Você está na página 1de 5

Daftar Isi Daftar Isi ... 1 BAB I Pendahuluan ...... 2 BAB II Hasil Percobaan ...

6 BAB III Pembahasan ... 12 BAB IV Kesimpulan 20 BAB V Daftar Pustaka . 21 Lampiran .. 22

BAB I PENDAHULUAN

Urin merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin normal biasanya berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan berbau ammoniak, pH berkisar 4,8 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 1,035. Volume normal perhari 900 1400 ml. Komposisi Urine : Air ( seperti urea ), Garam terlarut, Materi organik. Secara kimiawi kandungan zat dalam urine diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badanketon zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat,Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).

Proses Pembentukan Urin Yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu : 1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang

mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.

2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi yang dapat bersifat racun bagi tubuh. 3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis. Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.

Pengeluaran Urin Proses jalannya pengeluaran urine dalam tubulus kolektivus yang berada dalam ren diteruskan oleh ureter menuju vessica urinaria menuju urethra dalam alat kelamin. 1. Pengeluaran urin diatur oleh hormone ADH (Anti Diuretika Hormone). Bila air minum yang masuk banyak maka pengeluaran hormone ADH akan berkurang, sehingga urin yang dikeluarkan juga banyak. Hal ini terjadi karena penyerapan air terhadap hormone ADH sedikit. 2. Bila air minum yang masuk sedikit maka pengeluaran hormone ADH akan terpacu menjadi lebih banyak, sehingga urine yang dikeluarkan akan menjadi sedikit. Hal ini terjadi karena penyerapan air terhadap hormone ADH banyak.

Fungsi Urin 1. Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. 2. sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.

BAB III PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Fisik Urin 1. Volume urin Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine masing-masing orang bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan kelembapan udara / penguapan. Pada urin praktikan (novil) sekali pengeluaran urin 120 ml, dan dalam satu hari praktikan mengeluarkan urin sebanyak 10 kali. Jadi, dalam 1 hari praktikan memproduksi urin sebanyak 1200 ml yang artinya normal. 2. Warna Pada umumnya warna ditentukan oleh kepekatan urine, makin banyak diuresa makin muda warna urine itu. Warna normal urine berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Disamping itu perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya zat warna abnormal, seperti hemoglobin yang menyebabkan warna merah dan bilirubin yang menyebabkan warna coklat. Warna urine yang dapat disebabkan oleh jenis makanan atau obat yang diberikan kepada orang sakit seperti obat dirivat fenol yang memberikan warna coklat kehitaman pada urine. Urin yang di hasilkan oleh praktikan adalah kuning tua jadi, urin praktikan termasuk normal. 3. Buih Buih pada urin normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih,menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkanoleh adanya pigmen empedu (bilirubin) dalam urine. Pada urin praktikan terdapat buih setelah dikocok, yang artinya urin praktikan non patologis. 4. Kekeruhan Biasanya urine segar pada orang normal jernih tapi, tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap. Pada urine praktikan didapati warnanya jernih, yang berarti urine tersebut normal.

5. Bau
Untuk menilai bau urin dipakai urine segar. Bau urine yang normal, tidak tajam ( seperti

amonia). Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh asam-asam organik yang mudah menguap. Bau urin praktikan seperti ammonia, yang berarti non patologis.

B. Pemeriksaan Kimiawi

Você também pode gostar