Você está na página 1de 9

ANALISA LAMA WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UD TT JAYA SAYUNG DEMAK

Ir.Hj.Eli Masidah, MT1) Akhmad Syakhroni,ST., MEng2) 1) Dosen Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung 2) Dosen Teknik Industri Universitas Islam Sultan Agung ABSTRAK UD. TT JAYA Sayung Demak adalah sebuah usaha home industri yang bergerak dalam usaha pembuatan tahu di daerah Sayung Demak. Usaha milik Bapak H. Mat Rodhi ini memiliki 15 karyawan, dimana pekerja melakukan aktivitas dari perendaman bahan baku, penggilingan, pemasakan, penyaringan, pencetakan dan pemotongan hasil. Aktivitas tersebut dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang lama, bahkan pekerja didominasi oleh sikap kerja berdiri yang dapat menimbulkan kelelahan yang disebabkan oleh beban kerja yang cukup berat , dan waktu istirahat yang tidak teratur mengakibatkan pekerja merasa cepat lelah. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian pada stasiun pengilingan dan stasiun pengangkatan produk jadi, pada stasiun pengilingan pekerja mengangkat sari kedelai kedalam stasiun pemasakan secara berulang kali dan membutuhkan tenaga yang tidak sedikit sehingga pekerja mengeluh tentang waktu istirahat yang tidak teratur, sedangkan pada stasiun pengangkatan produk jadi pekerja mengangkat produk yang sudah jadi kedalam tong diangkat kedalam mobil untuk dikirim, pekerja pada stasiun ini juga membutuhkan tenaga ektra karena pengangkatan tiap tong beratnya sekitar 50 kg dan juga waktu pengangkatan yang berulang-ulang. Oleh karena itu penulis mengambil penelitian tentang analisa penentuan lama waktu istirahat terhadap produktivitas kerja di UD TT Jaya yang nantinya dapat memberikan masukan masukan perusahaan tersebut. Analisis data yang digunakan menggunakan penilaian beban kerja fisik terdiri dari denyut nadi (denyut/menit, % CVL (Cardiovasculair Strain), menghitung nadi pemulihan, menghitung konsumsi energi, dan menghitung waktu istirahat. Hasil perhitungan waktu istirahat dengan pendekatan fisiologis pada stasiun pengilingan kedelai sudah memadai sehingga tidak dibutuhkan penambahan waktu istirahat. Perhitungan waktu istirahat pada stasiun pengangkatan produk jadi untuk saat ini kurang memadai, sehingga dibutuhkan penambahan waktu istirahat yaitu dengan waktu penambahan 4,37 menit dari waktu istirahat awal selama 30 menit. Kata kunci : Penentuan lama waktu istirahat, Beban kerja ,Denyut nadi

ABSTRACT UD. TT Sayung Demak Jaya is a home business industry engaged in the business of making out in the Sayung Demak. Enterprises owned by Mr. H. Mat Rodhi has 15 employees, where workers perform activities of soaking raw materials, grinding, cooking, filtering, printing and cutting results. Activity is done manually and takes a long time, even workers stand dominated by work attitudes that can lead to fatigue caused by a heavy workload, and rest periods are irregular lead workers to feel tired. Investigators therefore conducted a study on the removal of the station and the station pengilingan finished products, the workers lift station pengilingan soymilk into cooking stations repeatedly and requires quite a bit of power so that the workers complained about irregular breaks, while the finished product removal station workers lifted the finished product in a barrel lifted into the car to be shipped, the workers at this station also requires extra effort because of the removal of each barrel weighs about 50 kg and is also a repetitive lifting. Therefore, the authors took the research on the analysis of the determination of the length of time resting on the productivity of labor in UD TT Jaya which will be providing input - input company.

Data analysis using the assessment of physical workload consists of the pulse (beats / min,% CVL (Cardiovasculair Strain), recovery pulse count, calculate energy consumption and calculate the break. The results of the calculation of the break with a physiological approach to the station pengilingan sufficient soy so it takes additional time off. Calculation of break time on finished product for the removal of the station is currently inadequate, so it takes additional time off is a time of 4.37 minutes from the time the addition of an early break for 30 minutes. Keywords: Determination of the length of time of rest, work load, pulse 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Faktor pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama proses kerja terjadi kelelahan. Hal ini diakibatkan oleh dua hal yaitu kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis. Adapun yang dimaksudkan dengan kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan faal tubuh. Perubahan faal tubuh dari kondisi segar menjadi letih akan mempengaruhi keoptimalan kinerja pekerja. Pemulihan kondisi faal tubuh untuk kembali pada kondisi segar selama beraktivitas merupakan hal p en ting yang per lu d ip erha tik an. S a lah satu fak tor ya ng d apa t mempengaruhi pemulihan energi adalah istirahat. Pekerja yang bekerja dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan periode dan frekuensi yang berbeda dengan pekerja yang bekerja dengan beban kerja ringan. Sehingga lamanya waktu istirahat tidak sesuai dengan beban kerja yang diberikan akan menyebabkan pekerja berada dalam kondisi yang tidak optimal. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan dampak yang negatif, seperti waktu pengerjaan yang lebih lama, terjadinya produk cacat, timbulnya kecelakaan kerja dan sebagainya. Sedangkan pengukuran beban psikologis dalam suatu pekerjaan dapat berubah setiap saat. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja (internal) atau dari luar diri pekerja/lingkungan (eksternal). Baik faktor internal maupun eksternal sulit untuk dilihat secara kasat mata, sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat diukur secara objektif, ataupun dari tingkah laku dan penuturan pekerja sendiri yang dapat diidentifikasikan. UD. TT JAYA Sayung Demak adalah sebuah usaha home industri yang bergerak dalam usaha pembuatan tahu didaerah Sayung Demak. Usaha milik Bapak H. Mat Rodhi ini memiliki 15 karyawan, dimana pekerja melakukan aktivitas dari perendaman bahan baku, penggilingan, pemasakan, penyaringan, pencetakan dan pemotongan hasil. Aktivitas tersebut dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang lama, bahkan pekerja didominasi oleh sikap kerja berdiri yang dapat menimbulkan kelelahan yang disebabkan oleh beban kerja yang cukup berat , dan waktu istirahat yang tidak teratur mengakibatkan pekerja merasa cepat lelah. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian pada stasiun pengilingan dan stasiun pengangkatan produk jadi, pada stasiun pengilingan pekerja mengangkat sari kedelai kedalam stasiun pemasakan secara berulang kali dan membutuhkan tenaga yang tidak sedikit sehingga pekerja mengeluh tentang waktu istirahat yang tidak teratur, sedangkan pada stasiun pengangkatan produk jadi pekerja mengangkat produk yang sudah jadi kedalam tong diangkat kedalam mobil untuk dikirim, pekerja pada stasiun ini juga membutuhkan tenaga ektra karena pengangkatan tiap tong beratnya sekitar 50 kg dan juga waktu pengangkatan yang berulang-ulang. Oleh karena itu penulis mengambil penelitian tentang pengaruh penentuan lama waktu istirahat terhadap produktivitas kerja di UD TT Jaya yang nantinya dapat memberikan masukan masukan perusahaan tersebut. 1.2. Perumusan Masalah 1. Berapa lama waktu istirahat yang seharusnya dibutuhkan pekerja untuk recovery berdasarkan beban kerja di UD. TT JAYA Sayung Demak? 2. Bagaimana penentuan lama waktu istirahat berdasarkan beban kerja? 1.3. Pembatasan Masalah 1. Penelitian dilakukan pada pekerja di bagian pengilingan kedelai dan pengangkatan produk jadi di UD. TT JAYA Sayung Demak karena pada stasiun pengilingan kedelai, pekerja

2.

mengangkat sari kedelai ke stasiun pemasakan secara berulang kali dan membutuhkan tenaga yang tidak sedikit sehingga pekerja mengeluh tentang waktu istirahat yang tidak teratur, sedangkan pada stasiun pengangkatan produk jadi pekerja mengangkat produk yang sudah jadi dalam tong diangkat ke mobil untuk dikirim, pekerja pada stasiun ini juga membutuhkan tenaga ektra karena pengangkatan tiap tong beratnya sekitar 50 kg dan juga waktu pengangkatan yang berulang-ulang Penilaian beban kerja dilakukan berdasarkan metabolisme tubuh yang meliputi asupan oksigen, denyut nadi atau jantung.

1.4. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui lama waktu istirahat berdasarkan beban kerja di UD. TT JAYA Sayung, Demak? 2. Landasan Teori 2.1 Definisi Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Ergonomi adalah studi tentang aspekaspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering manajemen secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan serta evaluasi dari sebuah produk. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi. 2.2. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload). Karena keduanya, baik underload maupun overload akan menyebabkan stress. 2.3.Beban Kerja Menurut sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, maupun kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan. 1.3.1. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja a. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Eksternal 1. Tugas-tugas (task) Meliputi tugas bersifat fisik seperti,ruangkerja, tata departemen tempat kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi pekerja dan

2. 3.

b. 1. 2.

sebagainya. Organisasi Kerja Organisasi kerja meliputi lamanya waku kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja ini dapat memberikan beban tambahan yang meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis. Beban Kerja Oleh Karena Faktor Internal Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan, dan sebagainya) Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan sebagainya).

2.3.2. Penilaian Beban Kerja Fisik a. Metode Penilaian Langsung Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang mahal. b. Metode Penilaian Tidak Langsung Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja. 2.4. Pemulihan Energi Saat Istirahat Irama antara konsumsi energi dan pembayaran kembalinya, atau pergantian antara bekerja dan pemulihannya berlaku sama bagi semua fungsi tubuh. Oleh karena itu pemulihan sangat diperlukan bagi keseluruhan orang maupun jantung atau otot. Waktu istirahat merupakan kebutuhan Fisiologis yang tidak dapat ditawar demi untuk mempertahankan kapasitas kerja. Setiap fungsi tubuh manusia dapat dilihat sebagai keseimbangan ritmis antara kebutuhan energi (kerja) dengan penggantian kembali sejumlah energi yang telah digunakan (istirahat). Kedua proses tersebut merupakan bagian integral dari kerja otot, kerja jantung dan keseluruhan fungsi biologis tubuh. Dengan demikian jelas bahwa untuk memelihara performansi dan efisiensi kerja, waktu istirahat harus diberikan secukupnya, baik antara waktu kerja maupun di luar jam kerja (istirahat pada malam hari). 2.4.1. Periode Istirahat Ada 4 tipe istirahat yang dapat dibedakan: a. Spontan Istirahat spontan jelas merupakan istirahat yang diselipkan oleh pekerja sendiri untuk mengaso. Meski tidak akan memakan waktu lama meskipun sering dilakukan, terutama pada pekerjaan yang berat. b. Tersembunyi Melakukan pekerjaan yang tidak perlu bagi tugas yang sedang iya tangani. Banyak juga tempat-tempat yang memungkinkan waktu mengaso jenis itu, misalnya membersihkan komponen mesin, membenahi bangku kerja, duduk yang enak dan lain-lain. c. Kondisi pekerja Istirahat kondisi kerja terdiri atas segala tipe waktu tunggu, tergantung pada pengaturan pekerja atau gerakan dari mesin. Seringkali waktu tunggu semacam itu terjadi ketika operasi mesin telah selesai, perkakas harus didinginkan, menanti datangnya komponen, atau operasi perawatan mesin. d. Telah ditentukan

Istirahat telah ditentukan dibuat berdasarkan studi kerja. Kalau ditentukan banyaknya waktu istirahat pendek yang diselipkan selama bekerja, maka ternyata bahwa mengaso tersembunyi dan mengaso spontan akan berkurang jumlahnya. 2.4.2. Pengaruh Waktu Kerja dan Waktu Istirahat. Pengaturan waktu istirahat harus disesuaikan dengan sifat, jenis pekerjaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti lingkungan kerja panas, dingin, bising dan berdebu. Namun demikian secara umum, di Indonesia telah ditentukan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan selebihnya adalah waktu istirahat. Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang telah ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu-waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi. Pemberian waktu istirahat tersebut secara umum dimaksudkan untuk: Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja. a) Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran. b) Memberikan kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial. 2.4.3. Penentuan Waktu Istirahat Dengan Menggunakan.Pendekatan Fisiologis Oleh sebab itu penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut: E = 1,80411 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2 Dimana: E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit) Setelah melakukan penghitungan diatas, kita dapat menghitung konsumsi energi dengan menggunakan persamaan : K= Et Ei Dimana: K = Konsumsi energi (kilokalori/menit) Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (kilokalori/menit) Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan 1 liter oksigen sama dengan 4,7 5,0 kilokal/menit. Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan waktu istirahat dengan menggunakan persamaan sbb:

T ( K - S) (menit) K 1.5

Dimana : R = Waktu istirahat yang diperlukan (menit) T = Total waktu yang dipergunakan untuk kerja (menit) K...= Rata-rata energi yang dikonsumsikan untuk kerja (Kcal/menit) S = Standart beban kerja normal yang diaplikasikan (Kcal/menit) 3. Analisa dan Pembahasan 3.1.1. Penilaian Beban Kerja Metode Tidak Langsung Penilaian beban kerja secara tak langsung adalah dengan mengukur denyut nadi selama bekerja. Kategori beban kerja pada metode ini ditentukan melalui dua variabel yaitu beban kardiovaskuler (% CVL), bisa juga diestimasi dengan denyut nadi pemulihan dan denyut nadi kerja. Penilaian beban kerja secara tak langsung adalah dengan mengukur denyut nadi selama bekerja. Kategori beban kerja pada metode ini ditentukan melalui dua variabel yaitu beban

kardiovaskuler (% CVL), bisa juga diestimasi dengan denyut nadi pemulihan dan denyut nadi kerja. Tabel 1 Hasil Penilaian Beban Kerja Metode Tak Langsung

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rerata tertinggi dari denyut nadi kerja (DNK) dan beban kardiovaskuler (% CVL) ada pada pekerja bagian pengangkatan produk jadi dengan nilai 145,83 denyut per menit dan 57,073% yang tergolong dalam kategori beban kerja berat, karena 145,83 > 100 denyut per menit dan 57,073% > 30 %. Sedangkan pada kelompok bagian penggilingan rerata DNK dan % CVL diperoleh nilai sebesar 117,68 denyut per menit dan 30,86 yang tergolong dalam kategori beban kerja sedang. Dari Tabel 4.13 dapat dilihat rerata P1, P2, P3 dan P1 P3 untuk kelompok pekerja bagian penggilingan adalah 79,332 denyut per menit dan 13,904 denyut per menit. Sedangkan kelompok pekerja bagian pengangkatan adalah 79,507 denyut per menit dan 12,714 denyut per menit. Dari nilai tersebut maka dapat dikategorikan untuk kelompok pekerja penggilingan kedelai mempunyai nadi pemulihan normal dan juga perlu redesain pekerjaan dan pengangkatan produk jadi mempunyai nadi pemulihan normal dan juga perlu adanya redesain pekerjaan karena P1 P3 10. 3.1.2. Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja Dari kedua pengukuran baik dengan metode langsung dan tak langsung hasil yang diperoleh dapat dibandingkan seperti terlihat pada dibawah ini: Tabel 2 Perbandingan Hasil Penilaian Beban Kerja

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa % CVL dikatakan dalam kategori beban kerja Berat untuk stasiun pengilingan dan pengangkatan karena dalam penentuan % CVL > 30% berdasarkan denyut nadi. Karena pekerja melakukan pekerjaan yang berulang-ulang sehingga mengakibatkan peningkatan dalam laju denyut nadi. 3.1.3. Penilaian Waktu Istirahat Untuk Metode Pendekatan Fisiologis Dari perhitungan waktu istirahat untuk stasiun pengilingan kedelai dan stasiun pengangkatan produk jadi dengan metode pendekatan fisiologis diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Untuk Stasiun Penggilingan Kedelai Et = 5,64 Kcal/min Ei = 1,69 Kcal/min K = 3,94 Kcal/Min Karena nilai K = 3,94 kcal/min < 5 yaitu energi yang dikeluarkan selama bekerja kurang dari nilai standar energi yang dikeluarkan (pria = 5 kcal/mnt, wanita = 4 kcal/mnt. Artinya waktu istirahat untuk saat ini sudah memadai, sehingga tidak membutuhkan penambahan waktu istirahat pada stasiun pengilingan kedelai tersebut. 2. Untuk Stasiun Pengangkatan Produk Jadi Et = 8.50 Kcal/min Ei = 3.23 Kcal/min

K = 5.27 Kcal/Min Karena nilai K = 5,27 kcal/min > 5 yaitu energi yang dikeluarkan selama bekerja lebih dari nilai standar energi yang dikeluarkan (pria = 5 kcal/mnt, wanita = 4 kcal/mnt. Artinya waktu istirahat untuk saat ini kurang memadai, sehingga dibutuhkan penambahan waktu istirahat pada stasiun pengangkatan produk jadi yaitu dengan waktu penambahan 4,37 menit , sehingga total istirahat yang seharusnya dipakai menjadi 34,37 menit karena adanya penambahan 4,37 menit dari 30 menit waktu istirahat sebelum perhitungan berdasarkan beban kerja dan konsumsi energi pekerja. 4. 1. Kesimpulan dan Saran Perhitungan waktu istirahat dengan pendekatan fisiologis pada stasiun penggilingan kedelai didapatkan nilai K = 3,942 kkal/min < 5, yaitu energi yang keluarkan selama bekerja lebih rendah dari nilai standar energi yang dikeluarkan (pria = 5 kkal/mnt, wanita = 4 kkal/mnt). Artinya waktu istirahat untuk saat ini sudah memadai, sehingga tidak dibutuhkan penambahan waktu istirahat pada stasiun pengilingan kedelai tersebut. 2. Perhitungan waktu istirahat dengan pendekatan fisiologis pada stasiun pengangkatan produk jadi didapatkan nilai K = 5,27 kkal/min > 5 yaitu energi yang dikeluarkan selama bekerja lebih dari nilai standar energi yang dikeluarkan (pria = 5 kkal/mnt, wanita = 4 kkal/mnt). Artinya waktu istirahat untuk saat ini kurang memadai, sehingga dibutuhkan penambahan waktu istirahat pada stasiun pengangkatan produk jadi yaitu dengan waktu penambahan 4,37 menit , sehingga total istirahat yang seharusnya dipakai menjadi 34,37 menit karena adanya penambahan 4,37 menit dari 30 menit waktu istirahat sebelum perhitungan berdasarkan beban kerja dan konsumsi energi pekerja. 4.1. Saran 1. Perlu dilakukan penambahan waktu istirahat pada stasiun pengangkatan produk jadi agar pekerja tidak merasakan kelelahan dengan cara penambahan waktu istirahat di stasiun tersebut. 2. Perlu dilakukan istirahat walaupun sebentar diluar jam istirahat biasa, hal ini dilakukan agar terjadi pemulihan tenaga dan konsentrasi bagi pekerja untuk meningkatkan hasil kerjanya.

PUSTAKA Christensen, E.H. Physiology of work. Dalam: Parmeggiani, L. ed. Encyclopedia of Occupational Health and Safety, Third (revised) edt. ILO, Geneva: 1698-1700. 1991 Grandjean, E., Pitting The Task To The Man: An Ergonomic Approach, London: Taylor and I'ifliicis. 1993 Kilbon, A. Measurement and Assessment of Dinamic Work. Dalam: Wilson,J.R.& Corlett, E.N.eds.Evaluation of Human Work;A Praktical Ergonomics Methodology. Taylor & Francis Great Britain: 520-543. 1992 Konz. Phisiology of Body Movement Dalam Battacharya, A. & McGlothin, J.D.eds. Occupational Ergonomic.Marcel Dekker Inc. USA:47-61. 1996 Manuaba, Adnyana. Ergonomi Dalam Industri. Universitas Udayana. 2005 Nurmianto, Eko. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya. Surabaya. 1996 Pulat, B.M. 1992. Fundamentalof Industrial Ergonomics, Prentice Hall, Englewood Cliffs. New Jersey. Purnomo, BR. Pendekatan Biomekanika untuk Desain Beban Kerja dan Perbaikan Metode Kerja pada Pekerja Mebel Mangga. Teknik Industri. Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak dipublikasikan). 2006 Sastrowinoto, Suyatno. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. PT. Pustaka Binaman Pessindo. Jakarta. 1985 Sumamur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta. 1982 Sutalaksana, Iftikar. Teknik Tata Cara Kerja. TI ITB Bandung. 1995 Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. Ergonomi Untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA PRESS, Surakarta, 2004 Theresia L, Sudri N.M, dan Yusnita E. Penentuan lamanya waktu istirahat berdasar beban kerja. ITI. Serpong Tangerang. 2006 Widodo,S. Penentuan Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Dengan Pendekatan Fisiologis. Tugas AkhirJurusan teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiah. Surakarta. 2008 Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Study Gerak dan Waktu, Guna Widya, Jakarta, 1995

LAMPIRAN

Mulai Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan

Pengumpulan Data : 1. Mengidentifikasi proses produksi, fasilitas kerja, dan lingkungan fisik pada masingmasing stasiun kerja dari segi ergonomi. 2. Data yang digunakan antara lain : denyut nadi pada saat waktu kerja dan denyut nadi pada waktu istirahat pada stasiun penggilingan kedelai dan stasiun pengangkatan produk jadi. Pengolahan data : 1. Menghitung kebutuhan konsumsi energi pekerja. 2. Menghitung beban kerja 3. Menghitung waktu istirahat

Analisa Hasil

Kesimpulan dan Saran Selesai

Você também pode gostar