiap peserta atau penerima program dalam rangka pengembangan SD% sesuai dengan tuntutan kebutuhan. 5. Ta)a-a! Persia-a!; Pe!#o+a)a! (a)a!; Pro &'si a! Pemasara!

1. Penyiapan lokasi! 1. Pembangunan bangunan kantor dan perlengkapan K3D "pusat


kegiatan#

2. pembersihan lahan dengan teknologi mekanisasi 3. pembangunan kandang ayam 4. pembangunan instalasi air bersih 5. pembangunan instalasi listrik
f. pembelian peralatan dan perlengkapan, perkebunan dan pertanian

2. Perkebunan Kelapa Sa it ! 1. Pembuatan lobang tanam untuk Kelapa Sa it 2. Penanaman bibit kelapa sa it
85

K2i DI PROVINSI RIAU TPK2-GUBRI 2003-2008

3. Pemeliharaan sampai panen 4. Pemasaran 3. +ernak ayam potong ! 1. Pembuatan kandang


b. Pemelian tempat makan, tempat minum, terpal jendela kandang, bibit, pakan, obat(obatan, semprot kandang ayam potong

3. Pemeliharaan dan panen 4. Pemasaran 4. +anaman Sayuran dan 4uahan ! 1. Pengolahan tanah 2. Penyemaian dan penanaman 3. Pemeliharaan dan panen 4. Pemasaran
'pa yang diuraikan tersebut di atas hanyalah beberapa &ontoh, namun prinsip pengembangan usaha dalam rangka membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan perkapita dan kepemilikan atas asset dan peningkatan SD% petani adalah tetap menga&u konsep pengembangan ekonomi kerakyatan " . faktor keberhasilan# yang penulis sebutkan di atas tadi. Selain itu juga pertimbangan potensi setempat, pengembangan SD% dan pemilihan tanaman yang sesuai dengan peluang pasar lokal, regional, nasional dan ,nternasional.

86

Você também pode gostar