Você está na página 1de 2

ABORSI DITINJAU DARI PERSEPTIF HUKUM Oleh: Hesti Armiwulan D sen teta!

Fa"ultas Hu"um Uni#ersitas Sura$a%a& Pen'urus (Sa#% Amira) Sura$a%a * men +risis +entre& an'' ta K alisi Perem!uan In, nesia wila%ah Jawa TimurMengutip data kuantitatif yang disampaikan oleh panitia bahwa pada tahun 1994 diperkirakan sekitar 1.000.000 aborsi terjadi di Indonesia. Dari data ini ternyata 50 % dilakukan oleh mereka yang belum menikah yang 10-25% diantaranya adalah remaja. Permasalahan awal yang perlu dibahas dalam diskusi ini adalah sebab-sebab mengapa aborsi tersebut harus dilakukan oleh perempuan. Aborsi yang terjadi karena adanya kelainan-kelainan yang dialami oleh perempuan yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksinya (aborsi spontan . !enis aborsi ini dari perspektif hak asasi manusia maupun dari perspektif hukum sama sekali tidak menumbulkan permasalahan. Permasalahan akan mun"ul apabila menyangkut aborsi pro#okatus dimana terjadi aborsi yang dilakukan dengan sengaja. $eorang perempuan terpaksa harus melakukan aborsi karena keputusan medis. Pengakhiran kehamilan harus dilakukan karena alasan bahwa kehamilan yang terjadi membahayakan ibunya atau alasan kondisi janin "a"at (aborsi pro#okatus terapetikus . $eorang perempuan tidak mampu mempertahankan kehamilannya karena adanya #onis dari dokter terhadap k"s"hatan dan keselamatan nyawanya ataupun bayinya. !enis aborsi ini se"ara hukum dibenarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagaimana telah diatur dalain pasal 1% ayat (1 dan (& 'ndang'ndang (es"hatan )omor &* +ahun 199&. Ada beberapa hal yang dapat di"ermati dari jenis aborsi ini yaitu bahwa temyata aborsi dapat dibenarkan s""ara hukum apabila dilakukan dengan adanya pertimbangan medis. ,alam hal ini berarti dokter atau tenaga keseliatan mempunyai hak untuk melakukan aborsi dengan m"nggunakan pertimbangan ,emi menyelamatkan ibu hamil atau janinnya. -erdasarkan pasal 1% ayat (& 'ndang-'ndang (esehatan )omor &* +ahun 199&. tindakan medis (aborsi sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli. Aborsi tersebut dapat dilakukan dengan persetujuan dari ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluargnya. /al tersebut berarti bahwa apabila prosedur tersebut telah terpenuhi maka aborsi yang dilakukan bersifat legal atau dapat dibenarkan dan dilindungi se"ara hukum. ,engan kata lain #onis medis oleh tenaga kesehatan terhadap hak reproduksi perempuan bukan merupakan tindak pidana atau kejahatan. -erbeda halnya dengan aborsi yang dilakukan tanpa adanya pertimbangan medis sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 1% ayat (1 dan (& 'ndang-'ndang (esehatan )omor &* tahun 199&. aborsi jenis ini disebut dengan aborsi pro#okatus kriminalis. Artinya bahwa tindakan aborsi seperti ini dikatakan tindakan ilegal atau tidak dapat dibenarkan se"ara hukum. +indakan aborsi seperti ini dikatakan sebagai tindakan pidana atau kejahatan. (itab 'ndangundang /ukum Pidana (('/P mengkualifikasikan perbuatan aborsi tersebut sebagai kejahatan terhadap nyawa. Agar dapat membahas se"ara detail dan "ermat mengenai aborsi pro#okatus kriminalis. kiranya perlu diketahui bagaimana konstruksi hukum yang berakitan dengan tindakan aborsi sebagai kejahatan yang ditentukan dalam ('/P. Pasal *40 1 2$eorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu. dian"am dengan pidana penjara paling lama empat tahun.3 Pasal *44 1 (1 -arang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya. dian"am dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. (& !ika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut. dian"am dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal *45 1 (1 -arang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya. dian"am dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun . (& !ika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut. dian"am dengan pidana penjara

paling lama tujuh tahun. Pasal *49 1 !ika seorang dokter. bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal *40. ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan diterangkan dalam pasal *44 dan *45. maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat di"abut hak untuk menjalankan pen"arian dalam mana kejahatan dilakukan. -erdasarkan keempat pasal tersebut diatas maka berarti bahwa apapun alasannya diluar alasan medis perempuan tidak boleh melakukan tindakan aborsi. (alau di"ermati ketentuan dalam ('/P tersebut dilandisi suatu pemikiran atau paradigms bahwa anak yang masih dalam kandungan merupakan subjek hukum sehingga berhak- untuk mendapatkan perlindungan hukum. !uga apabila dilihat dari aspek hak asasi manusia bahwa setiap orang berhak untuk hidup maupun mempertahankan hidupnya sehingga pengakhiran kandungan (aborsi dapat dikualifikasikan sebagai tindakan yang melanggar hak asasi manusia. ,engan kata lain paradigms yang digunakan adalah paradigma yang mengedepankan hak anak (pro life . 6leh karena itu dalam ('/P tindakan aborsi dikualifikasikan sebagai kejahatan terhadap nyawa. Adapun yang dapat dikenai sanksi pidana berkaitan dengan perbuatan aborsi adalah perempuan yang menggugurkan kandungannya itu sendiri dan juga mereka yang terlibat dalam proses terjadinya aborsi seperti dokter. bidan atau juru obat. Persoalannya adalah bagaimana ketentuanketentuan tersebut dapat ditegakkan dengan baik sehingga dapat menjerakan dan meminimalisasikan para peliku kejahatan aborsi tersebut. Persoalan lain yang "ukup penting untuk dipikirkan adalah aborsi apabila ditinjau dari prespektif hak perempuan terhadap alat reproduksi yangg merupakan kodrat yang melekat pada setiap perempuan. Apabila se"ara nor-matif hak anak untuk hidup dilindungi oleh undangundang sehingga konstruksi hukum menggunakan paradigma pro life. bagaimana perlindungan hukum terhadap hak perempuan terhadap alat reproduksinya. apakah perempuan tidak berhak untuk menentukan atau memutuskan hal yang berkaitan dengan fungsi reproduksi atau yang disebut dengan pro "hoi"e. Ada kasus-kasus tertentu yang membuat perempuan hamil harus memutuskan untuk melakukan aborsi. $ebagai "ontoh hamil karena perbuatan kriminal yaitu akibat terjadinya kehamilan yang tidak di kehendaki karena perkosaan. Apakah keputusan aborsi yang dipililinya dikualifikasikan sebagai aborsi pro#okatus kriminalis ataukah dapat dikualifikasikan sebagai aborsi pro#okatus terapetikus. $aya berpendapat apabila pasal 1% ayat (1 dan (& 'ndang-'ndang (esehatan )omor 1* tahun 199& dipahami sebagai 7ujud adanya perlindungan terhadap hak perempuan. maka logikanya alasan medis sebagai upaya untuk meyelamatkan jiwa ibu hamil harus dapat pula diberikan kepada perempuan yang mengalami trauma psikis akibat kejahatan seksual. (alau 'ndang-'ndang (esehatan memberikan kewenangan tenaga kesehatan untuk menyatakan seorang perempuan yang sedang hamil harus diaborsi dengan alasan medis dan untuk pelaksanaannya dengan persetujuan perempuan yang bersangkutan. suami atau keluarganya maka tentunnya perempuan itu sendiri sebagai orang yang mempunyai hak atas fungsi reproduksinya juga kewenangan untuk mengambil keputusan atas dirinya sendiri apabila dirasakan kehamilan itu membawa penderitaan atau trauma berkepanjangan. (eputusan untuk melakukan aborsi dalam kasus seperti ini baru dapat dikatakan legal atau dibenarkan oleh hukum apabila ada persetujuan dari t"naga ahli seperti Psikiater atau Psikolog. ,engan kata lain pemahaman terhadap pasal 1% ayat (1 dan (& 'ndang-'ndang (esehatan harus diperluas. sehingga perlindungan terhadap hak p"rempuan benar-benar diakui se"ara normatif. KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN ADA.AH KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN& O.EH KARENA ITU HARUS DIHENTIKAN
Disam!ai"an !a,a ,is"usi !lanel ,en'an tema (A$ rsi Ditin/au ,ari Se'i Me,is& Psi" l 'i ,an Hu"um) %an' ,iselen''ara"an leh PKBI 0Per"um!ulan Keluar'a Beren1ana In, nesia2 Daerah /awa Timur& !a,a tan''al 34 Juli 3555 ,i 6e,un' 6raha *i%ata Uni#ersitas 78 A'ustus 749: Sura$a%a

Você também pode gostar